Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122772 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinta
"Pemenuhan permintaan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki perusahaan ditengah tingginya persaingan pada industri pelumas. Fokus dari penelitian yang dilakukan adalah melakukan pemetaan dan perancangan perbaikan proses pemenuhan permintaan dengan menggunakan metode Business Process Reengineering. Dibangun enam skenario perbaikan yang disimulasi dengan menggunakan software Oracle BPM. Dari hasil simulasi, skenario enam merupakan skenario terbaik yang menghasilkan pengurangan waktu pemenuhan permintaan sebesar 44% menjadi 5 hari dan 17 jam, dengan kinerja yang meningkat dari 68% menjadi 97%.

Order fulfillment is one of the core competencies which required by lubricant company, especially during tough competition in the market. Due to that reason, the focus of the study is to design process improvement of order fulfillment process using Business Process Reengineering method. In the study, six scenario improvements are built using Oracle BPM software. From all scenarios, scenario six showing the best result, this scenario reduces order fulfillment time by 44% to 5 days and 17 hours, with increasing performance from 61% to 97%."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Azzahrah Fikri
"Untuk mengatasi COVID-19, vaksin perlu didistribusikan secara masif dan cepat. Pada kenyataannya, ditemukan beberapa permasalahan dalam pendistribusian vaksin COVID-19, antara lain manajemen pemesanan yang tidak efisien, birokrasi yang memakan waktu, dan ketinggalan penerbangan yang berujung pada penarikan vaksin ke pusat distribusi. Manajemen rantai pasokan memainkan peran penting dalam memastikan efisiensi distribusi vaksin COVID-19. Makalah ini bertujuan untuk merancang peningkatan distribusi outbound vaksin COVID-19 di Indonesia untuk meningkatkan kinerja logistik menggunakan Business Process Reengineering. Observasi dilakukan untuk memperoleh data primer penelitian ini, dan waktu diperoleh dari data historis. Proses tersebut dipetakan menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN) dan disimulasikan menggunakan software iGrafx. Kajian ini menghasilkan peningkatan radikal pada distribusi outbound vaksin COVID-19, yang mengubah waktu proses dari 74,57 jam menjadi 35,81 jam, dengan penerapan Sistem Informasi dengan Integrasi API, QR Code, dan teknologi Sign on Glass.

To tackle COVID-19, the vaccine needs to be distributed massively and rapidly. In reality, some problems are found in COVID-19 vaccine distribution, including inefficient order management, time-consuming bureaucracy, and missed flights that lead to the withdrawal of vaccines to the distribution center. Supply chain management plays a significant role in ensuring the distribution efficiency of the COVID-19 vaccine. This paper aims to design the improved outbound distribution of the COVID-19 vaccine in Indonesia to increase logistics performance using Business Process Reengineering. Observation is conducted to gain primary data of this research, and time is obtained from historical data. The process is mapped using Business Process Model and Notation (BPMN) and simulated using iGrafx software. This study results in a radical improvement of the COVID-19 vaccines' outbound distribution, which changes the process time from 74,57 hours to 35,81 hours, with implementation Information Sistem with API Integration, QR Code, and Sign on Glass technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ershabella Christy
"Skripsi ini membahas langkah-langkah perbaikan proses bisnis dengan menggunakan metode Business Process Reengineering (BPR). Proses bisnis yang menjadi objek adalah finished good quality release di divisi Quality Food Safety. Hasil akhir dari studi ini adalah sebuah strategi bisnis yang merupakan solusi dari permasalahan yang terjadi dalam proses ini.
Dalam pencapaian solusi, dilakukan proses evaluasi, rekayasa ulang, dan perbaikan sistem ERP (Enterprise Resource Planning). Untuk memprediksi implementasi perbaikan, digunakan perangkat lunak Oracle®. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa solusi yang diajukan dapat menurunkan process lead time dan meningkatkan kuantitas quality report yang dirilis.

The focus of this study is to conduct business process improvement using Business Process Reengineering (BPR). The objective process is finished good on time release in Quality Food Safety Division. The deliverable key of this study is some comprehensive business strategies which are the solutions of the root problems.
To achieve the goal, evaluation, reengineering, and improvement the ERP system are conducted. To visualize the predicted implementation, a simulation model is built using software Oracle®. The output of simulation showed that proposed solution could effectively reduce the process lead time and increase the number of quality release.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nashira Nattaya
"Waktu tunggu yang lama merupakan masalah yang kerap terjadi pada pelayanan publik di berbagai negara. Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan publik tidak seharusnya memberatkan pasien dengan waktu tunggu yang lama, terutama pada lansia. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian terbesar di dunia dan prevalensinya terus meningkat seiring pertambahan usia. Proyeksi peningkatan populasi lansia yang signifikan di Indonesia merupakan tantangan bagi unit kardiologi di rumah sakit untuk meningkatkan efisiensi layanannya.
Penelitian ini bertujuan merancang perbaikan proses layanan rawat jalan pada unit kardiologi (poliklinik jantung) untuk mendapatkan optimalisasi waktu keseluruhan pelayanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Business Process Reengineering dan mempertimbangkan peluang dari perkembangan teknologi dalam perancangan solusi perbaikan proses.
Studi kasus dilakukan pada suatu rumah sakit swasta di Tangerang Selatan, Indonesia. Empat skenario rancangan perbaikan proses disimulasikan dengan software iGrafx BPMN dan hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan Internet of Things (IoT) untuk penangkapan data Rekam Medis Elektronik (RME) menghasilkan proses yang paling efisien, dengan penurunan waktu keseluruhan kunjungan pasien rawat jalan sebesar 46,94%.

Long waiting time is an issue in most public services around the world. Hospital as a healthcare facility should not stress its patients with long waiting time, especially when it comes to elderly. Cardiovascular disease (CVD) represents 31% of global deaths and its prevalence rate escalates as aging. Expecting a significant increase in elderly, outpatient cardiological clinics in Indonesia are facing efficiency challenge.
This study aims to design process improvement in outpatient cardiological clinic in order to gain the optimized spent by patients. This research utilizes Business Process Reengineering approach and opportunity given by latest technology in designing the improvement.
A case study is conducted at a private hospital in South Tangerang, Indonesia. Four scenarios of process improvement design are simulated using iGrafx BPMN software. The research outcome shows that using Internet of Things (IoT) for Electronic Medical Record (EMR) data capture results in the most streamlined and efficient outpatient workflow, reducing about 46.94% of time spent in one outpatient visit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanni Attarfi
"Pandemi COVID-19 berdampak pada penjualan kendaraan otomotif. Banyak perusahaan otomotif yang mengalihkan fokus dari penjualan ke layanan purna jual, dan tren layanan purna jual mulai pulih dan memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan. Seiring dengan pertumbuhan teknologi digital dan e-commerce, perusahaan otomotif harus beradaptasi dan mengembangkan strategi baru untuk bersaing dengan pesaing mereka dan memaksimalkan potensi mereka dalam layanan purna jual. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan proses bisnis dengan menggunakan Business Process Reengineering (BPR) untuk meningkatkan efisiensi waktu perjalanan layanan purna jual di salah satu perusahaan otomotif di Indonesia. Metode tersebut digunakan untuk merancang perbaikan perjalanan layanan menggunakan perangkat lunak iGrafx. Penyempurnaan dilakukan pada seluruh perjalanan layanan mobil, mulai dari penerimaan pelanggan hingga pengiriman layanan dan pembayaran. Pengumpulan data mengenai proses service mobil dilakukan di salah satu perusahaan otomotif di Indonesia. Metode tersebut terdiri dari tiga langkah yaitu mapping as-is process, analisis as-is process, dan modeling to-be process. Hasil dari penelitian ini didapatkan skenario solusi proses to-be dengan pengurangan waktu paling tinggi.

The COVID-19 pandemic has harmed automotive vehicle sales. A lot of automotive companies have shifted their focus from sales to after-sales service, and the trend in after- sales service is starting to recover and has a big contribution to the revenue. Along with the growth of digital technology and e-commerce, automotive companies must adapt and develop new strategies to compete with their competitors and maximize their potential in after-sales service. This study aims to design business process improvements by using Business Process Reengineering (BPR) to increase the time efficiency of the after-sales service journey in one of the automotive companies in Indonesia. The method is used to design improvements to the service journey using the iGrafx software. Improvements are carried out on the whole journey of car service, starting from customer reception until service delivery and payment. Data collection regarding the car service process was collected in one of the automotive companies in Indonesia. The method consists of three steps namely mapping as-is process, analyzing as-is process, and modelling to-be process. The results of this study obtained an improvement scenario of a to-be process with the highest reduction in time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amaliyah Agustin
"Efisiensi proses dibutuhkan pada produksi jus kemasan untuk memenuhi permintaan produk yang terus meningkat. Proses produksi yang dilakukan secara manual menyebabkan kerugian waktu, menimbulkan risiko bottleneck, dan menghasilkan waste karena pengerjaan proses membutuhkan waktu lama. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan proses produksi jus kemasan dengan mengeliminasi waste yang terjadi sehingga produktivitas dan efisiensi proses meningkat. Process Activity Mapping dan Waste Assessment digunakan untuk pemetaan aktivitas dan identifikasi waste. Perancangan perbaikan dilakukan dengan pendekatan Business Process Reengineering (BPR) melalui implementasi kombinasi BPR best practices dan simulasi menggunakan perangkat lunak iGrafx. Perbaikan dilakukan pada keseluruhan proses produksi yang memiliki tiga tahapan yaitu tahap pembuatan puree, tahap produksi, dan tahap pengemasan. Penelitian ini menghasilkan tiga rancangan alternatif solusi perbaikan. Model dari tiga rancangan solusi perbaikan kemudian disimulasikan dan menghasilkan waktu proses produksi yang berbeda untuk setiap solusi. Solusi ketiga menunjukan penurunan waste sebesar 47,62% yang menghasilkan peningkatan efisiensi terbaik yaitu sebesar 57,62%.

Process efficiency is required in packaged juice production to meet the greater demand of its product. The manual production process causes time loss, poses a bottleneck, and results in waste due to the time-consuming process. This study aims to design an improvement in the production process of packaged juice by eliminating the waste that occurs to increase the productivity and efficiency of processing. Process Activity Mapping and Waste Assessment are used to map the activities and identify waste. The improvement design is executed using a Business Process Reengineering (BPR) approach through implementing a combination of BPR best practices and simulation using iGrafx software. Process improvement involves the entire production process that consists of three stages, namely the stage of making puree, the stage of production, and the stage of packaging. This research resulted in three alternative designs of improvement solutions. The three models of the improvement solutions are then simulated and produce a different production process time for each solution. The third solution shows a 47.62% decrease in waste, and thus it results in the best efficiency increase of 57.62%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Fitri Muharommah
"Sektor jus kemasan Indonesia memiliki pasar yang besar dan berkontribusi terhadap PDB negara. Gudang berperan sebagai tempat penyimpanan dan sumber informasi ketersediaan barang untuk memenuhi permintaan konsumen. Masih terdapat tantangan di gudang yang dapat menurunkan efisiensi operasi gudang dan membuatnya kurang responsif terhadap kebutuhan pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan operasional pergudangan pada industri jus kemasan melalui pendekatan Business Process Reengineering (BPR) dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan efisiensi waktu. Model sistem informasi juga dirancang untuk mendukung hasil proses perbaikan dengan skenario 4 yang menggunakan automated inventory system berbasis RFID, handheld mobile computer, dan automated picking direction by voice yang memiliki efisiensi waktu paling tinggi yaitu untuk gudang bahan baku inbound (8%), outbound (25%), stock opname (35%) dan gudang barang jadi untuk inbound (3%), outbound (45%), dan stock opname (25%).

Indonesia's packaged juice sector has a large market and contributes to the country's GDP. It is necessary to have a supply chain that responds to high customer demand to meet these needs. The warehouse acts as a storage and a source of information on the availability of goods to meet consumer demand, giving a significant impact on overall business process operations. There are still challenges in the warehouse that might lower warehouse operations' efficiency and make them less responsive to customer needs. This study aims to design improvements of the warehousing operations in the packaged juice industry through a Business Process Reengineering (BPR) approach by utilizing Internet of Things (IoT) technology to improve the time efficiency. The information system model is also designed to support the results of the improvement process with scenario 4 which uses RFID-based inventory management, handheld mobile computers, and automated picking direction by voice which have the highest time efficiency, namely for raw material warehouses, inbound (8%), outbound (25%) ), and stock opname (35%) and finished goods warehouse, for inbound (3%), outbound (45%), and stock opname (25%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Widya Pratiwi
"Pada saat KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) ingin menjalankan sebuah proyek maka diharuskan untuk mengajukan usulan dokumen usulan yaitu AFE (Authorization For Expenditure) kepada BPMIGAS. Hal ini bertujuan untuk memonitoring kegiatan KKKS, data yang ada dalam dokumen tersebut akan mencangkup mengenai pengerjaan proyek tersebut seperti informasi lengkap KKKS mengenai kegiatan yang diusulkan, mengetahui rincian biaya proyek, pengandalian biaya, pertahapan proyek dan pemeriksaan keuangan. Dari banyaknya dokumen yang akan diperiksa tentunya acap kali sering terjadi keterlambatan dalam proses pemeriksaan sehingga perlunya perubahan dalam bisnis proses lama menjadi bisnis proses yang baru yang dapat meningkatkan efisiensi dalam proses pemeriksaan yaitu dengan menggunakan metode BPR (Business Process Reengineering). Dalam proses perekayasaan ulang tersebut nantinya akan dibantu oleh Sistem Informasi untuk memudahkan dalam memonitor pergerakan tahapan untuk setiap dokumen usulan.

AFE (Authorization For Expenditure) is the proposal document to BPMIGAS when KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) want to run a project. They submit the document to monitor the activities in project, the data contained in the document will covers the construction project as complete information such as project cost detail, project cost control, project phase and auditing. When the document come will be checking to complete contain, if contain document is complete the next process is reviewing, often in delay process in reviewing make planning to start a project in KKKS will be pending so that need for improve business process make more efficiency with BPR (Business Process Reengineering). In the reengineering process, system information will be helped flow of movement monitoring proposal document stages for each document."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Tumbur Agustin
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah ketersediaan barang yang dapat menimbulkan keluhan konsumen dengan menggunakan pendekatan Business Process Reengineering pada sebuah perusahaan perdagangan suku cadang otomotif. Dengan memetakan kembali proses bisnis yang terjadi di perusahaan dapat diperoleh sebuah pemahaman yang benar mengenai proses yang terjadi di perusahaan sehingga dapat dilakukan perbaikan. Pendekatan dalam merancang proses bisnis dapat menggunakan pendekatan secara sistematis dan pendekatan clean sheet (menggunakan metode idealisasi). Kedua pendekatan ini dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Perbandingan dari proses sekarang dan proses yang dirancang belum memberikan hasil yang maksimal hal ini terjadi karena adanya perbedaan aktivitas antara aktivitas saat ini dengan aktivitas yang dirancang. Perbedaan aktivitas ini menyebabkan perubahan budaya kerja dari budaya kerja administratif ke budaya kerja yang lebih terencana. Kesiapan dukungan sistem informasi sangat dibutuhkan untuk kelancaran implementasi proses bisnis yang baru.

ABSTRACT
This research aims to solve the problem of availability of goods which can lead to consumer complaints using Business Process Reengineering approach on an auto spare parts trading company. By mapping business processes that occurred back in the company can be obtained by a correct understanding of the processes occurring in the company so it can be repaired. Approach in designing business processes can use a systematic approach and a clean sheet approach (using the method of idealization). Both approaches are combined to obtain better results. Comparison of the current process and process designed yet provide maximum results this is the case because of the difference in activity between the current activity with the activities designed. These differences lead to changes in the activity of the working culture of administrative work culture to work culture more planned. Preparedness information system support is needed for the smooth implementation of new business processes."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Wicaksono
"Jumlah oli pelumas bekas yang terus bertambah menjadi masalah lingkungan dan juga ekonomi. Salah satu usaha untuk memanfaatkan lagi oli pelumas bekas adalah pemurnian ulang. Namun, pemurnian ulang memiliki banyak masalah yang berhubungan dengan manajemen rantai pasok. Untuk dapat membuat perbaikan pada manajemen rantai pasok di penyulingan ulang, pengukuran kinerja rantai pasok perlu dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok proses pemurnian ulang pada perusahaan pelumas di Indonesia, dan juga merancang strategi untuk meningkatkan kinerja rantai pasok mereka. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja dan Importance-Performance Analysis (IPA) untuk memprioritaskan indikator kinerja yang akan dicari upaya peningkatan kinerjanya.  Terdapat 34 indikator kinerja pada kerangka SCOR yang akan dicari bobot dari setiap levelnya menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil pengukuran kinerja rantai pasok penyulingan ulang pada PT X Lubricant Indonesia pada tahun 2019 dari bulan Januari hingga Desember adalah 78% yang berada pada kategori rata-rata. Indikator kinerja kemudian dipetakan menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) untuk memprioritaskan indikator kinerja yang akan dianalisa. Setelah itu, dicari indikator kinerja yang memiliki masalah terparah dan akar masalahnya. Indikator kinerja dengan masalah terparah adalah Supplier Quality Performance, Supplier Flexibility, dan Machine Unscheduled Shutdown. Serta, dilakukan perancangan strategi untuk meningkatkan indikator kinerja tersebut.

The amount of used lubricating oil that continues to grow becomes an environmental and economic problem. An effort to reuse used lubricating oil is Re-Refinery Process. However, Re-Refinery Process has many problems related to supply chain management. In order to be able to make improvements for supply chain management in Re-Refinery Process, performance measurement of supply chain needs to be done. This research is conducted to measure the supply chain performance of Re-Refinery Process at a lubricant company in Indonesia, and also formulate strategies to improve its supply chain performance. The methods that are used is Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a framework for measuring performance and Importance-Performance Analysis (IPA) to prioritize performance indicators that will be analyzed for the performance improvement. There are 34 performance indicators in the SCOR framework that will be determined for the weight of each level using the Analytic Hierarchy Process (AHP). The result of the performance measurement of the Re-Refinery Process supply chain at PT X Lubricant Indonesia in 2019 from January to December is 78% which is categorized as average. Performance indicators are then mapped using Importance-Performance Analysis (IPA) to prioritize performance indicators that will be analyzed. Then, the analysis for performance indicators that have the most severe problems and its root causes is done. Performance indicators with the most severe problems are Supplier Quality Performance, Supplier Flexibility, and Machine Unscheduled Shutdown. Lastly, strategies are formulated to improve these performance indicators.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>