Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210231 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okky Assetya Pratiwi
"Konsentrasi timbal melebihi baku mutu di perairan Kabupaten Gresik akibat limbah industri dapat menjadi risiko gangguan kesehatan kronis seperti hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pajanan timbal di air minum dan makanan terhadap kejadian hipertensi penduduk kawasan industri dan non industri. Penelitian ini menggunakan desain studi Public Health Assessment dan analisis spasial pada 1050 responden usia dewasa di Kabupaten Gresik. Data yang digunakan berupa data sekunder Riset Khusus Pencemaran Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2012. Tingkat risiko akibat pajanan timbal di air minum kawasan industri (RQrealtime:0,21039; RQlifespan:0,28690) memiliki kecenderungan berisiko lebih tinggi daripada kawasan non industri (RQrealtime:0,01692; RQlifespan:0,01692). Tingkat risiko tertinggi akibat pajanan timbal di makanan kawasan industri pada beras (RQrealtime:12,1544; RQlifespan:16,2481) sedangkan kawasan non industri pada jagung (RQrealtime:9,6615; RQlifespan:9,4970). Penduduk terpajan timbal tidak memenuhi syarat pada air minum memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan terpajan timbal memenuhi syarat (OR: 2,693 95%CI: 0,982-7,386) untuk mengalami kejadian hipertensi setelah dikontrol oleh variabel usia, jenis kelamin dan obesitas. Analisis spasial menunjukkan sebaran timbal di media lingkungan tidak memiliki pola persebaran tertentu.

Lead concentrations have been exceeded water quality standards in Gresik because of industrial waste could be a risk of chronic health problems such as hypertension. The objective of this study was to analyze lead exposure in drinking water and food with hypertension in population at industrial and non-industrial area. This design study of research was Public Health Assessment and spacial analysis on the 1050 adults at Gresik. Data used in the research was secondary data from Special Research Environmental Contamination of Agency for Health Research and Development in 2012. The average of risk quotient due to lead exposure in drinking water at industrial area (RQrealtime: 0.21039; RQlifespan: 0.28690) was higher than non-industrial area (RQrealtime: 0.01692; RQlifespan: 0.01692). The highest of risk quotient due to lead exposure at industrial area on food was rice (RQrealtime: 12.1544; RQlifespan: 16.2481) while at non-industrial area was corn (RQrealtime: 9.6615; RQlifespan: 9.4970). Respondent with not qualified lead exposure in drinking water had higher risk than respondent with qualified lead exposure in drinking water (OR: 2.693 95% CI: 0.982-7.386) to experience hypertension after being controlled by the variables of age, sex and obesity. Spatial analysis showed distribution of lead in environmental media did not follow the specific distribution pattern."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Assetya Pratiwi
"Konsentrasi timbal melebihi baku mutu di perairan Kabupaten Gresik akibat limbah industri dapat menjadi risiko gangguan kesehatan kronis seperti hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pajanan timbal di air minum dan makanan terhadap kejadian hipertensi penduduk kawasan industri dan non industri. Penelitian ini menggunakan desain studi Public Health Assessment dan analisis spasial pada 1050 responden usia dewasa di Kabupaten Gresik. Data yang digunakan berupa data sekunder Riset Khusus Pencemaran Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2012. Tingkat risiko akibat pajanan timbal di air minum kawasan industri (RQrealtime:0,21039; RQlifespan:0,28690) memiliki kecenderungan berisiko lebih tinggi daripada kawasan non industri (RQrealtime:0,01692; RQlifespan:0,01692). Tingkat risiko tertinggi akibat pajanan timbal di makanan kawasan industri pada beras (RQrealtime:12,1544; RQlifespan:16,2481) sedangkan kawasan non industri pada jagung (RQrealtime:9,6615; RQlifespan:9,4970). Penduduk terpajan timbal tidak memenuhi syarat pada air minum memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan terpajan timbal memenuhi syarat (OR: 2,693 95%CI: 0,982-7,386) untuk mengalami kejadian hipertensi setelah dikontrol oleh variabel usia, jenis kelamin dan obesitas. Analisis spasial menunjukkan sebaran timbal di media lingkungan tidak memiliki pola persebaran tertentu.

Lead concentrations have been exceeded water quality standards in Gresik because of industrial waste could be a risk of chronic health problems such as hypertension. The objective of this study was to analyze lead exposure in drinking water and food with hypertension in population at industrial and non-industrial area. This design study of research was Public Health Assessment and spacial analysis on the 1050 adults at Gresik. Data used in the research was secondary data from Special Research Environmental Contamination of Agency for Health Research and Development in 2012. The average of risk quotient due to lead exposure in drinking water at industrial area (RQrealtime: 0.21039; RQlifespan: 0.28690) was higher than non-industrial area (RQrealtime: 0.01692; RQlifespan: 0.01692). The highest of risk quotient due to lead exposure at industrial area on food was rice (RQrealtime: 12.1544; RQlifespan: 16.2481) while at non-industrial area was corn (RQrealtime: 9.6615; RQlifespan: 9.4970). Respondent with not qualified lead exposure in drinking water had higher risk than respondent with qualified lead exposure in drinking water (OR: 2.693 95% CI: 0.982-7.386) to experience hypertension after being controlled by the variables of age, sex and obesity. Spatial analysis showed distribution of lead in environmental media did not follow the specific distribution pattern."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delly Faulina Andriana
"Central Processing Area (CPA) milik JOB Pertamina-PetroChina East Java memiliki risiko kebakaran dan ledakan dalam prosesnya, hal itu dikarenakan terdapat tangki timbun yang digunakan sebagai tempat penyimpanan Crude Oil yang termasuk ke dalam flammable liquid dalam jumlah besar. Oleh sebab itu, diperlukan penilaian risiko kebakaran dan ledakan pada tangki untuk mengetahui tingkat risiko dan pengendalian yang diperlukan. Penelitian dengan melakukan penilaian risiko kebakaran dan ledakan pada crude oil storage tank TK 8001 B JOB P-PEJ ini menggunakan Metode Dow`s Fire and Explosion Index. Objek penelitian yang berupa crude oil storage tank yaitu tangki TK 8001 B memiliki kapasitas 30.000 BBL dengan diameter 24,837 m dan tinggi 12,511 m.
Berdasarkan hasil penelitian telah diketahui nilai F&EI pada tangki TK 8001 B adalah sebesar 121,12, yang menunjukkan bahwa tangki TK 8001 B memiliki tingkat risiko bahaya kebakaran dan ledakan dalam kategori Intermediat. Radius pajanan jika terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki TK 8001 B adalah 43,43 m dari titik pusat tangki dengan luas area pajanan sebesar 3.019,49 m2. Nilai pengganti area pajanan sebesar Rp 6.228.825.967. Dengan faktor kerusakan sebesar 0,83 atau 83%, maka nilai kerugian dasar jika terjadi kebakaran dan ledakan adalah Rp 5.169.925.602. Faktor pengendali kerugian yang didapat adalah 0,52, sehingga kerugian sebenarnya jika terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki TK 8001 B adalah sebesar Rp 2.688.361.332. Lama hari kerja yang hilang apabila terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki TK 8001 B adalah 18 hari dan besarnya kerugian yang dialami apabila terhentinya bisnis dengan jumlah hari kerja hilang tersebut adalah Rp 327.174.305.300.

Central Processing Area (CPA) belongs JOB Pertamina-PetroChina East Java has a risk of fire and explosion in the process, it?s because there is a storage tank that is used as a storage of Crude Oil which included in flammable liquid in bulk. Therefore, it is necessary to assess the risk of fire and explosion on the tank to determine the level of risk and necessary controls. Research to assess the risk of fire and explosion on the crude oil storage tank TK 8001 B JOB P-PEJ used Dow?s Fire and Explosion Index?s Method. The object of this research is TK 8001 B tank which contains 30.000 BBL of crude oil with a diameter of 24,837 m and 12,511 m high.
Based on the results of this research showed that the Fire and Explosion Index of TK 8001 B tank was 121,12, which indicates that TK 8001 B tank categorized as intermediate risk level. Radius of exposure in the event of a fire and explosion at TK 8001 B tank is 43,43 m from the center of the tank with the area of exposure is 3019.49 m2. Replacement value of exposure area is Rp 6.228.825.967. With damage factor was 0.83 or 83%, then the value of the basic loss in case of fire and explosion is Rp 5.169.925.602. Loss control credit factor is 0,52, so base maximum probable property damage of fire and explosion at TK 8001 B tank is Rp 2.688.361.332. Maximum probable days outage if fire and explosion happens is 18 days with business interruption Rp 327.174.305.300.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Wadjir Sangadji
"Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, gagal ginjal dan strok. Kejadian hipertensi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pola kerja, status gizi, kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan gaya hidup. Faktor pola kerja sebagai supir diduga sebagai pencetus kejadian hipertensi. Penelitian ini membahas gambaran kejadian hipertensi pada pramudi bus transjakarta di PT Bianglala Metropilitan Tahun 2013. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi kejadian hipertensi sebesar 68,1 %. Proporsi pramudi bus Transjakarta di PT. Bianglala Metropolitan tahun 2013 yang lebih banyak menderita hipertensi ada pada kelompok usia lebih dari 40 tahun sebesar 70,4 %, memiliki riwayat kejadian hipertensi dalam keluarga sebesar 70,7 %, berpendidikan SMA 70,6 % dan berasal dari suku Minangkabau 78,6 %. Selain itu kejadian hipertensi juga lebih banyak pada kelompok pramudi yang memiliki indeks masa tubuh obesitas sebesar 87,2 %, sering mengonsumsi makanan tinggi natrium sebesar 70,2 %, sering mengonsumsi lemak sebesar 73,0 % dan jarang mengonsumsi serat 74,6 %. Proporsi kejadian hipertensi juga banyak ditemukan pada kelompok pramudi yang memiliki kebiasaan mengonsumsi rokok sebesar 72,2%, sedangkan presentase pramudi yang mengonsumsi kopi dan tidak mengonsumsi kopi kurang lebih sama. Pramudi yang memiliki lama masa kerja lebih dari 18 bulan kurang lebih sama dengan proporsi lama masa kerja kurang dari 18 bulan.

Hypertension is a major cause of heart failure, kidney failure and stroke. The occurence of hypertension is affected by a lot of factors such as work pattern, nutrition status, diet, physical activity, and life style. This study is going to discusses the overview of the incidence of hypertension inTransJakarta's bus drivers in PT Bianglala Metropilitan in 2013. This is a descriptive study with cross sectional method. This study shows that the prevalence of the occurence of hypertension is 68,1%. The drivers' proportion who suffer from hypertension is from the group of people aged more than 40 years, have a family history of hypertension, high school graduate, and come from the tribe of Minang. Also, the occurence of hypertension is higher from the group of driver who is having a high body mass index or obese, often consuming high natrium and fat food, and rarely consuming fruit and vegetabes. The proportion of occurence also highly found from the group of driver with the habit of consuming coffee and cigarettes. On average, drivers with longer service more than 18 months suffer hypertension more than the driver whose service is less than 18 months."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Krisnawaty
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis risiko pajanan timbal dalam air minum terhadap kejadian hipertensi pada penduduk yang bermukim di sekitar TPA Cipayung Kota Depok, Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode PHA (Public Health Assessment) yaitu terdapat dua metode penelitian: ARKL (Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan) dan EKL (Epidemiologi Kesehatan Lingkungan) dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian didapatkan tingkat risiko terhadap efek non karsinogenik pada pajanan timbal dalam air sumur yang dikonsumsi oleh penduduk di sekitar TPA Cipayung masih berada dibawah batas aman yaitu RQ real-time ≤1 (RQ real-time maksimal pada 0.669). Sedangkan pada perhitungan RQ lifespan 40 tahun didapatkan nilai RQ>1 yaitu RQ=1.071. Artinya responden yang mengkonsumsi air sumur terpajan timbal akan berisiko tidak aman terhadap gangguan kesehatan non karsinogenik pada 40 tahun yang akan datang. Perhitungan tingkat risiko terhadap efek karsinogenik pada pajanan timbal dalam air sumur yang dikonsumsi oleh penduduk di sekitar TPA Cipayung, pada jangka waktu 100 tahun yang akan datang berada pada batas aman (ECR 100 tahun = 1.37x10-6). Analisis bivariat yang dilakukan antara tingkat risiko pajanan timbal dalam air sumur dengan kejadian hipertensi tidak didapatkan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0.322. Hasil analisis multivariat didapatkan peluang pada responden yang mengkonsumsi air sumur terpajan timbal sebesar 0.193 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang tidak mengkonsumsi air sumur terpajan timbal setelah dikontrol oleh variabel konsumsi lemak jenuh, umur, kebiasaan merokok, aktivitas fisik kurang dan konsumsi garam tinggi.

This study aims to analyze the risk of lead exposure in drinking water to the incidence of hypertension in residents living around the TPA Cipayung in Depok City, 2019. This study uses the PHA (Public Health Assessment) method, there are two research methods: ARKL (Health Risk Analysis Environment) and EKL (Epidemiology of Environmental Health) with a cross sectional study design. The results showed that the level of risk for non-carcinogenic effects on lead exposure in well water consumed by residents around the TPA Cipayung was still below the safe limit of real-time RQ ≤1 (maximum real-time RQ at 0.669). The calculation of 40 years lifespan RQ is >1 (RQ = 1.071). This means that respondents who consume lead-exposed well water will be at risk of being unsafe for non-carcinogenic health problems in the next 40 years. Calculation of risk level for carcinogenic effects on lead exposure in well water consumed by residents living around the TPA Cipayung, in the period of 100 years to come is at the safe limit (ECR 100 years = 1.37x10-6). Bivariate analysis conducted between the level of risk of lead exposure in well water and the incidence of hypertension did not show a significant relationship with the value of p = 0.322. The results of multivariate analysis showed that respondents who consumed lead water exposed to 0.193 times had hypertension compared to respondents who did not consume lead-exposed well water after being controlled by variables of saturated fat consumption, age, smoking habits, lack of physical activity and high salt consumption"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pravyanti Suci Syahphira
"Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien terkait dengan sediaan farmasi yang bertujuan untuk mencapai hasil yang pasti guna meningkatkan kualitas hidup pasien. Salah satu pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Puskesmas adalah pelayanan farmasi klinik. Salah satu pelayanan farmasi klinik adalah Pelayanan Informasi Obat (PIO). Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan memberikan informasi terkait obat secara akurat, jelas dan terkini kepada pasien yang dilakukan oleh Apoteker. Pelayanan informasi obat (PIO) dilakukan dengan pembuatan leaflet sebagai media informasi yang menjelaskan materi tentang penyakit hipertensi dan terapinya. Pembuatan leaflet dilakukan dalam beberapa tahap seperti pengumpulan data dan pemilihan materi, pencarian referensi, membuat desain leaflet, dan konsultasi serta bimbingan. Peran apoteker dalam pelaksanaan pelayanan informasi obat di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, yaitu memberikan informasi dan edukasi yang benar, tepat, akurat, dan jelas terkait penyakit hipertensi dan terapinya melalui media informasi leaflet untuk pasien dan pengunjung yang datang ke Puskesmas Kecamatan Jatinegara telah dilaksanakan.

Pharmaceutical services are a direct and responsible service to patients related to pharmaceutical preparations that aim to achieve definite results in order to improve the patient's quality of life. One of the pharmaceutical services carried out at the Puskesmas is clinical pharmacy services. One of the clinical pharmacy services is the Drug Information Service (PIO). Drug Information Service (PIO) is an activity of providing accurate, clear and up-to-date drug-related information to patients carried out by pharmacists. Drug information services (PIO) are carried out by making leaflets as information media that explain material about hypertension and its treatment. Leaflet making is carried out in several stages, such as data collection and material selection, reference search, leaflet design, and consultation and guidance. The role of pharmacists in the implementation of drug information services at the Jatinegara District Health Center, namely providing correct, precise, accurate and clear information and education related to hypertension and its therapy through the media of information leaflets for patients and visitors who come to the Jatinegara District Health Center has been carried out."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Haerul
"Menilai risiko pajanan partikulat PM2.5 dilakukan pada pekerja di industri pengolahan batu kapur di Kecamatan Ciampea, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan besar risiko pajanan yang diterima oleh pekerja. Konsentrasi PM2.5 diukur secara langsung pada 12 titik tungku pembakaran di area pembakran dan data pola aktifitas pekerja dikumpulkan dengan kuesioner pada 50 pekerja. Konsentrasi PM2.5 tertinggi tercatat sebesar 1,141 mg/m3 dan terendah 0,065 mg/m3 dari 12 titik lokasi pembakaran. Perhitungan risiko memperlihatkan adanya kelompok berisiko pada kelompok pekerja di area tungku 1-7 (RQ > 1) sedangkan kelompok tidak berisiko lebih dominan pada area tungku 8-12 (RQ < 1). Meskipun konsentrasi PM2.5 masih dibawah nilai NAB Permenakertrans, lamanya aktifitas kerja meningkatkan risiko pada pekerja. Adanya perbedaan risiko disebabkan karena adanya perbedaan jenis bahan bakar yang digunakan pada setiap tungku. Minimalisasi risiko dilakukan dengan mengurangi waktu kontak dengan pemajan bisa dilakukan dengan menggunakan pengendalian administratif dengan cara mengatur lama pekerja per hari (tE) dan per minggu (fE).

Risk analysis of exposure to particulate matter PM2.5 was conducted on a group of workers at a limestone processing industry in the Ciampea District, West Java. This research was aimed to estimate the risk of PM2.5 exposure received by workers. PM2.5 was measured directly on 12 furnace burning point. Meanwhile workers activity pattern was collected using questionnaire to 50 workers. Highest concentration of PM2.5 was recorded at 1,141 mg/m3 and 0,065 lowest among 12 monitoring points. Risk calculation showed that there was risk group in furnace burning point 1-7 (RQ > 1), while the no-risk group was more dominant in the furnace burning point 8-12 (RQ <1). Although recorded PM2.5 concentration was lower than Permenakertrans threshold limit value, duration of working will increase the risk to workers health. Difference of risk value between each furnace area is caused kind of fuel used and type of fuel. Minimization of risk can be conducted by decreasing time of contact, administrative control by setting time of working per day or per week."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan Untuk menentukan pada golongan umur berapa tekanan darah berhenti meningkat di antara perempuan dan laki-laki. Metode Analisis pada naskah ini ialah teknik titik perubahan pada data penelitian kesehatan potong lintang di Hulu Langat (Malaysia) pada tahun 2000 untuk merencanakan pada umur berapa perlu dilakukan strategi upaya promotif, pencegahan, dan pengendalian hipertensi. Hasil Tekanan darah sistolik (TDS) meningkat di antara perempuan dan laki-laki mulai umur dini sampai umur pertengahan. Perempuan lebih cepat mencapai puncak peningkatan lebih awal, yaitu pada umur 41-45 tahun. Sedangkan laki-laki pada umur 56-60 tahun. Selanjutnya peningkatan TDS akan menurun. Kesimpulan Upaya pencegahan terhadap kenaikan TDS untuk perempuan perlu dilakukan sebelum umur 40 tahun, Sedangkan terhadap laki-laki sebelum berumur 55 tahun. Setelah umur tersebut pengobatan antihipertensi secara eksklusif yang perlu dilakukan.

Abstract
Aim To study at what age group blood pressure ceases to increase for women and men Methods Applying change-point technique, we used our existing database - mega base-line cross-sectional Hulu Langat Health Study that was initiated in 2000 - to locate the most appropriate age limit in planning promotive, preventive and controlling strategies against systolic hypertension. Results Systolic hypertension was found to be constantly increasing for both gender right from the early age until the middle age group. However, women achieved the systolic peak 15 years earlier (at 41-45 years old) than men (at 56-60 years old). Systolic blood pressure was steadily declined after the peak. Conclusions Hypertension intervention, we recommend age before 40 (women) and 55 (men) be the most appropriate period to apply various public health intervention, after that, the action must be exclusively curative."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universiti Kebangsaan Malaysia. Faculty of Medicine], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Miladil Fitra
"Kegiatan penambangan emas skala kecil yang tidak dikelola dengan baik dapat berpotensi meningkatkan mineral logam berat termasuk mineral mangan dan keberadaannya dapat menyebar kewilayah sekitar pertambangan serta berpotensi menimbulkan risiko dan gangguan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk Mengestimasi tingkat risiko kesehatan pajanan mangan (Mn) dari air minum dan makanan terpilih pada populasi penduduk dan bukti-bukti gangguan kesehatannya di Kampung Curug Bitung, Kecamatan Nanggung. Penelitian ini merupakan studi Deskriptif Analitik dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Masyarakat. Pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara dan test konsentrasi mangan pada air minum dan makanan. Tingkat Risiko pajanan mangan dari air minum dan makanan di desa curug bitung tidak berisiko (RQ<1) ini berarti pajanan mangan wilayah Ring-1 area pertambangan emas tradisional Gunung Pongkor belum menyebar ke sekitar atau keluar Ring-1(Curug Bitung). Bagi penduduk yang memiliki aktivitas pengoperasian gelundung dihimbau untuk tidak membuang sisa tanah hasil olahannya didekat rumah, aliran air maupun di dekat lahan pertanian, karena dimungkinkan tanah buangan tersebut masih mengandung cemaran beberapa mineral lainnya yang berbahaya. Tanah sisa olahan bisa dikumpulkan di suatu area yang jauh dari sumber air dan lahan pertanian. Area tersebut bisa ditanami dengan tanaman lokal yang mampu menyerap kandungan logam dalam tanah seperti tanaman genjer.

Small scale gold mining activity that improperly managed can potentially increase the heavy metal minerals including manganese and its existence can spread to the area around the mining site and potentially pose a problem and public health risk. The study aimed to estimate the level of health risk due to the manganese (Mn) exposure from particular food and drinking and its evidences of health problems on the population in Curug Bitung village, Nanggung district. This was an analytical descriptive study and the method used analysis of Public Health Risk. The data were collected by observation, interview and manganese concentration test on drinking water and food. The risk level of manganese exposure from the drinking water and food in curug bitung village was found not to be a risk (RQ<1) which means that the manganese exposure in Ring-1 area of the traditional gold mining in Mount Pongkor has not spread yet in around the area or outside Ring-1(Curug Bitung). It is recommended for people who have a rod mill operating activity to avoid removing the residual soil from the process near their houses, water flow, and agricultural land because it is possible for the residual soil to still be containing some dangerous minerals contaminants. The residual soil can be gathered in the area that is far from the water resources and agricultural land. The area can be planted with local plants that are capable in absorbing the metal contents from the soil such as Genjer."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vebby Amellia Edwin
"Penyebab kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat setiap tahunnya. Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri yang ditunjukkan dengan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo merupakan salah satu Kecamatan di Jakarta Timur yang aktif melaksanakan deteksi dini terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Tujuan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan variabel dependen (hipertensi) dan variabel independen (jenis kelamin, umur, obesitas, diabetes mellitus, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang dilakukan deteksi di Puskesmas.
Prevalensi hipertensi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur yaitu 67,8%. Faktor risiko yang berhubungan hipertensi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur yaitu jenis kelamin, umur, kebiasaan merokok, dan kurangnya aktivitas fisik. Risiko hipertensi pada responden laki-laki lebih tinggi 1,6 kali dibandingkan perempuan, risiko hipertensi pada responden yang berumur lebih dari 40 tahun lebih tinggi 3,3 kali dibandingkan responden yang berumur kurang dari 40 tahun, risiko hipertensi pada responden merokok 3 kali lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak merokok, dan risiko hipertensi pada responden dengan aktivitas fisik ringan 9 kali lebih tinggi dibandingkan pada responden dengan aktivitas fisik berat. Oleh karena itu, diperlukan deteksi dini dan pola hidup sehat untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi.

The cause of death because of non-communicable diseases are increasing every year. Moreover, heart and blood vessel diseases, as an example of non-communicable diseases is the major cause of death in Indonesia. Hypertension is one of the major risk factors of cardiovascular disease. It is marked by an increase of blood pressure within the arteries, indicated by the amount of systolic pressure which is ≥ 140 mmHg and the diastolic blood pressure ≥ 90 mmHg. Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo is one of health clinics in East Jakarta wich is actively implementing an early detection of risk factors for the cardiovascular disease.
This research applies cross-sectional study design with two variable wich are a dependent variable (hypertension) and independent variables (gender, age, obesity, diabetes mellitus, smoking habit, physical inactivity). The population in this research is the overall of people in Pasar Rebo district and people with 15 years and over.
The prevalence of hypertension in Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, East Jakarta, which is 67.8 %. The risk factors related to hypertension in the Pukesmas Kecamatan Pasar Rebo, East Jakarta are sex, age, smoking habit, and physical inactivity. Hypertension is more likely to occur to male respondents,which amount is 1.6 times higher than for female respondents. The hypertension risk of 40 years old respondents and over is 3.3 times higher than the respondents who have not reahed 40 years old. The hypertension risk of respondents with smoking habit 3 times higher that non-smoker. Meanwhile, the hypertension risk of people who do less activities is 9 times higher than the ones who have tight activities. Therefore, early detection is required and healthy lifestyle to prevent and control hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>