Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184327 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harwina Widya Astuti
"Fatigue merupakan kelemahan atau kelelahan mental dan/atau fisik yang ekstrim dan persisten. Fatigue merupakan gejala yang umum dialami orang-orang dengan kronis penyakit, seperti klien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan depresi dan kecemasan dengan tingkat fatigue pada klien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan jumlah sampel 96 responden. Alat ukur yang digunakan Fatigue Severity Scale (FSS), Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS),dan Medical Outcomes Study (MOS) Social Support Survey.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara depresi dengan tingkat fatigue pada klien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis (p value < 0,05). Penelitian ini juga menunjukkan tidak ada hubungan antara kecemasan dengan tingkat fatigue pada klien gagal ginjal kronik. Hubungan antara variabel perancu yaitu usia, jenis kelamin, dukungan sosial dan lamanya menjalani hemodialisis tidak ada hubungan dengan tingkat fatigue.

Fatigue is a mental weakness or fatigue and / or extreme physical and persistent. Fatigue is a common symptom experienced by people with chronic diseases, such as clients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The research aims to identify the relationship of depression and anxiety with fatigue levels in clients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The study design is cross-sectional, with 96 respondents. Fatigue Severity Scale (FSS), Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), and the Medical Outcomes Study (MOS) Social Support Survey were used.
The results showed a significant relationship between depression and fatigue levels on chronic renal failure patient undergoing hemodialysis (p value <0.05). The study also showed no relationship between anxiety with fatigue levels on a client with chronic renal failure. There were no correlation between confounding variables as age, sex, social support and the duration of hemodialysis with the level of fatigue."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Susanto
"Hemodialisis (HD) merupakan metode terapi yang banyak digunakan oleh pasien gagal ginjal kronik. Hemodialisis membutuhkan waktu jangka panjang sehingga dapat menimbulkan munculnya berbagai komplikasi yang dapat menimbulkan penurunan kualitas tidur. Fatigue dan depresi diduga berpengaruh terhadap penurunan kualitas tidur pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fatigue dan depresi dengan kualitas tidur pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis di RSUD Pringsewu Lampung. Desain pada penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 103 pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Analisa data menggunakan uji korelasi Chi square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara fatigue (p value 0.002), dan depresi (p value 0.034) dengan kualitas tidur. Variabel konfonding: usia, pekerjaan, jadwal HD dan lama tidur siang berhubungan signifikan dengan kualitas tidur (p = 0.022, p = 0.041, p = 0.024 dan p = 0.041), namun jenis kelamin, pendidikan, lama HD, hemoglobin, status nutrisi, dan komorbid tidak signifikan berhubungan dengan kualitas tidur (p > 0.05). Hasil analisis regresi logistik berganda menunjukkan fatigue, depresi, pekerjaan, lama HD dan lama tidur siang berkontribusi terhadap kualitas tidur (OR: 5.911, 5.382, 0.142, 0.401 dan 0.164). Dalam satu model ketika diregresikan secara bersamaan, kelima variabel ini berkontribusi sebesar 44,4% terhadap kualitas tidur. Fatigue merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas tidur. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap fatigue dan pengembangan intervensi keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur pasien hemodialisis

Hemodialysis (HD) is a method of treatment that is widely used by chronic kidney failure patients. Hemodialysis takes a long time so that it can cause various complications, which one of them is a decrease in sleep quality. Fatigue and depression are considered affecting the quality of sleep in patients undergoing hemodialysis. This study aims to determine the relationship between fatigue and depression with sleep quality in end-stage renal failure patients undergoing hemodialysis in RSUD Pringsewu Lampung. The design in this study was cross sectional, recruited a total sample of 103 patients with end-stage renal failure undergoing hemodialysis. Data analysis used Chi square correlation test and multiple logistic regression. The results of this study indicated that there was a significant relationship between fatigue (p value 0.002) and depression (p value 0.034) with sleep quality. In addition, age, occupation, HD schedule and length of nap were significantly correlated with sleep quality (p = 0.022, p = 0.041, p = 0.024 and p = 0.041, respectively). However, there were not significantly correlated between gender, education, duration of HD, hemoglobin, nutritional status, and comorbidities with sleep quality (p > 0.05). The result of multiple logistic regression analysis showed that fatigue, depression, occupation, duration of HD and length of nap contributed to sleep quality (OR: 5.911, 5.382, 0.142, 0.401 and 0.164 respectively). In the same model, these variables when regressed together could explain 44.4% to sleep quality. The fatigue became the most influential factor on sleep quality. Therefore, the assessment of fatigue and develop nursing interventions to improve sleep quality hemodialysis patients is pivotal to be conducted in taking care of haemodialysis patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Nurinto
"Fatigue merupakan salah satu gejala paling umum yang dialami oleh orang dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Intervensi kombinasi latihan intradialitik dan terapi musik diharapkan memperbaiki fatigue lebih signifikan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh latihan intradialitik dan terapi musik terhadap fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan 35 responden yang terbagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi berjumlah 17 responden yang diberikan latihan intradialitik dan terapi musik sedangkan kelompok kontrol berjumlah 18 responden yang diberikan latihan intradialitik. Pengukuran fatigue menggunakan kuesioner Multidimensional Fatigue Inventory (MFI) versi Indonesia. Analisis data yang digunakan adalah independent t-test, one way ANOVA, dan paired t test untuk melihat perbedaan rerata skor fatigue pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rerata fatigue sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dengan nilai p value 0,000. Pada kelompok kontrol juga terdapat perbedaan yang bermakna rerata fatigue sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p value 0,001. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan selisih rerata fatigue post test dan pre test antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p value 0,231), namun penurunan rerata fatigue pada kelompok intervensi lebih besar dari pada penurunan rerata fatigue pada kelompok kontrol. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penyakit penyerta dan lama hemodialisis) dengan fatigue kelompok intervensi (p value > 0,05). Kesimpulan penelitian latihan intradialitik dan terapi musik dapat menurunkan nilai fatigue baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. 

Fatigue is one of the most common symptoms experienced by people with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The combined intervention of intradialytic exercise and music therapy is expected to improve fatigue more significantly. The purpose of this study was to identify the effect of intradialytic exercise and music therapy on fatigue in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The research design used was a quasi-experiment with 35 respondents divided into intervention and control groups. The intervention group amounted to 17 respondents who were given intradialytic exercise and music therapy while the control group amounted to 18 respondents who were given intradialytic exercise. Measurement of fatigue using the Indonesian version of the Multidimensional Fatigue Inventory (MFI) questionnaire. Data analysis used was independent t-test, one way ANOVA, and paired t test to see the difference in mean fatigue scores in the intervention group and control group. The results showed that there was a significant difference in the average fatigue before and after treatment in the intervention group with a p value of 0.000. In the control group there was also a significant difference in the average fatigue before and after the intervention with a p value of 0.001. There was no significant difference in the difference in mean fatigue post test and pre test between the intervention group and the control group (p value 0.231), but the decrease in mean fatigue in the intervention group was greater than the decrease in mean fatigue in the control group. There was no significant relationship between the characteristics of respondents (age, gender, education level, comorbidities and duration of hemodialysis) with fatigue in the intervention group (p value > 0.05). The study concluded that intradialytic exercise and music therapy can reduce fatigue values in both the intervention and control groups. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Susanti
"ABSTRACT
Number of patients with chronic renal failure is increasing from time to time.
Hemodialisis is one alternative therapy kidney is the most preferred by patients.
Hemodialysis is a process that is carried out by means of a tube to drain blood
into the artificial kidney. This study aims to determine the relationship between
the level of knowledge and anxiety in patients undergoing hemodialysis readiness
is the first time in the RS Bengkulu. This research is the use of cross-sectional
design with a sample of patients undergoing hemodialysis in the hospital the first
time in Bengkulu province, amounting to 46 respondents, taken with c onsecutive
sampling technique. Data analysis using chi-square and independent t-test at α
5%. The results showed no correlation between knowledge and anxiety
hemodialysis patients undergoing hemodialysis with readiness the first time.
Nurses need to improve the knowledge and health education and counseling for
increase the psychological readiness when first responders undergoing
hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Fadillah Sopha
"Stres dan kecemasan merupakan kondisi psikologis yang umumnya dirasakan pasien penyakit ginjal kronis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik pasien penyakit ginjal kronis dengan tingkat stres dan kecemasan saat ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis. Dalam penelitian ini digunakan metode survei analitik cross sectional dengan melibatkan 32 pasien yang baru ditetapkan mendapatkan terapi hemodialisis. Untuk mengetahui tingkat stres dan kecemasan digunakan Depression Anxiety and Stress Scale. Dengan menggunakan uji kai kuadrat, didapatkan kesimpulan terdapat hubungan antara tingkat stres dengan usia dan tingkat pendidikan serta tingkat kecemasan dengan usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan status bekerja (p value ≤ 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa perbedaan tingkat stres dan kecemasan saat ditetapkan mendapatkan terapi HD berhubungan dengan karakteristik pasien PGK. Hal ini memunculkan kebutuhan akan adanya asuhan keperawatan untuk mengurangi stres dan kecemasan yang disesuaikan dengan karakteristik pasien.

Stress and anxiety are psychological conditions that generally occured on chronic kidney disease patients. This study aimed to determine the relationship between the characteristics of chronic kidney disease patients and the levels of stress and anxiety when was diagnosed to acquire hemodialysis therapy. This study used cross sectional analitic survey method which evaluated 32 patients who were newly assigned to get hemodialysis therapy. To determine the level of stress and anxiety, it was used Depression Anxiety and Stress Scale. Using the chi-square test, it was concluded there was a relationship between the level of stress with age and educational level and the level of anxiety with age, gender, marital status, and work status (p value ≤ 0.05). These results indicated that the differences in levels of stress and anxiety when was diagnosed to acquire hemodialysis therapy was associated with the characteristics of chronic kidney disease patients. So it would cause a necessity of nursing care plan to reduce stress and anxiety based on patients’ characteristics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Herlina
"Fatigue merupakan keluhan utama pasien yang menjalani hemodialisa jangka panjang, yang memiliki nilai yang tinggi, sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh PMR terhadap tingkat fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment pendekatan pretest-posttest control group. Jumlah responden dalam penelitian adalah 32 pasien dibagi 2 kelompok yaitu 16 kelompok intervensi dan 16 kelompok kontrol.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat fatigue pada kelompok intervensi antara sebelum dan sesudah dilakukan PMR dengan nilai p = 0,000. Disarankan latihan PMR dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan mandiri dalam menurunkan fatigue pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa.

Fatigue is a major complaint of patients undergoing long-term hemodialysis, which has a high value, so it will affect the quality of life of patients. The purpose of this study was to determine the influence of PMR on the level of fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. This study used a quasi experiment design approach pretest-posttest control group. The number of respondents in the study were 32 patients divided into 2 groups: the 16 intervention group and 16 control group.
The research concludes that there are significant differences on the level of fatigue in the intervention group between before and after PMR with p = 0.000. Suggested training PMR can be used as an independent nursing intervention in reducing fatigue in patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Rachmayani
"Kualitas tidur yang baik merupakan salah satu faktor kualitas hidup yang baik. Stres emosional seperti depresi menjadi penyebab kualitas tidur buruk. Depresi dan kualitas tidur secara tidak langsung dapat mempengaruhi kejadian morbiditas dan mortalitas penyakit gagal ginjal terminal. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara tingkat depresi dengan kualitas tidur pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan metode cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 92 responden dengan teknik purposive sampling. Dengan analisis bivariat menggunakan uji spearman, korelasi antara tingkat depresi dengan kualitas tidur tidak bermakna dengan nilai p 0,332. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mayoritas responden tidak memiliki tanda klinis depresi dan kualitas tidur baik. sehingga perlu dikembangkan intervensi yang dapat meningkatkan kualitas tidurnya.

Good sleep quality is one of the factors of quality of life. Emotional stress such as depression causes poor sleep quality. Depression and sleep quality indirectly may affect the incidence of morbidity and mortality of end stage renal disease. The purpose of this study was to identify the relation between depression and sleep quality in patients on end stage renal disease with hemodialysis. This research is was descriptive and correlation design with cross sectional study. There were 92 respondents that were selected by purposive sampling method. The study result shows correlation between depression and sleep quality not significant with p value 0,332 that were analysed by bivariate analysis and spearman test. The study conclude that the majority of respondents had no clinical signs of depression and good sleep quality. Therefore, it is recommended to develop nursing interventions that can improve sleep quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza Cahyani
"Pendahuluan Peningkatan disabilitas pada individu yang mengalami gangguan kesehatan mental khususnya ansietas dan depresi, menurunkan kemampuan mereka untuk kembali bekerja terutama setelah menjalani rawat inap, hanya sedikit yang kemudian berhasil melakukannya. Penelitian lain  telah dilakukan untuk mengetahui keterlibatan  dari stakeholder mengenai pemulihan serta evaluasi keberhasilan program rehabilitasi psikososial namun belum ada penelitian yang mengeksplorasi kemampuan keberhasilan individu dengan masalah kesehatan mental untuk kembali kerja dan kontribusinya terhadap pelayanan keperawatan terutama peran perawat sebagai kolaborator perencana pemulangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi pengalaman kembali bekerja pada klien dengan ansietas dan depresi paska rawat inap. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologi deskriptif  pada 8 partisipan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur  untuk mendapatkan data pengalaman yang kaya, analisis dilakukan menggunakan Colaizzi. Hasil Didapatkan 4 tema, yaitu. 1) Bertahan untuk berdamai dengan menerima, 2) Beradaptasi, menyelesaikan masalah menuju pemulihan, 3) Dukungan berharga bagi jiwa, 4) Meraih kualitas hidup melalui kembali bekerja. Kesimpulan. Kembali bekerja adalah kemampuan adaptasi kompleks yang memerlukan mekanisme pertahanan yang matur dan koping yang adaptif, dukungan yang kuat dan penegasan nilai spiritual agar menemukan makna serta harapan menuju kehidupan yang berkualitas. Rekomendasi. bagi perawat sebagai perencana pemulangan agar dapat mengidentifikasi dukungan dan intervensi keperawatan yang menunjang peningkatan kemampuan adaptasi.

Introduction Increased disability in individuals experiencing mental health disorders, especially anxiety and depression, reduces their ability to return to work, especially after undergoing hospitalization, with only a few succeeding in doing so. Other research has been conducted to determine the involvement of stakeholders regarding recovery and evaluate the success of psychosocial rehabilitation programs, but no research has explored the successful ability of individuals with mental health problems to return to work and their contribution to nursing services, especially the role of nurses as discharge planning collaborators. This study aims to explore the experience of returning to work for clients with anxiety and depression after hospitalization. Method This research is descriptive phenomenological qualitative research on 8 participants using semi-structured interviews to obtain rich experience data, analysis was carried out using Colaizzi. Results There were 4 themes, namely. 1) Survive to make peace with acceptance, 2) Adapt, solve problems towards recovery, 3) Valuable support for the soul, 4) Achieve quality of life through returning to work. Conclusion. Returning to work is a complex adaptive capacity that requires mature defense mechanisms and adaptive coping, strong support and affirmation of spiritual values in order to find meaning and hope towards a quality life. Recommend. for nurses as discharge planners to be able to identify nursing support and interventions that support increased adaptive capacity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sari
"Keluarga yang merawat anak dengan gagal ginjal kronik terutama yang mendapat terapi hemodialisis memiliki masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman keluarga dalam merawat anak gagal ginjal kronik yang mendapat terapi hemodialisis. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dengan cara wawancara mendalam kepada 7 partisipan. Partisipan adalah keluarga yang merawat anak selama minimal 1 bulan terakhir dan sedang menjalani terapi hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Data dianalisis dengan menggunakan teknik Collaizi dan menghasilkan 5 tema, yaitu 1) respon keluarga terhadap perawatan anak, 2) strategi koping yang dibangun keluarga, 3) dampak merawat anak bagi keluarga,, 4) upaya dukungan sosial yang diberikan keluarga, 5) perubahan pada anak yang menjalani terapi hemodialisis menurut persepsi keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keluarga yang merawat anak memiliki permasalahan yang kompleks. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dasar untuk mengembangkan program dalam menerapkan asuhan yang berpusat pada keluarga.

Families who care for children with chronic renal failure who received therapy will have vulnerable occurrence problem. This study aim to explore the experience of families in caring for children with chronic renal failure receiving hemodialysis therapy. This research method is using descriptive phenomenological approach with in-depth interviews to 7 participants. Participants are families who care for the child for at least one month past is undergoing hemodialysis therapy in Cipto Mangunkusumo hospital. Data was analyzed by Collaizi so as to obtain 5 themes, namely the family's response to child care, family coping strategy, the impact of child care for families, family support and changes of children undergoing hemodialysis therapy related to family perception. These results indicate that the families who care for children have complex problems. This study endorse to develop program based on familycentered care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Doa secara umum dapat diartikan sebagai permohonan (harapan, pujian, permintaan) kepada Tuhan, baik dengan membaca atau mengucapkan, disertai dengan perilaku kebaikan. Dzikir mempakan peringkat doa yang paling tinggi, meliputi segala bacaan yang diucapkan secara lisan azaupun dalam hati, dilakukan dengan sholat atau perilaku kehaikan lainnya. Gagal ginjal kronik (GGK)
mempakan penyakit renal tahap akhlr yang tidak dapat sembuh, terapi hemodialisis yang dijalani hanya untuk memperlahankan kelangsungan hidup.
Pasien yang menjalani dialisis jangka panjang akan menimbulkan respon kecemasan alas kondisi sakimya yang tidak bisa diramalkau dan berefek pada gaya hidup. Penelitian ini bertujuan unmk mengidentifikasi ltubungan antara frekuensi dzikir dan doa dengan tingkat kecemasan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Data dianalisa dari jawaban kuesioner yang berisi data demografi pasien yang diorganisir dengan menggunakan tally. lnstrumen yang terdiri dari 17 pernyataan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan dan 10 pertanyaan untuk mengetahui frekuensi dzikir dan doa Hasil perhitungan dikelompokkan untuk meuilai tingkatannya berdasarkan skala penilaian yang sudah ditetapkan kemudian dianalisa dengan mengggunakan metoda statistik the pearson product moment correlation coeffision yang dilanjutkan dengan uji “t”. Penelitian diiaksanakan di ruang llemodialisa ntmah sakit angkatan laut dr.
Mintohardjo Jakarta Pusat dengan jumlah responden 30 pasien GGK yang menjalani hemodialisis, dipilih secara purposive sample.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hekuensi dzikir dan doa sangat baik 73,3%, baik 23,33%, cukup 3,33%, dan untuk yang kurang serta sangat kurang 0%. Hasil data dari tingkat kecemasan lingan 90%, sedang 10%, dan yang berat hingga panik serta tidak cemas 0%. Hasil uji statistik “r” adalah -0,24 dan uji “t” -1,308 yang berarti bahwa terdapat hubungan negatif linear sangat lemah yang tidak bermakna antara frekuensi dzikir dan doa dengan tingkat kecemasan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis. Oleh karena itu, penelitian ini perlu ditindaklanjuti lebih dalam tentang pengaruh frekuensi dzikir dan doa terhadap tingkat kecemasan pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis supaya pasien dapat terpenuhi kebutuhan dasar spiritualnya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5199
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>