Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152776 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susi Kusumaningrum
"Naftokuinon dan turunannya dilaporkan mempunyai aktivitas multipotensi. Hasil skrining aktivitas sitotoksik 5 senyawa turunan naftokuinon terhadap sel kanker payudara MCF7 dan sel kanker hati HEPG2, menunjukkan bahwa senyawa 1,4 naftokuinon (N) dan senyawa 2-hidroksi-1,4-naftokuinon(2HN) mempunyai aktivitas sitotoksik yang kuat. Sebagai upaya optimisasi aktivitas sitotoksik selektif terhadap kedua senyawa tersebut dilakukan rancangan modifikasi strukturnya sehingga diperoleh 30 senyawa turunan. Senyawa turunan tersebut selanjutnya dilakukan skrining secara virtual terhadap reseptor target Polo like kinase 1 (Plk-1) dengan perangkat lunak Molegro Virtual Docker. PLk-1 adalah target potensial generasi terbaru dalam terapi kanker, proteinnya terekspresikan secra bermakna dalam beberapa jenis kanker. Hasil skrining virtual menunjukan bahwa senyawa hasil rancangan mempunyai afinitas pengikatan lebih tinggi dibandingkan senyawa induk, ligan acuan benzolaktam serta doxorubicin. Senyawa yang mempunyai nilai afinitas lebih baik dari senyawa induk dan nilai clogp<5 disintesis. Hasil modifikasi senyawa N diperoleh 3 senyawa yaitu senyawa 4-oksim-naftalen-1-on (NO-1); senyawa 4-((benzoiloksi)imino)naftalen-1(4h)-on (NO-2) dan senyawa (E)-4-(asetoxiimino) naftalen-1(4H)-on (NO-6). Sedangkan modifikasi senyawa 2HN diperoleh 4 senyawa yaitu 1,4-diokso-1,4-dihidronaftalen-2il-benzoat (2HN-13), 1,4-diokso-1,4-dihidronaftalen-2-il 4- metilbenzoat (2HN-14); 1,4-diokso-1,4-dihidronaftalen-2il-3-metilbenzoat (2HN-15), dan 1,4-diokso1,4-dihidro-naftalen-2-il 2-metilbenzoat (2HN-16). Struktur senyawa hasil modifikasi dikonfirmasi dengan FTIR, LCMS, 1H-NMR dan 13C-NMR serta aktivitas sitotoksik selektif terhadap sel kanker payudara MCF7, sel kanker hati HEPG2 dan sel normal CHO menggunakan metode MTT. Senyawa yang paling poten dilakukan analisis siklus sel dengan flowcytometry. Hasil penelitian menunjukkan senyawa N, NO-1, NO-2 dan NO-6 mampu menginhibisi proliferasi sel kanker payudara MCF7 dengan masing-masing nilai IC50 20,63 μM, 11,23; 48,18 μM.μM dan 3,24 μM. Senyawa NO-1 dan NO-6 mempunyai aktivitas sitotoksik selektif terhadap sel kanker MCF7 dan tidak selektif sitotoksik terhadap sel kanker hati HepG2. Mekanisme penghambatan proliferasi sel kanker MCF7 oleh senyawa NO-1 dan NO-2 diduga kuat melalui penghambatan plk-1 yang selanjutnya menginduksi apoptosis dan menekan mitosis sel. Hasil analisa HKSA menunjukkan bahwa efek hidrofobik khususnya log p senyawa turunan 1,4 naftokuinon menunjang aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF7, namun tidak demikian terhadap sel kanker hati HEPG2. Sedangkan efek sterik dan elektronik tidak memberikan pengaruh yang signifikan.

Naphthoquinone and its derivatives have been reported to have multipotent activity. Results from cytotoxic screening against breast carcinoma cell line (MCF7) and hepatocarcinoma cell line (HepG2) showed that 1.4-naphthoquinone and 2-hydroxy-1.4-naphthoquinone compounds had the highest cytotoxic activity. In this study, the selective cytotoxic activity was optimized, 30-naphthoquinone derivatives from 1,4-naphthoquinone and 2-hydroxy-1,4-naphthoquinone were designed and virtually screened using Molegro Virtual Docker software. Those compounds were adhered to targeted receptor, which is Polo-like kinase 1 (Plk-1). Plk 1 is one of the potential targets for cancer therapy because it is expressed on several types of cancer cells. Result of the study demonstrated that naphthoquinone derivatives had more potent bonding activity compared to ligand references, i.e. benzolactam and doxorubicin. Modification of 1.4-naftokuinon to oxyme structure had been performed and resulted in NO-1 (4-oxime-naphtalene-1-on), NO-6 ((E)-4-(acetoxyimino) naphtalen-1(4H)-on) and NO-2 (4-((benzoyloxy)imino)naftalen-1(4h)-on). Furthermore, 2-hydroxy-1,4-naphtho- quinone had been modified and the synthesized compounds were 1,4-dioxo-1,4-dihydronaphtalen-2yl-benzoate (2HN-13), 1,4-dioxo-1,4-dihydronaphthalen-2-yl 4-methylbenzoate (2HN-14) 1,4-dioxo-1,4-dihydronaphtalen-2yl-3-metilbenzoate (2HN-15), and 1,4-dioxo-1,4-dihydronaphthalen-2-yl 2-methylbenzoate (2HN-16). Modified compounds had been confirmed using FTIR, LCMS, 1H-NMR and 13C-NMR. MTT assay was performed to study the selective cytotoxic activity. Flow cytometry was also being used to observe the cell cycles of cell after treated with the potent compounds. In this present study, it was observed that the compound N, NO-1, NO 2 and NO-6 inhibited the proliferation of MCF7 breast carcinoma cell line with IC50 20.63 μM, 11.23.μM, 48.18 μM and 3.24 μM respectively. NO-1 and NO-6 had selective cytotoxic activity against breast carcinoma cell line, MCF7 and had no selective cytotoxic activity against hepatocarcinoma cell line, HepG2. Mechanism of proliferation inhibited breast carcinoma cell line (MCF7) of NO-1 and NO-6 compounds were estimated by Plk-1 inhibition which further induced apoptotic and suppressed mitotic. QSAR analysis presented the hydrophobic effect of oxyme derivatives, particularly log p, played a role to breast carcinoma cell line (MCF7) on cytotoxic effect, but not to hepatocarcinoma cell line (HEPG2). However, the steric and electronic effects did not significantly contribute to the activity."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2069
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Trisna Katrina
"Senyawa yang mengandung nitrogen banyak ditemukan dialam dan memiliki peran penting dalam obat-obatan. Salah satunya senyawa naftokuinon dan turunannya sering menghasilkan aktivitas antioksidan, antikanker, antibakteri, antiinflamasi dan antijamur. Reaksi mannich merupakan reaksi multikomponen yang pas untuk sintesis senyawa yang mengandung nitrogen. Reaksi ini menghasilkan produk samping molekul air sehingga reaksi ini bisa disebut juga dengan reaksi Green Chemistry. Sintesis derivat amino naftokuinon menggunakan katalis saponin yang diisolasi dari seed pods trembesi. Karakterisasi saponin menggunakan FTIR dan UV-Vis. Pengukuran tegangan permukaan menggunakan metode kenaikan pipa kapiler digunakan untuk mengukur nilai CMC pada saponin. Karakterisasi senyawa amino naftokuinon menggunakan FTIR, UV Vis dan LCMS. Optimasi pelarut, suhu dan waktu reaksi dilakukan untuk mendapatkan yield yang bagus. Kondisi terbaik untuk sintesis derivate amino naftokuinon menggunakan katalis 900 ppm selama 24 jam pada suhu ruang dengan pelarut air. Yield yang didapatkan dari senyawa 1 (68,49 %), senyawa 2 (17,62 %), senyawa 3 (69,41 %) dan senyawa 4 (62,67 %). Senyawa hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FT-IR, UV-Vis dan LC-MS/MS. Senyawa hasil sintesis mampu berfungsi sebagai antioksidan.

Nitrogen-containing compounds are found in nature and have an important role in medicine. One of these compounds is naphthoquinone and its derivatives which often produce antioxidant, anticancer, antibacterial, anti-inflammatory, and antifungal activities. Mannich reaction is a multicomponent reaction that is suitable for the synthesis of nitrogen-containing compounds. This reaction produces water molecules byproducts so this reaction can be called a Green Chemistry reaction. The synthesis of the amino derivative naphthoquinone uses a saponin catalyst isolated from seed pods trambesi. Saponin characterization by using FTIR and UV-Vis. Surface tension measurements by using the capillary tube rise method were used to measure the CMC value of saponins. Characterization of amino naphthoquinones is by using FTIR, UV Vis, and LCMS. Solvent optimization, temperature, and reaction time were carried out to obtain a good yield. The best condition for the synthesis of amino naphthoquinone derivatives is by using a 900 ppm catalyst for 24 hours at room temperature with an aqueous solvent. The yield is obtained from compound 1 (68.49%), compound 2 (17.62%), compound 3 (69.41%), and compound 4 (62.67%). The synthesized compounds were characterized by using FT-IR, UV-Vis, and LC-MS / MS. The synthesized compounds are able to function as antioxidants."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Cahyo Widodo
"Lawson 2-hidroksi-1,4-naftokuinon merupakan salah satu senyawa alam yang memiliki aktivitas antimikroba, termasuk antibakteri. Keberadaan cincin 1,4-naftokuinon memiliki potensi yang menjanjikan untuk aktivitas antibakteri. Namun, perkembangan derivat lawsone sebagai senyawa antibakteri dibutuhkan untuk meningkatkan aktivitas dan mengimbangi evolusi bakteri. Pada penelitian ini, senyawa lawsone diderivatkan dengan mengikat gugus hidroksietilamino, menghasilkan 2- 2-hidroksietil amino -1,4-naftokuinon senyawa A , sebagai intermediet dan gugus aminoetilasetat, menghasilkan 2- 1,4-diokso-1,4-dihidronaftalen-2-il amino etil asetat senyawa B , pada reaksi kedua. Reaksi pertama menghasilkan senyawa A dengan persentasi yield sebesar 56,1 sementara reaksi kedua menghasilkan senyawa B dengan persentasi yield sebesar 51,6. Metode difusi cakram dilakukan untuk menentukan aktivitas antibakteri melawan S. aureus dan E. coli sebagai bakteri uji. Baik senyawa A maupun senyawa B menghasilkan zona inhibisi pertumbuhan. Dengan begitu, kedua senyawa produ, senyawa A dan senyawa B memiliki aktivitas sebagai senyawa antibakteri.

Lawsone 2 hydroxy 1,4 naphthoquinone is one of natural compound which posses antimicrobial activity, including antibacterial. The presence of 1,4 naphthoquinone ring have promising potential for antibacterial activity. However, development of lawsones derivate as antibacterial compound is required to increase the activity and equilibrate bacterial evolution. In this research, lawsone compound was derived by binding of hydroxyethylamino group, yielding 2 2 hydroxyethyl amino 1,4 naphthoquinone A compound, as intermediet and aminoethylacetate group, yielding 2 1,4 dioxo 1,4 dihydronaphthalen2 yl amino ethyl acetate B compound, at second reaction. The first reaction yielded A compound with 56,1 yield percentation. Meanwhile, the second reaction yielded B compound with 51,6 yield percentation. Disc diffusion methode was done to determine antibacterial activity against S.aureus and E.coli as bacterial sample. Either A or B compound produced inhibition zone at antibacterial activity. Therefore, the both derivatization product, A and B compound, posse activity as antibacterial compound."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Derry Luthfi Yudhi
"

Lawson merupakan senyawa bahan alam golongan naftokuinon yang dapat diperoleh dari tanaman pacar kuku (Lawsonia inermis) yang merupakan tanaman asli benua Afrika Utara dan Asia. Lawson memiliki gugus fungsi berupa gugus diketon dan enol yang dapat membentuk senyawa heterosiklik yang memiliki bioaktivitas. Salah satu senyawa heterosiklik tersebut adalah senyawa golongan spirooksindol. Telah disintesis senyawa spirooksindol dari lawson menggunakan reaksi multikomponen dengan perlakuan penambahan katalis maupun tanpa penambahan katalis. Pengukuran aktivitas katalisasi terbaik pada jumlah penambahan katalis tertentu dilakukan terhadap penggunaan katalis homogen L-prolin dan katalis heterogen metal–organic framework berbasis zirkonium dengan ligan H2NDC termodulasi L-prolin (Zr-NDC-Pro) untuk mengetahui jumlah rendemen yang dihasilkan. Hasil katalisasi menunjukkan bahwa penggunaan katalis L-prolin optimum pada penambahan katalis sebanyak 3% b/b dengan persen rendemen sebesar 49,05%, sedangkan Zr-NDC-Pro optimum pada penambahan katalis pada jumlah yang lebih sedikit, yaitu 1% b/b dengan persen rendemen sebesar 47,43%, mengindikasikan bahwa Zr-NDC-Pro lebih unggul pada penambahan jumlah katalis yang lebih sedikit pada pembentukan senyawa spirooksindol.

 


Lawsone is a naphthoquinone-class natural product that could be obtained from native Northern Africa and Asia’s plant, henna tree (Lawsonia inermis). Lawsone has a diketone and enol functional group which can form heterocyclic compounds with some bioactivities. One of the examples of the heterocyclic compounds is spirooxindole. Spirooxindole had been synthesized from lawsone using a multicomponent reaction with and without adding catalysts to the reaction. Determination of the catalytic activity had been conducted toward L-proline homogeneous catalyst and zirconium-based metal–organic framework modulated by L-proline heterogeneous catalyst (Zr-NDC-Pro) in order to know the amount of yield generated from the reaction. The catalytic result indicated that the usage of L-proline as a catalyst showed optimum activity on 3% w/w which generated 49.05% yield, whereas Zr-NDC-Pro showed optimum activity on 1% w/w which generated 47.43% yield, indicated that Zr-NDC-Pro had high catalytic activity toward less amount of catalyst at the formation of the spirooxindole than L-proline.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Widyarti
"Sitronelol dan geraniol dilaporkan mempunyai aktivitas antibakteri,antiinflamasi dan sitotoksik terhadap beberapa sel kanker. Hasil uji sitotoksiksitronelol dan geraniol terhadap sel kanker murine leukimia P388 menunjukkanbahwa, sitronelol dan geraniol mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap sel kankertersebut. Untuk meningkatkan aktivitas sitotoksik, kedua senyawa tersebut dirancangmenjadi sejumlah senyawa ester dan diskrining virtual terhadap reseptor proteinproviral insertion site in Moloney murine leukemia virus-1 Pim1 kinase denganperangkat lunak Molegro Virtual Docker MVD . Hasil skrining virtual menunjukkanbahwa senyawa ester hasil rancangan mempunyai potensi sebagai antikanker dandisintesis 8 senyawa ester terpilih yaitu sitronelil kaproat, geranil kaproat, sitronelilisobutirat, geranil isobutirat, sitronelil 2,2-dimetil butirat, geranil 2,2-dimetil butirat,sitronelil kaprilat dan geranil kaprilat. Senyawa ester hasil sintesis dianalisis awalmenggunakan KLT, dimurnikan menggunakan kolom kromatografi, dielusidasistrukturnya menggunakan FTIR dan NMR serta dianalisis spektro massanyamenggunakan GCMS. Analisis toksisitas senyawa ester hasil sintesis dengan metodeBSLT menunjukkan bahwa, ester sitronelol dan geraniol hasil sintesis toksik terhadaplarva udang Artemia salina dengan nilai LC50 1,21-1,96 ?g/mL, sehingga berpotensisebagai senyawa antikanker. Hasil uji aktivitas sitotoksik terhadap sel murineleukimia P388 secara in vitro dengan metode MTT menunjukkan bahwa, estersitronelol dan geraniol hasil sintesis sitotoksik terhadap P388 dengan nilai IC50 10,63-37,69 ?g/mL. Aktivitas sitotoksik ester sitronelil kaproat yang disintesis dari asamkaproat minyak inti sawit sekitar 4 kali lebih kuat daripada sitronelol. Senyawa yangaktivitas sitotoksiknya lebih tinggi daripada senyawa induk, selanjutnya diujisitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF7 dengan metode alamar blue. Hasil ujisitotoksik ini menunjukkan bahwa senyawa ester sitronelil isobutirat, sitronelil 2,2-dimetil butirat, geranil isobutirat dan geranil 2,2-dimetil butirat sitotoksik terhadapMCF7 dengan nilai IC50 1,32-4,83 ?g/mL. Hidrofobisitas log P senyawaberpengaruh terhadap aktivitas sitotoksik.

Citronellol and geraniol have been reported as an antibacterial, anti inflammatory andcytotoxic against some cancer cells. The cytotoxic test result both of citronellol andgeraniol against murine leukemia P388 cancer cells showed that citronellol andgeraniol have cytotoxic activity against the cancer cells. To enhance the cytotoxicactivity both of the compounds, the compounds were designed into a number of estercompounds and virtual screened against the target receptor of proviral insertion sitein Moloney murine leukemia virus 1 Pim1 kinase using Molegro Virtual Docker MVD software. The virtual screening result showed that citronellol and geraniolesters have potential as anticancer and 8 ester compounds selected that are citronellylcaproate, geranyl caproate, citronellyl isobutyrate, geranyl isobutyrate, citronellyl2,2 dimethyl butyrate, geranyl 2,2 dimethyl butyrate, citronellyl caprylate and geranilcaprylate further synthesized. The synthesized ester compounds were preliminaryanalyzed by TLC, purified by column chromatography, elucidated the molecularstructure using FTIR and NMR and analyzed the mass spectra using GCMS. Toxicityanalysis of ester compounds by BSLT method showed that, citronellol and geraniolesters toxic against Artemia salina Leach shrimp larvae with LC50 values of 1.21 1.96mg mL, thereby potentially as anticancer compound. The result of in vitro cytotoxicactivity of esters against murine leukemia P388 cancer cells by MTT method showedthat, citronellol and geraniol esters cytotoxic against P388 cancer cells with IC50values of 10.63 37.69 g mL. The cytotoxic activity of citronellyl caproate thatsynthesized from caproic acid of palm kernel oil was about 4 more active thancitronellol. Ester compounds that have higher cytotoxic activity than startingcompound, then were tested for cytotoxic activity against breast MCF7 cancer cellsby alamar blue method, The result showed that citronellyl isobutyrate, citronellyl 2,2 dimethyl butyrate, geranyl isobutyrate and geranyl 2,2 dimethyl butyrate activeagainst MCF7 cancer cells with IC50 values of 1.32 4.83 g mL. Hydrophobicity logP of ester compounds effect on the cytotoxic activity."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2282
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shadira Anindieta Irdianto
"Indonesia merupakan negara biodiversitas tinggi yang memiliki 7.000 dari 30.000 jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Salah satunya tanaman bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) yang mengandung berbagai senyawa antioksidan sehingga diperkirakan dapat mengakibatkan kematian pada sel kanker. Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak bajakah tampala dapat mengakibatkan apoptosis pada sel T47D kanker payudara selama 24 jam. Namun, penelitian terkait uji sitotoksisitas ekstrak bajakah tampala terhadap sel kanker payudara MCF-7 belum ditemukan sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menemukan konsentrasi optimal ekstrak bajakah tampala yang dapat menghambat 50% proliferasi sel. serta mengetahui efek sitotoksisitas ekstrak bajakah tampala. Metode penelitian ini menggunakan sel MCF-7 dan batang bajakah tampala yang diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Selanjutnya, dilakukan uji MTT dan flow cytometry. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol bajakah tampala memiliki nilai IC50 sebesar 104 ppm dan menghasilkan efek sitotoksisitas yang dapat menyebabkan apoptosis pada sel MCF-7. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak bajakah tampala dengan pelarut etanol 96% tergolong dalam kelompok senyawa yang bersifat kurang aktif sebagai antikanker.

Indonesia is a high biodiversity country with 7,000 of 30,000 plant species that can be used as traditional medicine. One of them is the bajakah tampala plant (Spatholobus littoralis Hassk.) which contains various antioxidant compounds that are assumed can cure cancer. Further studies revealed that bajakah tampala extract can induce apoptosis in T47D breast cancer cell lines. However, studies related to the cytotoxicity test of bajakah tampala extract on MCF-7 breast cancer cells have not been discovered. Hence, it is necessary to analyze the cytotoxicity effect of bajakah tampala extract on MCF-7 breast cancer cells. This study aimed to find the optimal concentration of bajakah tampala extracts that can inhibit 50% of cell proliferation and to know the cytotoxicity effect of bajakah tampala extract. This research used MCF-7 breast cancer cell lines and bajakah tampala stems. The stems were extracted by maceration method using 96% ethanol. These research methods are viability tests with MTT reagents and anti-cancer activity tests using flow cytometry. The results showed that the ethanol extract of bajakah tampala has an IC50 value of 104 ppm and can induce an apoptosis effect in MCF-7 cells. This study concludes that the anti-cancer activity of bajakah tampala extract is weak against MCF-7 breast cancer cell lines."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ericko Ongko Joyo
"Kanker payudara merupakan jenis kanker yang sering terjadi pada perempuan di seluruh dunia. Saat ini baku emas diagnosis kanker payudara, yaitu pemeriksaan histopatologi, masih memiliki kekurangan dan bergantung pada penilaian visual pemeriksa. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat Direct Scanning Calorimetry (DSC) untuk mengidentifikasi profil termal pada sel kanker payudara. DSC sangat sensitif terhadap perubahan suhu yang kecil terkait aktivitas molekuler didalam sel. Penelitian ini dilakukan secara uji in vitro dengan menggunakan sel MCF7 sebagai sampel percobaan. Sel kanker dibagi menjadi kelompok tanpa dan dengan perlakuan doxorubicin dan sel normal payudara sebagai pembanding. Tiap kelompok diuji 4 kali pengulangan. Sel dilisis dan diambil 10 μL untuk dibaca profilnya menggunakan DSC-60.
Hasil pemindaian DSC berupa termogram yang kemudian dianalisis dan didapatkan data nilai titik lebur dan entalpi lebur tiap sampel. Data diuji statistik menggunakan uji ANOVA satu arah. Termogram DSC sel MCF7 menunjukkan adanya 1 puncak fase transisi dengan titik lebur pada suhu 142,47 ± 7,908 oC dan entalpi lebur sebesar 1,61 ± 0,257 kJ/g. Hasil uji statistik menunjukkan perbedaan bermakna profil termogram sel MCF7 terhadap sel payudara normal dan sel MCF7 yang telah diterapi doxorubicin. DSC dapat digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi profil termogram sel MCF7. Profil termogram sel MCF7 yang dihasilkan memiliki karakter khas dan dapat dibedakan dengan sel payudara normal dan sel MCF7 yang telah diterapi doxorubicin.

Breast cancer is the most common type of cancer on women around the world. At present, the gold standard for the diagnosis of breast cancer, which is histopathological examination, still has some deficiencies and rilies on visual judgement. This research was conducted to utilize the Direct Scanning Calorimetry (DSC) as a tool to identify thermal profiles of breast cancer cells since DSC is very sensitive to small temperature changes due to intracellular activity. MCF7 cell line used as experimental samples. Cancer cells divided into groups without and with doxorubicin treatment and normal breast cells used as a comparison of cancer cells. Cells lysed and used as much as 10 μL each to be scanned using DSC-60. Test ran as much as 4 times for each group.
DSC thermograms analyzed so that the data obtained for the value of melting point and enthalpy of each sample. The data tested statistically by one way ANOVA. Thermogram of MCF7 cells showed 1 peak transition phase. The results of the analysis showed that the transition phase had a melting point at a temperature of 142,47 ± 7,908 oC and a melting enthalpy of 1.61 ± 0.257 kJ/g. Statistical test results showed a significant difference of thermogram of MCF7 compare to normal cells and MCF7 treated with doxorubicin. This study showed that DSC can be used as a tool to identify the thermogram profile of MCF7 cells. The thermogram profile has a distinctive character and can be distinguished from normal breast cells and treated MCF7 cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isma Zahira Suhaima
"Latar belakang: Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum terjadi pada wanita dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Tata laksana yang dapat dilakukan antara lain pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi, meskipun metode tersebut tidak jarang menimbulkan berbagai efek samping serta biaya yang mahal. Pengobatan alternatif juga kerap dilakukan untuk membantu penanganan kanker, salah satunya dengan obat-obatan herbal. Hibiscus rosa-sinensis diketahui memiliki berbagai senyawa fitokimia yang berpotensi dikembangkan sebagai antikanker.
Metode: Hibiscus rosa-sinensis kering digiling menjadi serbuk, lalu dibuat menjadi ekstrak dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol. Analisis kandungan fitokimia ekstrak Hibiscus rosa-sinensis dilakukan melalui uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT). Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak Hibiscus rosa-sinensis dilakukan menggunakan metode DPPH, sedangkan aktivitas sitotoksik ekstrak Hibiscus rosa-sinensis terhadap sel kanker payudara MCF-7 dilakukan dengan metode MTT.
Hasil: Hibiscus rosa-sinensis memiliki kandungan fitokimia triterpenoid, alkaloid, flavonoid, tanin, dan steroid. Ekstrak Hibiscus rosa-sinensis menunjukkan aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dengan nilai IC50 sebesar 1,56 µg/mL untuk ekstrak etil asetat dan 42,30 µg/mL untuk ekstrak etanol. Aktivitas sitotoksik ekstrak etil asetat H. rosa-sinensis terhadap sel kanker payudara MCF-7 dikategorikan moderat dengan nilai IC50 sebesar 79,37 µg/m, sedangkan ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol H. rosa-sinensis yang masing-masing memiliki nilai IC50 sebesar 125,23 µg/mL dan 210,77 µg/mL, dikategorikan aktivitas sitotoksik lemah.
Simpulan: Hibiscus rosa-sinensis mengandung beberapa senyawa fitokimia yang memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dan menunjukkan aktivitas Metode: Hibiscus rosa-sinensis kering digiling menjadi serbuk, lalu dibuat menjadi ekstrak dengan metode maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol. Analisis kandungan fitokimia ekstrak Hibiscus rosa-sinensis dilakukan melalui uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis (KLT). Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak Hibiscus rosa-sinensis dilakukan menggunakan metode DPPH, sedangkan aktivitas sitotoksik ekstrak Hibiscus rosa-sinensis terhadap sel kanker payudara MCF-7 dilakukan dengan metode MTT.
Hasil: Hibiscus rosa-sinensis memiliki kandungan fitokimia triterpenoid, alkaloid, flavonoid, tanin, dan steroid. Ekstrak Hibiscus rosa-sinensis menunjukkan aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dengan nilai IC50 sebesar 1,56 µg/mL untuk ekstrak etil asetat dan 42,30 µg/mL untuk ekstrak etanol. Aktivitas sitotoksik ekstrak etil asetat H. rosa-sinensis terhadap sel kanker payudara MCF-7 dikategorikan moderat dengan nilai IC50 sebesar 79,37 µg/m, sedangkan ekstrak n-heksana dan ekstrak etanol H. rosa-sinensis yang masing-masing memiliki nilai IC50 sebesar 125,23 µg/mL dan 210,77 µg/mL, dikategorikan aktivitas sitotoksik lemah.
Simpulan: Hibiscus rosa-sinensis mengandung beberapa senyawa fitokimia yang memiliki aktivitas antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dan menunjukkan aktivitas sit

Background: Breast cancer is the most common type of cancer in women with a very high mortality rate. Treatments for this malignancy are surgery, chemotherapy, and radiotherapy, however those methods can cause adverse effects and quite expensive. Complementary and alternative medicines (CAMs) are also used to support those treatments, one of them is herbal medicine. Hibiscus rosa-sinensis is known to have various phytochemical components which have the potential to be developed as anticancer.
Method: Dry Hibiscus rosa-sinensis was milled to a powder, then extracted by multilevel maceration method using n-hexane, ethyl acetate and ethanol as solvents. Phytochemical components of Hibiscus rosa-sinensis extracts was analyzed using phytochemical tests and thin layer chromatography (TLC). Its antioxidant activity was determined using DPPH method, meanwhile its cytotoxic activity towards MCF-7 breast cancer cells was evaluated using MTT assay.
Result: Hibiscus rosa-sinensis were proved to contain triterpenoids, alkaloids, flavonoids, tannins and steroids. Hibiscus rosa-sinensis extracts showed antioxidant activity towards DPPH free radicals with IC50 value of 1.56 µg/mL for ethyl acetate extract and 42.30 µg/mL for ethanol extract. Cytotoxicity of Hibiscus rosa-sinensis ethyl acetate extract towards MCF-7 cells was moderately active with the IC50 value of 79.37 µg/mL. Meanwhile, Hibiscus rosa-sinensis n-hexane extract and ethanol extract which had IC50 for 125.23 µg/mL and 210.77 µg/mL, are categorized into weakly active cytotoxicity.
Conclusion: Hibiscus rosa-sinensis contains several phytochemical compounds which showed antioxidant activiy towards DPPH free radicals and cytotoxic activity towards MCF-7 breast cancer cells, thus it can be developed further to be anti-breast cancer agents.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radityo Ali Murti
"ABSTRAK
Kanker payudara adalah kanker kedua terbanyak diderita di dunia, sedangkan di Indonesia kanker payudara menempati peringkat kedua jenis kanker yang paling sering terdiagnosis setelah kanker serviks di Indonesia. Terdapat beberapa pilihan terapi untuk kanker payudara seperti operasi, kemoterapi, dan radiasi yang memiliki efektivitas rendah pada stadium lanjut dan kerap menimbulkan efek samping. Oleh karena itu dibutuhkan pilihan terapi lain dengan efek terapetik yang optimal dan efek samping yang minimal. Salah satu senyawa alami yang berpotensi dikembangkan sebagai antikanker adalah asam galat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik senyawa asam galat dan derivatnya dengan menggunakan 8 variasi konsentrasi, yaitu 0,07; 0,13; 0,27; 0,53; 1,07; 2,13; 4,27 dan 8,53 g/ml pada lini sel kanker payudara T47-D. Dengan metode MTT assay, didapatkan nilai absorbansi dan viabilitas sel yang kemudian diolah dengan menggunakan GraphPad Prism untuk mendapatkan nilai IC50 dari tiap senyawa uji. Hasil menunjukkan alil galat, amil galat, trans-heksinil galat, benzil galat, sekunder amil galat, propil galat, dan isoamil galat memiliki IC50 yang rendah, yaitu 1,25 g/mL, 2,78 g/mL, 3,17 g/mL, 4,82 g/mL, 5,32 g/mL, 7,84 g/mL, dan 8,02 g/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modifikasi asam galat melalui penambahan rantai samping alkil ester, penambahan gugus aromatis, dan konfigurasi cis-trans dapat meningkatkan aktivitas sitotoksik senyawa asam galat.

ABSTRAK
Breast cancer is the second most suffered cancer in the world, whereas in Indonesia is the second most suffered after cervix cancer. There are several treatments for breast cancer such as surgery, chemotherapy, and radiation, however these treatments have low effectiveness at advanced stage and often cause side effects. Therefore, there are significant need of treatment with the optimal therapeutic effect and minimal side effects. Gallic acid is a natural compound which could be developed as anticancer agent. This study was conducted to determine the cytotoxic activity of gallic acid and its derivatives by using 8 variety of concentrations, namely 0,07 0,13 0,27 0,53 1,07 2,13 4,27 and 8,53 g ml against breast cancer cell line T47 D. Anticancer activity of the tested samples were evaluated by MTT assay, the absorbance and cell viability values are obtained and processed using GraphPad Prism application to get the IC50 value of each compound. The result showed that allyl gallate, amyl gallate, trans hexynyl gallate, benzyl gallate, sec amyl gallate, propyl gallate, and isoamyl gallate have anticancer activity higher than gallic acid with IC50 value 1,25 g mL, 2,78 g mL, 3,17 g mL, 4,82 g mL, 5,32 g mL, 7,84 g mL, and 8,02 g mL, respectively. It could be concluded that the structure modification of gallic acid through the addition of a side chain alkyl ester, the addition of aromatic groups, and cis trans configuration in gallic acid derivatives could increase its cytotoxic activity."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Trauma pada regio maksilofasial memiliki dampak secara fisik kepada pasien. Oleh karena itu dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih baik dalam reposisi dan fiksasi pada fragmen tulang. Imobilisasi diperoleh dengan menggunakan fixation plate dan screw. Bahan plate dan screw yang dianggap berpotensi untuk digunakan adalah magnesium (Mg) dan dianggap merupakan bahan logam yang baik karena kompatibilitasnya, dapat diresorbsi oleh tubuh manusia dan menstimulasi pertumbuhan tulang. Saat ini penggunaan magnesium masih terbentur oleh kecepatan biodegradasi yang perlu dikontrol sehingga dapat sesuai dengan kecepatan penyembuhan jaringan tubuh. Salah satu caranya adalah dengan metode equal channel angular pressing (ECAP). Sel osteoblas berperan membentuk tulang baru dalam proses regenerasi, apabila terjadi fraktur pada tulang. Reaksi jaringan dilihat dengan menginvestigasi respon sel osteoblas terhadap pajanan Mg ECAP dengan melihat produksi/ekspresi faktor pertumbuhan seperti TGFβ-1 dan BMP-2. Metode: kultur sel osteoblas manusia (MG63) dalam jumlah yang cukup, dibagi dalam dua kelompok: kelompok 1 dipajankan dengan Mg murni dan kelompok 2 dipajankan dengan Mg ECAP. Pada hari ke-1, 3, 7 dan 14 setelah pemajanan dilakukan pemeriksaan ekspresi TGFβ-1 dan BMP-2 terhadap kedua kelompok. Hasil yang didapat menunjukkan perbedaan yang signifikan pada ekspresi TGFβ-1 dan BMP-2 pada kedua kelompok. Kesimpulan: Logam Mg memiliki sifat yang menguntungkan apabila bahan logam tersebut dapat digunakan sebagai bahan biomaterial pada kasus fraktur oral dan maksilofasial. Penggunaan Mg sebagai material plate dan screw cukup baik karena dapat diresorbsi oleh tubuh manusia dan menstimulasi pertumbuhan tulang.
, Maxillofacial trauma have a physical impact on the patient. Therefore, it needs a better management of the repositioning and fixation of the bone fragments. Immobilization obtained using plate and screw fixation . Materials plate and screw are considered potentially to be used is magnesium ( Mg ) and is considered a good metal because of its compatibility, can be resorbed by the human body and stimulates bone growth. Currently the use of magnesium was restricted by biodegradation speed that needs to be controlled so as to match the speed of the tissue healing. One way is by the method of equal channel angular pressing ( ECAP ). Osteoblasts form new bone plays a role in the regeneration process, if there is a fracture in the bone. Investigation on the tissue reaction is seen with the osteoblast cell response to exposure to Mg ECAP by examining the production/expression of growth factors such as TGFβ-1 and BMP-2. Methods : cell culture of human osteoblast (MG63), divided into two groups : group 1 were exposed to pure Mg and group 2 were exposed to Mg ECAP. On day 1, 3, 7 and 14 after exposure, we examined the expression of TGFβ-1 and BMP-2 at the two groups. The results showed significant differences in the expression of TGFβ-1 and BMP-2 in both groups. Conclusion : Mg has favorable properties when the metal material was used as a biomaterial in oral and maxillofacial fractures. The use of Mg ECAP as a plate and screw material is quite good because it can be resorbed by the human body and stimulates bone growth.]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>