Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223754 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vera Kusuma
"[ABSTRAK
Penurunan fungsi pada rongga mulut, termasuk di dalamnya fungsi sendi temporomandibula mempengaruhi kualitas hidup lansia. Suatu studi potong lintang dilaksanakan pada 112 lansia berusia 60 tahun ke atas. Diagnosis gangguan sendi temporomandibula dilakukan dengan DC/TMD dan kualitas hidup dengan GOHAI. Terdapat hubungan bermakna antara gangguan sendi temporomandibula dengan kualitas hidup, jenis kelamin, dan domisili. Selain itu juga terdapat hubungan bermakna antara kualitas hidup dengan tingkat ekonomi. Pada penelitian ini diketahui faktor yang paling berperan terhadap terjadinya gangguan sendi temporomandibula adalah jenis kelamin, sedangkan untuk kualitas hidup adalah tingkat ekonomi.

ABSTRACT
Decreased oral function in elderly, including the function of temporomandibular joint, will affect the quality of life (QoL). A cross-sectional study was conducted upon 112 elders aged 60 and above. DC/TMD was used to diagnose for TMD and GOHAI was used for the QoL. Significant relationship was observed between TMD and QoL, gender, as well as domicile. Pronounced association was also observed between QoL and economic status. In this study, the most affected factors in TMD occurrence was gender, and for QoL was economic status.;Decreased oral function in elderly, including the function of temporomandibular joint, will affect the quality of life (QoL). A cross-sectional study was conducted upon 112 elders aged 60 and above. DC/TMD was used to diagnose for TMD and GOHAI was used for the QoL. Significant relationship was observed between TMD and QoL, gender, as well as domicile. Pronounced association was also observed between QoL and economic status. In this study, the most affected factors in TMD occurrence was gender, and for QoL was economic status., Decreased oral function in elderly, including the function of temporomandibular joint, will affect the quality of life (QoL). A cross-sectional study was conducted upon 112 elders aged 60 and above. DC/TMD was used to diagnose for TMD and GOHAI was used for the QoL. Significant relationship was observed between TMD and QoL, gender, as well as domicile. Pronounced association was also observed between QoL and economic status. In this study, the most affected factors in TMD occurrence was gender, and for QoL was economic status.]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Anggraini
"Latar Belakang: Objektifitas rasio akar-mahkota gigi klinis dan konvergensi akar gigi.
Tujuan: Menentukan rasio akar-mahkota gigi klinis dan tipe konvergensi akar gigi molar pertama yang menyebabkan trauma oklusi.
Material dan Metode: Metode Lind (1972) dan metode baru untuk menentukan konvergensi akar gigi.
Hasil: Rasio >1,51= baik; 1-≤1,50= cukup baik; 0,51-0,99= buruk; ≤0,50=sangat buruk. Ada hubungan antara gabungan rasio akar-mahkota gigi klinis dan konvergensi akar gigi dengan kegoyangan gigi (rs:0,302), lamina dura, (rs: 0,211), resesi gingiva bukal (rs: 0,245), kehilangan perlekatan (rs: 0,233).
Kesimpulan: Ada hubungan antara rasio akar mahkota gigi yang tidak seimbang disertai konvergensi akar gigi dengan trauma oklusi.

Background: An objective assessment of clinical root-crown ratio and root convergence.
Objective: To determine the clinical root-crown ratio and root convergence type of first molar which cause trauma from occlusion.
Materials and Methods: Method of Lind (1972) and a new method to determine the root convergence.
Results: The ratio >1.51=good; 1-≤1.50= pretty good; 0.51-0.99= poor; ≤ 0.50= very bad. There is a relationship between the combined of clinical root-crown ratio and root convergence with tooth mobility (rs: 0.302), lamina dura, (rs: 0.211), buccal gingival recession (rs: 0.245), loss of attachment (rs: 0.233).
Conclusion: There is a relationship between the combine of clinical root-crown ratio and root convergence with trauma from occlusion.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Odang, Roselani W.
"Penilaian keberhasilan suatu perawatan dengan gigi tiruan lepasan dapat dilakukan dengan menggunakan indikator rasa nyaman dalam mulut, kembalinya fungsi pengunyahan, estetika dan bicara. Keberhasilan perawatan akan dinilai optimal bila didapat keserasian antara pemeriksaan obyektif yang dilakukan oleh operator dengan persepsi pasien. Atas dasar ini dilakukan suatu penelitian kualitatif untuk mengevaluasi seberapa jauh perbedaan persepsi antara operator dengan pasien terhadap hasil perawatan dengan gigi tiruan lepasan. Pengamatan terhadap 12 pasien berusia antara 49 - 65 tahun dengan variabel yang diperhatikan adalah rasa nyaman, estetika,fungsi bicara baik secara obyektif maupun sbbyektif;variabel sosio demografis,seperti umur, jenis kelamin, maupun harapan pasien tentang gigi tiruannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pasien berusia diatas 50 tahun, ditemukan kecenderungan tidak puas dari segi persepsi tentang rasa nyaman terutama bila ada rasa sakit yang secara obyektif dinilai tidak ada kelainan yang berarti. Dari segi persepsi tentang estetika dan fungsi bicara,terlihat bahwa kepuasan pasien yang relatif tinggi meskipun secara obyektif dinilai belum memuaskan. Dapat disimpulkan bahwa dari pasien yang diteliti ternyata rasa nyaman dan kaitannya dengan fungsi pengunyahan lebih diutamakan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson, Stanley J.
St. Louis, Missouri: Elsevier Saunders, 2015
611.314 NEL w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Iwany Amalliah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi defek email gigi pada anak periode usia gigi sulung dan tetap. Tujuan lain adalah mengetahui distribusi dari tipe, lokasi dan luas defek tersebut pada gigi anak, serta menguji hubungan terbentuknya defek email dan status sosial ekonomi keluarga. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Serpong pada 2 kelompok umur, yaitu usia gigi sulung dan usia gigi permanen. Jumlah sample adalah minimal 630 anak tiap kelompok umur yang diambil secara acak dan proporsional dengan jumlah murid Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLIP).
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa prevalensi defek email cukup tinggi, yaitu 41% pada kelompok usia gigi tetap dan 28% pada kelompok usia gigi sulung. Tipe yang banyak ditemukan adalah tipe hypoplasia dan demarcated opacities pada rahang atas dengan luas 113 permukaan gigi. Ditemukan pula hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, jumlah anak dalam keluarga dan jenis pekerjaan ayah terhadap terbentuknya defek email gigi anak. Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa terjadinya defek email gigi yang cukup tinggi pada anak dapat memberikan gambaran tingkat kesejahteraan keluarga, yang menunjukkan pentingnya kelainan ini."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ninda Putri Wahyuni
"Ukuran gigi merupakan informasi penting dalam bidang antropologi ragawi, forensik kedokteran gigi serta kedokteran gigi klinis. Ukuran mahkota gigi dapat diukur secara mesiodistal dan bukolingual. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi dan perbedaan ukuran mesiodistal dan bukolingual mahkota gigi molar satu sulung (dm1) dan molar dua sulung (dm2) rahang atas dan rahang bawah pada model studi anak laki-laki dan perempuan. Metode: Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik pada 60 anak laki-laki dan 70 anak perempuan dengan teknik sampling menggunakan rumus analitik numerik tidak berpasangan, dengan uji t tidak berpasangan. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna pada ukuran mesiodistal gigi dm1 rahang atas dan pada ukuran bukolingual gigi dm2 rahang atas (p<0,05). Didapatkan variasi ukuran mahkota dm1 dan dm2 laki-laki dan perempuan dalam bentuk tabel presentil. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara ukuran mesiodistal dan bukolingual gigi anak laki-laki dan perempuan kecuali pada mesiodistal gigi dm1 rahang atas dan bukolingual gigi dm2 rahang atas. Variasi ukuran mesiodistal dan bukolingual gigi dm1 dan dm2 anak laki-laki lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan yang ditampilkan dalam bentuk tabel persentil yang dapat menjadi referensi ukuran mahkota.

Dental size is important for physical anthropology, forensic dentistry and clinical dentistry. The size of the crown tooth can be measured in the dimension of mesiodistal and bucolingual. Aim: This study aims to determine the variation and difference of mesiodistal and bucolingual size of maxillary and mandibullary primary first molar and primary second molar of boys and girls’s study model. Method: The method of this study is descriptive analytic in 60 boys and 70 girls and above chosen with unpaired numerical analytic formula and analyzed using unpaired t-test. Results: The mesiodistal size of maxillary primary first molar and the buccolingual size of maxillary primary second molar was significantly different (p< 0.05). The variations of mesiodistal and buccolingual crown size of boys and girls organized by percentile table. Conclusions: There was no significant differences of mesiodistal and buccolingual crown size between boys and girls except the mesiodistal size of maxillary primary first molar and the buccolingual size of maxillary primary second molar. The mesiodistal and buccolingual variations of boys are greater than girls and organized by percentile table which can be use as a reference for dental crown size."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isya Hanin
"Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan alat ukur kemampuan mastikasi serta menganalisa hubungan antara kemampuan mastikasi dengan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut pada pra-lansia dan lansia wanita yang hidup di suatu komunitas.
Latar belakang : Kehilangan gigi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pra-lansia dan lansia yang dapat mempengaruhi fungsi mastikasi. Penilaian fungsi mastikasi dapat dilakukan secara subyektif maupun obyektif. Penilaian mastikasi secara subyektif perlu dilakukan untuk menilai persepsi individu terhadap kemampuan mastikasinya. Alat ukur berupa kuesioner merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan mastikasi. Kemampuan mastikasi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam fungsi stomatognatik dan pada kesehatan individu secara umum.
Metode : Subjek penelitian adalah 165 wanita usia 45 tahun ke atas yang berdomisili di kecamatan Bekasi Timur, kotamadya Bekasi, Jawa Barat. Subyek diminta untuk menjawab kuesioner kemampuan mastikasi dan kuesioner dampak kesehatan gigi dan mulut terhadap kualitas hidup. Dilakukan pemeriksaan intraoral untuk melihat jumlah gigi sisa, serta kontak antara gigi-geligi asli.
Hasil: Didapat suatu alat ukur kemampuan mastikasi berupa kuesioner yang valid dan reliabel dengan indeks Eichner sebagai baku emas. Dari analisis ditemukan hubungan signifikan antara kemampuan mastikasi dengan kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut.
Kesimpulan : Alat ukur berupa kuesioner dapat digunakan untuk menilai kemampuan mastikasi. Kemampuan mastikasi merupakan fungsi stomatognatik yang penting dan dapat mempengaruhi kualitas hidup ditinjau dari aspek kesehatan gigi dan mulut.

Objective : The purpose of this study is to obtain masticatory assessment tool and to analyze the relationship between masticatory ability with oral health-related quality of life in preelderly and elderly women in a community.
Background : Tooth loss is a condition frequently found in pre-elderly and elderly which affects masticatory function. Masticatory function can be assessed subjectively or objectively. The assessment of subjective masticatory function is needed to evaluate an individual's perception of his/her masticatory ability. One of the methods to evaluate masticatory ability is by using assessment tool in questionnaire format. Masticatory ability is one of the factors that affect stomathognatic function and health in general.
Method : Subjects consist of 165 women age 45 and beyond, living in Bekasi Timur, West Java. Subjects were interviewed using masticatory ability and oral health-related quality of life questionnaires. Intraoral examination was carried out to see numbers of existing teeth and occlusal contact between the teeth.
Results : A valid and reliable masticatory ability assessment tool with Eichner index as golden standard was acquired. Statistical analysis showed a significant relation between masticatory ability and oral health-related quality of life in pre-elderly and elderly women.
Conclusion : An assessment tool in questionnaire format can be used to evaluate masticatory ability. Masticatory ability is an important aspect of stomathognatic function that affects oral health-related quality of life in pre-elderly and elderly women.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T40823
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Okeson, Jeffrey P
St. Louis, Mo.: Elsevier, 2013
617.643 OKE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Phulari, Rashmi GS
"Covers the complete syllabus of the subject prescribed by the Dental Council of India. Practical aspects of dentistry are covered in depth, including tooth carving, tooth identification and assessment of approximate age of a specimen dental cast. The book also covers comparative dental anatomy, dental anthropology and forensic odontology."
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher, 2019
611.314 PHU t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>