Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27795 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gambhir, Natasha
Saarbrücken: LAMBERT Academic Publishing, 2013
613 GAM o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amandita Parameswari
"Latar Belakang: Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada dengan keterbatasan pendengaran. Untuk meningkatkan kemandirian dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, diperlukan sebuah metode edukasi kesehatan gigi yang efektif. Penelitian bertujuan untuk menguji metode edukasi penayangan video bahasa isyarat dan permainan kartu interaktif terhadap pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan gigi dan mulut anak disabilitas rungu.
Metode: 40 anak disabilitas rungu pada sebuah sekolah khusus tunarungu dibagi secara acak ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 mendapatkan intervensi edukasi penayangan video bahasa isyarat dan kelompok 2 mendapatkan intervensi edukasi permainan kartu interaktif. Pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan gigi dan mulut anak disabilitas rungu dinilai dengan kuesioner, dan status kebersihan gigi dan mulut dinilai dengan indeks Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) sebelum dan sesudah intervensi dilakukan.
Hasil: Terdapat hasil signifikan pada peningkatan sikap dan praktik pada kelompok penayangan video, dan hasil signifikan pada peningkatan pengetahuan, sikap, praktik dan penurunan skor OHI-S pada kelompok permainan kartu dalam interval 1 bulan.
Kesimpulan: Kedua jenis intervensi dapat digunakan sebagai metode edukasi pada anak disabilitas rungu. Edukasi interaktif lebih signifikan dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, praktik kesehatan gigi dan mulut serta menurunkan skor OHI-S.

Background: Oral health is one thing that needs to be considered in children with hearing impairments. To increase independence in maintaining oral and dental health, an effective dental health education method is needed. The aim of the study was to test education with video and interactive games method on the increase of oral health knowledge, attitudes and practices of children with hearing disabilities.
Method: 40 children with hearing disabilities in a special school were randomly divided into two groups. Group 1 received a one-way educational intervention by showing video with sign language and group 2 received an interactive educational intervention by playing cards game. Oral health knowledge, attitudes practices of children with hearing disabilities were assessed by a Knowledge-Attitude-Practice questionnaire, and oral hygiene status was assessed by the Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) index before and after the intervention was carried out.
Results: There were significant results in increasing attitudes and practices in the video group, and significant results in increasing knowledge, attitudes, practices and decreasing OHI-S scores in the interactive card game group after 1 month interval.
Conclusion: Both type of interventions can be used as educational methods for children with hearing disabilities. Interactive education is more significant in increasing knowledge, attitudes, dental and oral health practices and decreasing OHI-S scores.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marianti Enikawati
"Latar Belakang : Trauma di rongga mulut memiliki prevalensi yang tinggi, terutama pada anak-anak. Avulsi gigi merupakan kasus trauma di rongga mulut yang paling berat dan sering terjadi di sekolah. Sekitar 64,5% kasus avulsi gigi tidak mendapatkan penanganan yang tepat karena kurangnya pengetahuan guru sekolah terhadap pertolongan pertama avulsi gigi. Oleh karena itu, guru sekolah membutuhkan edukasi untuk meningkatkan prognosis perawatan pada anak. Salah satu media edukasi yang dapat digunakan yaitu poster. Penelitian mengenai pengaruh poster edukasi terhadap perubahan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar mengenai pertolongan pertama mandiri avulsi gigi belum pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca poster edukasi “Pertolongan Pertama Mandiri Gigi Avulsi pada Anak” Metode Penelittian : Penelitian ini dilakukan di 13 sekolah dasar negeri di Jakarta Pusat, dengan total 54 guru yang memenuhi kriteria inklusi. Setelah mengisi informed consent, pengetahuan awal diukur dengan menggunakan kuesioner kemudian guru membaca poster edukasi mengenai pertolongan pertama avulsi gigi. Setelah membaca poster, guru mengisi kembali kuesioner yang berisi pertanyaan yang sama. Perbedaan total skor pengetahuan sebelum dan sesudah membaca poster edukasi diuji secara statistik. Hasil : Nilai median total skor sebelum membaca poster adalah 5 sedangkan nilai median setelah membaca poster adalah 10. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p=0.000 yang menandakan terdapat perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca poster edukasi Kesimpulan : Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan guru sekolah dasar sebelum dan sesudah membaca poster edukasi “Pertolongan Pertama Mandiri Gigi Avulsi pada Anak” yang menandakan poster edukasi merupakan media edukasi yang efektif. 

Background : Oral trauma has a high prevalence, especially in children. Dental avulsion is the most severe type of oral trauma and school is the common place where dental avulsion occurs. Arround 64.5% of dental avulsion cases did not get proper treatment due to inadequate teachers’ knowledge about first aid management of dental avulsion; therefore, teachers need education to improve the prognosis of treatment. One of the educational media that can be used is poster. Research on educational poster’s effect on the knowledge of elementary school teachers regarding first aid management of dental avulsion has never been done in Indonesia. Objective: The purpose of this study is to analyse the difference of level on the knowledge of Elementary School Teachers Before and After Reading Educational Posters “First Aid Management Of Dental Avulsion on Children” Methods : This study was conducted in 13 public primary schools in central Jakarta, with a total of 54 teachers who met the inclusion criteria. After filling out the informed consent, initial knowledge was measured using a questionnaire, then the teacher read an educational poster about the first aid management of dental avulsion. After reading the poster, the teachers answered the questionnaire, which included the same questions as the first questionnaire. The difference between total knowledge scores before and after reading the educational poster was statistically counted. .Results : The median of total score before reading the poster was 5 while the median of total score after reading the educational poster was 10. The Wilcoxon test showed a significant difference (p=0.000) between the level of knowledge of elementary school teachers before and after reading the educational poster. Conclusion : There is a difference in the level of knowledge of elementary school teachers before and after reading the educational poster "Independent First Aid for Children's Avulsion Teeth" which indicates that the educational poster is an effective educational tool. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sao Paulo: Quintessence Editora, 2014
617.600 83 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Pujiharti
"Nyeri pada anak kanker berdampak jangka panjang dan jangka pendek. Sebagian besar orang tua tidak mengetahui cara mengkaji nyeri pada anak dan belum menggunakan skala nyeri yang sesuai dengan usia anak untuk mengukur nyeri. Pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeri yang diberikan kepada pasien belum terstruktur sehingga informasi yang diberikan tidak optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak intervensi edukasi terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dalam mengelola nyeri pada anak dengan kanker. Desain penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan one grup pre test post test. Sampel berjumlah 29 orang di RSAB Harapan kita dan RSPAD Gatot Soebroto yang diambil secara consecutive sampling. Analisis data menggunakan McNemar dan Uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dalam mengelola nyeri pada anak sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan (pengetahuan, p=0,001; Sikap, p=0,001 dan keterampilan, p<0,001). Karakteristik orang tua yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap adalah pengalaman manajemen nyeri. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pendidikan kesehatan tentang mengelola nyeri pada anak sebaiknya dilakukan secara intensif.

Pain in children suffers from cancer gives effect in short term and long term. Most parents do not know how to assess pain in children. They have not used a pain scale based on children age to measure pain. Health education pain management has not been structured for patients so the given information is not optimal.
This study aims to identify the impact of education intervention to the parent's knowledge, attitudes, and skills in managing pain of children suffers from cancer. This study used a quasi-experimental with one group pretest-posttest. The sample was 29 people in RSAB Harapan Kita and Gatot Subroto Army Hospital, taken by consecutive sampling. The data was analyzed by McNemar and Chi Square.
The results showed a significant difference in the aspect of knowledge, attitudes and skills of parent in the pain management of children before and after health education (knowledge, p = 0.001; Attitudes, p = 0.001 and skill, p < 0.001). Characteristics of parents associated with the knowledge and attitudes who have children suffers from cancer is pain management experience. Recommendation for this study is the health education about pain management should be carried out intensively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T42846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Ika Citra Dewi
"Latar belakang: Banyak faktor yang memengaruhi stimulasi dan salah satunya adalah stimulasi. Fungsi kognitif berhubungan dengan stimulasi yang diberikan oleh orangtua atau pengasuh.
Tujuan: Menilai hubungan stimulasi dengan fungsi kognitif anak perawakan pendek dan normal usia prasekolah
Metode: Studi cross sectional yang dilakukan di empat kelurahan di Jakarta dengan metode pengambilan sampel secara consecutive sampling. Kriteria inklusi adalah anak usia prasekolah dari penelitian pada perawakan pendek sebelumnya dengan orangtua atau pengasuh. Penilaian stimulasi menggunakan kuesioner versi Bahasa Indonesia dan fungsi kognitif dengan the Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) versi Bahasa Indonesia yang dinilai oleh Psikolog. Analisis data dengan uji korelasi Pearson dan Kai kuadrat, hasil signifikan bila nilai p < 0,05
Hasil: Subjek 62 anak yang terdiri dari 22 (35,5%) perawakan pendek dan 40 (64,5%) perawakan normal. Pada perawakan pendek didapatkan yang terbanyak stimulasi perkembangan kategori sedang (54,5%), proporsi IQ verbal dan total rata-rata (59,1% dan 50,0%), proporsi IQ performa di bawah rata-rata (45,5%). Hubungan stimulasi dengan fungsi kognitif IQ total pada anak perawakan normal (r=0,316; p=0,047). Perbedaan proporsi IQ verbal, IQ performa dan IQ total pada perawakan pendek dan normal (p=0,409; p=0,119; p=0,877).
Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara stimulasi dengan fungsi kognitif. Tidak terdapat perbedaan proporsi penilaian kognitif dari rata-rata ke atas pada IQ verbal, IQ performa dan IQ total pada perawakan pendek dan normal. Hasil ini harus diinformasikan kepada orangtua atau pengasuh bahwa stimulasi memengaruhi fungsi kognitif dan harus dilakukan rutin setiap hari.

Background: Several factors influence cognitive function and stimulation is one of them. Cognitive function is related to stimulation given by parents or caregivers.
Aim: To assess correlation between stimulation with cognitive function of preschool children with normal and short stature.
Methods: A cross-sectional study with a consecutive sampling was done in four sub-districts in Jakarta. Inclusion criteria were preschool-age children from the previous research on short stature and their parents or caregivers. Stimulation assessment using an Indonesian questionnaire version. Verbal IQ (VIQ), performance IQ (PIQ), and full-scale IQ (FSIQ) were assessed with the Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) Indonesian version by Psychologist. Data were analyzed using Pearson correlation and Chi-square test with a statistically significant if p-value <0.05.
Results: Subject of 62 children consist of 64.5% normal and 35.5% short stature. Most of short stature children obtained medium category stimulation (54.5%), an average VIQ and FSIQ proportion (59.1% and 50.0%, respectively), below the average PIQ proportion (45.5%). Correlation between stimulation with FSIQ (r= 0.316; p-value= 0.047) in normal stature. Verbal IQ, PIQ and FSIQ proportion difference from an average and above between normal and short stature children were p-value= 0.409; p-value= 0.119; p-value= 0.877, respectively.
Conclusion: There was a significant correlation between stimulation and cognitive function. Cognitive function from an average and above between normal and short stature is no proportion difference. This finding must be informed to the parents or caregivers that stimulation affects the cognitive function, and it must be done every day regularly.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy Eszwara
"Kesehatan gigi dan mulut merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang merata di Indonesia, memengaruhi individu dari berbagai kelompok usia. Kesehatan gigi yang buruk tidak hanya mengurangi kualitas hidup tetapi juga meningkatkan risiko penyakit sistemik seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes. Tingginya prevalensi masalah gigi seperti karies, kehilangan gigi, dan penyakit gusi menunjukkan perlunya strategi promosi kesehatan yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak berbagai metode edukasi dalam meningkatkan pengetahuan pasien tentang kesehatan gigi dan mulut di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Dengan menilai efektivitas pendekatan ini, penelitian ini bertujuan memberikan wawasan dalam meningkatkan praktik kebersihan gigi dan kesehatan umum pasien.

Oral health is a pervasive public health issue in Indonesia, affecting individuals across all demographics. Poor oral health not only diminishes quality of life but also exacerbates risks for systemic diseases such as cardiovascular conditions and diabetes. The prevalence of dental problems like cavities, tooth loss, and gum disease underscores the urgent need for effective health promotion strategies. This study focuses on evaluating the impact of various educational methods on enhancing patients' knowledge of dental and oral health at the Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia Dental Hospital. By assessing the effectiveness of these approaches, the research aims to contribute insights into improving oral hygiene practices and overall health outcomes among patients."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica
"Latar belakang : Trauma gigi pada kalangan anak-anak sering terjadi di sekolah dengan prevalensi 1 dari 14 murid menderita injuri di sekolah setiap tahunnya. Strategi perawatan dan pertolongan pertama yang tepat dapat menentukan prognosis gigi yang terkena trauma. Guru merupakan wali orang tua di sekolah yang dapat berperan dalam kasus trauma gigi yang terjadi di sekolah. Berdasarkan literatur, pengetahuan guru masih kurang mengenai trauma gigi anak. Sikap dan pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi faktor internal dan eksternal seperti atribut fisiologis berupa jenis kelamin, pengalaman, dan pekerjaan. Studi mengenai pengukuran sikap dan pengetahuan guru mengenai trauma gigi anak menggunakan kuesioner telah banyak dilakukan dengan populasi berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah menganalis hubungan jenis kelamin, lama pengalaman mengajar, dan bidang studi terhadap sikap dan pengetahuan guru sekolah dasar mengenai trauma gigi anak berdasarkan populasi di Indonesia. Metode Penelitian : Desain penelitian ini adalah analitik korelasi. Sebanyak 90 guru sekolah dasar negeri (SDN) dari 14 SDN di Jakarta Pusat yang dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner. Data dianalisis dengan uji korelasi Kendall. Hasil : Terdapat hubungan bermakna antara pengalaman mengajar dengan sikap guru mengenai trauma gigi anak (p<0.05) dengan korelasi linier negatif yang lemah. Namun, variabel-variabel lainnya tidak memiliki hubungan bermakna pada sikap maupun pengetahuan. Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara lama pengalaman mengajar dengan sikap guru terhadap trauma gigi pada anak, sedangkan tidak terdapat hubungan bermakna antara variabel-variabel lainnya. Secara umum didapati sikap guru sekolah dasar terhadap trauma gigi anak baik, sedangkan pengetahuan guru terhadap trauma gigi anak buruk.

Background : Dental trauma occur frequently in children with 1 of 14 students suffered from injury in school per year. Treatment strategy and proper immediate management could improve the prognosis of an injured tooth. Teacher has an important role providing first aid management in dental trauma case. However, there is still lack of knowledge from teacher about dental trauma in children. There are few factors that can affect attitude and knowledge such as gender, experience, and occupation. Evaluation of attitude and knowledge through questionnaire has been widely used in many countries. The purpose of this research was to analyze the relationship between gender, teaching experience, and school subject toward elementary school teacher’s attitude and knowledge about dental trauma in children based on Indonesia population. Methods : This is a correlation analysis research. Subjects were 90 teachers from 14 public elementary schools in Central Jakarta who were chosen randomly to fill in a questionnaire. Data is analyzed with Kendall correlation. Results : There was a significant relationship between teaching experience and teacher’s attitude (p<0.05) with a weak negative linear correlation. There is no significant correlation between other variables. Conclusion : There was a significant relationship between teaching experience and teacher’s attitude toward dental trauma in children. In the other hand, there are no significant relationship between other variables to teacher’s attitude and knowledge. In general, teacher’s attitude is positive toward dental trauma in children while there was an insufficient knowledge of teacher about dental trauma."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramadhan
"Latar Belakang: Kebersihan gigi dan mulut pada santri di pondok pesantren masih tergolong rendah. Teknik perubahan perilaku mengacu pada strategi khusus yang digunakan dalam intervensi untuk mendorong perubahan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran intervensi pendidikan kesehatan gigi dan mulut terhadap kebersihan gigi dengan menggunakan pendekatan teori model Capability, Opportunity, and Motivation for changing Behavior (COM-B) pada santri di pondok pesantren.
Metode: Sebanyak 88 santri dan santriwati pada pondok pesantren dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 mendapatkan intervensi pendidikan kesehatan gigi biasa dan Kelompok 2 mendapatkan intervensi pendekatan kesehatan gigi dengan pendekatan model COM-B. Komponen kapabilitas, kesempatan, dan motivasi terkait pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pengetahuan terkait perawatan kebersihan gigi dan mulut dievaluasi menggunakan kuisioner sebelum dan sesudah intervensi. Status kebersihan gigi dan mulut dievaluasi menggunakan Indeks OHI-S dan GI sebelum dan sesudah intervensi.
Hasil: Terdapat perubahan signifikan perilaku dan pengetahuan kebersihan gigi dan mulut santri pada seluruh kelompok intervensi. Komponen kapabilitas, kesempatan, dan motivasi menunjukkan hasil yang signifikan dan lebih efektif pada kelompok intervensi dengan model COM-B. Status kebersihan mulut dengan indeks OHI-S dan GI menunjukkan hasil yang signifikan pada intervensi dengan model COM-B.
Kesimpulan: Intervensi pendidikan kesehatan gigi dengan model COM-B dapat secara efektif meningkatkan kebersihan gigi dan mulut santri. Asesmen kapabilitas, kesempatan, dan motivasi pada santri terbukti dapat meningkatkan skor pengetahuan dan perilaku kebersihan gigi dan mulut dan meningkatkan skor OHIS dan GI sebelum dan sesudah intervensi pendidikan kesehatan gigi.

Background: Oral hygiene of students in Islamic boarding schools is still relatively low. Behavior change techniques refer to specific strategies used in interventions to promote behavior change. This study aims to investigate the role of dental and oral health education interventions on dental hygiene using the Capability, Opportunity, and Motivation for Behavior Change (COM-B) model theory approach among students in Islamic boarding schools.
Method: A total of 88 students in the boarding school were divided into two groups. Group 1 received standard dental health education interventions, and Group 2 received dental health interventions using the COM-B model approach. The components of capability, opportunity, and motivation related to maintaining dental and oral health, as well as knowledge related to dental and oral hygiene care, were evaluated using questionnaires before and after the intervention. Dental and oral hygiene status was assessed using the OHI-S and GI indexes before and after the intervention.
Results: There were significant changes in behavior and knowledge of dental and oral hygiene among students in all intervention groups. The components of capability, opportunity, and motivation showed significant and more effective results in the intervention group using the COM-B model. The oral hygiene status assessed by the OHI-S and GI indexes showed significant results in the intervention with the COM-B model.
Conclusion: Dental health education interventions using the COM-B model can effectively improve the dental and oral hygiene of students. Assessing the capability, opportunity, and motivation of students has proven to increase scores in knowledge and behavior regarding dental and oral hygiene and improve OHI-S and GI scores before and after dental health education interventions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Dwi Pratiwi
"Early Childhood Caries (ECC) adalah kondisi terdapat satu atau lebih kerusakan gigi, baik lesi dengan kavitas atau tanpa kavitas, kehilangan gigi akibat karies, atau penambalan permukaan gigi sulung pada usia antara usia lahir hingga 72 bulan. Streptococcus mutans merupakan mikroorganisme yang paling dominan pada terjadinya karies dan banyak terdapat dalam plak gigi.2 Streptococcus mutans adalah bakteri anaerob fakultatif gram positif yang ada pada rongga mulut manusia. Secara struktur serotype - specific polysaccharides, Streptococcus mutans diklasifikasikan Streptococcus mutans diklasifikasikan ke dalam empat serotipe c, e, f, dan k. Prevalensi masing-masing serotipe  berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jakarta didominasi oleh serotipe f (85.5%), c (74.2%), dan e (22.6%). Ekstrak bawang putih atau yang dikenal dengan Allium sativum diketahui telah memiliki kemampuan menghambat aktivitas pada berbagai jenis bakteri patogen. Efek dari Allicin yang terkandung dalam bawang mampu menurunkan aktivitas bakteri dengan menghambat proses pembentukan biofilm. Aktivitas antibakteri dari empat konsentrasi Allium Sativum (10%, 25%, 50%, dan 100%) diteliti terhadap pembentukan biofilm Streptococcus mutans serotype c dan f menggunakan metode MTT Assay. Kontrol positif dengan chlorhexidine gluconate 0,2% dan kontrol negatif. Data dianalisis dengan uji Kruskall wallis dan uji post-hoc Mann Whitney. Keempat konsentrasi mampu menurunkan viabilitas Streptococcus mutans serotipe c dan fStreptococcus mutans serotipe c memiliki konsentrasi yang signifikan pada 50% & 100%, sedangkan Streptococcus mutans serotipe f signifikan pada konsentrasi 100%.

Early Childhood Caries (ECC) is a condition of one or more tooth decay, either lesions with cavity or no cavity, caries-induced tooth loss, or patching of the surface of deciduous teeth between the ages of birth and 72 months. Streptococcus mutans is the most dominant microorganism on caries occurrence and is present in dental plaque. Streptococcus mutans is a gram-positive facultative anaerobic bacteria present in the human oral cavity. Structurally serotype - specific polysaccharides, Streptococcus mutans classified Streptococcus mutans are classified into four serotypes c, e, f, and k. The prevalence of each serotype based on research conducted in Jakarta is dominated by serotype f (85.5%), c (74.2%), and e (22.6%). Garlic extract or known as Allium sativum is known to have the ability to inhibit activity in various types of pathogenic bacteria. The effects of allicin contained in the garlic can decrease bacterial activity by inhibiting the biofilm formation process. The antibacterial activity of four Allium Sativum concentrations (10%, 25%, 50%, and 100%) was investigated on the formation of Streptococcus mutans serotype c and f using the MTT Assay method. Positive control with chlorhexidine gluconate 0.2% and negative control. Data were analyzed by Kruskall wallis test and post-hoc Mann Whitney test. The four concentrations were able to decrease the viability of Streptococcus mutans serotype c and f. Streptococcus mutans serotype c has a significant concentration at 50% & 100%, while Streptococcus mutans serotype f is significant at 100% concentration."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>