Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nofec Budiarto
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nofec Budiarto
"EZDA 3 merupakan paduan seng alumunium (Zn-4%Al) yang memiliki kombinasi yang baik dengan sifat mekanis, castability, dan stabilitas dimensi. oleh karena itu, paduan ini banyak dipakai pada pengecoran die casting. Pada industri peleburan seng pemanfaatan scrap masih kurang banyak dilakukan. Hal ini disebabkan karena adanya unsur pengotor yang dapat mengurangi castability. Untuk mendapatkan seng yang bebas dari pengotor relatif mahal karena diperlukan proses pemumian terlebih dahulu. Salah satu elemen pengotor yang terkandung dalam seng adalah unsur Fe. Adanya unsur Fe di dalam seng merugikan sifat mekanis(keuletannya turun) dan fluiditas Akibat permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan menambahkan unsur besi ke dalam paduan EZDA 3 (Zn-4%Al) yang bertujuan mendapatkan nilai fluiditas, kekerasan dan kekuatan tarik. Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mempelajari pengaruh variasi penambahan besi (0%, 0,1% dan 0,2%) terhadap morfologi struktur paduan ini pada temperatur tuang 420°C dengan menggunakan metode pengujian fluiditas vacuum section test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mikrostruktur seng alumunium (Zn4%Fe) berwama putih merupakan fasa 11 dengan bulatan hitam didalamnya merupakan fasa a. Peningkatan komposisi Fe 0,04% dan 0,19%, membentuk fasa intermetalik dengan senyawa yang terbentuk FeAh. Penambahan Unsur Fe meningkatkan jumlah dan ukuran fasa intermetalik yang terbentuk, menurunkan nilai fluditas dari 27,2 hingga 21 em, dan meningkatkan kekerasan dari 38,4 hingga 45 HRB dan meningkatkan nilai kekuatan tarik pada angka 232 Mpa di komposisi 0,04% Fe dan menurun pada angka 77 Mpa di komposisi 0,19% Fe.

EZDA 3 is an aluminum zinc alloy (Zn-4% AI) which has a good combination of mechanical properties, castability, and dimensional stability. therefore, this alloy is widely used in die casting foundry. On the utilization of scrap zinc smelting industry is still lacking a lot done. This is because the impurity element which can reduce castability. To get free from the impurities of zinc is relatively expensive because of the purification process is required in advance. One of the impurity element contained in the zinc is the element Fe. The appearance of Fe element in the reduce zinc alloy ductility and fluidity. The research done by adding iron to the alloy elements EZDA 3 (Zn-4% AI) which aims to get the fluidity, hardness and tensile strength. This study specifically aims to study the effect of variations in the addition of iron (0%, 0.1% and 0.2%) of the morphological structure of these alloys at temperatures of 420°C castings testing using vacuum fluidity test section. These results showed that the microstructure of aluminum zinc (Zn-4% Fe) in white color is the phase 11 with black dots inside is a phase. Increased in the composition of Fe 0.04% and 0.19%, formed intermetallic phases with a compound formed FeAh. The addition of Fe element increases the number and size of the intermetallic phases, the lower the value of fluidity from 27.2 to 21 em, and increased the hardness of 38 to 45 HRB and increased the value of tensile strength of 232 MPa at number the composition of 0.04% Fe and decreased in number 77 MPa at 0.19% Fe composition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S65236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Irawan
"ABSTRAK
Pada industri hot chamber diecasting pengunaan scrap bekas gating dan
proses machining pengunaanya tidak secara optimal untuk didaur ulang agar bisa
menjadi raw material . Hal ini dikarenakan adanya unsur pengotor besi yang ikut
terlarut kedalam paduan Zn-Al dan membentuk fasa intermetalik yang terlihat
pada strukturmikro . Fenomena ini akan mengakibatkan terjadinya cacat dan
penurunan sifat mekanis
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan modifier Al-
5TiB sebagai grain refiner merubah morfologi fasa intermetalik sehingga
meningkatkan fluiditas dan kekuatan mekanis dari paduan seng . Untuk
mengetahui penyebab itu dilakukan penelitian dan pengujian meliputi pengecekan
komposisi kimia, fluiditas , pengujian sifat mekanis , pengamatan struktur mikro
dengan SEM & EDAX.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh dari pengotor melalui
penambahaan kadar besi (Fe) 0.04% dan 0.19% yang dapat mengakibatkan
peningkatan fraksi fasa intermetalik pada batas butir yang menyebabkan
penurunan kekuatan tarik, impak dan fluiditas pada paduan Zamak 3.
Penambahaan grain refiner Al-5TiB dengan 0.5% dan 1% pada master alloy
Zamak 3 dengan kandungan besi (Fe) 0.19% dapat membuktikan peningkatan
sifat mekanis dan nilai fluiditas . Akibat terbentuknya fasa intermetalik yang
terdistribusi seragam dibatas butir yang lebih halus dapat terlihat dari hasil
pengamatan mikrostruktur.

ABSTRACT
Zamak 3 is one of the many zinc alluminium alloys, as a raw material in
the manufacturing industry with diverse product applications. This alloy has a
good combination of mechanical properties, castability, and good dimensional
stability. Therefore, the manufacturing is able to do with the method of die casting
with the production on a mass scale and shape precision. In casting industry, scrap
left over from casting results have not been optimal product use. This is because
there is an element of excess impurities and reduce castability. Iron (Fe) element
is the element contained impurities that reduce the ability of mechanical and
fluidity.
As a result of these problems, the research carried out by utilizing the
composition and nature of the scrap is given modifier to reduce the negative
influence of impurity elements are present. This study aims to determine the scrap
optimization with the addition of grain refiner Al-5TiB. Through variation of the
addition of 0.5% and 1%, this study will examine the intermetallic morphology
phase of alloy structure, influence on the mechanical properties and fluidity with
vacuum testing. Refined grains will reduce the influence of intermetallic that is
because the element Fe.
The results showed that addition of Fe 0,04% and 0,19% (above standard
0,002%) can lead the increasing of intermetallic phases fraction at grain
boundaries by microstructure analysis. Therefore, this intermetallic cause a
decrease in mechanical properties and fluidity.The modification by added Al-
5TiB to the alloy trigger the formation of a new phase with a subtle form
intermetallic phase and prove an increase in the mechanical properties and
fluidity. It is also a major effect on the value of the fluidity and mechanical
properties of the alloy. Thus, we can conclude how much influence the grain
refiner in distributing the intermetalic phase as seen in microstructure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T46614
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Mikael Januardi
"ABSTRAK
Zamak 3 merupakan salah satu paduan seng aluminium yang banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri manufaktur dengan produk yang beragam aplikasinya. Paduan ini memiliki kombinasi dengan sifat mekanis, castability, dan stabilitas dimensi yang baik sehingga pengecorannya dengan metode diecasting dan dapat produksi dalam skala massal dan bentuk yang presisi. Scrap yang tersisa dari gating system hasil pengecoran produk belum optimal pemanfaatannya. Hal ini disebabkan karena adanya unsur pengotor yang berlebih dan mengurangi castability. Salah satu elemen pengotor yang terkandung adalah unsur besi (Fe) yang mengurangi kemampuan mekanis (keuletannya turun) dan fluiditas.
Akibat permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian dengan memanfaatkan komposisi dan sifat dari scrap tersebut yang diberikan modifier agar mengurangi pengaruh buruk unsur pengotor yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi scrap tersebut dengan adanya penambahan grain refiner Al-5TiB. Melalui variasi penambahan 0,5% dan 1%, penelitian ini akan mengamati morfologi struktur paduan, pengaruh terhadap sifat mekanik serta fluiditas pada pengujian tekanan vakum. Butir yang halus akan mengurangi pengaruh fasa intermetalik yang ada karena unsur Fe.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh dari grain refiner Al-5TiB memicu pembentukan fasa baru dengan bentuk fasa intermetalik yang halus. Hal ini memperbaiki castability dari paduan yang disimpulkan dari pengujian terhadap nilai fluiditas dan sifat mekanik. Grain refiner mengurangi pengaruh buruk dari intermetalik yang terlihat pada hasil pengamatan mikrostruktur.

ABSTRACT
Zamak 3 is one of the many zinc alluminium alloys, as a raw material in the manufacturing industry with diverse product applications. This alloy has a good combination of mechanical properties, castability, and good dimensional stability. Therefore, the manufacturing able to do with the method of die casting with the production on a mass scale and shape precision. In casting industry, scrap left over from casting results have not been optimal product use. This is because there is an element of excess impurities and reduce castability. Iron (Fe) element is the element contained impurities that reduce the ability of mechanical and fluidity.
As a result of these problems, the research carried out by utilizing the composition and nature of the scrap is given modifier to reduce the bad influence of impurity elements are present. This study aims to determine the scrap optimization with the addition of grain refiner Al-5TiB. Through variation of the addition of 0.5% and 1%, this study will examine the morphology of alloy structure, influence on the mechanical properties and fluidity with vacuum testing. Refined grains will reduce the influence of intermetallic that is because the element Fe.
The results will showed that the grain refiner trigger the formation of a new phase with a subtle form intermetallic phase. It is also a major effect on the value of the fluidity and mechanical properties of the alloy that improve castability. This grain refiner addition affect the intermetallic properties that han been proved by characterization and relationship by micro structure analysis."
2014
S56190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fourina Yudhasari
"Paduan tuang alumunium-magnesium (seri 5xxx) dengan kandungan Mg sekitar 3% sering digunakan untuk aplikasi kelautan karena mempunyai ketahanan korosi yang baik, penggunaan untuk ornamen-ornamen arsitektual, dan juga untuk kebutuhan kemasan makanan sehari-hari."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S40602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Is Prima Nanda
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pengaruh penambahan Fe dan Sr berhadap perubahan struktur mikro paduan hipoeutektik Al-7% Si dan paduan eutektik Al-11% Si terutama terhadap pembentukan fasa intermetalik dan nilai fluiditas paduan dengan metode vakum (vacum suction test). Perancangan dan pembuatan alat uji fluiditas metode vakum ini dilakukan untuk meminimalisasi kekurangan-kekurangan yang didapat dari pengujian fluiditas metode spiral dan metode lainnya. Hasil perancangan dan pembuatan alat ini untuk mendapatkan pengukuran temperatur dan kecepatan tuang yang lebih presisi pada saat melakukan pengujian fluiditas. Penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, beberapa telah meneliti penggunaan Sr sebagai modifier, akan tetapi belum ada penelitian yang memfokuskan pada keterkaitan antara Sr sebagai modifier dan nilai fluditas dari paduan hipoeutektik Al-7% Si dan paduan eutektik Al-11% Si menggunakan metode vakum. Penelitian yang dilakukan pada prinsipnya dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu pembuatan peralatan uji fluiditas metode vakum dan validitasnya, pembuatan master alloy hipoeutektik dan eutektik serta karakterisasinya, dan rekayasa penambahan unsur Fe dan Sr pada kedua paduan untuk melihat pengaruh penambahan Fe dan Sr terhadap pembentukan fasa intermetalik dan nilai fluiditas kedua paduan. Karakterisasi yang dilakukan adalah analisis struktur mikro, terutama fasa intermetalik yang terbentuk pada paduan Al-7% Si dan Al-11% Si secara kuantitatif dan kualitatif, menggunakan mikrosokop elektron yang dilengkapi spektroskopi sinar-X (SEM/EDX) dan difraksi sinar-X (XRD). Dalam pembuatan peralatan uji fluiditas metode vakum, pengujian validasi dengan menambahkan modifier Sr dan grain refiner Al5TiB pada paduan komersial ADC12 didapatkan hasil yang sesuai dengan literatur. Penambahan 0,03% Sr memberikan nilai fluiditas yang paling baik, sedangkan penambahan 0,15% Al5TiB menghasilkan butir yang halus dan nilai fluiditas yang paling baik. Sementara itu, waktu proses degassing sangat menentukan nilai fluiditas, karena semakin lama waktu degassing yang diberikan akan meningkatkan nilai fluiditas paduan komersial ADC12. Hal ini dapat dipahami karena proses degassing akan menarik gas hidrogen yang ada dalam logam cair, dimana keberadaan gas ini akan menyebabkan cacat pada produk cor. Dari hasil pengujian dan validasi variasi jenis pipa dan tekanan didapatkan bahwa, dalam penelitian ini, pipa tembaga dengan tekanan 8 inHg yang paling baik untuk digunakan. Dari hasil pengujian fluiditas pada paduan Al-7% Si yang ditambahkan Fe, didapatkan bahwa semakin tinggi kadar Fe yang ditambahkan maka nilai fluiditas semakin turun. Hal ini dapat dipahami karena Fe akan membentuk senyawa intermetalik Al-Fe-Si yang mengganggu proses mampu alir paduan aluminium dimana semakin banyaknya fasa intermetalik yang terbentuk akan semakin menurunkan fluiditasnya. Pengujian fluiditas paduan Al-7% Si yang ditambahkan 1,2% Fe; 1,4% Fe; dan 1,6% Fe serta 0,015% Sr- 0,045% Sr memberikan hasil bahwa dengan semakin tingginya temperatur tuang maka nilai fluiditas akan semakin tinggi pada semua komposisi. Pada penambahan 0,03% Sr didapatkan nilai fluiditas yang paling tinggi pada setiap komposisi; dalam hal ini penambahan 0,03% Sr akan memodifikasi silikon primer menjadi lebih bulat dan mengubah morfologi fasa intermetalik menjadi lebih pendek. Dengan bertambahnya kadar Fe maka ukuran panjang dan lebar maupun fraksi luas intermetalik fasa intermetalik ?-Al5FeSi akan semakin meningkat. Pada paduan Al-7% Si didapatkan fasa intermetalik yang paling panjang pada penambahan 1,6% Fe yaitu 22,21 ?m dan yang paling pendek pada penambahan 1,2% Fe yaitu 9,66 _m. Untuk fraksi luas intermetalik yang terbentuk, dengan penambahan Fe yang semakin tinggi, akan menghasilkan fraksi luas intermetalik yang semakin besar. Pada penambahan 1,2% Fe menghasilkan fraksi luas intermetalik 3,67%, sedangkan pada penambahan 1,4% Fe dan1,6% Fe masing-masingnya menghasilkan fraksi luas 4,03% dan 5,23%. Dari hasil pengujian fluiditas pada paduan Al-11% Si yang ditambahkan Fe, juga didapatkan bahwa semakin tinggi kadar Fe yang ditambahkan maka nilai fluiditas semakin turun. Sedangkan pengujian fluiditas paduan Al-11%Si yang ditambahkan Fe dan Sr yang bervariasi juga memberikan hasil yang sama seperti pada paduan Al-7% Si, dimana dengan semakin tinggi kadar Fe yang ditambahkan maka nilai fluiditas paduan akan turun, sedangkan nilai fluiditas yang paling tinggi diberikan oleh penambahan Sr sebesar 0,03%. Pada penambahan 1% Fe memberikan fasa intermetalik yang paling panjang yaitu 50,25 _m, sedangkan fasa intermetalik yang paling pendek diberikan oleh penambahan 0,6 % Fe yaitu 21,3 _m. Pada paduan Al-11% Si umumnya dengan penambahan Fe yang semakin tinggi, akan menghasilkan fraksi luas intermetalik yang semakin besar. Pada penambahan 0,6% Fe menghasilkan fraksi luas intermetalik 1,01%, sedangkan pada penambahan 0,8% Fe dan 1% Fe masing-masingnya menghasilkan fraksi luas 1,16% dan 2,26%. Hasil pengujian fluiditas, baik pada paduan Al-7% Si maupun pada paduan Al-11 %Si memperlihatkan adanya kecendrungan bahwa dengan bertambahnya kadar Fe, akan semakin menurunkan nilai fluiditasnya; akan tetapi apabila ditambahkan dengan Sr, nilai fluiditasnya akan kembali naik. Perubahan nilai fluiditas ini didukung oleh morfologi struktur mikro dari hasil pengujian SEM yang memperlihatkan adanya matrik aluminium, struktur silikon, dan fasa intermetalik. Komposisi yang didapatkan melalui perkiraan hasil EDX diperkuat dengan data dari hasil pengujian XRD yang kemudian mengidentifikasi akan adanya fasa intermetalik ?dan ? . Akan tetapi, jika pada kedua paduan ini ditambahkan modifier Sr maka terjadi perubahan morfologi fasa intermetalik. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa Sr berfungsi mengubah struktur mikro fasa intermetalik yang panjang menjadi lebih pendek dan bulat sehingga akan menaikkan nilai fluiditas dari kedua paduan ini. Pada penambahan 0,03% Sr didapatkan nilai fluiditas paling baik pada setiap komposisi , dalam hal ini penambahan 0,03% Sr akan memodifikasi silikon primer menjadi lebih bulat dan mengubah morfologi fasa intermetalik menjadi lebih pendek.

ABSTRACT
The effect of Fe and Sr addition on the intermetallic phase(s) formation and fluidity of the hypoeutectic Al-7% Si and eutectic Al-11% Si alloys has been investigated. Vacuum suction test equipment development for fluidity test was designed to minimize the disadvantages from spiral and other fluidity test methods. This fluidity test design was aiming at obtaining a precise temperature measurement and pouring rate in the fluidity test. Many researchers have investigated the role of Sr as a modifier but none of them focused in the relationship of Sr as a modifier and its effect on the fluidity of the hypoeutectic Al-7% Si and eutectic Al-11% Si alloys by using vacuum suction test. In this investigation, the work is divided into several sections, i.e. vacuum suction test equipment designing and development for fluidity test and its validity, synthesis of the hypoeutectic Al-7% Si and eutectic Al-11% Si alloys (master alloys) and their characterization, and effect of Fe and Sr elements addition into the master alloys on the intermetalic phase(s) formation and fluidity. The characterization that has been carried out including microstructure by using electron microscope (SEM/EDX) and X-ray diffraction (XRD). In the test equipment designing and development for fluidity test, validation test on the addition of Sr and grain refiner Al5TiB into commercial ADC12 alloy gives the same result as in literatures, in which the addition of 0.03% Sr gives the best performance while addition of 0.15% Al5TiB results in fine grain and the best fluidity. At the same time, degassing time affects the flowability greatly in which the more time for degassing the better the fluidity of the commercial ADC12 alloy. This can be understood since the degassing process will reduce the hydrogen gas in the melt, which may cause defect in the casting product. The validation test on the vacuum suction equipment also shows that, in this investigation, copper tube with a pressure of 8 inHg provides the best performance. The fluidity test on the Al-7% Si alloy with the addition of Fe shows that the increasing of Fe content results in decreasing of the fluidity. This can be understood since Fe will form an intermetalic phase of Al-Fe-Si, which will interfere and further slow down the flowability of aluminum alloys. At the same time, addition of 1.2% Fe; 1.4% Fe and 1.6% Fe, and 0.015% Sr ? 0.045% Sr shows that the flowability of the alloy increases with the increasing of temperature at all compositions. In this investigation, addition of 0.03% Sr results in the highest fluidity; in this instance, addition of 0.03% Sr will modify lath primary silicon intermetallic phase to become more round and changes the intermetallic phase morphology shorter than that of without Sr addition. The formation of intermetallic phase ?-Al5FeSi within Al-7% Si alloy increase with Fe content. This can be understood since the ability of Sr to modify the intermetallic phase decreases with the increase of Fe content. With the increase of Fe content, the fraction of ?-Al5FeSi increases both in length and area fraction of the intermetallic phase. In this investigation, the intermetallic phase with the maximum length of 22.2 _m occurs at the addition of 1.6% Fe while the intermetallic phase with the shortest length of 9.66 _m occurs at the addition of 1.2% Fe. In the event that Sr element is added into the alloys containing these Fe contents, the size of the intermetallic phases changes with the average length of 11.3 _m. In general, the increasing content of Fe results in the increasing area fraction of the intermetallic phase. Addition of 1.2% Fe results in intermetallic area fraction of 3.67%, whilst addition of 1.4% Fe and 1.6% Fe results in the intermetallic area fractions of 4.03% and 5.23% respectively. Fluidity test on the Al-11 % Si alloy with the addition of Fe also shows that the more Fe content the less the fluidity of the alloy. At the same time, fluidity test on the Al-11% Si alloy with the addition of various Fe and Sr compositions also results in the same way as that of Al-7% Si alloy, in which the increasing of Fe content results in decreasing of the fluidity, while the highest fluidity is given by the addition of 0.03% Sr. The formation of intermetallic phase ?-Al5FeSi within Al-11% Si alloy also increase with Fe content. With the increase of Fe content, the fraction of ?-Al5FeSi increases both in length and area fraction of the intermetallic phase, in which the intermetallic phase with the maximum length of 50,25 _m occurs at the addition of 1.0% Fe while the intermetallic phase with the shortest length of 21,3 _m occurs at the addition of 0.6% Fe. Addition of 0.6% of Fe results in intermetallic area fraction of 1,01%; while addition of 0.8% and 1.0% results in area fractions of 1.16% and 2.26%, respectively. The fluidity tests of both Al-7% Si and Al-11% Si alloys show the same trend in which the more Fe content the less the fluidity, while addition of Sr increases the fluidity. The change in this fluidity result is supported by morphology and microstructure of the alloys taken from the SEM, which shows an aluminum matrix, silicon structure, and intermetallic phases. The predicted compositions from EDX analysis are supported by XRD data analysis, which identifies the presence of the intermetallic phases of ? and ?. However, in the event that Sr is added into these two alloys, the intermetallic phases will be change. It can be concluded that Sr has an effect on the microstructure of the intermetallic phases, in which the addition of 0.03% Sr gives the best fluidity at all compositions; in this instance, addition of 0.03% Sr modifies primary lath silicon into more round and changes the intermetallic phases morphology to become shorter than that of without Sr addition."
Depok: 2010
D1161
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Suharno
"In casting process, fluidity is the most important properly to determine the flowability of molten metals. The aims of the research are to understand the influence of iron content addition of 0.5 wt%, 1.0 wt%, l' .4 wt% and l .8 wt%, on the fluidity and morphology of intermetallic phases formed in master alloy Al- 7wi%Si. The research was conducted' by using the vacuum suction test at varied temperatures, 660°C, 680?C, 700°C and 720°C. The results showed that increasing of iron content will reduce fluidity affil-7wt%Si alloy due to the increasing of size and amount of intermetaliic phases, specially B-Al5FeS phasei. The other hand increasing of iron content will increase volume fraction of intermetallic phases that cause the increasing of viscosity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
JUTE-21-3-Sep2007-201
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Kristiawan
"Paduan tuang aluminium-magnesium (seri 5XX.X) banyak digunakan untuk apiikasi industri dan kebutuhan sehari-hari karena sifatnya yang menguntungkan seperti kekuatan yang tinggi, berat jenis ringan dan ketahanan korosinya yang baik. Dari penelitian ini diharapkan diketahui pengaruh variabel komposisi Mg serto proses pertakuan panes terhadap kekuatan mekanis. Pembuatan sampel menggunakan dapur krusibel tlpe clduk sedongkan cetakon logam yang digunakan menggunakan standar JIS Z 2201. Proses perlakuan ponas yang dilakukan ada!ah proses perlakuon pelorutan pada temperatur 430oC selama 12 jam dan diikuti proses penuaon buotan pada temperatur 150oC selama 2, 6. dan 10 jam. Pada paduan AIMg ini ditambahkan Fe sebesar 0.5% untuk memperbaiki sifat mekanis. Dati hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh penambohan komposisi Mg lebih berarti jika dibondingkan dengan pengaruh proses perlakuan panas. Secara umum semakin besar komposisi Mg dan semakin lama waktu tahan pada proses penuaan buatan akan didapatkan peningkatan sifat mekanis yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>