Ditemukan 141358 dokumen yang sesuai dengan query
"Proverb is a branch of literacy art in in the oral cultures in the world, be presence of proverbs can also be envisaged in the Malay and Indian cultures. Proverbs come from observations of the community on natural phenomena, which are loaded with unique design and beauty of the explicit and implicit meaning. Therefore this research is to identify the similarities of social aspects in Malay proverbs and tamil proverbs by suing the sapir-whorf hypothesis (1912). Sapir-whorf hypothesis reveals the relationship between language, culture and human thoughts. In the order words, feedback or through and actions of a person depends on the structure and vocabulary of the language that he used to think and respond to something. They interact with the environment through the disclosure of the elements of flora and fauna which are part of their lives, particularly those involving work and behavior, thinking and values. These are three elements manipulated so that they can effectively convey the message and build the image of a strong and sustainable culture. "
JBSD 3:1 (2015)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994
R 398.992213 KAM
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Abdul Chaer
Depok: Masup Jakarta, 2009
R 499.221 3 ABD k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
F. S. Darmasoetjipta
Yogyakarta: Kanisius, 1990
R 398.992223 DAR k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
398.9 UNG (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Xu Younian
Jakarta: Restu Agung, 2005
R 398.992213951 XU k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Maimunah
"Penelitian mengenai kalimat di dalam peribahasa Arab, Didasari pandangan adanya keanekaragaman struktur kalimat didalam peribahasa Arab. Tujuannya ialah untuk mangetahui struktur kalimat di dalam peribahasa Arab. Data diambil dari buku 'Peribahasa Bahasa Arab' yang diambil secara barurutan sebanyak 180 data, dari no. 1 s/d 180. Hasilnya menunjukkan bahwa, 70,56 % berupa kalimat lengkap bertipe deklaratif, adapula yang ber_tipe imperatif, 24,44 % berupa kalimat tidak leng_kap, yang ditandai dengan adanya satu unsur atau le_bih yang tidak diungkapkan dalam kalimat dan 5 % berupa kelompok kata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13271
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lu, Shunwang, 1931-, compiler
Jakarta: Intract Corpindo, 2008
R 398.9513 LU k
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
"ulisan ini akan membicarakan dua masalah yang berkaitan dengan penggunaan peribahasa. Masalah pertama menyangkut pertanyaan: Makna nonproposisional apa yang tersandi dalam suatu peribahasa? Masalah kedua, dalam konteks bagaimana peribahasa itu digunakan? Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, tulisan ini akan mendeskripsikan makna nonproposisional yang tersandi dalam peribahasa. Makna nonproposisional itu akan diamati berdasarkan teori semantik linguistik (Lyons, 1995), yang menganalisis makna berdasarkan trikotomi sistem-proses-hasil. Menurut Lyons, penuturan kalimat pada hakikatnya adalah melakukan tindakan kompleks yang menghasilkan signal bahasa berupa inskripsi tuturan yang dapat dikenali dan bermakna. Tindakan kompleks itu melibatkan tiga jenis tindakan yakni (a) tindakan penghasilan inskripsi, (b) tindakan penghasilan kalimat, dan (c) tindakan pengkontekstualan kalimat. Seorang yang menuturkan suatu kalimat akan menghasilkan proposisi dan daya ilokusi. Oleh sebab itu, Lyons membedakan penuturan kalimat dari pernyataan proposisi dan membedakan penuturan kalimat dari penghasilan inskripsi tuturan. Berdasarkan data yang dianalisis, terdapat 6 macam makna yang tersandi dalam nasihat, yakni (1) harus bekerja keras, (2) harus gigih, (3) harus pandai menyesuaikan diri, (4) harus sabar, (5) jangan menganggap remeh sesuatu, dan (6) harus berhemat."
490 KAN 7:1 (2011)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Farwah Sofwatun Nida
"Diketahui peribahasa munculnya sudah sangat lampau, namun di zaman sekarang peneliti menemukan banyak sekali peribahasa terutama yang menggunakan simbol binatang dan dipublikasikan kembali di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna dan bagaimana asal-usul terbentuknya peribahasa tersebut sehingga dapat mengetahui konteks penggunaannya saat ini di media sosial. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan semantik inkuisitif. Adapun data diperoleh dengan teknik social media research yang bersumber dari Youtube, X, Facebook, dan Instagram. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa simbol binatang dalam peribahasa Arab ada yang mengandung unsur negatif dan unsur positif. Adapun penggunaan simbol binatang dalam peribahasa Arab di media sosial, kebanyakan ditujukan untuk memberikan nasihat, dan lainnya juga menggambarkan tingkah laku manusia, konteks sindiran, teguran, pujian, dan ejekan.
Knowing about the emergence of proverbs has been around for a very long time, but nowadays researchers have found lots of proverbs, especially those that use animal symbols and are republished on social media. This research aims to analyze the meaning and origins of these proverbs so that we can understand the current context of use on social media. The research was conducted using qualitative methods using an inquisitive semantic approach. The data was obtained using social media research techniques sourced from Youtube, X, Facebook and Instagram. This research shows that animal symbols in Arabic proverbs contain negative and positive elements. Like the use of animal symbols in Arabic proverbs on social media, most of them are intended to provide advice, and others also describe human behavior, the context of sarcasm, reprimand, praise and praise."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library