Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amelia Rizky Amanda
"Dalam penelitian ini, dilakukan variasi nutrisi yang diberikan pada mikroalga Chlorella pyrenoidosa dan Oscillatoria sp. untuk mengetahui pengaruhnya terhadap persentase kandungan protein. Konsentrasi protein yang terkandung dalam mikroalga dilihat dari nilai serapan larutan sampel hasil uji biuret dengan spektrofotometri UV-Visible pada panjang gelombang 540 nm. Pada mikroalga C.pyrenoidosa yang dikultivasi dengan medium Walne, didapatkan protein sebesar 16,78% sedangkan pada medium NPK Urea didapat protein sebesar 12,40%. Penambahan konsentrasi nutrisi juga meningkatkan persentase protein yang dihasilkan kedua mikroalga. Mikroalga C.pyrenoidosa yang dikultivasi dengan NPK Urea 3 ml/L, persentase proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikultivasi dengan NPK Urea 2 ml/L (12,40% dan 13,86% berturutturut). Begitu juga dengan C.pyrenoidosa yang dikultivasi dengan Walne dengan konsentrasi 2 ml/L, persentase proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikultivasi dengan Walne dengan konsentrasi 1 ml/L (16,78% dan 24,74% berturut-turut). Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh mikroalga Oscillatoria sp. yang dikultivasi dengan NPK Urea 3 ml/L, persentase proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan kultivasi menggunakan NPK Urea 2 ml/L (6,39 % dan 8,98 %). Uji HPLC menunjukkan bahwa asam amino esensial dengan persentase terbesar pada mikroalga Oscillatoria sp. adalah leucine dan pada mikroalga Chlorella pyrenoidosa adalah lysine. Sedangkan untuk kandungan asam amino non esensial tertinggi pada kedua mikroalga adalah glutamic acid.

The effect of nutrition variation on protein accumulation in microalgae Chlorella pyrenoidosa and Oscillatoria sp. Were studied. Protein concentration in microalgae was determined using absorbance of biuret testing method sample with UV-Visible spectrophotometry on wavelength of 540 nm. Microalgae C.pyrenoidosa with Walne nutrition gave total of 16,78% protein, and NPK Urea nutrition gave 12,40% protein. Addition of nutrition concentration also contributed to increased protein accumulate on both microalgae. C.pyrenoidosa cultivated with NPK Urea 3ml/L gave higher protein extracted compared to NPK Urea 2 ml/L (12,40% and 13,86% respectively). C.pyrenoidosa cultivated with Walne 2 ml/L also gave higher protein extracted compared to Walne 1 ml/L (16,78% and 24,74% respectively). Oscillatoria sp. cultivated with NPK Urea 3 ml/L gave higher protein extracted compared to NPK Urea 2 ml/L (6,39% and 8,98% respectively). HPLC test showed that highest percentage of essential amino acid on Oscillatoria sp. is leucine, and C.pyrenoidosa is lysine. For both microalgae, highest non essential amino acid is glutamic acid."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risnia Dwi Atriansari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan maksimum mikroalga yang dikultivasi dalam medium NPK Urea dan kandungan protein pada sampel kering mikroalga dengan metode uji absorbansi spektrofotometri uv-visible. Jenis mikroalga yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chlorella vulgaris dan Spirulina plantesis. Laju pertumbuhan maksimum diperoleh dari tiga metode hitung yaitu haemositometer, absorbansi dan kapasitansi. Laju pertumbuhan maksimum Chlorella vulgaris diperoleh pada hari ketujuh masa kultivasi dengan jumlah 4.752.000 sel/ml dan Spirulina plantesis pada hari keenam dengan jumlah 64.000 sel/ml. Pengujian kandungan protein menggunakan alkaline copper reagen (ACR) yang memanfaatkan reaksi antara larutan tembaga (Cu2+), NaOH dan sampel. Perubahan warna sampel menjadi ungu menandakan adanya reaksi antara Cu2+ dengan ikatan peptida atau protein. Besarnya konsentrasi protein dapat diketahui dengan melihat nilai serapan pada panjang gelombang 520 nm. Kandungan protein yang dihasilkan dari berat kering sampel (w/w) dalam penelitian ini sebesar 14,78% untuk Chlorella vulgaris dan 16,06% untuk Spirulina plantesis. Jenis asam amino yang teridentifikasi berdasarkan perbandingan grafik BSA dengan sampel adalah tyrosin, phenylalanine dan tryptophan.

This study has purpose to determine the maximum growth rate of microalgae cultivation in the NPK Urea medium and protein content on a dry microalgae sample with UV-visible absorbance spectrophotometry assay method. Type of microalgae used in this study was Chlorella vulgaris and Spirulina plantesis. The maximum growth rate is calculated using three methods: haemocytometer, absorbance and capacitance. Chlorella vulgaris maximum growth rate obtained on the seventh day of cultivation period with the number 4.752.000 cells/ml and Spirulina plantesis on the sixth day with the number 64.000 cells/ml. The protein content was tested using alkaline copper reagent (ACR) which utilizes the reaction between copper (Cu2+), NaOH and samples. The color change of samples turn to purple indicates there are reaction between Cu2+ and peptide bonds or protein. The amount of protein concentration can be determined by looking the absorption value at 520 nm wavelength. The result of protein content of the dry sample weight (w/w) in this study amounted to 14.78% for Chlorella vulgaris and 16.06% for Spirulina plantesis. Types of amino acid were identified by comparison with a standart BSA is tyrosine, phenylalanine and tryptophan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Ferliano
"[Untuk mengevaluasi potensi dari mikroalga hijau Chlorella vulgaris sebagai sumber produksi biodiesel, dipelajari efek senyawa nitrogen, besi, dan waktu sonikasi pada laju pertumbuhan C.vulgaris serta total akumulasi lipid yang didapat. Laju pertumbuhan pada media dengan penambahan 0,67 mg/L Fe3+ lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada media dengan pengurangan 75,41% kadar nitrogen. Produktivitas biomassa menurun pada media dengan defisiensi nitrogen dan meningkat pada media dengan penambahan besi (87,79% dan 122,67% berturut-turut), sedangkan produktivitas lipid ditemukan meningkat pada kedua jenis media (246,15% dan 169,23% berturut-turut). Tidak ditemukan efek yang signifikan terhadap total hasil ekstraksi mikroalga C.vulgaris ketika digunakan waktu sonikasi selama 15, 30, dan 45 menit. Sebagai tambahan, kemungkinan kultivasi mikroalga di ruang terbuka turut diteliti. Didapatkan laju pertumbuhan yang lebih rendah pada kultivasi di luar ruangan karena rendahnya faktor pencahayaan.

To evaluate the potential of green microalgae Chlorella vulgaris as a feedstock for biodiesel production, the effect of nitrogen, iron, and sonication time on growth of C.vulgaris along total lipid collected were studied. The growth rate is higher when 0,67 mg/L Fe3+ was added, while the growth in media with 75,41% nitrogen deficiency is slower. Biomass productivity was lower in N-deficient media and higher in iron suplemented media (87,79% and 122,67% respectively), while lipid productivity was higher in both media (246,15% and 169,23% respectively). There is no significance effect in total lipid collected from microalga C.vulgaris when using 15, 30, and 45 minute sonication time. In addition, the feasibility of cultivating the microalga in outdoor condition was also tested. It was found that the growth of microalga become slower due lack of illumination in outdoor cultivation., To evaluate the potential of green microalgae Chlorella vulgaris as a feedstock for biodiesel production, the effect of nitrogen, iron, and sonication time on growth of C.vulgaris along total lipid collected were studied. The growth rate is higher when 0,67 mg/L Fe3+ was added, while the growth in media with 75,41% nitrogen deficiency is slower. Biomass productivity was lower in N-deficient media and higher in iron suplemented media (87,79% and 122,67% respectively), while lipid productivity was higher in both media (246,15% and 169,23% respectively). There is no significance effect in total lipid collected from microalga C.vulgaris when using 15, 30, and 45 minute sonication time. In addition, the feasibility of cultivating the microalga in outdoor condition was also tested. It was found that the growth of microalga become slower due lack of illumination in outdoor cultivation.]"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Andria Wardani
"Asam askorbat adalah senyawa kimia yang disebut juga vitamin C dengan rumus molekul C6H8O6 larut dalam air dan memiliki sifat antioksidan. Karena sifatnya yang menguntungkan bagi kesehatan, maka kebutuhan manusia akan vitamin C semakin meningkat. Semakin berkembangnya produk-produk makanan, minuman, obatobatan dsb, yang mengandung vitamin C maka diperlukan pengawasan terhadap kadar vitamin C dalam produk tersebut. Dalam penelitian ini dilakukannya validasi metode analisis vitamin C dengan spektrofotometri UV-Visibel yang selanjutnya digunakan untuk analisis vitamin C pada minuman buah kemasan. Parameter metode validasi dalam penelitian ini meliputi uji presisi, uji linearitas, uji selektifitas, batas deteksi, batas kuantifikasi, uji sampel, dan uji akurasi.
Berdasarkan hasil penelitian didapat panjang gelombang yang terpilih untuk asam askorbat adalah 243 nm untuk 30 s/d 100 ppm dan 265 nm untuk 30 s/d 0 ppm. Hasil analisis data untuk linieritas, didapatkan koefisien relasi (r) pada 265 nm yaitu 0,997 dan pada 243nm yaitu 0,998. Dengan Limit deteksi adalah 0,607 ppm dan limit kuantitasi adalah 2,024 ppm. Akurasi dari metode ini ditentukan berdasarkan hasil perolehan kembali menggunakan metode spike standar, sedangkan presisi diukur dengan menghitung simpangan baku relative. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa metode analisis dalam penetapan kadar asam askorbat dengan spektrofotometri UV-Visible merupakan metode yang baik digunakan, relative murah dan mudah yang dapat menghasilkan ketelitian dan ketepatan yang tinggi.

Ascorbic acid is a chemical compound also known as vitamin C with molecular formula C6H8O6 dissolve in water and has antioxidant properties. Because it is beneficial to health, the human need for vitamin C increases. The continued development of food products, beverages, medicines, etc., which contain vitamin C it is necessary to supervise the levels of vitamin C in the product. In this study does validate methods of analysis of vitamin C with UV-visible spectrophotometry was then used for analysis of vitamin C in fruit drinks packaging. Parameter validation methods in the study include a test of precision, linearity test, test of selectivity, detection limit, quantification limit, the test sample, and test accuracy.
Based on research results obtained for the selected wavelength ascorbic acid was 243 nm for 30 s/d 100 ppm and 265 nm for 30 s/d 0.607 ppm. The results of analysis for linearity, obtained relation coefficient (r) at 265 nm is 0.997 and 243nm is 0.998. With the detection limit is 0.607 ppm and the limit of quantization was 2.024 ppm. The accuracy of this method is determined based on the results of spike recoveries using standard methods, while the precision is measured by calculating the relative standard deviation of repeated measurements by ten times. From the results of the study concluded that the method of analysis in the determination of ascorbic acid levels by UV-Visible spectrophotometry is an excellent method to use, relatively inexpensive and easy to produce high precision and accuracy.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1241
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tangguh Wijoseno
"ABSTRAK
Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk indonesia kini telah mencapai 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi mencapai 1,39% pertahun atau setara dengan 3,5 juta jiwa. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang begitu tinggi ini jelas akan menimbulkan suatu dampak sistemik bagi kehidupan bangsa Indonesia. salah satu Potensi masalah yang ditimbulkan dari bertambahnya jumlah penduduk menurunnya ketahanan pangan masyarakat. Dewasa ini telah dikembangkan berbagai sumber pangan alternatif yang kaya akan kandungan essensial yaitu mikroalaga Chlorella. sp. Mikroalga Chlorella vulgaris dikenal sebagai makhluk hidup yang kaya akan karbohidrat, protein, dan lemak dimana zat ? zat ini begitu penting dalam memperkuat ketahanan pangan. Besarnya kadar kandungan essensil tersebut dapat dipengaruhi oleh jenis medium pertumbuhannya sebagai sumber nutrisi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data kadar kandungan essensil pada Mikroalga Chlorella vulgaris dengan variasi nutrisi pada medium yang diberikan sehingga memudahkan para peneliti untuk mengidentifikasi jenis nutrisi terbaik untuk mendapatkan kandungan essensil yang optimal. Pada penelitian sebelumnya, sudah dilakukan perbandingan pengaruh medium EDTA dan Urea untuk menguji kadar kandungan essensil pada mikroalga Chlorella vulgaris. Pada penelitian ini akan digunakan medium Beneck dan BG-11 sebagai sumber nutrisi. Penelitian dilakukan dengan cara mengembangbiakkan satu jenis mikroalga Chlorella vulgaris di dua Fotobioreaktor yang berbeda. Fotobioreaktor pertama diisi dengan medium Beneck sebagai kontrol dan fotobioreaktor kedua diisi dengan medium BG-11 dan reaktor ketiga diisi dengan medium . Setelah sampai pada masa pemanenan, dilakukan pengambilan biomassa dan dilakukan uji kandungan dan kadar kandungan essensil lemak, lipid, beta karoten, dan protein. Berdasarkan penelitian ini di dapatkan berhasil di dapatkan data kepadatan sel di tiap ? tiap medium. Dalam medium control yaitu medium beneck kepadatan sel mencapai 0.8 g/L, medium walne 0.7392 g/L, dan medium BG-11 mencapai 1.1030 g/L. ada pun kandungan lipid Chlorella vulgaris dari medium beneck sebesar 37 %, lipid dalam medium walne sebesar 43% dan lipid dalam medium BG-11 sebesar 39%. Dalam penelitian ini uga didapatkan nilai Carbon Ttransfer Rate (CTR) di tiap medium. Keberhasilan penelitian ini akan memudahkan bagi para peneliti lainnya dalam menentukan medium dan nutrisi terbaik bagi mikroalga Chlorella vulgaris untuk mendapatkan kandungan essensil yang penting dalam menunjang kecukupan nutrisi bagi manusia.
.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S840
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sesilia Genesy Thirza Ivanna K
"ABSTRAK
Salah satu permasalahan utama dalam produksi mikrolaga Chlorella vulgaris adalah metode pemanenan yang tidak efektif dan efisien. Flokulasi, merupakan salah satu metode pemanenan yang memiliki potensi yang baik karena prosesnya sederhana dan hemat energi. Flokulasi dilakukan menggunakan flokulan organik alami yang aman dikonsumsi, salah satunya adalah biji Moringa oleifera, atau yang dikenal dengan tanaman kelor. Biji M.oleifera mengandung bahan aktif flokulan berupa protein. Pada penelitian ini dilakukan variasi metode preparasi flokulan biji M.oleifera untuk melihat pengaruhnya terhadap aktivitas flokulasi, yaitu presentase flokulasi dan yield biomassa dan kandungan nutrisi biomassa C.vulgaris yang dihasilkan. Tiga variasi metode preparasi flokulan yang dilakukan adalah pemurnian satu tahap denggan ekstraksi larutan garam, pemurnian dua tahap dengan ekstraksi larutan heksana dan garam dan tanpa pemurnian dengan penyaringan bubuk biji secara langsung. Pada seluruh flokulan hasil variasi, didapatkan presentase flokulasi yang baik, sebesar 70-90% dan yield biomassa 0,6- 1 g/L. Dosis optimal flokulan yang didapatkan adalah 100 mg/L dengan presentase flokulasi dan yield biomassa per dosis flokulan sebesar 0,71-0,87%/mg flokulan dan 0,006-0,008 g/mg flokulan. Aktivitas flokulasi paling baik ditunjukkan oleh flokulan yang dipreparasi dengan dua tahap pemurnian, namun dalam praktiknya pemurnian satu tahap lebih efisien karena metode preparasinya yang lebih sederhana dan aktivitas flokulasi yang dihasilkan tidak berbeda jauh dengan metode pemurnian dua tahap. Uji kandungan nutrisi biomassa hasil flokulasi, yaitu lipid, protein, dan klorofil tidak meneunjukkan perbedaan yang signifikan pada seluruh flokulan biji M.oleifera yang digunakan ataupun kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa flokulan biji M.oleifera tidak mengubah dan mempengaruhi kandungan nutrisi biomassa C.vulgaris.

ABSTRACT
One of the main problems in the production process of microalgae C.vulgaris is the harvesting method, that is unefficient and uneffective. Flocculation, instead, is one of the harvesting method that has good potential because its process is simple and consume less energy. Flocculation is done using natural organic flocculant, that is non toxic for consumption. One of natural organic flocculant is Moringa oleifera seeds. M. oleifera seeds contain protein, which acts as flocculant active agent. In this study, several flocculation preparation methods are tested. Tests are done to see the effect of preparation methods toward flocculation activities and nutritional contents of biomass. Three different preparation methods are tested in this study, one step purification with extraction using salt solution, two steps purification with extraction using hexane and salt solution, and without purification. From the flocculation test, it is confirmed that all the flocculants show good flocculation activities. The flocculation percentages are 70-90% and biomass yields are 0,6-1 g/L. The optimal dosage of flocculant is 100 mg/L, which shows flocculation presentage per dosage 0,71-0,87%/mg flocculant and biomass yield per dosage ,006-0,008 g/mg flocculant. The best flocculation activities are showed by the two step purification method, but practically wise, the best method is one step prufication because it is simpler and more cost effective. The nutritional tests show no significant diffrences between biomass that are flocculated using each flocculant. These test include lipid, protein, and chlorophyll assays. Therefore, the addition of M.oleifera flocculant does not change or affect C.vulgaris biomass nutritional contents.
"
2015
S59065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat Abdullah
"Mikroalga dapat digunakan sebagai bahan baku bioenergi. Namun, kultivasi mikroalga perlu dioptimalkan agar biaya produksi biodiesel minimal. Pada penelitian ini, Nannochloropsis sp. dan Chlorella vulgaris dikultivasi masing-masing pada medium ekstrak cair kompos daun kering dengan variasi konsentrasi yang berbeda. Laju pertumbuhan diamati selama 198 jam periode kultivasi. Akumulasi lipid diuji pada akhir periode kultivasi. Kultivasi Nannochloropsis sp. pada medium ekstrak cair kompos menunjukkan hasil biomassa sebesar 1,52 g/L, laju pertumbuhan 0,0193 jam-1 dan akumulasi lipid sebesar 4,66%. Kultivasi Chlorella vulgaris vulgaris menunjukkan hasil biomassa sebesar 0,41 g/L, laju pertumbuhan 0,0359 jam-1 dan akumulasi lipid sebesar 13,35%.

Microalgae can be used as raw material for bioenergy. However, cultivation of microalgae still need to be reduce production cost. In this study, Nannochloropsis sp. and Chlorella vulgaris are cultivated in liquid extract of leaf compost medium. The rate of growth is monitored during the cultivation period of 198 hours. Lipid accumulation is examined at the end of the cultivation period. Nannochloropsis sp. cultivation on leaf compost medium showed biomass yield 1,52 g/L, growth rate of 0,0193 1/hour and lipid yield of 4,66%. Chlorella vulgaris vulgaris cultivation showed biomass yield 0,41 g/L, growth rate of 0,0359 hour-1 and lipid yield of 13,35%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rachmat Aditia
"Mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg merupakan salah satu jenis mikroalga hijau yang umumnya digunakan sebagai penghasil biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen makanan dan kesehatan, ternyata juga bermanfaat untuk mereduksi pemanasan global yang disebabkan oleh banyaknya aktifitas manusia dalam penggunaan bahan bakar fosil yang semakin meningkat, yaitu dengan melakukan fiksasi CO2 melalui proses fotosintesis. Namun, pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan gas NOx atau N2O yang bersifat racun bagi pertumbuhan mikroalga. Pada penelitian ini Chlorella vulgaris Buitenzorg akan diuji ketahanannya terhadap N2O, ditinjau dari jumlah berat kering sel, laju pertumbuhan spesifik, dan pH kultur. Selain itu juga akan dilakukan metode untuk meningkatkan pertumbuhan Chlorella vulgaris Buitenzorg terhadap gas N2O. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Chlorella vulgaris Buitenzorg.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Chlorella vulgaris Buitenzorg memiliki ketahanan yang cukup baik terhadap N2O untuk Xawal sebesar 0,4 g/l. Metode efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan terhadap N2O adalah dengan meningkatkan konsentrsi sel awal dan melakukan kontrol pH kultur, dimana dengan adanya kontrol pH, pertumbuhan untuk Xawal sebesar 0,1 g/l akan sama dengan pertumbuhan untuk Xawal sebesar 0,4 g/l tanpa kontrol pH.
Chlorella vulgaris Buitenzorg is a kind of green coloured microalgae that is widely used as biomass producer that can be used as food supplement and health. This microalgae is also can be used to reduce global warming , as a result of fossil fuel combustion, that can be done by CO2 fixation. Consequently, the combustion of fossil fuel can produce NOx or N2O that are toxic in the growth of microalgae. In this research, Chlorella vulgaris Buitenzorg's strength will be tested for the resisctance to N2O. There is also a method that can be used effectively to resist the N2O's effect.
The result of this research shows that Chlorella vulgaris Buitenzorg has good resistance against N2O for the value of X are 0,4 g/l. The effective method to increase the growth of microalgae with the N2O inhibition is using high concentration and by controlling the pH value, which for control pH can increase the growth of X= 0,1 g/l to be likely same as X for X is 0,4 g/l.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51804
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Ratri
"ABSTRAK
Mikroalga Chiorella pyrenoidosa merupakan salah satu mikroaiga yang digunakan sebagal bahan makanan tambahan (food supplement) maupun
campuran pakan ternak.
Penggunaan Chiorella pyrenoidosa sebagai bahap makanan terutama disebabkan karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi yaitu 60 % berat kering sel.
Mikroalga Chiorella pyrenoidosa dapat dikembangbiakkafl di dalam medium Iimbah organik industri makanan seperti Iimbah call tahu, Iimbah tempe , Iimbah cair gula clan Iimbah cair kecap.Penggunaan Iimbah sebagal medium pertumbuhan adaah karena Iimbah tersebut masih mengandung berbagai protein clan mineral yang dierIukan untuk pertumbuhan mikroalga. Selain itu penggunaan Iimbah sebagal medium pertumbuhan merupakan satah satu cara pengolahan Iimbah secara biologis sehingga Iimbah tersebut tidak mencemari lagi saat dibuang ke Iingkungan.
Di dalam medium Iimbah call tahu Chiore/la pyrenoidosa membentuk sistem koloid berwarna hijau yang bermuatan negatif. Cara pemanenan yang biasa dilakukan adalah secara koagulasi dan flokulasi yaitu dengan menambahkan koagulan.
Dalam penelitian mi dilakukan penentuan kondisi optimum proses flokulasi dan koagulasi dengan rnenggunakan PAC ( Poly Aluminium Chloride) yang merupakan koagulan sntetik dan chitosan yang merupakan koagulan alam. Chitosan yang digunakan dibuat darl kulit udang dengan menggunakan metode yang diperoleh pada penelitian sebelumya. Dari 200 g Wit udang setelah mengatami proses deproteinasi dengan menggunakan NaOH 3,5 % (w/v) , demineralisasai dengan menggunakan HC I 1,25 M dan deasetilasi dengan menggunakan NaOH 60 % ( w/v) diperoleh chitosan sebanyak 53,26 g. Karakterisasi chitosan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer IR.
Kondisi pertumbuhan yang optimal untuk Chiorella pyrenoidosa diperoleh pada konsentrasi Iimbah cair tahu 75% (v/v) yang dilengkapi dengan penerangan dan aerasi. Sedangkan kondisi optimal proses flokulasi dan koagulasi adalah pada pH 4 dan konsentrasi koagulan 50 ppm dengan menggunakan PAC serta pada pH 8 clan konsentrasi koagulan 50 ppm dengan menggunakan chitosan.
Di akhir percobaan dilakukan pengukuran beberapa parameter dalam limbah cair tahu (COD,BOD, pH. zat organik clan padatan tersuspensi) Hasil pengukuran menunjukkan terjadinya penurunan nilai parameter-parameter tersebut sesuai dengan standar baku mutu Iingkungan untuk limbah cair tahu, kecuali nilai pH pada penggunaan PAC sebagal koagulan.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hery Prasetyo
"Metode penghitungan dan pertumbuhan sel mikroaga dengan kapasitor plat sejajar terbukti dapat dilakukan. Karakteristik sel mikroalga hidup dan mati dapat diamati dengan memberikan fungsi frekuensi pada kapasitor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kurva pertumbuhan, nilai kapasitansi satu unit sel dan perbedaan kapasitansi sel hidup dan mati pada Scenedesmus sp. dan Chlorella vulgaris. Metode yang digunakan adalah membandingkan nilai kapasitansi terhadap absorbansi dari spektrofotometer dan perhitungan jumlah sel menggunakan Neubauer chamber. Karakteristik sel hidup dan mati diamati dengan pemberian fungsi frekuensi menggunakan alat LCR meter.
Hasil analisis perbandingan nilai kapasitansi terhadap absorbansi dan perhitungan jumlah sel menunjukkan tingkat kelinearan yang tinggi, sehingga hasil kurva pertumbuhan dapat merepresentasikan kondisi sebenarnya. Pada rentang frekuensi 50 kHz sampai 1 MHz, frekuensi 900 kHz pada Scenedesmus sp. dan frekuensi 50 kHz pada Chlorella vulgaris merupakan frekuensi dengan tingkat pengkarakteristik yang cukup baik karena memberikan nilai perbedaan cukup besar pada kapasitansi sel hidup dan mati. Penambahan fungsi frekuensi mempengaruhi nilai kapasitansi satu unit sel. Kapasitansi satu unit sel Scenedesmus sp. berkisar dari 3,2 x 10-7 pF sampai 1 x 10-6 pF, sedangkan pada Chlorella vulgaris berkisar dari 2,56 x 10-8 pF sampai 3,23 x 10-7 pF.

Method of measuring the amount and growth of microalgae cells with parallel plate capacitor has been proven. Characteristics of microalgae cell life and death can be observed by giving the frequency function on the capacitor. This study aims to determine the growth curve, the capacitance of the unit cell and cell capacitance difference of life and death on Scenedesmus sp. and Chlorella vulgaris. The method used is to compare the capacitance value of the absorbance of the spectrophotometer and calculating the number of cells using a Neubauer chamber. Characteristics of live and dead cells were observed by giving the frequency function using a LCR meter.
Results of comparative analysis of the capacitance value of the absorbance and the calculation of the number of cells show a high degree of linearity, so that the growth curve can represent actual conditions. In the frequency range of 50 kHz to 1 MHz, a frequency of 900 kHz at Scenedesmus sp. and a frequency of 50 kHz at Chlorella vulgaris is a fairly good level of characteristics as it gives value large enough difference in capacitance cell life and death. The addition of frequency function affects the capacitance value of the unit cell. The capacitance of the unit cell Scenedesmus sp. ranging from 3,2 x 10-7 pF to 1 x 10-6 pF, whereas the Chlorella vulgaris ranging from 2,56 x 10-8 pF to 3,23 x 10-7 pF.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S62143
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>