Ditemukan 171177 dokumen yang sesuai dengan query
Hery Prasetyo
"Metode penghitungan dan pertumbuhan sel mikroaga dengan kapasitor plat sejajar terbukti dapat dilakukan. Karakteristik sel mikroalga hidup dan mati dapat diamati dengan memberikan fungsi frekuensi pada kapasitor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kurva pertumbuhan, nilai kapasitansi satu unit sel dan perbedaan kapasitansi sel hidup dan mati pada Scenedesmus sp. dan Chlorella vulgaris. Metode yang digunakan adalah membandingkan nilai kapasitansi terhadap absorbansi dari spektrofotometer dan perhitungan jumlah sel menggunakan Neubauer chamber. Karakteristik sel hidup dan mati diamati dengan pemberian fungsi frekuensi menggunakan alat LCR meter.
Hasil analisis perbandingan nilai kapasitansi terhadap absorbansi dan perhitungan jumlah sel menunjukkan tingkat kelinearan yang tinggi, sehingga hasil kurva pertumbuhan dapat merepresentasikan kondisi sebenarnya. Pada rentang frekuensi 50 kHz sampai 1 MHz, frekuensi 900 kHz pada Scenedesmus sp. dan frekuensi 50 kHz pada Chlorella vulgaris merupakan frekuensi dengan tingkat pengkarakteristik yang cukup baik karena memberikan nilai perbedaan cukup besar pada kapasitansi sel hidup dan mati. Penambahan fungsi frekuensi mempengaruhi nilai kapasitansi satu unit sel. Kapasitansi satu unit sel Scenedesmus sp. berkisar dari 3,2 x 10-7 pF sampai 1 x 10-6 pF, sedangkan pada Chlorella vulgaris berkisar dari 2,56 x 10-8 pF sampai 3,23 x 10-7 pF.
Method of measuring the amount and growth of microalgae cells with parallel plate capacitor has been proven. Characteristics of microalgae cell life and death can be observed by giving the frequency function on the capacitor. This study aims to determine the growth curve, the capacitance of the unit cell and cell capacitance difference of life and death on Scenedesmus sp. and Chlorella vulgaris. The method used is to compare the capacitance value of the absorbance of the spectrophotometer and calculating the number of cells using a Neubauer chamber. Characteristics of live and dead cells were observed by giving the frequency function using a LCR meter.Results of comparative analysis of the capacitance value of the absorbance and the calculation of the number of cells show a high degree of linearity, so that the growth curve can represent actual conditions. In the frequency range of 50 kHz to 1 MHz, a frequency of 900 kHz at Scenedesmus sp. and a frequency of 50 kHz at Chlorella vulgaris is a fairly good level of characteristics as it gives value large enough difference in capacitance cell life and death. The addition of frequency function affects the capacitance value of the unit cell. The capacitance of the unit cell Scenedesmus sp. ranging from 3,2 x 10-7 pF to 1 x 10-6 pF, whereas the Chlorella vulgaris ranging from 2,56 x 10-8 pF to 3,23 x 10-7 pF."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S62143
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yosep Saeful Gunawan
"Metode penghitungan jumlah dan pertumbuhan sel mikroalga dengan kapasitor plat sejajar terbukti dapat dilakukan. Yaitu dengan mengukur kapasitansinya dalam sebuah medium yang dijadikan bahan dielektrik. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan penghitungan jumlah sel dengan kamar hitung dan pengukuran absorbansinya dengan spektrofotometer. Untuk mengetahui apakah kapasitor mampu membedakan antara sel hidup dan sel mati, dilakukan pengukuran kapasitansi mikroalga Pediastrum sp. dengan LCR meter pada beberapa frekuensi yang berbeda. Pertumbuhan jumlah sel Pediastrum sp. pada fase hidup eksponensialnya sebanding dengan peningkatan absorbansi. Pemberian frekuensi yang berbeda mengakibatkan adanya perubahan nilai kapasitansi sampel sel Pediastrum sp terukur. Kapasitor dapat membedakan nilai kapasitansi sel hidup dan sel mati. Pada rentang frekuensi 100-700 kHz sel hidup Pediastrum sp. mengalami dispersi. Adapun sel mati mengalami dispersi pada frekuensi 550?700 kHz. Penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai spektrum dielektrik sel hidup dan sel mati berguna untuk mengetahui karakteristik sel hidup dan sel mati, yang dengannya pembuatan alat ukur jumlah sel secara eksak berbasis kapasitansi dapat dikembangkan.
Method of measuring the amount and growth of microalgae cells with parallel plate capacitor has been proven to do by measuring its capacitance in a medium that is used as a dielectric material. Then the results are compared with the number of cells counted by counting chamber and its absorbance. To prove whether the capacitor can distinguish living and dead cells, capacitance of Pediastrum sp. measured by LCR meter at several different frequencies. Growth of Pediastrum sp. at exponential life phase is proportional to the increase in absorbance. Giving different frequencies resulted a change in its capacitance. Capacitor can distinguish live cells and dead cells. In the range 100-700 kHz living cells Pediastrum sp. dispersed and the dead cells dispersed at 550-700 kHz. More in-depth research on the dielectric spectra of living and dead cells is useful to know the characteristics of living cells and dead cell, so that the manufacture of measurment tools capacitance-based of exact number of cell can be developed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57830
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Luthfi Jasir Yadri
"Telah dilakukan Studi Awal Probe Pemindai Permukaan Logam Berbasis Perubahan Kapasitansi dengan tegangan konstan. Tegangan konstan ini dapat divariasikan dalam rentang 0-1000 V. Probe dihubungkan dengan rangkaian integrator dengan resistor feedback 1 GΩ menggunakan operational amplifier OPA128JM yang memiliki impedansi input 1 TΩ dan arus bias input hingga 300 fA. Output dari rangkaian integrator ini dihubungkan dengan rangkaian penguat tegangan yang dapat melakukan penguatan hingga 987.6 kali. Probe dapat digerakkan di mana pada arah sumbu-x menggunakan stepper motor 17HS3401 dengan angle sebesar 1.8°/step yang dioperasikan menggunakan driver dengan sistem mikrostep sebesar sixteenth step. Konversi gerak rotasi-linier dari stepper motor menggunakan lead screw T8L8P2 dengan 4 start sehingga memiliki resolusi pergerakan linier sebesar 0.0044 mm/step. Adapun penggerak arah sumbu-z dapat memosisikan probe pada permukaan logam menggunakan stepper motor SPS-15RF dengan angle sebesar 18°/step yang dioperasikan menggunakan driver dengan sistem mikrostep sebesar quarter step. Konversi gerak rotasi-linier dari stepper motor menggunakan lead screw T3L4P4 dengan 1 start sehingga memiliki resolusi pergerakan linier sebesar 0.0371 mm/step. Untuk menghasilkan tegangan konstan menggunakan EMCO C10 dengan sumber tegangan 12 V dengan daya sebesar 1 watt.
An Initial Study of a Capacitance Change-Based Metal Surface Scanning Probe operating at constant voltage has been conducted. The constant voltage can be varied within a range of 0-1000 V. The probe is connected to an integrator circuit with a 1 GΩ feedback resistor using an operational amplifier OPA128JM, which has an input impedance of 1 TΩ and an input bias current of up to 300 fA. The output from this integrator circuit is connected to a voltage amplifier circuit that can amplify up to 987.6 times. The probe can be moved in the x-axis direction using a 17HS3401 stepper motor with an angle of 1.8°/step, operated using a driver with a sixteenth step microstep system. The rotation-linear motion conversion from the stepper motor uses a T8L8P2 lead screw with 4 starts, resulting in a linear motion resolution of 0.0044 mm/step. The z-axis direction actuator can position the probe on the metal surface using an SPS-15RF stepper motor with an angle of 18°/step, operated using a driver with a quarter-step microstep system. The rotation-linear motion conversion from the stepper motor uses a T3L4P4 lead screw with 1 start, resulting in a linear motion resolution of 0.0371 mm/step. To generate a constant voltage, an EMCO C10 is used with a 12 V power source and a power of 1 watt."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alexander Christyo Wibowo
"Perhitungan jumlah sel mikro alga secara lebih teliti seringkali rumit dan tidak presisi, karena mikroalga yang tidak dapat dilihat secara langsung dengan mata, kecuali dengan menggunakan mikroskop. Kapasitor dibuat sebagai alat ukur Kapasitansi suatu medium/zat. Mikroalga Scenedesmus memiliki materi genetik yang memiliki sifat dielektrik sehingga dapat diukur besar kapasitansi sel Scenedesmus tersebut. Kapasitansi Scenedesmus merepresentasikan jumlah sel secara eksak pada suatu medium. Dengan membandingkan besar kapasitansi medium yang mengandung mikroalga dengan jumlah sel melalui perhitungan dengan Counting chamber dan nilai absorbansi dengan spektrofotometer, didapati perbandingan yang sama dari besar kapasitansi, jumlah sel, dan absorbansi. Perhitungan dengan prinsip kapasitansi ini juga diharapkan dapat menghitung jumlah sel dengan lebih presisi dan dengan cara yang lebih mudah.
The Calculation of the number of microalgae cells thoroughly was often considered as a complicated and imprecise process, because microalgae could not be seen directly by the eye, but using a microscope. Capacitors was created as a tool to measure capacitance of a medium/substance. Microalgae Scenedesmus contained genetic material which has dielectric properties, that could be measured the value of capacitance of the Scenedesmus cells Capacitance of Scenedesmus represented the exact number of cells in a medium. By the comparing the value of medium containing microalgae capacitance with the cell number by calculating the calue of Counting Chamber and Absorbance with a spectrophotometer, the same ratio was found from the capacitance value, cell number, and absorbance. Calculation using capacitance principle was also expected to count the number of cell with more precision and easier way."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56769
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yunita Rahmawati
"Mikroalga merupakan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah kekurangan gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein dan asam amino pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp. Kadar protein diukur menggunakan metode Biuret dan kurva standar BSA (Bovine Serum Albumin) yang diukur pada panjang gelombang 540 nm.
Hasil pengukuran kadar protein dengan metode Biuret didapatkan persentase proteinnya yaitu 4.16 % untuk mikroalga Scenedesmus sp dan 1.64 % untuk mikroalga Coelastrum sp. Penentuan kandungan asam amino dilakukan menggunakan metode KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).
Hasil analisis kandungan asam amino menunjukkan hasil bahwa asam amino esensial leusin merupakan asam amino esensial yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Coelastrum sp dan pada mikroalga Scenedesmus sp asam amino esensial lisin merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak. Sedangkan untuk kandungan asam amino non esensial diperoleh hasil bahwa asam amino glutamat merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp.
Pada penelitian ini dilakukan juga perhitungan jumlah sel alga dengan metode kapasitansi dimana hasil perhitungan dibandingkan dengan perhitungan jumlah sel menggunakan Counting chamber dan nilai absorbansi dengan spektrofotometer, dan didapatkan perbandingan yang sama dari besar kapasitansi, jumlah sel, dan absorbansi.
Microalgae is an alternative solution to solve the problem of the lack of nutrient in Indonesia. The aims of this research is to determine protein concentration and amino acids in the microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp. Measurument of protein concentration using the Biuret method with a standard curve of BSA (Bovine Serum Albumin) is measured at a wavelength of 540 nm.The results of protein obtained with Biuret method is 4.16% to microalgae Scenedesmus sp. and 1.64% for microalgae Coelastrum sp. Determination of the amino acid is done using HPLC (High Performance Liquid Chromatography).Results of the analysis of amino acid content shows that the highest essential amino acid of microalgae coelastrum sp is leucine, and lysine is the highest essential amino acid of microalgae scenedesmus sp. And glutamic is the highest non-essential amino acid of microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp.In this research, we also calculate the number of algal cells with a capacitance method in which the calculation results as compared with the calculation of the number of cells using the Counting chamber and absorbance values with a spectrophotometer, and obtained the same proportion of large capacitance, the number of cells, and absorbance."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60164
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maisarah
"
ABSTRACTPencemaran lingkungan merupakan hasil proses produksi yang menghasilkan limbah. Beberapa jenis limbah mengandung senyawa fosfat dengan konsentrasi yang tinggi sebelum dibuang ke perairan. Pada penelitian ini digunakan jenis mikroalga Scenedesmus sp. sebagai agen bioremediator fosfat yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam menurunkan kadar fosfat pada perairan serta meningkatkan kualitas lingkungan tersebut. Dilakukan variasi fosfat yang diuji untuk melihat pengaruh berbagai jenis fosfat yang terdapat pada perairan berupa variasi fosfat organik menggunakan senyawa adenosine monofosfat AMP, myo-inositol hexakis dihidrogen fosfat dan variasi fosfat anorganik menggunakan senyawa monopotassium fosfat KH2PO4, sodium tripolifosfat STPP. Didapatkan penggunaan monopotassium fosfat KH2PO4 lebih baik dalam penurunan kadar fosfat dan kenaikan jumlah sel Scenedesmus sp. dengan persen penurunan fosfat sebesar 87,5. Parameter uji kualitas lingkungan yang dilakukan adalah suhu dan pH. Pengaplikasian langsung pada air limbah sumber muara angke didapat juga berhasil menurunkan kadar fosfat dan terjadi kenaikan jumlah sel Scenedesmus. Scenedesmus sp. memiliki kemampuan untuk mengurangi nutrisi dalam air limbah hingga dibawah ambang batas baku mutu air limbah sebesar 86,0 dari konsentrasi awal fosfat 0,2255 ppm menurun menjadi 0,0314 ppm. Pengamatan proses bioremediasi dilakukan pada mikroalga Scenedesmus selama 18 hari dengan pengukuran kadar fosfat dan parameter kualitas lingkungan dilakukan selama 3 hari sekali.
ABSTRACTEnvironmental pollution is the result of the production process which produces waste. Several types of waste contain phosphate compounds with high concentrations before being discharged into the water. This study used Scenedesmus sp. as a phosphate bioremediator agent that is expected to be applied in lowering the phosphate levels in the water as well as improving the quality of the environment. Variations of phosphate were tested to see the effect of various types of phosphate found in the waters in the form of a variation of organic phosphate using the adenosine monophosphate AMP, myo inositol hexakis dihydrogen phosphate and variations of inorganic phosphates using monopotassium phosphate KH2PO4, sodium tripolyphosphate STPP. It was found that the use of monopotassium phosphate KH2PO4 was better in decreasing phosphate levels and increasing the number of Scenedesmus sp cells. with a phosphate decrease percentage of 87.5. The environmental quality test parameters are temperature and pH. Direct application in wastewater of Muara angke was also found to decrease phosphate levels and increase the number of Scenedesmus sp. cells. Scenedesmus sp. has the ability to reduce nutrients in wastewater to below wastewater quality standard of 86.0 from the initial phosphate concentration of 0.2255 ppm to 0.0314 ppm. Observation of bioremediation process is conducted on Scenedesmus sp. microalgae with the measurement of phosphate for 18 days and environmental quality parameters for once every 3 days."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agustine
"Saluran Transmisi merupakan bagian penting dalam suatu sistem tenaga listrik. Karena itu, kinerjanya dalam pengiriman daya listrik perlu diperhatikan. Salah satu hal yang mempengaruhi kinerja suatu saluran transmisi adalah impedansi saluran itu sendiri yang terdiri atas: resistansi, induktansi, kapasitansi, dan konduktansi. Untuk saluran di atas 80 km, kapasitansi memiliki pengaruh yang cukup besar. Kapasitansi yang timbul di saluran transmisi adalah kapasitansi antar konduktor dan karena pengaruh bumi. Untuk kapasitansi akibat pengaruh bumi pada umumnya dianggap sama di setiap titik saluran transmisi, namun sebenarnya berbeda, karena kontur bumi yang berbeda.
Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam skripsi ini akan dilakukan studi pengaruh kontur bumi terhadap kapasitansi saluran transmisi tenaga listrik. Hal yang dilakukan adalah mempelajari literatur dan melakukan perhitungan dari SUTET 500 kV Suralaya - Gandul I.
Metode yang digunakan adalah membagi satu gawang saluran transmisi menjadi beberapa bagian, dimana tiap bagian dihitung nilai kapasitansinya terhadap bumi yang merepresentasikan nilai kapasitansi dari saluran transmisi pada bagian tersebut. Nilai kapasitansi di tiap bagian tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan kapasitansi total yang kemudian dibandingkan terhadap nilai kapasitansi total saluran transmisi yang didapat dengan menganggap sama nilai kapasitansi di sepanjang saluran.
Transmission line is an important part in the electricity system. Therefore, we need to take notice on its performance in conducting electricity. One point affecting a transmission line is its impedance, which consist of: resistance, inductance, capacitance, and conductance. The capacitance's affect will be quite high for lines longer than 80 kilometres. Capacitance in transmission line is caused by two adjacent conductors and the earth influence. Although at each point the capacitance towards the earth are generally considered equal, but actually they are different, because of the earth crust differences.Regarding the issue, then this paper will discuss the study on earth crust effects to the capacitance of electricity transmission lines. Materials for this paper are learning the literature and doing calculation from SUTET 500 kilovolts Suralaya - Gandul I.The method used is to divide a transmission line into several parts and each part's capacitance towards the earth will be counted, which represents the transmission line?s capacitance value of that part. The results from each part will then be summed up to get the total capacitance and compared with the total capacitance value taken with assumption that each part?s capacitance value is the same."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40339
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Clara Alverina Santoso
"Penelitian mengenai pengaruh air laut tercemar hidrokarbon terhadap kepadatan sel mikroalga Scenedesmus vacuolatus telah dilakukan. Pencemaran hidrokarbon yang berasal dari minyak di laut dapat menghambat proses fotosintesis mikroalga. Hal tersebut dapat berdampak pada kepadatan sel mikroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi air laut tercemar hidrokarbon terhadap kepadatan sel mikroalga Scenedesmus vacuolatus, serta mengetahui perlakuan yang optimum untuk menurunkan kadar total petroleum hidrokarbon (TPH). Pengambilan sampel air laut tercemar hidrokarbon dilakukan di pelabuhan Kali Adem, Jakarta. Perlakuan dalam penelitian adalah medium Walne dengan penambahan air laut tercemar hidrokarbon 25% (A), medium Walne dengan penambahan air laut tercemar hidrokarbon 50% (B), medium Walne dengan penambahan air laut tercemar hidrokarbon 75% (C), dan medium Walne dengan penambahan air laut tercemar hidrokarbon 100% (D). Kontrol yang digunakan adalah medium Walne dengan air laut steril yang bukan berasal dari pelabuhan Kali Adem. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kepadatan sel Scenedesmus vacuolatus tertinggi yaitu pada perlakuan kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata kepadatan sel pada masa puncak sebesar 29,48 x 105 sel/mL, serta panjang fase log dari Scenedesmus vacuolatus. Hasil pengukuran kadar TPH menunjukkan terdapat penurunan TPH pada seluruh perlakuan. Perlakuan optimum untuk menurunkan kadar TPH yaitu perlakuan B dengan persen penurunan sebesar 70,62%.(
)Study about the effect of hydrocarbon-polluted seawater on the cell density of microalgae Scenedesmus vacuolatus has been done. Hydrocarbon pollution derived from oil in the sea can inhibit photosynthesis process of microalgaes. This might impact the density of microalgae cells. The purposes of this study are to determine the effect of the concentration of hydrocarbon-polluted seawater on the density of Scenedesmus vacuolatus microalgae cells and to determine the optimum treatment to reduce total petroleum hydrocarbons (TPH) levels. Sampling of hydrocarbon-polluted seawater was taken at Kali Adem port, Jakarta. The treatment done in this research used Walne medium with the addition of 25% hydrocarbon-polluted seawater (A), 50% (B), 75% (C), and 100% (D). Control is Walne medium with sterile seawater that was not fromthe Kali Adem port. The results showed the highest average density of Scenedesmus vacuolatus cells was in the control sample. This can be seen from the results of the average cell density at peak time of 29.48 x 105 cells / mL, as well as the log phase length of Scenedesmus vacuolatus. Measurement of TPH levels showed decreases of TPH in all treatments. The optimum treatment to reduce TPH levels is on treatment Bwith reduction percentage of 70.62%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rana Bouzida
"Tomografi merupakan salah satu pencitraan non-invasif yang banyak dikembangkan saat ini. Tomografi adalah proses visualisasi gambar dua dimensi maupun tiga dimensi yang banyak digunakan di bidang medis maupun industri. Terdapat beberapa cara dalam proses tomografi, salah satunya adalah dengan menggunakan kapasitansi listrik, atau biasa disebut dengan electrical capacitance tomography. ECT terdiri dari tiga komponen utama, yakni sensor yang terbuat dari tembaga tipis, sinyal kondisioning yang digunakan untuk mengukur nilai kapasitansi dan mengubahnya ke bentuk digital, dan komputer yang menerima data digital dari sinyal kondisioning yang kemudian diolah menjadi gambar dua atau tiga dimensi.
Pada penelitian ini, untuk mengukur kapasitansi penulis menggunakan AD5933 Evaluation Board. AD5933 merupakan IC keluar Analog Devices yang dapat digunakan untuk mengukur impedansi. AD5933 dapat mengukur impedansi dengan presisi dan pada jangkauan frekuensi yang luas, karena itu diharapkan dengan menggunakan AD5933 dapat dihasilkan sistem ECT baru yang dapat mengukur frekuensi pada jangkauan frekuensi yang luas secara presisi. Berdasarkan hasil uji pengukuran kapasitor pada sensor ECT 8 Channel nilai spesifitasnya antara 30% sd 46% dan nilai sensitivitasnya antara 24% sd 95%.
Tomography is one of some nowdays developed non-invasif rekonstruction. It‟s two or three dimension visualisation in medicine or industry. There are so many processes in tomography; one of them is using electrical capacitance, or known as electrical capacitance tomography (ECT). ECT has three main components, there are; sensor made from thin copper, signal conditioning that use to measure capacitance value and convert it into digital data, and computer used to receive digital data from signal conditioning and convert it into two or three dimensional image. In this research, writer use AD5933 Evaluation Board to measure capacitance. AD5933 is integrated circiut form Analog Devices that use to measure impedance. It can measure impedance precisely and in the wide range frequency, because of it we expected with AD5933 we can get new ECT system that can measure capacitance precisely in wide range of frequency. Based on experiment using capacitor, specificity of capacitance measurement on ECT sensor using AD5933 is between 30% and 46% and its sensitivitiy is around 24% and 95%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63288
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sitompul, David
"Telah dibuat Capacitance Meter yang merupakan alat ukur untuk kapasitor nonpolar. Karakteristiknya antara lain, tingkat kesalahan 1% pada skala maksimum 40 pF (piko farad), jangkauannya 3 dekade, derau dan arus drift rendah. Secara praktis (implementatif), mudah dibuat, menggunakan rangkaian op amp yang umum, rangkaian dapat di-pra implementasi-kan pada protoboard dalam waktu singkat (hitungan menit), memecahkan solusi kecepatan bagi kapasitor berharga kecil.
It had been made a Capacitance Meter which is the measurement instrument for non-polar capacitors. It has characteristics: 1% error on maximum scale 40 pF (picofarad), 3 decades of range, low noise and drift. Practically, it is easy to construct, using common op amp circuitry, can breadboard it in minutes. It solves the speed problem for small capacitors."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S29492
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library