Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189342 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivan Arif Pratama
"Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah penyakit kanker yang sering menyerang perempuan di dunia. Salah satu faktor pencetus penyakit kanker ini adalah perilaku merokok. Presentase perilaku merokok pada perempuan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh perilaku merokok terhadap kejadian kanker serviks. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan data Riskesdas 2013. Sampel penelitian ini adalah wanita berusia lebih dari 20 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kanker serviks adalah 0,12(0,09-0,14) dan terdapat pengaruh antara perilaku merokok dengan kejadian kanker serviks di Indonesia tahun 2013 setelah dilakukan pengontrolan terhadap variabel konfounding. Faktor yang menjadi konfounding adalah umur, usia pertama kali berhubungan seksual, menggunakan pil KB, dan sosial ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan intervensi berupa Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang bahaya merokok dan penyakit kanker serta diperlukan kebijakan yang kuat untuk regulasi terkait tembakau.

Cervical cancer is often attacks women in the world. One of the creators cancer this is smoking behavior. The percentage of smoking behavior in women increased every year. The study is done to identify the effects of smoking behavior against cervical cancer. This research uses design cross sectional study and the data riskesdas 2013. The sample it is a woman age of more than 20 years meet the criteria inclusion and exclusion.
The result showed that prevalence of cervical cancer is 0,12 ( 0,09-0,14 ) and there is influencebeteen smoking behavior with the incidence cervical cancer in indonesia 2013 after variables confounding were controlled. Confounding variables are age, the first have sex, using pills, and socioeconomic. Hence, required intervention of communication, information, and education ( kie ) about the dangers of smoke and cancer policy and require strong related regulations tobacco.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61892
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adji Kusumadjati
"Kanker serviks di Indonesia berdasarkan keganasan pada jenis kelamin wanita, menempati urutan ke 2 dengan prevalensi sebesar 14,4 dan angka mortalitas sebesar 10,3. Dari sisi pembiayaan, pengobatan kanker menempati urutan kedua besar anggaran yang di keluarkan oleh BPJS Kesehatan. Data registrasi kanker sangat dibutuhkan untuk evaluasi dan membuat kebijakan yang tepat guna di rumah sakit dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kanker. Hospital Based Cancer Registry HBCR merupakan suatu sistem registrasi kanker yang dilakukan di rumah sakit yang dapat menyediakan informasi mengenai informasi umum dari pasien kanker, pengobatan serta hasil dari pengobatan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh profil kanker serviks di RSCM tahun 2013 berdasarkan data hospital based cancer registry. Penelitian dilakukan dengan mengekstraksi data epidemiologi dan data tumor serviks dari HBCR RSCM tahun 2013 yang kemudian dilakukan analisa deskriptif.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kanker serviks menempati urutan kedua terbanyak dari seluruh keganasan di RSCM 12 ,n= 678, dengan domisili sebagian besar berasal dari luar DKI Jakarta 52,8, n = 358. Usia rata-rata terjadinya kanker serviks adalah 49,48 tahun, tersering terjadi pada rentang usia 45-49 tahun. Dari sisi histopatologi, karsinoma sel skuamosa merupakan jenis histopatologi pada kanker serviks yang paling banyak dijumpai 74,2, n = 447. Tindakan operasi merupakan jenis tindakan yang paling banyak dilakukan pada kanker serviks stadium dini 83,3, n=25, sedangkan tindakan radiasi paling banyak dilakukan pada kanker serviks stadium lokal lanjut 79,9, n=273 .

Cervical cancer ranks at the second place based on the malignancy among female sex in Indonesia with a prevalence of 14.4 and a mortality rate of 10.3. From a financial perspective, the treatment of cancer ranks second big budget expended by the Indonesian national health insurance. Cancer registration data are needed to evaluate and make appropriate policy in hospitals in order to improve the quality of cancer services. Hospital Based Cancer Registry HBCR is a system of cancer registration in a hospital that can provide information about the general information of cancer patients, treatment, and outcome of treatment. This study was conducted to obtain the profile of cervical cancer in the RSCM in 2013 based on data from RSCM hospital based cancer registry. The study was conducted by extracting the epidemiological data and cervical tumor data from HBCR RSCM in 2013 which was then analyzed descriptively.
The result showed that cervical cancer ranks at the second place from all the malignancy at RSCM 12, n 678, with domicile mostly come from outside Jakarta 52.8, n 358. The average age of cervical cancer was 49.48 years, the most common occurs in the age range 45 49 years. In terms of histopathology, squamous cell carcinoma is the most prevalence type of histopathology of cervical cancer 74.2, n 447. The surgery is a type of action that done for early stage cervical cancer 83,3, n 25, whereas the action of radiation are mostly done in locally advanced cervical cancer 79,9, n 273.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adriana Mehta
"Kanker serviks diketahui menjadi kanker yang paling sering dialami oleh perempuan di dunia, termasuk di Indonesia. Kejadian kanker serviks dipengaruhi oleh multifaktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor berhubungan dengan kejadian kanker serviks. Rancangan penelitian yang digunakan yakni deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang. Sebanyak 80 responden dipilih dengan menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara perilaku seksual, perilaku merawat kebersihan alat kelamin (p=0,242; α=0,05), pengetahuan kanker serviks (p=0,252; α=0,05), dan riwayat kontrasepsi terhadap kejadian kanker serviks. Hasil penelitian menyarankan diperlukannya pembahasan/penelitian dengan studi kohort lebih lanjut mengenai hubungan faktor risiko kanker serviks terhadap kejadian kanker serviks.

Cervical cancer is one of the most common cancer happened by women in the world, included Indonesia. The cause of cervical cancer could be multifactorial. This study aim is to find in association risk factor of cervical cancer with cervical cancer incidence. Cross-sectional study was used in this study. Study sample included 80 sample as respondents which were selected by consecutive sampling technique.
The result showed that no significant relationship was found between sexual behavior, personal hygiene practice (p=0,242; α=0,05), history of contraception use, and knowledge of cervical cancer (p=0,252; α=0,05). Our findings suggest a need for using cohort study to discussion later about association cervical cancer risk factor and HPV infection.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziz Fahrudin
"Latar Belakang: Kanker serviks menduduki peringkat ke tiga di seluruh dunia sebagaipenyebab kematian perempuan dan merupakan penyebab kematian utama perempuan dinegara berkembang. Diperlukan evaluasi kesintasan berkala yang secara tidak langsungmenjadi cermin tatalaksana.
Tujuan: Mengetahui kesintasan pasien kanker serviks di RSCM.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif terhadap data rekammedis pasien kanker serviks pada tahun 2012-2014 dengan metode total populationsampling. Analisis data dilakukan menggunakan kurva Kaplan Meier, uji Log Rank dan Regresi Cox untuk mencari kemaknaan hubungan antarvariabel.
Hasil: Terdapat 1.303 subjek penelitian dengan angka kesintasan kanker serviks hingga tahun ke-5 sebesar 76%, 66%, 60%, 43% dan 36% dengan median kesintasan sebesar 1355 hari secara keseluruhan. Terdapat perbedaan hazard bermakna pada variabel stadium kanker (p<0,001). Analisis regresi cox menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap kesintasan adalah stadium kanker.
Kesimpulan: Kesintasan 5 tahun kanker serviks di RSCM tahun 2012-2014 sebesar 36%.

Background: Cervical cancer is ranked third as female cause of death worldwide and isthe leading cause of death of women in developing countries. A periodic survivalevaluation is required that implies the treatment implicitly.
Objective: To know the survival rate of cervical cancer patients at CiptoMangunkusumo Hospital.
Methods: This retrospective cohort study used medical records data of cervical cancerpatients in 2012- 2014 using total population sampling method. Data analysis was doneusing Kaplan Meier curve, Rank Log test and Cox Regression to find the associationbetween variables.
Results: There were 1.303 subjects with overall kesintasan rates of cervical cancer up tothe fifth year of 76, 66, 60, 43 dan 36 with a median survival 1355 days. There were significant hazard differences in cancer stage variables (p <0.001). Cox regression analysis showed that factors affecting survival were cancer stage.
Conclusion: The 5-year kesintasan rate of cervical cancer at Cipto Mangunkusumo hospital in 2012-2014 is 36%."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Vandelina Wea
"Kanker serviks adalah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya terletak didaerah serviks, daerah leher rahim atau mulut rahim, Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setela kanker payudara. Salah satu cara untuk deteksi dini kanker serviks adalah dengan metode IVA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dengan variabel independen umur, pendidikan, pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, informasi ketersediaan sarana dan prasarana, keterpaparan informasi tentang kanker serviks, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas kesehatanan.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini menggunakan data Primer yaitu melalui wawancara langsung dengan WUS di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan, lalu dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks kecuali variabel umur dengan p value= 0,495OR= 1,490 CI 95 = 0,615-3,613 . Uji regresi logistik menunjukkan bahwa , pendidikan, Pengetahuan, keterpaparan informasi tentang kanker serviks, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas kesehatanan sebagai confounder setelah di lakuakan analisis multivariat.

Cervical cancer is a type of malignancy or neoplasm located in the cervical area, the area of the cervix or cervix, In Indonesia cervical cancer is the second most cancer after breast cancer. One way to early detection of cervical cancer is by IVA method. This study aims to determine the factors associated with the behavior of WUS in early detection of cervical cancer with IVA method, with independent variables are age, education, occupation, knowledge, attitude, availability information of facilities and infrastructure, exposure information about cervical cancer, support of husband family, and Support of health workers.
This study uses cross sectional study design. This research uses Primary data that is through direct interview with WUS in Pasar Minggu districts community Health centers, South Jakarta, then analyzed with univariate, bivariate and multivariate analysis. The results showed that all independent variables were associated with WUS behavior in early detection of cervical cancer except age variable with p value 0,495OR 1,490 CI 95 0,615 3,613 . Logistic regression analysis showed that education, knowledge, exposure of information about cervical cancer, husband family support, and support personnel as a confounder after multivariate analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Lufti Huswatun
"Pendahuluan : Pada proses keganasan terjadi stres oksidatif, yang ditandai dengan peningkatan kadar serum malondialdehid (MDA) dan aktivitas antioksidan enzim katalase yang rendah. Rasio MDA katalase sebelum dan setelah radiasi fraksi ke 15 dapat menjadi prediktor persentase pengecilan volume tumor 4 minggu pasca radiasi komplit pada kanker serviks lanjut lokal.
Metode penelitian : Penelitian ini merupakan kohort prospektif pada 30 pasien kanker serviks lanjut lokal yang memenuhi kriteria inklusi di Departemen Radioterapi RS CiptoMangunkusumo periode Juli sampai September 2013. Pemeriksaan kadar MDA dan aktivitas enzim katalase dilakukan sebelum dan sesudah radiasi fraksi ke 15, menggunakan spektrofotometri. Respons terapi berdasarkan kriteria WHO dengan membandingkan persentase ukuran volume tumor sebelum radiasi dengan persentase volume tumor 4 minggu setelah radiasi komplit (radiasi eksterna 25 fraksi dan brakhiterapi 3 kali).
Hasil : Pada penelitian ini didapatkan rerata serum MDA sebesar 7,6+/- 1,2 nmol/ml dan aktivitas enzim katalase 0,95 (0,8 ? 1,36) U/mL. Setelah radiasi fraksi ke 15 ditemukan peningkatan serum MDA menjadi 9,5 +/-1,9 nmol/mL (p<0,001) dan penurunan aktivitas enzim katalase menjadi 0,82 (0,71 ? 0,96) U/ml. Terdapat hubungan yang bermakna antara rasio MDA katalase sebelum dan setelah radiasi fraksi ke 15 dengan persentase pengecilan volume tumor 4 minggu setelah radiasi komplit.
Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukan terjadi stres oksidatif pada pasien kanker serviks lanjut lokal, yang ditandai dengan peningkatan kadar serum MDA dan penurunan aktivitas enzim katalase. Rasio MDA katalase sebelum dan sesudah radiasi fraksi ke 15 dapat menjadi prediktor persentase pengecilan tumor 4 minggu pasca radiasi komplit.

Introduction : Oxidative stress always occurs in cancer patient, which characterized with high level of serum Malondialdehyde (MDA) dan low activity of serum catalase enzymatic antioxidant. To determine the ratio of MDA and catalase activity before and after the 15th radiation fractions which can be a predictor of the tumor volume reduction percentage.
Method: This is a prospective cohort study of 30 locally advanced cervical cancer patients who meet the inclusion criteria in the Radiotherapy Department of Cipto Mangunkusumo Hospital from July 2013 to Sept 2013. MDA levels and catalase enzyme activities were examined before and after the 15th radiation fractions of external radiation using sphectrophotometry. The responds were assess according to WHO criteria, by comparing the size of the tumor volume before radiation and four weeks after completion of radiation ( 25 fraction of external and 3 fractions of brakhiterapi ).
Result: In this study, the mean of serum MDA level is 7.6 + / -1.2 nmol / mL and catalase enzyme activity median is 0.95 ( 0.8 to 1.36 ) U / mL . We found elevated of serum MDA levels to 9.5 + / - 1.9 nmol /mL (p<0,001) and the activity enzyme catalase significantly decrease to 0,82 (0,71 to 0,96) U/ml (p<0,001) on the 15th external radiation fraction. There is a significant relationship is found between the ratio of MDA catalase before radiation and after the fifteenth external radiation fractions with the percentage of tumor volume reduction four weeks after completion of radiation ( r = 0.689 , p = 0.001 ) ( r = 0.418 , p = 0.021 ).
Conclusion: This study showed that oxidative stress occurs in patients with locally advanced cervical cancer, which characteristized with high level of serum MDA and low activity of serum catalase. Ratio of mda catalase before radiation and after the fifteenth external radiation fractions can be a predictor of the percentage of tumor volume reduction four weeks after completion of radiation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renny Anggia Julianti
"Latar Belakang: Kanker serviks masih menjadi kanker tersering kedua di Indonesia dengan insiden 2638 kasus pada tahun 2008. Sejak tahun 1999, National Cancer Institute merekomendasikan penatalaksanaan kanker serviks dengan menggunakan kemoradiasi. Namun selama ini tatalaksana kanker serviks lebih banyak mengacu untuk klasifikasi histopatologi karsinoma sel skuamosa, sementara angka kanker serviks dengan tipe sel adenokarsinoma meningkat dan menurut beberapa penelitian memiliki prognosis yang lebih buruk.
Tujuan: Penelitian ini memiliki tujuan mengetahui perbandingan keberhasilan terapi dengan kemoradiasi dibandingkan dengan radiasi saja serta untuk mengetahui adanya perbedaan respon terapi pada kanker serviks dengan klasifikasi histopatologi karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma.
Metode: yang digunakan adalah secara cross sectional dimana sampel diambil dari pasien kanker serviks IIB ndash; IIIB pada tahun 2011 ndash; 2013 di RSCM yang menjalani terapi radiasi atau kemoradiasi.
Hasil: Dari 163 sampel yang dipelajari, sebanyak 107 pasien adalah pasien dengan karsinoma sel skuamosa dan 56 pasien dengan adenokarsinoma. Menurut klasifikasi histopatologi, karsinoma sel skuamosa didapatkan memiliki angka respon lengkap yang tidak berbeda secara signifikan, yaitu 82,2 dibandingkan dengan adenokarsinoma 78,6 p = 0,721 Sebanyak 67,5 pasien mendapatkan terapi radiasi dan 32,5 mendapatkan terapi kemoradiasi dengan agen kemoterapi berbasis platinum, terapi dengan kemoradiasi didapatkan memiliki respon terapi yang lebih baik yaitu dengan angka respon lengkap sebanyak 98,1 dibandingkan dengan radiasi 72,7 p = 0,001 . Pada kelompok pasien yang dilakukan radiasi, pasien dengan karsinoma sel skuamosa tidak memiliki respon yang berbeda dengan kemoradiasi, yaitu respon komplit 76,9 dibandingkan dengan 62,5 p= 0,191 . Begitu juga dengan kelompok kemoradiasi, tidak ada perbedaan respon terapi antara pasien karsinoma sel skuamosa 96,6 dengan adenokarsinoma 100.
Kesimpulan: Dari penelitian ini didapatkan tidak ada perbedaan respon terapi pada tipe sel karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma. Pada masing-masing kelompok radiasi dan kemoradiasi, karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma tidak terdapat perbedaan. Pasien yang diterapi dengan kemoradiasi memiliki respon terapi yang lebih baik dibandingkan radiasi saja.

Background: Cervical cancer is the second most frequent cancer in Indonesia with incident of 2638 cases in 2008. Since 1999, National Cancer Institute in the United States recommend to give concurrent chemoradiation for advanced stage cervical cancer. Until now the therapy recommention mostly addressed for squamous cell carcinoma, meanwhile the incidence of adenocarcinoma arise with also worse prognosis.
Objective: To know the correlation between histopathological type squamous cell carcinoma and adenocarcinoma with the teurapeutic response and to compare the response of treatment using radiation only and chemoradiation.
Method: This study was using cross sectional method, sampel was taken by secondary data using medical report of patient with cervical cancer staged IIB IIIB year 2011 ndash 2013 at RSCM who underwent radiation and chemoradiation.
Result: From 163 subjects, 107 was patient with squamous cell carcinoma and 56 patients with adenocarcinoma. According to histopathological type, squamous cell carcinoma and adenocarcinoma had insignificant difference in theurapetical response, which is 82,2, compared to 78,6 p 0,721. There were 67,5 patients got radiation only and 32,5 got concurrent chemoradiation therapy using platinum based agent. Among patient who were treated with chemoradiation, 98,1 patients achieved complete respons and for patient with radiation only 72,7 achieved complete respons 72,7 p 0,001. Patients who were treated with radiation only, when compared to its pathological type, the complete respons were not different 76,9 in squamous cell carcinoma, compared to 62,5 in adenocarcinoma p 0,191. And so as patient with chemoradiation, there were no difference in theurapetical respons in squamous cell carcinoma 96,6 compared with 100 in adenocarcinoma.
Conclusion: There was no difference in theurapetical respons in patient with squamous cell carcinoma compared to adenocarcinoma. Chemoradiation appeared to have better theurapetic respon compared to radiation only therapy. In each theurapetic modality group the respon therapy for squamous cell carcinoma and adenocarcinoma had no difference in theurapetical response.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliwati
"Kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan perempuan di Indonesia, sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematian yang tinggi. Saat ini di dunia diperkirakan lebih dari 1 juta perempuan menderita kanker serviks, dan terdapat 500.000 kasus baru pertahun, dengan angka kematian 260.000. di Indonesia terdapat 100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk, dengan angka kematian 20 perhari (Nuranna, Laila et all, 2008). Tidak melakukan deteksi dini kanker leher rahim secara teratur dan tepat waktu merupakan faktor terbesar terjangkitnya kanker leher rahim. Deteksi dini kanker leher rahim metode IVA merupakan alternatif pemeriksaan yang berbiaya rendah yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya terbatas. Puskesmas Prembun sebagai puskesmas percontohan pelayanan deteksi dini knker leher rahim metode IVA cakupannya terendah diantara puskesmas percontohan di wilayah dinas kesehatan kabupaten Kebumen, yaitu 46%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengn perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker leher rahim metode IVA di wilayah Puskesmas Prembun Kabupaten Kebumen tahun 2012. Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Prembun pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012 terhadap 212 wanita usia 30 sampai dengan 50 tahun yang sudah menikah/melakukan hubungan seksual. Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi cross sectional, dianalisa secara deskriptif dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker leher rahim metode IVA dengan pengetahuan, sikap, keterjangkauan jarak, keterpaparan informasi/media massa, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan dan dukungan kader kesehatan.

Cervical cancer is women?s health issues in Indonesia, with respect to the incidence and high mortality. Currently ini the world estimated at than 1 miilion women suffer from cervical cancer, and there are 500.000 new cases per year, with 260.000 death. In Indonesia there 100 cases of cervical cancer per 100.000 population, with 20 deaths per day (Nuranna, Laila et all, 2008). No early detection of cervical cancer regularly and on time is the biggest factor of cancer of the cervix. Early detection of cervical cancer IVA is an alternative method of lowcost examinations are recommended for facilities with limited resources. Prembun health centers as service centers pilot project method of early detection of cervical kanker IVA lowest coverage among health centers in the pilot project Kebumen district health department, which is 46%.
This study aims to determine the factors that deals with the behavior of women of childbearing age in the early detection of cervical cancer in the health center IVA method Prembun Kebumen 2012. The study was conducted at the health center Prembun in March until May 2012 on 212 women aged 30 to 50 years who are married / having sex. Using quantitative research method to study cross-sectional approach, the descriptive and bivariate analysis. The results showed no significant association between the behavior of women of childbearing age in the early detection of cervical cancer IVA method with the knowledge, attitudes, affordability range, exposure information / mass media, husband support, support for health workers and support health cadres.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kartika Sari
"ABSTRAK
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesintasan Hidup Pasien KankerServiks di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2011-2016Pembimbing : Dr.dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MScKanker serviks menduduki peringkat keempat kanker yang paling sering terjadi padasemua wanita dan peringkat kedua kanker yang paling sering ditemukan pada wanitausia 15-44 tahun di dunia, menyebabkan 265.672 kematian pada tahun 2012.Di duniasetiap 2 menit seorang perempuan meninggal akibat kanker serviks, sedangkan diIndonesia setiap 1 jam. Provinsi Jambi menurut Pusdatin 2015, estimasi jumlah kasuskanker serviks tahun 2013 adalah 1.792 dan semakin meningkat dari tahun-tahunsebelumnya. RSUD Raden Mattaher Jambi sebagai rumah sakit rujukan mengalamipeningkatan jumlah pasien kanker serviks dengan total pasien baru 318 sejak 2011-2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kesintasan hidup secarakeseluruhan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pasien di RSUD RadenMattaher Jambi tahun 2011-2016. Jumlah sampel yang didapat adalah 180 penderitayang pernah dirawat di RSUD ini dari Januari 2011-Desember 2016. Desain yangdigunakan dalam penelitian ini adalah kohort retrospektif dengan metode Kaplan meier.Kesintasan hidup pasien kanker serviks secara keseluruhan yaitu 23,2 dengan mediansurvival 24 bulan. Faktor ndash; faktor yang mempengaruhi yaitu umur, perkawinan, kadarhaemoglobin saat pertama kali didiagnosa, komorbid, stadium dan terapi. dengan faktoryang paling dominan yaitu komorbid HR=4,711 .Kata kunci:Kesintasan hidup, kanker serviks, event, sensor.

ABSTRACT
Affecting Survival Rate Factors Of Cervical Cancer Patients AtA Raden Mattaher Hospital Jambi In 2011 2016Counsellor Dr.dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MScCervical cancer ranked fourth most common cancer in all woman and ranked secondmost common cancer found in women aged 15 44 years in the world causing 265.672deaths in 2012. Every 2 minutes a woman dies from cervical cancer in the world, whilein Indonesia every 1 hour. In Jambi province according to Pusdatin 2015 estimatednumber of caces of cervical cancer in 2013 is 1792 and increasing from the year before.Raden Mattaher hospital in Jambi as a referral hospital has increasing number ofcervical cancer patients with a total of 318 new patients since 2011 2016. The purposeof this study was to determine the overall survival rate and factors that affect thepatients in Raden Mattaher Hospital Jambi in 2011 2016. The number of patientsobtained is 180 patients who had been treated in this hospital from Januari 2011 toDecember 2016. The design used in this study was a retrospective cohort with theKaplan meier method. Overall survival of cervical cancer patients was 23.2 percent witha median survival of 24 months. The factors that influence are age, marriage,hemoglobin when first diagnosed, comorbid, stage and therapy. With the most dominantfactor is comorbid. HR 4.711 .Key words Survival rate, cervical cancer, event, cencor"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Chelein Lestyani
"Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit kardiovaskular di dunia. Beberapa faktor risiko kanker leher rahim diantaranya yaitu usia, pengetahuan, kebiasaan merokok, riwayat seksual, paritas, pemakaian kontrasepsi, hereditas, kurangnya pap smear, immunocompromise dan stres. Tujuan untuk mengetahui gambaran faktor risiko kejadian kanker leher rahim pada penderita kanker leher rahim. Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian cross sectional. 100 Responden dipilih dengan metode pusposive sampling. Mayoritas responden tidak memiliki faktor keturunan kanker dan riwayat kanker sebelumnya, kontrasepsi terbanyak yang digunakan adalah kontrasepsi hormonal dengan tidak melakukan pemeriksaan rutin terhadap kontrasepsi yang digunakan. Responden tidak pernah melakukan pemeriksaan papsmear dengan mayoritas alasan tidak tahu, tidak memiliki riwayat immunocompromise, menggunakan cara yang kurang tepat dalam membersihkan alat kelamin, mempunyai pengetahuan yang baik tentang kanker leher rahim dan mayoritas responden mengalami kecemasan tingkat ringan. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi untuk edukasi kesehatan terhadap para perempuan dengan tujuan menekan angka kejadian kanker leher rahim.

Cancer is the second largest cause of deadth after cardiovascular disease in the word. Several factors the risk of cervical cancer of them the age, knowledge, smoking, the acts of sexual, parity, discharging contraceptive, heredity, papsmear , immunocompromise and stress. The purpose to reveal the risk factor for cervical cancer incidence in patient with cervical cancer this research method was conducted using cross sectional study. 100 respondents were selected by pusposive sampling metode. The mayority of respondents did not have cancer heredity factors and a history of previous cancer, contraception most use is a hormonal contraception with not doing a routine of contraceptive use. Respondents never do papsmear examination with a majority do not know the reason, do not have a history of immunocompromise , using a less precise way in cleanig genitals, have a good knowledge about cervical cancer and the majority of respondents experienced mild anxiety level. This research can be used as information for health education to women with the aim of suppressing the incidence of cervical cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>