Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193117 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Dwi Primasari
"Skripsi ini membahas hubungan karakteristik pasien (umur dan jenis kelamin), hari masuk RS, tingkat keparahan (severity level), diagnosa penyakit lainnya, komplikasi, assesmen klinis (pemeriksaan dokter dan konsultasi), pemeriksaan penunjang, dan tindakan medis dengan lama hari rawat. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menggunakan data rekam medis sebagai data sekunder dengan desain studi cross sectional. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 261 pasien BPJS dengan kasus Demam Berdarah Dengue di Instalasi Rawat Inap RSUP Fatmawati yang berumur lebih dari 5 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,6 persen memiliki lama hari rawat sesuai dengan standar clinical pathway Demam Berdarah Dengue (LOS ≤5 hari). Penelitian ini menggunakan uji chi-square, variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan lama hari rawat dalam penelitian ini adalah umur, diagnosa penyakit lainnya, komplikasi, pemeriksaan dokter, dan tindakan medis.

This undergraduate thesis discussed a correlation between patients (age and sex), the day of the entry, severity level, other disease diagnosis, complications, assessment clinics (doctor’s examination and consultation), other supporting examination and medical treatment with the length of stay. The research that has been done is using medical record data as secondary data with cross sectional study design. The subject of this research is 261 BPJS’ patients with Dengue Haemoragic Fever at Inpatient Installation in RSUP Fatmawati that older than 5 years old.
The result of this research showed that 63,6 percent has a length of stay that in accordance with dengue fever’s clinical pathway standard (LOS <5 days). This research used chi-square test, the variable that has significant connection with the length of stay in this research are age, other disease diagnosis, complications, doctor examination and medical treatment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62238
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Siswono
"Penyakit demam berdarah dengue tergolong endemis dan epidemik di lebih dari 100 negara tropis dan sub-tropis. Situasi kasus demam berdarah dengue di Indonesia tahun 2011 dilaporkan sebanyak 16.612 orang dengan kematian sebanyak 142 orang (CFR 0,85%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor karakteristik individu dan kondisi lingkungan terhadap demam berdarah dengue. Desain studi yang digunakan adalah literature review dengan metode meta-analisis dengan sampel studi 27 case control dan 5 crossectional pada model random effect untuk penggabungan nilai OR. Hasilnya adalah variabel-variabel pada penelitian crossectional cenderung tidak heterogen dan kurang mendukung model random effect. Uji publikasi pada funnel-plot terdapat indikasi bias publikasi, namun uji Egger’s test hanya membuktikan variabel penggunaan kelambu. Ditemukan hubungan yang signifikan dengan demam berdarah dengue pada variabel kebiasaan menggantung pakaian (OR=2,40; 95%CI=1,44-3,99), kondisi TPA (OR=2,63; 95%CI=1,79-3,88), keberadaan jentik nyamuk pada case control (OR=2,96; 95%CI=1,97-4,45), dan keberadaan jentik nyamuk pada crossectional (OR=4,67; 95%CI=2,68-8,14).

Dengue fever is classified as endemic and epidemic in more than 100 tropical and sub-tropical countries. Cases of dengue hemorrhagic fever in Indonesia was reported as many as 16.612 people with 142 deaths in 2011 (CFR 0,85%). This study is aimed to determine the relationship of individual characteristic and environmental condition towards dengue hemorrhagic fever. Study design is a literature review with meta-analysis method, which has sample of 27 case-control and 5 crossectional studies, also using random effect model for the summary of odds ratio. The result is the variables in cross-sectional studies tend not to support heterogeneous and less random effect models. Test publication in the funnel plot is an indication of publication bias, but the Egger's test only proves the variable of using mosquito nets. Found a significant association with dengue hemorrhagic fever in the habit of hanging clothes variable (OR = 2,40; 95% CI = 1,44 to 3,99), container conditions (OR = 2,63; 95% CI = 1,79- 3,88), the presence of mosquito larvae in the case control study (OR = 2,96; 95% CI = 1,97 to 4,45), and the presence of mosquito larvae in the crossectional study (OR = 4,67; 95% CI = 2,68-8,14).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Nurul Ridwan
"Penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Pada tahun 2014 kasus DBD di Indonesia berjangkit di 433 Kota atau Kabupaten dengan angka kesakitan sebesar 39,83 per 100.000, sementara itu jumlah kasus DBD sendiri di Jawa Barat, hingga 28 Januari 2019 tercatat ada 2.204 orang yang terjangkit DBD. Sebanyak 14 orang di antaranya meninggal dunia. Kota Cimahi dan Kabupaten Cianjur merupakan wilayah dengan jumlah kasus DBD tinggi yakni sebanyak 292 kasus dan jumlah kematian sebanyak 2 kasus di Kota Cimahi sementara di Kabupaten Cianjur jumlah kasus 532 kasus dan 2 kasus kematian upaya pengendalian DBD monitoring serta upaya pencegahaan yang dilakukan dengan surveilan DBD belum optimal menekan jumlah kasus DBB di Kota Cimahi dan Kabupaten Cianjur. Maka kemudian perlu dilakukan upaya evaluasi untuk mengetahui dan memberikan solusi perbaikan sistem informasi demam berdarah dengue di Kabupaten Cianjur dan Kota Cimahi pada komponen masukan, proses dan luaran, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen sebagai instrumen penelitiannya dengan jumlah informan sebanyak 12 orang dimana 6 orang berada di wilayah kota Cimahi dan 6 orang informan berada diwilayah kabupaten Cianjur. Hasil penelitian menunjukan bahwa komponen masukan komponen proses dan komponen luaran berbeda antara kota Cimahi dan kabupaten Cianjur serta perbedaan sistem informasi DBD di Kota Cimahi Menggunakan aplikasi sistem informasi Demam berdarah dengue (SI DBD) dan pengiriman laporan melalui surat elektronik sementara di Kabupaten Cianjur Pengumpulan data dan pengolahaan data dilakukan secara manual, dan laporkan dikirimkan melalui pos atau petugas pelaksana program ke dinas kesehatan. Kesimpulan dari penelitian ini 1) Komponen masukan sistem informasi DBD berkaitan dengan masalah kelengkapan dan ketepatan laporan pada luaran ketenagaan memerlukan tenaga terlatih sehingga upaya pelatihan dan kursus singkat diperlukan 2) Permasalah pada komponen proses adalah pengolahaan data selama ini belum dilakukan secara terstruktur dan masih manual walaupun menggunakan komputer sehingga memerlukan waktu relatif lama serta frekuensi pengolahaan yang tidak menentu pada akhirnya data jarang diolah dan di analisa untuk menghasilkan informasi DBD 3) Kondisi pada komponen proses dapat menyebabkan permasalahan pada komponen Luaran yaitu informasi tidak dapat mendukung para pengambil kebijakan dalam pengambilan keputusan 4) Adanya peluang dalam pengembangan Sistem Informasi DBD yaitu, otomatisasi pelaporan sehingga dapat menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan relevan sesuai dengan kebutuhan manajemen.

Dengue hemorrhagic fever is still a public health problem in Indonesia. In 2014 dengue fever cases in Indonesia were spread in 433 districts or cities with a morbidity rate of 39.83 per 100,000, while the number of dengue fever cases only in West Java, as of January 28, 2019 there were 2,204 cases of dengue as many as 14 people died. Cimahi City and Cianjur Regency are areas with a high number of dengue cases, namely 292 cases and 2 deaths in Cimahi City while in Cianjur Regency there are 532 cases and 2 deaths in monitoring dengue hemorrhagic fever monitoring and prevention efforts carried out by monitoring dengue hemorrhagic fever optimally reduce the number of dengue hemorrhagic fever cases in Cimahi City and Cianjur Regency. Then it needs to be evaluated to find and provide a solution to improve the dengue hemorrhagic fever information system in Cianjur and Cimahi Districts on the components, processes and results. This study uses qualitative methods with interviews, observation and document studies as research instruments with 12 informants. people where 6 people are in the Cimahi city area and 6 informants are in the Cianjur Regency area. The results showed that the input components of the process components and external components differed between the cities of Cimahi and Cianjur district as well as differences in the dengue fever information system in Cimahi City. Using the application of dengue hemorrhagic fever information system and sending reports via email while in Cianjur Regency Data collection and data processing is done manually, and reports are sent by post or program implementing officers to the health office. Conclusions from this study 1) The input component of the dengue hemorrhagic fever information system is related to the problem of completeness and accuracy of reports on the results of workforce that require trained personnel so training and short courses are needed 2) Problems with process components are data processing that has not been structured and is manual despite using computer so that it requires a relatively long time and erratic processing frequency in the end the data is rarely processed and analyzed to produce dengue hemorrhagic fever information 3) Conditions on process components can cause problems in the Output component, namely information cannot support policy makers in decision making 4) There opportunities in developing a dengue hemorrhagic fever Information System, namely reporting automation so that it can produce information that is fast, accurate and relevant in accordance with management's needs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariata Arisanti
"ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia paling dominan
disebabkan oleh virus dengue (DENV) serotipe 3. Upaya pencegahan DBD dapat
dilakukan melalui vaksinasi. Lembaga BPPT saat ini sedang mengembangkan
vaksin DBD berbahan baku protein rekombinan NS2B-NS3. Protein ini
merupakan salah satu protein non struktural penyusun genom DENV dan
memiliki berat molekul sebesar 83 kDa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
isolasi dan purifikasi protein NS2B-NS3 DENV serotipe 3 dari sel transforman
Saccharomyces cerevisae. Purifikasi protein NS2B-NS3 dilakukan dengan metode
HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Optimasi purifikasi dilakukan dengan
meningkatkan konsentrasi imidazole sebagai pengikat protein dalam elution buffer
dari 250 mM -- 500 mM. Validitas isolat protein dan protein hasil purifikasi diuji
secara kualitatif dengan metode Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacriamide Gel
Electrophoresis (SDS-PAGE), serta dikuantifikasi proteinnya dengan metode
Bichinconinic Acid (BCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein NS2BNS3
telah berhasil dipurifikasi secara optimal pada konsentrasi imidazole 300
mM dengan metode HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Analisis hasil SDS-PAGE
menunjukkan bahwa terdapat pita spesifik berukuran 83 kDa pada lajur hasil elusi
dengan konsentrasi imidazole 300 mM dan berdasarkan hasil kuantifikasi protein
diperoleh persentase efektivitas purifikasi tertinggi, yaitu 16,38%.

ABSTRACT
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia paling dominan
disebabkan oleh virus dengue (DENV) serotipe 3. Upaya pencegahan DBD dapat
dilakukan melalui vaksinasi. Lembaga BPPT saat ini sedang mengembangkan
vaksin DBD berbahan baku protein rekombinan NS2B-NS3. Protein ini
merupakan salah satu protein non struktural penyusun genom DENV dan
memiliki berat molekul sebesar 83 kDa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
isolasi dan purifikasi protein NS2B-NS3 DENV serotipe 3 dari sel transforman
Saccharomyces cerevisae. Purifikasi protein NS2B-NS3 dilakukan dengan metode
HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Optimasi purifikasi dilakukan dengan
meningkatkan konsentrasi imidazole sebagai pengikat protein dalam elution buffer
dari 250 mM -- 500 mM. Validitas isolat protein dan protein hasil purifikasi diuji
secara kualitatif dengan metode Sodium Dodecyl Sulfate-Polyacriamide Gel
Electrophoresis (SDS-PAGE), serta dikuantifikasi proteinnya dengan metode
Bichinconinic Acid (BCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein NS2BNS3
telah berhasil dipurifikasi secara optimal pada konsentrasi imidazole 300
mM dengan metode HisPur Ni-NTA Magnetic Beads. Analisis hasil SDS-PAGE
menunjukkan bahwa terdapat pita spesifik berukuran 83 kDa pada lajur hasil elusi
dengan konsentrasi imidazole 300 mM dan berdasarkan hasil kuantifikasi protein
diperoleh persentase efektivitas purifikasi tertinggi, yaitu 16,38%."
2016
S66306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Dewi Andini
"ABSTRAK
Kecamatan Turen di Kabupaten Malang merupakan kecamatan dengan jumlah
rata-rata penderita Demam Berdarah yang paling tinggi dibanding kecamatan
lainnya dalam 5 tahun terakhir. Tingginya jumlah penderita Demam Berdarah ini
ditentukan oleh faktor fisik (curah hujan, kemiringan lereng, dan kerapatan
vegetasi) dan non-fisik (kepadatan bangunan, sumber air, mobilitas penderita, dan
Angka Bebas Jentik) daerah bersangkutan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pola keruangan dan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh
tinggi terhadap jumlah penderita Demam Berdarah. Dengan menggunakan analisis
temporal, spasial, dan analisis deskriptif dapat ditunjukkan bahwa penderita
cenderung terkonsentrasi pada daerah dengan kepadatan bangunan sedang dan
jumlah penderitanya meningkat saat peralihan musim. Uji statistik menunjukkan
bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel kerapatan vegetasi dan
kepadatan bangunan dengan jumlah penderita demam berdarah di Kecamatan
Turen.

ABSTRACT
Turen District in Malang Regency has big amount of Dengue Fever’s patient in
this last 5 years. This is caused by physical factors (rainfall, slope, and vegetation
index) and non-physical factors (building density, water source, patient’s
mobility, and larva-free number) in that concerned area. The purpose of this
research is to identify spatial pattern of Dengue Fever’s patient and also to find
out which variable that affects patients the most in one area. By using temporal
analysis, spatial analysis, descriptive analysis, and statistic analysis, readers will
know that Dengue Fever’s patient is concentrate in area which has moderate
building density and the number of patients will be increased during weather
transition. Furthermore, statistic test shows the correlation between vegetation
index, building density, and number of Dengue Fever’s patient in Turen District."
Universitas Indonesia, 2014
S56290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trusty Ayu Hapsari
"Demam Berdarah Dengue (DBD adalah salah satu masalah kesehatan di dunia. Penggunaan Non Structural-1 (NS-1) antigen dari virus dengue untuk deteksi awal telah terbukti sebagai salah satu solusi dari penentu infeksi dengue. Salah satu alat diagnosik yang tersedia di Indonesia adalah Bio-Rad NS1 Ag strip. Penelitian ini berjalan selama18 bulan di mulai dari tanggal November 2010 sampai dengan Mei 2012. Seratus dua pasien dengan demam kurang dari 2 hari terlibat dalam studi ini. Peneliti menggunakan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Virus isolation di sel C6/36, atau IgG and IgM titer ELISA sebagai standard emas dalam mendeteksi infeksi dengue. Dalam riset ini, kami menggunakan Bio-Rad NS1 antigen untuk mendeteksi keberadaan antigen NS1 dalam serum darah pasien yang terduga terkena demam berdarah. SPSS 16.0 digunakan untuk menganalisa data. Hasil yang diperoleh adalah dari 102 pasien yang terduga terkena demam berdarah, terdapat 68(68.3%) positf terkena demam berdarah dan 34(31.7%) negatif. Serotype virus juga dipeoleh mellaui RT PCR. Dari 68 pasien yang positif demam berdarah, ada 17 terkena DENV-1, 21 terinfeksi DENV-2, 16 terinfeksiDENV-3, 4 terinfeksi DENV-4, 8 terinfeksi campuran, dan 2 tidak diketahui serotypenya. Nilai sensitivitas dan specifisitas Bio-Rad NS1 Ag Strip dalam mendeteksi infeksi demam berdarah dengan nilai 86.2% dan 96.3%. Dalam mendeteksi infeksi DENV-1, sensitivitas and spesifisitas Bio-Rad NS1 Ag strip adalah 94.12dan 94.44% (95% CI, 80.5% to 97.7%). Sedangkan untuk mendeteksi DENV-3, alat ini mempunyai sensitivitas 75% dan spesifisitas 94.44% (95% CI, 69.3% to 93.5%). Bedasarkan hasil ini, Bio-Rad NS1 Ag Strip dapat dipergunakan sebagai alat untuk menegakan diagnosis dari infeksi demam berdarah DENV-1 dan DENV-3 pada awal demam.

Dengue infection has been one of the health issues in worldwide. The utilization of Non Structural-1 (NS1) antigen in order to detect early dengue infection has been proven to be one of the solutions. Diagnostic kit named Bio-Rad NS1Ag Strip is one of the kit that uses antigen which is available in Indonesia. The purpose of this study is to evaluate the sensitivity, specificity, PPV, and NPV value of the kit. This study was held in 18 months duration from November 2010 until Mei 2012. One hundred and two subjects with fever less than 48 hours were included in the study. RT-PCR or virus isolation C6/36 or ELISA antibody titer were used as the gold standard of this research. Bio-Rad NS1 Ag Strip was used to determine the presence of NS1 antigen in the patient. Data analysis and statistics uses SPSS 16.0.In the result, there were 68 (68.3%) positive and 34 (31.7%) negative. RT PCR also determined the virus’s stereotypes. There were 17 of DENV-1, 21 of DENV-2, 16 of DENV-3, 4 of DENV-4, 8 of mixed infection and 2 unknown serotypes. Bio-Rad NS1 Ag has 86.2% of sensitivity and 96.35 of specificity to detect all stereotypes. In for detecting DENV-1, the kit has 94.12% sensitivity and 94.44% (95% CI, 80.5% to 97.7%). Meanwhile, in detecting DENV-3, the kit has 75%sensitivity and 94.44% specificity (95% CI, 69.3% to 93.5%). According to these findings, Bio-Rad NS1 Ag strip is suitable as a diagnostic kit to make early diagnosis of dengue fever DENV-1 and DENV-3.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haidyan Wahyu Anugrha
"Deteksi cepat protein non-structural 1 (NS1) telah banyak digunakan untuk diagnosis infeksi dengue. Beberapa kit diagnostik yang mampu mendeteksi antigen NS1 sudah tersedia di Indonesia, salah satunya adalah SD Bioline Dengue Duo®. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional, berbasis komunitas, yang mengevaluasi sensitivitas dan spesifisitas SD Bioline Dengue Duo® pada infeksi dengue primer dan sekunder di Jakarta, Indonesia dari tahun 2010 sampai 2011. Kinetika NS1 serta antibodi antidengue juga diamati. Sampel serum diambil dari 105 pasien dengan demam kurang dari 48 jam. Infeksi dengue dikonfirmasi menggunakan tiga tes standar emas, Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dan/atau isolasi virus di cell line C6/36 dan/atau Imunoglobulin G (IgG) Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA).
Sensitivitas SD Bioline Dengue Duo® lebih tinggi pada infeksi primer (93,1% [95% CI, 92,7 sampai 100]) dibandingkan infeksi sekunder (86,1% [95% CI, 82,7 sampai 100]). Spesifisitas kit di kedua kelompok penelitian adalah 100%. Selain itu, penelitian kami menunjukkan bahwa pada infeksi sekunder, tes NS1 yang dilakukan sedini mungkin setelah onset demam berbuah pada sensitivitas kit yang lebih baik dibandingkan dengan studi-studi sebelumnya. Kemampuan kit untuk mendeteksi NS1 menurun seiring dengan perjalanan penyakit dan mencapai titik nadir pada hari ke 7 di kelompok infeksi primer maupun sekunder. Oleh karena sensitivitas yang baik dan spesifisitas yang sempurna, SD Bioline Dengue Duo® adalah alat yang dapat dipercaya untuk keperluan skrining infeksi dengue pada awal demam.

Some diagnostic kits capable of detecting dengue virus (DENV) NS1 are already available in Indonesia, one of which is SD Bioline Dengue Duo®. This research is a cross-sectional that evaluates the sensitivity and specificity of SD Bioline Dengue Duo® for primary and secondary DENV infection in Jakarta, Indonesia between 2010 and 2011. The kinetics of NS1 as well as anti-DENV antibodies detected by the kit was also observed. A panel of sera samples from 105 patients experiencing fever within the last 48 hours was tested. DENV infection was confirmed using three gold standard tests, Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) and/or virus isolation in C6/36 cell line and/or Imunoglobulin G (IgG) Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA).
The sensitivity of SD Bioline Dengue Duo® was higher in primary infection (93.1% [95% CI, 92.7 to 100]) than in secondary infection (86.1% [95% CI, 82.7 to 100]). The kit's specificity in both study groups was 100%. Moreover, our study showed that in secondary infection, NS1 test performed as early as 1 or 2 days after fever onset resulted in a better sensitivity of the kit compared to past studies. NS1 detection rate reduced over the course of the illness and was lowest on day 7 in both primary and secondary infection. Given its high sensitivity and excellent specificity, SD Bioline Dengue Duo® is a reliable tool for early screening for DENV infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvin Pramudita
"Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus dengue terbanyak dan terparah di Asia Tenggara Studi filogenetik virus dengue DENV diperlukan sebagai dasar pengembangan struktur vaksin yang cocok Meskipun demikian data sekuens DENV masih terbatas Penelitian ini bertujuan menganalisis sekuens dan filogenetik keseluruhan gen envelope DENV 1 dibandingkan dengan domain III saja Data didapatkan dari GenBank dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berupa whole genome DENV 1 sebanyak 30 sekuens yang diolah dengan Genetyx 5 1 Hasil analisis nukleotida gen envelope DENV 1 menunjukan strain Indonesia termasuk genotipe I dan IV Sedangkan analisis nukleotida dengan hanya domain III menunjukan adanya perbedaan cluster antar strain namun tetap dalam genotipe yang sama Dengan demikian studi filogenetik penentuan genotipe dapat dilakukan dengan hanya menggunakan domain III saja Analisis homologi asam amino domain III menunjukan epitope utama dilestarikan dan dapat menjadi landasan penting dalam pembuatan vaksin dengue berbasis domain III

Phylogenetic study of dengue virus DENV is required as a basis to develop a suitable structure for vaccine development Nonetheless DENV sequence data is limited This study aims to analyze and compare the sequence and phylogenetic of DENV 1 envelope gene with domain III The data is obtained from GenBank and Laboratory of Microbiology Faculty of Medicine Universitas Indonesia Thirty sequences of DENV 1 whole genome were processed using Genetyx 5 1 Analysis using DENV 1 envelope nucleotide showed that strain Indonesia has genotype I and IV Analysis using only the nucleotide of domain III showed the same genotype with difference of clusters between strains Thus phylogenetic studies determining the genotype can be done using domain III alone Homology analysis of amino acid of domain III showed that the main epitope is well reserved This finding can be an important cornerstone in the development of domain III based dengue vaccine.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsabita Annisa
"Penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyakit utama yang tergolong dalam penyakit infeksi tropis di dunia dan di saat yang bersamaan, masih kurang adanya vaksin yang disetujui dan terapi antiviral yang dapat mengimunisasi dan menyembuhkan pasien dari penyakit tersebut. Sampai saat ini, perawatan suportif adalah tata laksana yang paling efektif untuk infeksi virus dengue (DENV), sehingga strategi terapeutik dengan menggunakan ekstrak natural telah dikembangkan. Indonesia sangat kaya dengan aneka ragam tanaman yang memiliki potensi sebagai obat antiviral, seperti contohnya Artocarpus communis.
Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efek inhibitorik dari A. communis terhadap replikasi dan infeksi virus dengue. Dalam eksperimen ini, enam sampel sel Huh7it-1 diinfeksikan dengan DENV-2 NGC dan diberi perlakuan menggunakan berbagai konsentrasi dari ekstrak natural A.communis untuk menginvestigasi aktifitas antiviral extract tersebut. Cytotoxic effect dari ekstrak tersebut ditentukan oleh nilai 50% cytotoxic concentration (CC50) yang didapat dari cell viability (MTT) assay. Selain itu, focus assay digunakan untuk mencari nilai 50% inhibitory concentration (IC50) yang menentukan inhibitory effect.
Eksperimen ini diakhiri dengan menghitung selectivity index (SI) untuk mengukur aktifitas antiviral dari ekstrak. Infeksi virus terhambat sangat efektif sebanyak 95.4% (p=0.0035) dengan perlakuan konsentrasi ekstrak tertinggi yaitu 80μg/ml. Namun, hambatan infeksi virus menurun dengan perlakuan konsentrasi ekstrak yang lebih rendah yaitu 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml dan 5μg/ml dengan inhibisi sebanyak 52.3% (p=0.0238), 12.6% (p=0.4408), 5.8% (p=0.5832) dan 2.1% (p=0.7881) secara urut. A. communis memiliki nilai IC50, CC50 dan SI yaitu 43.26μg/ml, 366.67μg/ml dan 8.48. Hasil yang didapatkan dari eksperimen ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi yang tinggi, ekstrak natural A. communis memiliki properti antiviral terhadap virus dengue. Selain itu, ekstrak tersebut memiliki nilai CC50 yang tinggi yang menandakan level cytotoxicity yang rendah dan nilai SI yang signifikan,sehingga menunjukkan potensi yang baik sebagai agen antiviral terhadap DENV.

Dengue hemorrhagic fever is currently a major tropical and subtropical infection in the world with lack of approved vaccines as well as antiviral therapies to immunize and cure patients towards this disease. Up until now, supportive care is the only effective management with no promising therapeutic treatment available against dengue virus (DENV) infection, therefore development of therapeutic strategies using natural extracts have arisen. Indonesia is rich in plant varieties in which their natural extracts have the potential for antiviral drugs, for example Artocarpus communis.
The aim of this study was to investigate antiviral properties present in the natural extract of A. communis against DENV infection. In the experiment, six replicates of Huh7it-1 cells were infected with DENV-2 NGC and given various concentrations of natural extracts to determine antiviral activity. The toxicity effects of the extract were determined by cell viability (MTT) assay to find 50% cytotoxic concentration (CC50). Focus assay was used to find 50% inhibitory concentration (IC50), which determined the inhibitory effect.
We concluded the experiment with calculating the selectivity index (SI) to measure antiviral activity of the extract. Upon treatment with the highest extract concentration of 80μg/ml, the infection was inhibited impressively as much as 95.4% (p=0.0035). The inhibition of infection decreased with lower extract concentration of 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml and 5μg/ml as much as 52.3% (p=0.0238), 12.6% (p=0.4408), 5.8% (p=0.5832) and 2.1% (p=0.7881) respectively. The results also exemplified that A. communis has an IC50, CC50 and SI of 43.26μg/ml, 366.67μg/ml and 8.48. The results of this study indicate that the natural extract of Artocarpus communis shows some level of antiviral property towards dengue virus at high concentrations. Furthermore, it has a high CC50 value that signifies low cytotoxicity and a significant SI thus demonstrating a good potency as an antiviral agent against DENV.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Michelle Pratanata
"Sampai sekarang, belum ada rekomendasi vaksin maupun anti-viral untuk virus Dengue. Menimbang besarnya masalah demam berdarah di sektor kesehatan masyarakat di Indonesia, penemuan obat demam berdarah sangatlah diperlukan. Sulokrin, senyawa yang diisolasi dari Aspergillus terreus diketahui dapat menghambat pertumbuhan HCV, sesama virus flaviviridae seperti virus dengue. Riset ini bertujuan untuk menginvestigasi adanya aktivitas antiviral dari senyawa sulochrin sebagai obat demam berdarah yang potensial. Antiviral assay dilakukan terhadap sel huh7 yang telah diinfeksi virus dengue. Sulokrin dengan 6 konsentrasi berbeda diuji cobakan untuk mengetahui nilai maksimum penghambatan 50% sel (IC50) dengan metode Focus Assay. Efek toksisitas (CC50) diukur dengan menggunakan metode MTT Assay. Indeks selektivitas ditentukan melalui ratio CC50/IC50. Aktivitas inhibisi signifikan senilai 91,78% (p=0.005) ditemukan pada konsentrasi sulokrin 80μg/ml. Ketika konsentrasi sulokrin diturunkan menjadi 40μg/ml dan 20μg/ml, aktivitas inhibisi turun menjadi 39.73% (p=0.02) dan 17.69 (p=0.09). Pada konsentrasi sulokrin 10μg/ml, aktivitas inhibisi tidak teramati (p=0.98). Peningkatan pertumbuhan virus dengue ditemukan pada konsentrasi sulokrin dibawah 10μg/ml, tepatnya pada konsentrasi 5μg/ml dan 2.5μg/ml dengan nilai inhibisi -11.32% (p=0.21) dan - 2.35% (p=0.38). Hasil penelitian mendapatkan nilai IC50 sebesar 56.86μg/ml, CC50 sebesar 150.85μg/ml dan SI sebesar 2.65. Sebagai kesimpulan, Aspergillus terreus (sulokrin) menunjukan kedua sifat inhibisi dan peningkatan pertumbuhan. Meskipun demikian, rendahnya nilai toksisitas ekstrak menunjukan karakteristik yang baik untuk sebuah antiviral. Eksplorasi lebih lanjut dengan derivat sulokrin perlu dilakukan untuk mengetahui aktifitas inhibisi terhadap virus dengue dari senyawa murni.

To date, there is no approved vaccine and anti-viral regime for Dengue fever. Considering how dengue fever poses a significant burden to Indonesian public health sector, discovery on therapeutic agent against DENV is imperative. Sulochrin, a compound isolated from Aspergillus terreus is known to potently inhibit HCV, a flaviviridae virus similar to DENV. This research aims to investigate the anti-viral activity of sulochrin from Aspergillus terreus as a possible cure for DENV infection. Anti-viral assay of Sulochrin is evaluated in Huh7 infected cells. 6 different concentrations of Sulochrin (80μg/ml, 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml, 5μg/ml, and 2.5μg/ml) were given to measure its half maximal inhibitory concentration (IC50) using Focus Assay. Toxicity effect was measured using MTT Assay (CC50). Selectivity Index was determined through ratio of CC50/IC50. Significant inhibition of 91,78% was observed upon treatment with sulochrin 80μg/ml (p=0.005). As concentration was decreased to 40μg/ml and 20μg/ml, inhibition activity decreased accordingly to 39.73% (p=0.02) and 17.69 (p=0.09) respectively. At treatment concentration of 10μg/ml, zero inhibition was observed similar to control DMSO (p=0.98). An improved in replication was seen with treatment below 10μg/ml, with -11.32% (p=0.21) and -2.35%(p=0.38) at concentration of 5μg/ml and 2.5μg/ml respectively. The results also showed half maximal inhibitory concentration of 56.86μg/ml (IC50), half toxicity concentration of 150.85μg/ml (CC50) and Selectivity Index of 2.65. To conclude, Aspergillus terreus (sulochrin) exert both anti-viral and enhancement activity to DENV. Nonetheless, its low cytotoxic value reflects a favorable feature for potential anti-viral. A further exploration on its derivate should be done to find the pure compound inhibition activity to DENV.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>