Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154026 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Permata Najatafani
"Penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk mengetahui pengaruh risiko hilangnya bank yang diukur dengan modal dan likuiditas bank dengan menetapkan instrumen yang variabel yang kredit perbankan, modal, rasio biaya gaji, rasio beban bunga, rugi risiko bank, ukuran Bank, efisiensi, BI Rate, dan produksi industri. Kemudian tidak hanya untuk menentukan pengaruh risiko kerugian tetapi dalam penelitian ini penulis juga ingin tahu apakah laba pengaruh sebelum pajak, risiko kerugian, ukuran Bank, efisiensi, BI Rate, dan produksi industri untuk likuiditas dengan menetapkan instrumen yang variabele laba sebelum pajak, kredit, rasio biaya gaji, beban bunga rasio, Dan risiko kerugian dengan menggunakan dua tahap metode least square untuk persamaan simultan untuk 2010q1 sampai 2014q4.

Research conducted by the authors aimed to determine the effect of the loss risk of the bank as measured with capital and liquidity of banks by setting a instrument variable that bank credit, capital, salary expenses ratio, interest expenses ratio, loss risk of the bank, bank size, efficiency, BI Rate, and the industrial production. Then not only to determine the influence of the loss risk but in this study the authors also wanted to know whether the influence profit before tax, loss risk, bank size, efficiency, BI Rate, and industrial production to liquidity by setting a instrument variabele that profit before tax, credit, salary expenses ratio, interest expenses ratio, dan loss risk by using two stage least square method for simultaneous equation for 2010q1 until 2014q4."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fadloli
"ABSTRAK
Industri perbankan Indonesia saat ini masih dalam kondisi yang belum efisien dilihat dari tingginya tingkat suku bunga dimana salah satu penyebab utamanya diduga karena rendahnya tingkat kompetisi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat kompetisi industri perbankan Indonesia selama periode 2005 ndash; 2014 dengan mengaplikasikan model baru yaitu profit elasticity model atau Boone Indicator yang mampu mengukur tingkat kompetisi berdasarkan efisiensi. Bank yang lebih efisien, yaitu bank dengan biaya marginal yang lebih kecil, akan menguasai pangsa pasar yang lebih besar atau tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank yang kurang efisien. Efek ini akan semakin besar manakala industri perbankannya semakin kompetitif.Hasil penelitian ini menujukkan bahwa tingkat kompetisi indutri perbankan Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan ukuran efisiensi, kelompok bank besar adalah yang paling efisien akan tetapi justru mempunyai tingkat kompetisi yang paling rendah dibandingkan dengan kelompok bank sedang dan bank kecil. Berdasarkan kepemilikan, Bank Persero dan Bank Umum Swasta Nasional BUSN adalah dua kelompok bank paling efisien dimana kelompok Bank Persero relatif lebih efisien dibandingkan kelompok BUSN. Namun demikian apabila dilihat dari hasil pengukuran tingkat kompetisinya Bank Persero justru lebih rendah dari BUSN.Pada industri perbankan Indonesia tidak terjadi transfer efisiensi dalam bentuk tingkat harga output atau suku bunga kredit yang lebih murah. Kelompok bank yang lebih efisien lebih memilih untuk menikmati tingkat keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mentransfer sebagian keunggulan efisiensinya. Hal ini terlihat dari tingkat suku bunga kredit kelompok bank yang lebih efisien tidak berbeda secara signifikan dibandingkan kelompok bank yang kurang efisien.

ABSTRACT
Indonesian banking industry is currently in the inefficient condition viewed from the high interest rate in which one of its main causes is supposedly the low competition level. This research was conducted to analyze competition level in Indonesian banking industry during from 2005 to 2014 by applying a new model, Profit Elasticity Model or Boone Indicator. This model measures the competition level based on its efficiency. More efficient bank which has smaller marginal cost, will lead market share and profit that are higher than less efficient bank. This effect will be greater when the banking industry is more competitive.This research shows the result that the competition level in Indonesian banking industry decreases from year to year. Based on the efficiency measure, large sized bank group is the most efficient, but it actually has the lowest competition level compared with medium sized and small sized bank groups. Based on the ownership, Stated Owned Bank and National Private Commercial Bank are the most efficient bank groups in which Stated Owned Bank group is relatively more efficient than National Private Commercial Bank group. However, viewed from the result of measurement on its competition level, Stated Owned Bank is actually lower than National Private Commercial Bank.In Indonesian banking industry, there is no efficiency transfer in form of output price level or cheaper lending interest rate. More efficient bank group prefers benefiting higher profit over transferring some of its efficiency superiorities. It is shown by lending interest rate of more efficient bank group is not significantly different from the less efficient bank group."
2016
T47049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luki Handoyo
"ABSTRAK
Laba Perbankan Syariah di Indonesia sejak tahun 2013 mengalami kecenderungan menurun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal yang sama ditunjukkan pada market share-nya yang cenderung melambat dan sulit menembus 5 total aset perbankan di Indonesia. Sementara itu untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sejak tahun 2013 Otoritas Moneter menetapkan Suku Bunga Acuan yang lebih tinggi. Otoritas Moneter juga tetap meningkatkan persentase volume Operasi Moneter Syariah.Tesis ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara Operasi Moneter dengan Laba Perbankan Syariah. Market share dan Suku Bunga Acuan turut mendukung penelitian ini bersama dengan variabel-variabel lainnya seperti Suku Bunga Pembiayaan Perbankan, Inflasi, Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Perbankan. Penelitian kuantitatif ini menggunakan data sekunder yang bersumber antara lain dari Otoritas Jas Keuangan, Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik. Model persamaan simultan Two Step Least Square 2SLS digunakan untuk menganalisis data time series periode Juli 2005 sampai dengan Juli 2016 di Indonesia.Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa volume Operasi Moneter Syariah berhubungan secara negatif dan volume Operasi Moneter Konvensional berhubungan secara positif dengan Laba Perbankan Syariah. Hasil tersebut dapat menjadi masukan untuk menganalisis atau meneliti lebih lanjut mengenai dampak Operasi Moneter terhadap kinerja keuangan Perbankan Syariah.

ABSTRACT
Islamic Banking Profit in Indonesia since 2013 has a downward trend, in contrast to previous years. The same thing is shown in its market share which tends to slow down and difficult to penetrate 5 of total banking assets in Indonesia. Meanwhile, in order to maintain the stability of the rupiah, since 2013 the Monetary Authority has set a higher Interest Reference Rate. The Monetary Authority also continues to increase the percentage of Islamic Monetary Operation volume.This thesis aims to examine the relationship between Monetary Operation with Islamic Banking Profit. Market share and Interest References Rate support this research along with other variables such as Bank Financing Interest Rates, Inflation, Third Party Funds and Bank Financing. This quantitative research uses secondary data sourced from the Otoritas Jasa Keuangan financial service authorities of Indonesia , Bank Indonesia central bank monetary authority of Indonesia and Badan Pusat Statistik statistic central bereau of Indonesia . Simultaneous simulation model Two Step Least Square 2SLS is used to analyze time series data from July 2005 to July 2016 in Indonesia.The results of the analysis in this study indicate that the volume of Islamic Monetary Operations is negatively related and the volume of Conventional Monetary Operations is positively related to the Islamic Banking Profit. These results may serve as input to analyze or further investigate the impact of Monetary Operations on the financial performance of Islamic Banking."
2018
T49091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Ode Muhammad Nikmat Z.
"Terbukanya pangsa pasar yang sangat luas dalam persaingan usaha bidang perbankan, akan memperkuat fundamental rnikro perekonomian Indonesia. Perbankan syariah harus mendapat porsi yang seimbang dalam pengelolaan asset masyarakat. Dari kacamata persaingan usaha, penguasaan pangsa pasar yang terkonsentrasi pada sekelompok bank cenderung menimbulkan polernik. Kondisi inilah sebenarnya diharapkan tidak terjadi dalam industri perbankan nasional.
Dengan menggunakan pendekatan analisis concentration ratio CR2 dan herfndahl and hirscmahn index HHI, struktur industri perbankan syariah cenderung bersifat oligopolistic. adanya pengaruh konsentrasi pangsa pasar relevan deposito dan pembiayaan terhadap variabel kinerja RDA dan ROE.
Perlu adanya strategi dalam sindikasi pembiyaan untuk mengurangi tingkat konsentrasi pada bank tertentu dan juga untuk penguatan permodalan rinaksimasi fungsi kestabilah sekaligus menekan dampak negatif terhadap ildim kompetisi atau memaksimalkan fungsi persaingan antar bank sehingga dapat meniinimalkan dampak negatif terhadap kestabilan dan kesehatan perbankan

Market of segment is opening widely in competition business of banking. It gives support for micro fundamental of economic in Indonesia. Syariah banking have to get balance position for manage assets society. Mastering segment of market in competition business that concentrate in several group of bank make polemic. This condition is not hope occur in industry of national banking.
It uses two analysis approaches, they are concentration ratio (CR2), herfindahl and hirscmahn index (11111). Industry structures of banking syariah have oligopolistic characteristic. There are concentration influences in market of segment that relevant in deposit and cost RDA and ROE variable.
It needs strategy in costing syndicate to decrease concentrate in several banks and also to maximal of fund in stable function. It presses down the negative effect at competition or function of competition maximally among banking, recently can make minimize negative effect for stability and banking.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annita Sari Thamrin
"Persaingan ketat dunia perbankan mengharuskan bank beroperasi pada tingkat yang efisien. Ini tercermin dari diberlakukannya Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI). Selain itu analisa Cost Volume Profit (CVP) dapat membantu bank merencanakan laba dan mengevaluasi hasil kerja segmen tertentu dalam organisasi bank. Skripsi ini merupakan sebuah studi kasus dengan metodologi penelitian analitis deskriptif yang dilakukan pada salah satu bank. Pengumpulan data diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. SKAPI (suplemen dari PAI), menyempurnakan sistem pelaporan keuangan bank, agar informasi, yang dihasilkan benar-benar mencerminkan aktivitas bank. Pengakuan pendapatan dan beban yang dianut bank telah sesuai dengan SKAPI. Penerapan analisa CVP pada bank memerlukan modifikasi rumus dasar dan proses pengalokasian common cost harus tepat. Hasil analisa atas produk mencerminkan produk beroperasi pada tingkat di atas break even point, menghasilkan laba sesuai dengan yang ditargetkan dan memiliki tingkat margin of safety yang cukup aman. Hasil analisa pada bagian treasury bank, pada dua tahun pertama beroperasi pada tingkat diatas titik impas dan melebihi target laba. Pada tahun ke tiga analisa, bank mengalami kerugian akibat ekspansi dan dua tahun berikutnya memperoleh laba kembali akibat penanaman dana yang tepat pada aktiva yang produktif. Analisa CVP memiliki banyak keterbatasan yang merupakan kelemahan utamanya. Meskipun demikian analisa ini memberikan gambaran yang cepat dan mudah dicerna, meskipun tidak memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Analisa dapat memberikan peringatan awal (early warning) dan harus dilanjutkan dengan analisa lain yang lebih akurat. Untuk kemajuan bank yang dianalisa, faktor-faktor bunga yang bersaing, strategi pemasaran yang tepat, pelayanan yang baik, efisiensi bank dan program pelatihan pegawai perlu ditingkatkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviyana
"Perkembangan teknologi dan pertambahan jumlah kompetitor akan membuat pelanggan memiliki banyak variasi pilihan produk dan layanan. Hal ini membuat kebutuhan pelanggan terhadap suatu layanan menjadi dinamis atau cenderung berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu. Keadaan yang dinamis ini akan mempersulit perusahaan dalam melakukan pengembangan layanan karena ketidakpastian terhadap apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen dapat membuat perusahaan melakukan kesalahan dalam mengembangkan layanannya di masa yang akan datang. Agar perusahaan dapat mengembangkan layanan yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di masa yang akan datang, maka perusahaan perlu mengambil tindakan yang lebih proaktif dalam mengembangkan layanannya.
Adapun metode yang dapat digunakan untuk menterjemahkan kebutuhan pelanggan menjadi aktivitas yang harus dilakukan perusahaan (disebut juga service elements) dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dinamis adalah Dynamic Quality Function Deployment (DQFD). DQFD pada umunya merupakan kombinasi antara QFD dengan model matematis untuk melakukan perhitungannya.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan model matematis Grey Model dalam perhitungan untuk memprioritaskan service element yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan pengembangan layanan. Penelitian ini dilakukan pada pelanggan layanan FWA (Fixed Wireless Access) Flexi yang berdomisili di daerah Jabodetabek.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa layanan yang harus dikembangkan TELKOM adalah layanan yang berhubungan dengan strategi pemasaran. Adapun respon yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menitikberatkan kegiatan pemasaran pada tiga bagian, yaitu pemasaran eksternal yang berhubungan dengan bauran pemasaran untuk masyarakat, pemasaran internal yang berhubungan dengan motivasi karyawan, dan pemasaran interaktif yang berhubungan dengan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan.

Competition in telecommunication industry emerge every company involved to create best products and services for the customers. Therefore, the development of technology and the increasing numbers of competitors will provide more choices of products and services for the customers. This condition can lead to dynamic customer requirements, which means the customer requirements tend to change over time. The dynamic conditions will bring difficulty for companies in creating and developing products or services because of the inconsistency of what are the customers really need. As a result, lay big possibilities in making mistakes if they cannot identify the real customer requirements. In order to develop appropriate services and fulfill the future voices of customers, the company needs to take more proactive approach in developing the services.
One of the methods that can be used to translate the customer requirements into technical responses or actionable operations by companies is Dynamic Quality Function Deployment (DQFD). In general, DQFD is a combination between QFD and mathematical models to do the calculation.
In this research, author apply mathematical model of Grey Model for calculate and prioritize the service element that be required to be done by the company in developing the services. The scope of the research is TELKOM Flexi's Fixed Wireless Access (FWA) services and as target respondents are the customers of TELKOM Flexi that domiciled in Jabodetabek area.
Result of the research shows service that has to be developing by TELKOM is service that related with update marketing strategy. The marketing activities can be divided into three main parts; first, External Marketing which interrelated with marketing mix for customers. Second, Internal Marketing that correlated with selfmotivation of employees, and third, Interactive Marketing that interconnected with relationship between company and customers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S50273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Anggia Abygail
"Peramalan tingkat morbiditas merupakan elemen yang penting bagi pemerintah dalam membuat kebijakan sosial-ekonomi di tahun-tahun mendatang. Begitu pun juga bagi perusahaan asuransi yang memerlukan tingkat morbiditas agar dapat menyediakan produk asuransi yang tepat sasaran di suatu wilayah atau negara. Pada penelitian ini, digunakan model Lee-Carter dalam meramalkan tingkat morbiditas tuberkulosis paru di Indonesia pada tahun 2022, menggunakan data tingkat morbiditas yang tersedia dari tahun 2014 hingga 2021, dan tersedia untuk tujuh kelompok umur, yaitu 0-14, 15-24, 25-34, 35-44, 45-54, 55-64, dan ≥65. Sumber data penelitian diambil dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018-2021 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peramalan tingkat morbiditas melalui model Lee-Carter dimulai dengan mengestimasi nilai parameter pada model Lee-Carter menggunakan metode Least Square. Kemudian, dilakukan proyeksi nilai parameter yang bergantung waktu pada model Lee-Carter menggunakan metode Simple Moving Average (SMA), Double Moving Average (DMA), Simple Exponential Smoothing (SES), dan Holt’s Linear Trend (HLT). Dari hasil simulasi ditemukan bahwa metode terbaik untuk memproyeksi nilai parameter bergantung waktu untuk satu periode ke depan adalah metode Simple Exponential Smoothing (SES). Nilai proyeksi dari parameter yang diperoleh digunakan untuk menghitung nilai peramalan dari tingkat morbiditas. Hasil peramalan tingkat morbiditas tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan terjadi penurunan untuk kelompok umur 0-14 tahun, 15-24 tahun, 35-44 tahun, dan 45-54 tahun, sedangkan untuk kelompok umur 25-34 tahun dan ≥65 tahun terjadi peningkatan.

Forecasting morbidity rates is an important element for the government in making socio-economic policies in the coming years. Likewise, insurance companies need morbidity rates in order to provide targeted insurance products in a region or country. In this study, the Lee-Carter Model was used to forecast the morbidity rate of pulmonary tuberculosis in Indonesia in 2022, using morbidity rate data available from 2014 to 2021, and available for seven age groups, namely 0-14, 15-24, 25-34, 35-44, 45-54, 55-64, and ≥65. The research data source was taken from the 2018-2021 Indonesian Health Profile released by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Forecasting the morbidity rate through the Lee-Carter model begins with estimating the parameter values in the Lee-Carter model using the Least Square method. Then, time-dependent parameter values are projected on the Lee-Carter model using the Simple Moving Average (SMA), Double Moving Average (DMA), Simple Exponential Smoothing (SES), and Holt's Linear Trend (HLT). From the simulation results it was found that the best method for projecting time-dependent parameter values for one period into the future is the Simple Exponential Smoothing (SES) method. The projected values of the parameters obtained are used to calculate the forecasting value of the morbidity rate. The results of forecasting the tuberculosis morbidity rate in Indonesia in 2022 showed a decrease for the age groups 0-14 years, 15-24 years, 35-44 years, and 45-54 years, while for the age groups 25-34 years and ≥65 years there was an increase."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Martin
"Harga saham selalu berfluktuasi setiap waktu. Hal ini merupakan salah satu bentuk ketidakpastian yang terjadi di pasar saham. Risiko akibat dari ketidakpastian ini dapat diminimalisir dengan peramalan harga saham yang dibentuk dengan model linier. Salah satu model linier yang dapat digunakan dalam peramalan harga saham adalah model hybrid ARFIMA-GARCH. Model ini merupakan gabungan dari model ARFIMA dan model GARCH yang sudah pernah digunakan oleh penelitian sebelumnya dan disinyalir memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Model ARFIMA baik digunakan untuk peramalan jangka panjang, namun memiliki kendala, yakni adanya volatilitas yang terjadi dalam jangka panjang. Hal ini dapat diatasi oleh model GARCH yang baik digunakan dalam volatilitas pada harga saham dalam jangka panjang. Model GARCH merupakan pengembangan dari model Autoregressive Conditional Heterocedastic (ARCH), di mana model ini menggunakan volatilitas pada data sebelumnya. Berikutnya, model ARFIMA dan GARCH yang digabungkan menjadi model hybrid ARFIMA-GARCH akan digunakan pada penelitian ini untuk peramalan harga saham LQ45. Pada penelitian ini, hanya dua saham dari indeks saham LQ45 yang akan diprediksi harga sahamnya, yakni saham dengan volatilitas harga terkecil dan terbesar. Data harga saham yang digunakan adalah harga penutupan harian saham BBCA (PT Bank Central Asia Tbk.) dan TKIM (PT Tjiwi Kimia Paper Factory Tbk.) pada periode tahun 2017-2021. Hasil peramalan dengan model ARFIMA-GARCH akan dievaluasi nilai erornya menggunakan Root Mean Square Error dan Mean Absolute Percentage Error. Berikutnya, nilai akurasi ini akan dibandingkan dengan nilai akurasi peramalan menggunakan model ARFIMA. Pada akhirnya, diperoleh hasil bahwa peramalan harga saham dengan model ARFIMA-GARCH lebih baik dibandingkan dengan model ARFIMA.

Stock price always fluctuate all the time. This is one form of buffer that occurs in the stock market. The risk resulting from this buffer can be minimized by forecasting stock prices using linear model. One of the linear model that can be used in stock price forecasting is the hybrid ARFIMA-GARCH model. This model is a combination of the ARFIMA model and GARCH model which have been used in previous studies and allegedly each models have advantages and disadvantages. ARFIMA model is good for long-term forecasting, but has a problem, which is the volatility that occurs in the long term. This can be resolved by GARCH model which is good for volatility in stock prices, even for a long term data. GARCH model is a development of Autoregressive Conditional Heterocedastic (ARCH) model, where this model uses volatility in previous data. Furthermore, the ARFIMA and GARCH models are combined into the hybrid ARFIMA-GARCH model which will be used in this study for forecasting LQ45 stock prices. In this study, only two stock prices from LQ45 stock index that will be forecast, stocks which have the smallest and largest price volatility. The price data used is the daily closing price of BBCA (PT Bank Central Asia Tbk.) and TKIM (PT Tjiwi Kimia Paper Factory Tbk.) in 2017- 2021. The ARFIMA-GARCH model forecasting results will be evaluated by using the Root Mean Square Error and Mean Absolute Percentage Error. Next, this error accuracy value will be compared with the forecasting accuracy value using ARFIMA model. In the end, our hypothesis is that the stock price forecasting with ARFIMA-GARCH model is better than ARFIMA model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniastuti Kusuma Putri
"Dari tahun 1969/70-1995/96 Indonesia selalu mengalami defisit Neraca Transaksi Berjalan, kecuali pada tahun 1979/80 dan 1980/81, dan defisit tersebut cenderung semakin membesar. Tulisan ini mencoba mengestimasi pangsa barang ekspor, impor, konsumsi dan investasi dalam GNP (variable profit) Indonesia. Dari sini dapat dilihat bagaimana perubahan dalam harga-harga output (barang konsumsi, investasi dan ekspor) dan harga-harga input variabel (impor dan upah pekerja) serta jumlah modal mempengaruhi pangsa ekspor, impor, konsumsi dan investasi dalam GNP Indonesia. Tulisan ini juga menelaah apa yang sekiranya dapat dilakukan untuk mengatasi, paling tidak memperkecil defisit transaksi berjalan. Estimasi pangsa barang konsumsi, investasi, ekspor dan impor dilakukan dengan menggunakan sebuah bentuk fungsional barn, yaitu Symmetric Normalized Quadratic GNP (variable profit) Function. Pendekatan fungsi GNP memungkinkan untuk meneliti masalah ini dalam kerangka kerja teoretis yang ketat. Model ini berdasarkan pada teori produksi, di mana impor dianggap sebagai input bagi teknologi, dan ekspor sebagai outputnya. Impor digunakan dengan jasa-jasa faktor domestik untuk memproduksi komoditi ekspor serta barang-barang untuk penyerapan pasar domestik. Penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan harga ekspor dan/atau harga barang investasi akan meningkatkan pangsa ekspor, dan peningkatan jumlah modal akan menurunkan permintaan terhadap barang impor serta meningkatkan penawaran barang investasi. Peningkatan upah pekerja akan meningkatkan pangsa barang impor dalam GNP. Laju pertumbuhan teknologi selama periode analisis terus meningkatkan pangsa barang konsumsi dan menurunkan pangsa barang investasi. Kemajuan teknologi mengakibatkan pangsa ekspor meningkat pada awal periode analisis, tetapi kemudian menurun, sedangkan pangsa impor yang semula menurun berubah menjadi meningkat setelah pertengahan periode analisis. Defisit transaksi berjalan dapat diatasi/diperkecil antara lain dengan meningkatkan pangsa ekspor dan/atau menurunkan pangsa impor dalam GNP. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan efisiensi di sektor ekspor dan sektor barang investasi, serta dengan meningkatkan jumlah modal."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>