Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindita Putri Indriyanto
"ABSTRAK
Teknologi dan solusi terhadap permasalahan lingkungan telah kerap diaplikasikan dalam desain bangunan, namun integrasi antara teknologi-teknologi tersebut dan identitas kota tidak selalu tepat. Ide untuk mengintegrasikan kedua aspek tersebut untuk membuat ruang yang kaya secara ekonomi, lingkungan, dan tanggung jawab social diwujudkan melalui upaya menciptakan bangunan gabungan retail dan apartemen dengan taman komunal sebagai identitas inti. Mengintegrasikan identitas kota dan desain dengan berbagai cara dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas interaksi akan tercermin pada masyarakat dan kehidupan mereka. Gaya hidup hijau akan mendalam pada gaya hidup masyarakat, sementara kekerabatan ketat di masyarakat pun akan terbentuk. Melalui penelitian teoritis tentang arsitektur hijau, pembelajaran tentang ruang komunal dari studi kasus, observasi langsung, dan studi preseden, laporan desain akan disajikan melalui sketsa diagram dari berbagai ide dan perwakilannya di situs.

ABSTRACT
Technologies and solutions on built environment issues regarding environment friendly applications has been applied in design, yet the integration between said solution and the identity of the place doesn’t always matched. The idea of integrating both aspects to create a rich space that is economically, environmentally, and socially responsible is realized through an attempt for creating a mixed-use building for living and retail, with a communal garden as at its core identity. Integrating the city’s identity within the design in such ways with the purpose of increasing the quality of interaction will reflect on its people and their daily life. Sustainable lifestyle will be profound in the people’s way of life, while tight kinship in the community will form. Thorough theoretical research of sustainable architecture, communal space from case studies, direct observation, and precedent studies, the design report will be presented through diagrammatic sketches of various ideas and its representation on site.
"
2015
S61589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiki Febri Ristanto
"ABSTRAK
Mahasiswa, sebagai kelompok manusia yang berada pada fase daur hidup young-adult, banyak menghuni jenis hunian temporer dan komunal.
Hunian yang hanya dihuni sementara ini, diharapkan mampu memenuhi sebuah kebutuhan yang mahasiswa anggap penting pada fase daur hidup mereka. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan akan stimulasi sosial berupa interaksi sosial. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana ruang-ruang di jenis hunian ini bisa mengakomodasi kebutuhan tadi. Untuk menjawab pertanyaan tadi, aspek spasial dan aspek temporal dari interaksi sosial coba ditinjau menggunakan Space Syntax dan Actor Network Theory (ANT). Dengan mempelajari indekos sebagai studi kasus, teori Space Syntax digunakan untuk menjelaskan pengaruh konfigurasi ruang dan kualitas keruangan yang ditimbulkan pada interaksi sosial. Keterhubungan ruang menjadi topik utama dalam analisis berbasis Space Syntax ini.  Aspek temporal dan pengaruh keberadaan objek pada interaksi dalam suatu ruang dijelaskan menggunakan ANT. Pengaruh objek non-manusia pada interaksi manusia dan bagaimana variasi interaksi terjadi pada waktu yang berbeda dibahas lebih lanjut menggunakan analisis ANT ini. Hubungan antara konfigurasi dan keterhubungan ruang, objek-objek non-manusia pada ruang, kapan penghuni indekos menggunakan ruang dan objek tersebut, dan interaksi antar penghuni menunjukkan pola-pola interaksi tertentu di dalam hunian indekos mahasiswa"
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hakimul Musyaffa
"Rumah kos adalah hunian bersama dimana antar penghuninya adalah orang yang tidak saling berkaitan. Pemenuhan kebutuhan sosial penghuni pada rumah kos menjadi penting. Pemenuhan kebutuhan tersebut seharusnya dapat ditingkatkan dengan adanya sebuah ruang komunal. Ruang komunal mendekatkan propinquity atau jarak fisik dan fungsional para penghuni rumah kos yang berakibat pada kedekatan personal atau keakraban diantara mereka. Ruang komunal yang baik dapat menarik penghuni untuk berkegiatan di dalamnya, dan memicu interaksi sosial diantara mereka.
Berkaitan dengan hal tersebut skripsi ini membahas mengenai seting sebuah ruang komunal dalam rumah kos. Seting bukan sekedar tata ruang, tetapi berkaitan dengan manusia yang menggunakannya, serta kegiatannya. Sebuah seting ruang komunal memiliki atribut berupa kenyamanan, aksesibilitas, visibilitas, sosialitas, kebebasan dan teritorialitas. Atribut inilah yang akan menentukan seperti apa ruang komunal yang berhasil menarik penghuni untuk berkegiatan di dalamnya serta memicu interaksi sosial diantara mereka.

Rumah kos (boarding house) is a shared dwelling where the residents are unrelated to each other. The fulfilment of the resident's social needs becomes important in rumah kos. The fulfilment of the needs could be improved by a communal space. Communal space make closer of the propinquity or physical and functional range between the residents which will also make closer of the social bond between them. A good communal space could attract the residents to go in and do their activity there, also trigger a social interaction between them.
Regarding that, this thesis talk about the setting of a communal space in a rumah kos. Setting is not just the space arrangement, but also related to the human using the space, also his activity. A setting of a comunal space has these attributes: comfort, accesibility, visibility, sociality, adaptability and territoriality. These attributes will determine what kind of communal space managed to attract the residents to do their activity in it also trigger a social interaction between them.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52277
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Alda Hairiah
"SymbioSa Communal Living (Co-Living) merupakan sebuah proyek perancangan yang didasari oleh konsep rumah modern di mana para penghuni saling berinteraksi dan bersosialisasi secara komunal karena kesamaan minat ataupun pekerjaan. Dengan pendekatan kualitatif berupa studi literatur dan data survey, program-program ruang dipilih untuk memenuhi kebutuhan penghuni, baik yang terikat secara komunal, maupun ruang dengan kepentingan privasi. Konsep communal living ini juga dijadikan sebagai jawaban atas kebutuhan tempat tinggal di Kawasan Berorientasi Transit (TOD) Sawah Besar yang telah dirancang. Proyek SymbioSa ini dirancang menyesuaikan dengan tema kawasan, menawarkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh karakter pekerja di kawasan TOD, seperti ruang-ruang komunal yang digunakan bersama (dapur, ruang makan, ruang workshop), sampai dengan konsep kamar pribadi yang melindungi privasi dan produktivitas.

SymbioSa Communal Living (Co-Living) is a design project based on the concept of a modern home where inhabitantsinteract and socialize communally because of similar interests or jobs. With a qualitative approach in the form of literature studies and survey data, spatial programs are selected to answer the needs of inhabitants, both those who are communally bound, as well as spaces with privacy interests. The concept of communal living is also used as an answer to the housing needs in the Transit Development Oriented Area (TOD) Sawah Besar that has been designed before. The SymbioSa project is designed according to the concpet of the area, offering the facilities needed by the character of workers in the TOD area, such as communal spaces that are shared (kitchen, dining room, workshop room), to the concept of private rooms that protect privacy and productivity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mari`e Nouza Qisthy
"[Tesis ini membahas sengketa tanah ulayat kaum antara Asril (penggugat) dan Rosna (tergugat), terhadap 2 (dua) sertipikat Hak Milik No. 39/1991 gambar situasi tanggal 28 Maret 1991 No. 70/1991 seluas 4500 m2 dan sertipikat hak milik No. 100/1993 gambar situasi tanggal 1 Desember 1992 No. 851/1992 seluas 5250 m2 atas nama
Rosna yang terletak di Pulai Sei Talang Bukik Lurah Kenagarian Gadut, dimana majelis hakim menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder dan bersifat eksplanatoris. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemberian hak milik di atas tanah ulayat kaum seperti kasus di atas serta dikuatkan dengan keputusan
Pengadilan maka dapat mengerus nilai kekerabatan di Minangkabau khususnya tentang tanah Pusako Tinggi, sehingga dapat menghilang fungsi dari tanah Pusako Tinggi di Minangkabau yang melahirkan masyarakat Individualis, sehingga sistem kekeluargaan materilineal yang kental sebagaimana tersirat dalam falsafah dasar, tujuan dan cara adalah satu yang memakai prinsip sehina-semalu dan azas kebersamaan tidak terpenuhi lagi.;This thesis discusses the communal land dispute between Asril (plaintiff) and Rosna (defendant), to 2 (two) certificate of Right of Ownership Number 39/1991 dated March 28, 1991 situation No. 70/1991 covering an area of 4500 m2 and a certificate of Right of Ownership Number 100/1993 dated December 1, 1992 situation No. 851/1992 covering an area of 5250 m2 owned by Rosna located in Pulai Sei Bukik Lurah Kenagarian Gadut, where a panel refused the plaintiff's lawsuit entirely. This study uses normative juridical using secondary data and explanatory typology. The research concludes that the granting of property rights over the communal land as the above case and upheld by the Court's decision, it can destroy Minangkabau kinship Pusako Tinggi especially on land, so as to dissipate the function of Pusako Tinggi land at Minangkabau who gave birth Individualist society, so that the system materilineal familial thick as implied in the basic philosophy, objectives and the way is one who wears contemptible principle and the principle of solidarity not fulfilled
anymore., This thesis discusses the communal land dispute between Asril (plaintiff) and Rosna
(defendant), to 2 (two) certificate of Right of Ownership Number 39/1991 dated
March 28, 1991 situation No. 70/1991 covering an area of 4500 m2 and a certificate
of Right of Ownership Number 100/1993 dated December 1, 1992 situation No.
851/1992 covering an area of 5250 m2 owned by Rosna located in Pulai Sei Bukik
Lurah Kenagarian Gadut, where a panel refused the plaintiff's lawsuit entirely. This
study uses normative juridical using secondary data and explanatory typology. The
research concludes that the granting of property rights over the communal land as the
above case and upheld by the Court's decision, it can destroy Minangkabau kinship
Pusako Tinggi especially on land, so as to dissipate the function of Pusako Tinggi
land at Minangkabau who gave birth Individualist society, so that the system
materilineal familial thick as implied in the basic philosophy, objectives and the way
is one who wears contemptible principle and the principle of solidarity not fulfilled
anymore.]"
Universitas Indonesia, 2015
T44021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saffanah Zhahirah Aflah
"Decasa adalah sebuah proyek perancangan yang bertujuan untuk menciptakan sebuah tempat tinggal berkonsep co-living yang menyediakan fasilitas lengkap dalam satu tempat, dengan tujuan mempromosikan kehidupan harmonis antara penghuni. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui survei dan studi literatur. Analisis data dilakukan melalui teknik content analysis tentang conscious living untuk mengidentifikasi tema utama yang muncul dari tanggapan penghuni potensial. Proyek Rancangan ini bertujuan untuk menjawab isu global dimana kedepannya masyarakan kian pindah ke kota besar dan akan berpotensi menghadapi masalah seperti krisis hunian dan lahan serta sosialisasi antar masyarakat. Dengan perencanaan Proyek Decasa: One Stop Co-living for A Harmony, hal ini bisa menjadi sebuah solusi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi penghuni serta merancang solusi perancangan yang tepat/sesuai. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penghuni potensial memiliki kebutuhan yang beragam, termasuk privasi, interaksi sosial, fasilitas yang memadai/lengkap, keamanan, dan kenyamanan serta hunian berkelanjutan. Secara keseluruhan, proyek Decasa menyajikan desain berbasis konsep co-living dengan ruang pribadi yang nyaman, ruang bersama yang mengakomodasi interaksi sosial, fasilitas umum seperti gym, taman serta berbagai ruang komunal yang tersedia. Proyek ini juga dapat menjadi penelitian lanjutan tentang pengalaman penghuni dan implementasi nyata dari proyek berkonsep One Stop Co-living.

Decasa is a design project that aims to create a co-living concept residence that provides complete facilities in one place, with the aim of promoting harmonious living between residents. This research uses a qualitative approach with data collection through surveys and literature studies. Data analysis was conducted through content analysis techniques on conscious living to identify the main themes that emerged from the responses of potential residents. This design project aims to address the global issue that people are increasingly moving to big cities and will potentially face problems such as housing and land crises and socialization between communities. With the planning of the Decasa Project: One Stop Co-living for A Harmony, this can be a solution to meet the needs and preferences of residents and design appropriate design solutions. The research findings show that potential residents have diverse needs, including privacy, social interaction, adequate/complete facilities, security, and comfort as well as sustainable housing. Overall, the Decasa project presents a co-living concept-based design with comfortable private spaces, shared spaces that accommodate social interaction, public facilities such as gyms, parks and various communal spaces available. This project can also be a further research on the experience of residents and the real implementation of the One Stop Co-living concept project."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dravinda Adeera Putri
"[ABSTRACT
In this constant changing environment, architecture and health are strongly
interrelated which affect the environment. People often consider factors that affect
their health within their surroundings. It is important that proper response to the
local environment condition is addressed thoroughly through the building itself.
Thus, a considerable architecture performance is required as the base of planning
which protect the public?s health. Based on the problems in a specific suburb in
Perth, the idea of healthy living challenges the creation of mixed-use building
development, which generate the aspects of healthy environment into architecture.
A healthy living building is an approach where activities are mainly designed with
the help of natural elements and providing as much open spaces as possible,
which catalyzes maximum social interaction.

ABSTRAK
Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.;Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi., Dalam keadaan lingkungan dunia yang terus berubah, arsitektur dan kesehatan
sama-sama saling terkait dan mempengaruhi lingkungan. Rata-rata masyarakat
sering mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mereka
dalam lingkungan sekitarnya. Respon terhadap kondisi lingkungan sekitar yang
diwujudkan melalui gedung tersebut sangatlah penting. Dengan demikian, kinerja
arsitektur yang cukup sangat diperlukan sebagai dasar perencanaan, yang dapat
melindungi kesehatan publik. Berdasarkan permasalahan di daerah di Perth,
pembangunan bangunan mixed-use disini terinspirasi oleh gaya hidup yang sehat,
dengan menghasilkan aspek lingkungan yang sehat ke dalam arsitektur. Sebuah
konsep bangunan yang memicu kesehatan adalah sebuah pendekatan dimana
unsur-unsur alam membantu merancang kegiatan di dalamnya, dengan
menyediakan ruangan terbuka, yang dapat memicu interaksi.]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waterson, Roxana
Singapore: Roxana Waterson, 1997
R 728 WAT l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Olla Varalintya Yochanan
"Generasi milenial Indonesia (usia antara 21 hingga 35 tahun) memiliki karakter yang berbeda dengan generasi lainnya. Oleh karena itu, pengembang memandang perlu adanya sebuah konsep penawaran produk hunian terbaru dan dapat menjawab segala kebutuhan mereka, yang sebelumnya belum mampu terpenuhi. Hal ini dipandang sebagai sebuah kesempatan menguntungkan bagi para pengembang untuk menciptakan sebuah tipe properti baru yang sesuai dengan karakter milenial. Konsep hunian co-living merupakan penawaran tepat yang bertujuan untuk memenuhi keinginan milenial. Akan tetapi, isu ketidakseimbangan antara harga unit co-living dengan daya beli milenial Indonesia menjadi sebuah permasalahan. Sehingga pengembang perlu menciptakan beberapa strategi untuk mewujudkan co-living yang menguntungkan dan dapat memfasilitasi kebutuhan milenial Indonesia.
Tantangan bagi para developer adalah bagaimana cara menciptakan dan menjual sebuah proyek co-living yang layak dan berkualitas kepada mereka yang membutuhkan fasilitas hunian yang lebih baik lagi, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi finansial yang tidak stabil. Hasil riset menunjukan bahwa disamping price (harga) sebagai purchasing determinant factor, milenial Indonesia juga mementingkan experience (pengalaman) dan utility (ketersediaan fasilitas yang fungsional). Mereka juga lebih tertarik dengan tipe hunian exciting yang sesuai dengan lifestyle milenial. Oleh karena itu, pengembang dapat mengurangi resiko kerugian atau kegagalan dalam mengembagkan proyek co-living dengan strategi branding kuat sebagai transformative co-living space, tidak memfokuskan pemasukan hanya dari penjualan unit saja, namun juga melalui penjualan co-working space, virtual office, dan area komersil. Sedangkan strategi terakhir adalah dengan pengembangan diberbagai area (urban, suburban, rural).

Today’s Indonesian millennials (age between 21 to 35 years) possess distinct characteristics which differ them from the other generations. Thus, the current offered housing in the market that fulfils the older generation does not fully satisfy the millennials. This was rather seen as a profitable opportunity by the developers to create a new type of living arrangement that is made to suit the millennials. Thus, living arrangements such as co-living begin to expand and target to fulfil millennials’ desires. However, with the imbalance between co-living space prices and millennials’ purchasing power, developers need to create strategies to create a profitable and facilitating co-living development for Indonesian millennials.
The challenge lies in how to create and sell a feasible and high quality co-living project to those who have extra needs but are rather financially unstable. The preliminary results show that Indonesian millennials put an importance on experience and utility (availability of the functional facilities) beside price as a purchasing determinant factor. They are also interested in a more exciting type of dwelling that is up to their lifestyle’s pace. Thus, developers can lessen the risks of their co-living project’s financial loss through strong branding as a transformative co-living space, de-emphasizing focus on unit sales through additional income sources from co-working space, virtual office, and commercial space, and developing in various areas (urban, suburban, rural).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginanjar Maulana Faturohman
"Sejak Pandemi Covid-19 melanda indonesia, kesehatan menjadi hal yang utama. Gaya hidup sehat menjadi hal yang sangat penting untuk menaikkan imunitas. Penelitian WHO menunjukkan adanya penurunan aktifitas fisik dan pola hidup sehat selama masa Pandemic. Mayoritas penurunan perilaku hidup sehat terjadi di kalangan remaja. Dalam berbagai penelitian lain, gaya hidup tidak sehat pada remaja mendorong seseorang untuk menggunakan narkoba pada masa dewasanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko penyalahgunaan narkoba serta upaya untuk meningkatkan imunitas di masa pandemic ini adalah melalui perubahan tingkah laku hidup sehat yang dapat dijalankan melalui program di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji intervensi self as doer dalam meningkatkan gaya hidup sehat siswa di salah satu sekolah di daerah Bekasi. Studi baseline yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pola hidup tidak sehat serta siswa yang menyalahgunakan narkoba di Sekolah ini cukup banyak. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental dengan two group pretest posttest design, studi dengan menggunakan siswa kelas X (n= 57) dari salah satu sekolah di Bekasi. Instrumen yang digunakan adalah Exercise Orientation Questionnaire (EOQ) untuk mengukur tingkat gaya hidup sehat siswa. Hasil uji beda menunjukkan peningkatan gaya hidup sehat signfikan (p<0.05) setelah intervensi Self as doer yang dijalankan selama satu bulan. Diindikasikan bahwa intervensi memiliki efektivitas pada sampel siswa kelas X sekolah menengah atas tersebut, namun validitas eksternal dan dampak pada pencegahan penyalahgunaan napza membutuhkan studi dengan sampel penelitian lebih besar dan desain penelitian yang lebih sistematis.

Since the Covid-19 pandemic occure in Indonesia, health has become the main thing. A healthy lifestyle is very important to increase immunity. WHO research shows a decrease in physical activity and healthy lifestyles during the Pandemic. The majority of the decline in healthy living behavior occurs among adolescents. In various other studies, unhealthy lifestyles in adolescents encourage someone to use drugs in adulthood. One of the efforts that can be done to reduce the risk of drug abuse as well as efforts to increase immunity during this pandemic is through changes in healthy living behavior that can be carried out through programs in schools. The purpose of this study was to examine the self as doer intervention in improving the healthy lifestyle of students in a school in the Bekasi area. The baseline study conducted in this study shows that there are quite a lot of unhealthy lifestyles and students who abuse drugs in this school. The purpose of this study was to examine the self as doer intervention in improving the healthy lifestyle of students in a school in the Bekasi area. The baseline study conducted in this study shows that there are quite a lot of unhealthy lifestyles and students who abuse drugs in this school. This study used a quasi-experimental design with a two group pretest posttest design, the study used class X students (n = 57) from a school in Bekasi. The instrument used is the Exercise Orientation Questionnaire (EOQ) to measure the level of students' healthy lifestyle. The results of the different test showed a significant increase in a healthy lifestyle (p<0.05) after the Self as doer intervention which was carried out for one month. It is indicated that the intervention has effectiveness in this sample of class X senior high school students, but its external validity and impact on drug abuse prevention requires a study with a larger research sample and a more systematic research design."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>