Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 232198 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Anisa
"ABSTRAK
Resiko seksual merupakan masalah yang kurang disadari oleh para remaja. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana pengaruh tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksualitas terhadap tingkat kesadaran remaja dalam menghindari resiko seksual. Penelitian ini menggunakan metode survei di dua sekolah, yakni penerima program PKRS (SMK WANUS, 46 siswa) dan dibandingkan dengan bukan penerima program (SMK YPR, 59 siswa). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksualitas terhadap tingkat kesadaran remaja dalam menghindari resiko seksual meskipun hubungannya lemah. Menariknya hal ini berlaku di dua sekolah, baik penerima program maupun bukan penerima. Artinya, keberadaan program PKRS tidak berpengaruh secara positif.

ABSTRACT
Sexual risk is neglected topic yet very crusial to teenagers. This study observe the effect of reproductive health and sexuality knowledge to level of teenagers consciousness in sexual risk prevention. By using quantitative survey, this study compare two school theay are SMK WANUS (46 students) as receiver of reproductive health and sexuality education programme and SMK YPR (59 students) as non-receiver of the programme mention above. This study show the linked connection between level of reproductive health and sexuality knowledge to level of teenagers cousciousness in sexual risk prevention both in receiver and non-receiver programme. Therefore, this sexual education programme has no positive effect.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurasiah Jamil
"ABSTRAK
Kejadian eksploitasi seksual anak di Indonesia meningkat 30% pertahun. Korban ESA merupakan remaja yang memiliki risiko tinggi tertular penyakit yang diakibatkan oleh hubungan seksial bebas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada korban eksploitasi seksual anak (ESA) yang mendapatkan pendampingan dari Yayasan Bina Sejahtera (Bahtera) Kota Bandung tahun 2016. Metode penelitian ini kualitatif, desain studi kasus dengan metode wawancara mendalam terhadap 20 informan, 15 informan anak dan 5 informan pendamping anak. Hasil penelitian mendapatkan pengetahuan informan anak tentang fisiologi kesehatan reproduksi hanya mengetahui sebatas organ tubuh secara umum bukan organ reproduksi. Pengetahuan informan tentang hubungan seksual adalah hubungan kelamin laki-laki dan perempuan, pengetahuannya tentang perilaku seksual berisiko yaitu memberikan nafkah bagi pasangan. Pengetahuan informan tentang masa subur dan risiko kehamilan adalah masa yang berhubungan dengan terjadinya kehamilan namun kehamilan tidak dapat terjadi jika hanya melkukan sekali hubungan seks. Sedangkan pengetahuan tentang alat kontrasepsi meliputi ketidaktahuan adanya kontrasepsi laki-laki. Adapun pengetahuan tentang kehamilan tidak diinginkan dan aborsi adalah hal yang sering terjadi dilingkungannya. Pengetahuan tentang infeksi menular seksual hanya satu jenis IMS yang diketahui yaitu Raja Singa yang dijenal dengan nama “kapatil”. Sedangkan pengetahuannya tentang HIV/AIDS adalah penyakit menakutkan yang ditularkan lewat hidung, mulut dan pencegahannya harus menjauhi ODHA. Sumber informasi tentang kesehatan reproduksi sebagian besar didapat dari teman sebaya.

ABSTRAK
The incidence of sexual exploitation of children in Indonesia increased by 30% per year. SEC victims are teenagers who have a high risk of transmited sexual diseases caused by free sexual relationship. The aim of this study is to describe about reproductive health knowledge of sexual exploitation of children victim that get assistance from Yayasan Bina Sejahtera Kota Bandung in 2016. This research method is qualitative, case study design with in-depth interviews with 20 informants, 15 informants are children and 5 informants are child companion. The results of the study informants children gain knowledge about the physiology of reproductive health only know the extent of organ generally not the reproductive organs. Informant knowledge about sexual relationships is the relationship of male and female, his knowledge of risky sexual behaviors that provide for the couple. Informant knowledge about fertility and pregnancy risk is associated with the period of pregnancy, but pregnancy can not occur if only happened once sex. While knowledge about contraceptives include ignorance of their male contraception. The knowledge of both unintended pregnancy and abortion is something that often happens in their environment. Knowledge of sexually transmitted infections is only one type of STI is known that the Lion King which known as "kapatil". While knowledge of HIV / AIDS is a terrible disease that is transmitted through the nose, mouth and prevention should stay away from people living with HIV. Sources of information about reproductive health mostly obtained from peers."
2016
S63278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cluny Martina Mangkuayu
"Perilaku seksual berisiko adalah suatu aktivitas seksual yang dilakukan untuk mencapai kepuasan seksual dan berdampak pada masalah kesehatan reproduksi, diantaranya kehamilan yang tidak diinginkan dan Infeksi menular Seksual. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi dan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif denganpendekatan cross sectionalpada 100 responden siswa SMA di Kota Tangerang menggunakan teknik convenience sampling. Instrumen yang digunakanmeliputi kuesioner pengetahuan kesehatan reproduksi, pola asuh, perilaku seksual berisiko, paparan media, dan pengaruh teman sebaya. Hasil penelitian ini menyatakan tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara pengetahuan kesehatan reproduksi dan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko p value>0,05 . Meskipun demikian, peneliti merekomendasikan perlunya penyuluhan dan pendidikan kesehatan reproduksi dan pendekatan oleh perawat di puskesmas untuk mengaktifkan program PKPR dan BKR guna meningkatkan kesehatan reproduksi remaja dan mencegah perilaku seksual berisiko, mengingat terdapatnya 57 remaja di SMA Swasta Kota Tangerang yang memiliki perilaku seksual berisiko.

Risky sexual behavior is defined as sexual activities performed to gain sexual satisfaction which may affect health reproduction, such as unwanted pregnancy and Sexually Transmitted Infections. This study aimed to identify correlation between knowledge of reproductive health, parenting role, and risky sexual behavior. The study design was analytical with cross sectional approach and involving 100 high school students in Tangerang through convenience sampling technique. The instruments were questionnaires of knowledge of reproductive health, parenting role, risky sexual behavior, media exposure, and peer influence. The result showed no significant correlation between knowledge of reproductive health, parenting role, and risky sexual behavior p value 0,05 . Nonetheless, the study recommends for counseling and education of reproductive health as well as the approach of public health center nurses to implement PKPR and BKR in order to improve reproductive health for preventing risky sexual behavior, considering that 57 of adolescents in private high schools in Tangerang demonstrated risky sexual behaviors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Tetty Nurkayani
"Berdasarkan survei masalah kesehatan reproduksi dan perilaku beresiko pada remaja cenderung meningkat setiap tahunnya. Kota Depok merupakan salah satu kota yang berada di Jawa Barat yang menempati urutan ketiga kasus terinfeksi HIV di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang perkembangan seksual dan sikap terhadap kesehatan reproduksi pada remaja di kota Depok tahun 2020. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional dengan studi korelasi. Responden dipilih dengan metode convenience sampling dengan jumlah 84 responden. Hasil penelitian menemukan mayoritas tingkat pengetahuan tentang perkembangan seksual kategori sedang dan sikap positif terhadap kesehatan reproduksi. Hasil analisis data menggunakan uji statistic Somer’d menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang perkembangan seksual dan sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja.                                                   
      
Based on survey data on reproductive health problems and adolescent behaviors shown the risk were increased every year. Depok City in West Java is one of the top 3rd highest rank of of HIV-infected in Indonesia. This research aimed to determine the correlation between knowledge about sexual development and the attitude towards reproductive health in adolescents in the city of Depok in 2020. This research design was a cross sectional study. Respondents were selected by convenience sampling method with a total of 84 respondents. The results found the majority of respondent have enough level of knowledge about sexual development and positive attitude towards reproductive health. By using Somer’d statistic test, it was found that there was no significant correlation between knowledge about sexual development and attitudes towards reproductive health in adolescents. The results of this research can be used as a consideration for the health workers provide reproductive health education for adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ima Fatmawati
"ABSTRAK
Penelitian ini membandingkan tingkat pengetahuan dan sikap remaja di sekolah DAKU! (76 responden) dengan sekolah non DAKU! (76 responden), dengan menggunakan desain potong lintang. Pengambilan data dengan mengisi kuesioner. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada perbedaan pengetahuan dan sikap remaja dari sekolah DAKU! dengan sekolah non DAKU!.

Abstract
This study compared the level of knowledge and attitudes of young people in
school me! (76 respondents) with a non school me! (76 respondents), using crosssectional
design. Retrieval of data by filling in a questionnaire. The results of
bivariate analysis showed no differences in knowledge and attitudes of adolescent
school DAKU! with non school DAKU!"
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dony Purwadi
"ABSTRAK
Kaum muda di Indonesia masih tereksklusi dari pemenuhan hak kesehatan seksual dan reproduksi HKSR . PKBI memfasilitasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR dengan memobilisasi sumberdaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mememahami bagaimana PKBI memobilisasi gerakan kaum muda untuk pemenuhan HKSR. Studi ini menggunakan metodologi kualitatif. Untuk memahami Peran PKBI dalam memobilisasi gerakan kaum muda, penelitian ini menggunakan teori tipologi organisasi masyarakat sipil, teori tipologi LSM serta teori mobilisasi sumber daya. Penelitian ini menunjukkan bahwa PKBI memfasilitasi gerakan kaum muda dengan memobilisasi sumberdaya internal dan eksternal. Hasil penelitian ini memperlihatkan tipologi PKBI sebagai LSM cenderung mengalami perubahan pada setiap era. Penelitian ini juga menemukan isu kunci yang memperlemah gerakan kaum muda yaitu kapital sosial antar aktor internal dan eksternal serta belum optimalnya penguatan agency aktor gerakan.

ABSTRACT
Young people in Indonesia are still excluded from the fulfillment of sexual and reproductive health and rights SRHR . PKBI facilitates the youth movement for the fulfillment of SRHR by mobilizing resources. The purpose of this study is to understand how PKBI mobilizes the youth movement for the fulfillment of HKSR. This study uses a qualitative methodology. To understand the role of PKBI in mobilizing the youth movement, this research uses theory of civil society organization typology, theory of NGO typology and theory of resource mobilization. This research shows that PKBI facilitates the youth movement by mobilizing internal and external resources. The results of this study show the typology of PKBI as an NGO tended to change in each era. The study also found key issues that weaken youth movement, there is social capital between internal and external actors and agency of movement actor."
2017
T47578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizky Amalia
"Persentase wanita pernah melahirkan atau sedang hamil anak pertama naik dari 8,5% pada SDKI 2007, menjadi 9,5% pada SDKI 2012. Umur kawin pertama yang terlalu muda dan tidak adanya penundaan kelahiran anak pertama menuju pada kehamilan yang berisiko. Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan tingkat pendidikan rendah berkontribusi pada terjadinya kehamilan remaja. Penelitian ini menguji hubungan pendidikan dan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kehamilan remaja di Indonesia. Sumber data penelitian adalah SDKI 2017 dengan sampel wanita usia subur 15-49 tahun dan 15-24 tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Desain studi penelitian adalah cross sectional, dengan analisis regresi logistik multinomial. Hasil penelitian mendapatkan persentase kehamilan remaja sebesar 33.5% pada wanita usia 15-49 tahun, sementara pada wanita usia 15-24 tahun sebesar 57,6%. Wanita yang tidak sekolah & SD dan tidak tahu masa subur berhubungan pada hamil remaja pada wanita usia 15-49 tahun dan usia 15-24 tahun. Wanita yang kurang mengetahui penularan HIV/AIDS dan kurang mengetahui metode kontrasepsi berhubungan dengan kehamilan remaja pada wanita usia 15-49 tahun. Temuan ini menyarankan perlunya berkolaborasi dalam penguatan kebijakan terkait batas penundaan usia melahirkan pada mereka yang menikah muda, memastikan akses pendidikan yang berisi informasi kesehatan reproduksi yang komprehensif, dan sosialisasi kepada orang tua dan remaja terkait bahaya kehamilan remaja.

The percentage of women who have given birth or are currently pregnant with their first child rose from 8.5% in the 2007 IDHS to 9.5% in the 2012 IDHS. Too young age at first marriage and no delay in the birth of their first child leads to risky pregnancies. Lack of knowledge on reproductive health and low levels of education contribute to the occurrence of teenage pregnancy. This study examines the relationship between education and knowledge of reproductive health with teenage pregnancy in Indonesia. The source of research data is the 2017 IDHS with a sample of women of childbearing age 15-49 years and 15-24 years who meet the research criteria. The research study design was cross sectional, with multinomial logistic regression analysis. The results showed that the percentage of teenage pregnancies was 33.5% in women aged 15-49 years, while for women aged 15-24 years it was 57.6%. Women who do not go to school & elementary school and do not know the fertile period are associated with teenage pregnancy in women aged 15-49 years and aged 15-24 years. Women who are less aware of HIV/AIDS transmission and lack of knowledge of contraceptive methods are associated with teenage pregnancy in women aged 15-49 years. These findings suggest the need to collaborate in strengthening policies related to the delay in giving birth to those who marry young, ensuring access to education containing comprehensive reproductive health information, and outreach to parents and adolescents regarding the dangers of teenage pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Anggela
"Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, merupakan waktu kematangan fisik, kognitif, sosial dan emosional yang cepat untuk mempersiapkan diri menjadi laki-laki dan perempuan dewasa. Permasalahan yang paling sering terjadi pada masa remaja saat ini adalah masalah kesehatan reproduksi. Metode yang tepat diperlukan untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja salah satunya dengan menggunakan smartphone. Aplikasi android merupakan salah satu fitur pada smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas aplikasi kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi. Penelitian Quasi-eksperimental ini menggunakan pre-post dengan kelompok kontrol. Kelompok intervensi terdiri dari 42 responden sedangkan kelompok kontrol 59 responden. Sampel pada penelitian ini adalah siswa dari dua Sekolah Menengah Pertama di kota Depok. Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji repeated anova,friedman, independent t test, Man whitney. Hasil uji statistic menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap remaja pada kelompok intervensi yang diberikan edukasi android dibandingkan kelompok kontrol (p<0,001). Edukasi kesehatan menggunakan aplikasi efektif dalam mempertahankan pengetahuan remaja setelah diberikan edukasi kesehatan tentang kesehatan reproduksi (p<0,001). 

Adolescence is a transition period between childhood and adulthood when physical, cognitive, social and emotional maturity grow rapidly to prepare for being adult men and women. The most common problem for existing adolescence is reproductive health problems. The effective method is needed to convey information about reproductive health to adolescents like using smartphone. Android application is one of the features on a smartphone. This study aims to determine the effectiveness of reproductive health applications on adolescent knowledge and attitudes about reproductive health. This quasi-experimental study uses pre-post with a control group. The intervention group consisted of 42 respondents while the control group 59 respondents. The sample in this study were students from two junior high schools in the city of Depok. The sampling technique used is simple random sampling. Data were analyzed using repeated anova test, Friedman test, independent t test, Man Whitney test. Statistical test results showed that there were significant differences between the knowledge and attitudes of adolescents in the intervention group given android education compared to the control group (p <0.001). Health education uses effective application in maintaining adolescent knowledge after being given health education about reproductive health (p <0.001)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>