Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136503 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihite, Arta Oktoryna
"Lahan basah buatan dengan menggunakan tanaman Cyperus papyrus dapat mengolah kandungan non logam, khsuusnya kandungan organik dan nitrogen dengan baik. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan sistem aliran horizontal bawah permukaan skala pilot plant selama 81 hari dengan lindi sebagai limbah yang diolah berasal dari kolam IPAL TPA Cipayung. Debit diatur sekitar 7,1 L/hari dengan waktu tinggal hidrolik selama 7 hari. Efisiensi penyisihan maksimum BOD adalah 66,77%, COD 67,38%, Amonia 95,42%, dan Nitrat 76%. Ada 219 batang baru tanaman papirus yang tumbuh sepanjang pproses penelitian berlangsung, yang tersebar dalam 6 rumpun tanaman yang ada pada unit lahan basah buatan.

Constructed wetland using Cyperus papyrus able to treat non metalllic compounds well, especially organic compound and nitrogen. This research was carried experimentally using pilot plant of horizontal subsureface flow in 81 days with leachate as wastewater took from wastewater treatment Cipayung Landfill. The flowrate is 7,1 L/day with hydraulic retentuon time 7 days. The highest efficiency removal for BOD is 66,77%, COD 67,38%, Amonia 95,42% and Nitrat 76%. There are 219 shoots papirus that grow up while the research were running, that spread in 6 clumps papirusin constructed wetland unit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Ferina
"ABSTRAK
Efluen dari pengolahan air lindi TPA Cipayung saat ini mengandung Cr(VI) 0,055-0,490 mg/l dan TSS 76-484 mg/l sedangkan baku mutu untuk Cr(VI) adalah 0,1 mg/l dan TSS adalah 200 mg/l. Lahan basah buatan merupakan alternative pengolahan air lindi yang efektif, murah dan mudah untuk diaplikasikan. Penelitian dilaksanakan dengan membuat lahan basah buatan tipe aliran bawah tanah (subsurface constructed wetland) dengan volume 37.500 cm3 menggunakan akar wangi (Vetiveria zizanioides) secara batch. Air lindi yang digunakan adalah air lindi yang ditambahkan K2Cr2O7 untuk menambahkan kadar logam Cr(VI) hingga 0,51 mg/l. Digunakan variasi waktu tinggal 1 hingga 5 hari. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa presentase penyisihan logam krom heksavalen dan TSS meningkat seiring dengan bertambahnya waktu tinggal. Konsentrasi logam Cr(VI) pada efluen lahan basah buatan memenuhi baku mutu pada waktu tinggal 3 hari, yaitu 0,042 mg/l dengan besar penyisihan 91,8%. Kandungan logam Cr(VI) pada Vetiveria zizanioides di akhir penelitian pada daun bagian atas sebesar 150,6 mg/kg; daun bagian bawah sebesar 101,3 mg/kg dan yang terbesar ada pada bagian akar, yaitu 170,2 mg/kg.

ABSTRACT
The existing TPA Cipayung leachate treatment?s effluent still contains exceeded Cr(VI) 0,055-0,490 mg/l and TSS 76-484 mg/l, while regulation restricts the maximum content of Cr(VI) and TSS to be no more than 0,1 mg/l and 200 mg/l. Constructed wetland is an alternative technology for leachate treatment which is effective, low cost, and easy to be applied. This research used subsurface constructed wetland with the volume of 37.500 cm3 and using Vetiver grass (Vetiveria zizanioides) with batch system. Experiment methods was by enriching the leachate with Cr(VI) by K2Cr2O7 until 0,51 mg/l. Detention time was 1 until 5 days. The result showed that precetage of content reduction for Cr(VI) and TSS increased in line with the increasing of detention time. After 3 days of detention time, the concentration of Cr(VI) in effluent has become 0,042 mg/l or equal with 91,8% reduction rate and fulfilled the standard. In the end of research, the top and bottom Vetiveria zizanioides leaves contained 150,6 mg/kg and 101,3 mg/kg of Cr(VI), while the highest content was in the root, 170,2 mg/kg."
[;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2015
S59813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Ismayanti
"ABSTRAK
Produksi lindi terjadi seiring beroperasinya TPA dan menjadi potensi pencemar lingkungan sehingga mendorong penelitian lebih lanjut mengenai penanganan lindi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa efisiensi penurunan kadar COD, BOD, dan ammonia pada pengolahan dengan Anaerobic Baffled Reactor (ABR). Selain itu, ingin diketahui pengaruh perbedaan hydraulic retention time (HRT) pada hasil pengolahan. Lindi berasal dari TPA Cipayung, yang diproses dalam ABR 5 kompartemen bervolume 37,5 L. Proses penelitian meliputi persiapan reaktor, seeding atau proses pengaktifan mikroorganisme dengan metode fermentasi EM4. Selanjutnya aklimatisasi, tahap pengadaptasian mikroorganisme dengan limbah dilakukan 33 hari diakhiri dengan uji C/N. Running menjadi tahap akhir penelitian, pembebanan dimulai dengan HRT 3 selanjutnya 4 selama 4 siklus untuk tiap HRT agar terlihat konsistensi datanya. Rentang presentase removal untuk parameter COD HRT 3 dan 4 hari yaitu 66,31% ? 69,82% dan 72,59% ?75,28%. BOD yaitu 70,25% ? 72,64% dan 76,28% ? 79,55%. Dan ammonia yaitu 16,31% ? 28,95% dan 30,10% ? 33,25%. Berdasarkan uji statistik dengan metode independen t-test diketahui terdapat pengaruh signifikan dari perbedaan HRT terhadap efisiensi removal. Semakin besarnya oraganic loading tidak diimbangi dengan kecenderungan peningkatan efisiensi removal. Lorg dengan nilai 0,105 Kg COD/ m3.hari menghasilkan efisiensi removal yang maksimum yaitu 79,55%. Ammonia bersifat inhibitor pada sistem pengolahan rentang optimumnya 378,03-395,12 mg/L.

ABSTRACT
Production occurs following the operation of landfill leachate and become potential environmental contaminants, so as to encourage further research into the treatment of leachate. The purpose of this study is to analyze the efficiency decreased levels of COD, BOD and ammonia in processing with Anaerobic Baffled Reactor (ABR). In addition, we want to know the effect of different hydraulic retention time (HRT) on the processing results. Leachate from the landfill processed in the ABR 5 compartment volume of 37.5 L. The research process includes the preparation of the reactor, seeding or activation process of microorganisms by fermentation EM4. Furthermore acclimatization, the stage adaptation of microorganisms with waste carried out 33 days ending with the test C / N. Running into the final stage of research, starting with the imposition of HRT 3 next 4 for 4 cycles for each HRT to look consistency of data. Range of percentage removal of COD parameter HRT 3 and 4 days ie 66.31% - 69.82% and 72.59% -75.28%. BOD is 70.25% - 72.64% and 76.28% - 79.55%. And ammonia that is 16.31% - 28.95% and 30.10% - 33.25%. Based on the statistical test by independent t-test method known significant effect of HRT on the differences in removal efficiency. The greater oraganic loading is not matched by an increasing trend of removal efficiency. Lorg with a value of 0,105 kg COD / m3.days generate maximum removal efficiency is 79.55%. Ammonia is the inhibitor on COD processing and optimum range of 378.03 to 395.12 mg / L.
"
2016
S65273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanyzia Fajrianas Kautsar
"ABSTRAK
Peningkatan produksi lindi dari TPA banyak yang tidak diikuti dengan banyaknya instalasi pengolahan lindi yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar penyisihan COD, TN, dan TSS serta waktu detensi optimumnya menggunakan Anoxic-Aerobic Moving Bed Biofilm Reactor MBBR . MBBR merupakan suatu unit pengolahan biologis dengan mengkombinasikan sistem attached growth dengan suspended growth. Operasioanal MBBR dilakukan menggunakan sistem batch, yang terdiri atas tiga proses, yaitu seeding, aklimatisasi, dan feeding. HRT atau waktu detensi yang digunakan pada penelitian ini adalah 12 dan 24 jam. Konsentrasi COD, TN, dan TSS pada influen lindi yang digunakan pada penelitian ini berturut-turut berada pada rentang 3345 mg/L ndash; 6000 mg/L, 2285 mg/L ndash; 2585 mg/L, dan 650 mg/L ndash; 2155 mg/L. Dari penelitian ini diketahui efisiensi penyisihan COD, TN, dan TSS pada saat HRT 12 jam berturut-turut berada pada rentang 59.47 - 66.58 , 58.87 - 70.50 , dan 51.72 - 54.79 . Sedangkan efisiensi penyisihan COD, TN, dan TSS pada saat HRT 24 jam berturut-turut berada pada rentang 62.48 - 69.99 , 70.23 - 83.56 , dan 53.33 ndash; 61.17 . Dari efisiensi penyisihan tersebut dapat diketahui bahwa waktu detensi optimum pada penelitian ini adalah 24 jam. Namun efisiensi penyisihan yang kurang maksimal menyebabkan efluen dari penelitian ini masih berada di atas baku mutu.

ABSTRACT
There are so many leachate produced by solid waste landfill which is not required by effective leachate treatment unit. The purpose of this study is to know the removal efficiency of COD, TN, and TSS, and also the optimum HRT using Anoxic Aerobic Moving Bed Biofilm Reactor MBBR . MBBR is a biological processing unit that combine attached growth system with suspended growth system. The MBBR 39 s operational system that used in this study is batch system. HRT that used in this study is 12 and 24 hours. COD, TN, and TSS concentrations of Cipayung landfill leachate is in range 3345 mg L ndash 6000 mg L, 2285 mg L ndash 2585 mg L, dan 650 mg L ndash 2155 mg L resepectively. The removal efficiency of COD, TN, and TSS with 12 hours HRT as result of this study is in range 59.47 66.58 , 58.87 70.50 , dan 51.72 54.79 respectively. And The removal efficiency rof COD, TN, and TSS with 24 hours HRT as result of this study is in range 62.48 69.99 , 70.23 83.56 , dan 53.33 ndash 61.17 respectively. The optimum time detention HRT of this study is 24 hours. The small value of removal efficiency causes the leachate concentrations still exceeds the quality standard."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Anindya Putri
"Constructed wetland is a wastewater treatment, which effectively remove suspended solids, organic pollutant, and nutrient in wastewater. However, this system requires a large land area, clogging of the beds, and high capital investment. To improve performance of constructed wetlands, modification of constructed was conducted using bio-rack technique (vertical pipes assembled as a rack) that increases contact area of microbe to grow and treat wastewater. The aim of the study is to analyze efficiency removal of BOD, COD, TSS with control parameter of pH and temperature, and to analyze optimum detention time. This study conducted with 2 reactors with size 0,3m × 0,25m × 0,5m and two steps of researches in 37 days using Cyperus alternifolius plant. Variations of detention time are 10, 12, 16, and 18 hours. The results of the study showed that average efficiency removal for each detention time relatively high (>82%). The chosen optimum detention time is 10 hour with average efficiency removal BOD, COD, TSS is 95,85%, 89%, and 82,45%. According to the results showed that constructed wetlands with bio-rack technique have an effective and efficient performance to degrade pollutants BOD, COD and TSS in wastewater.

Sistem lahan basah buatan merupakan pengolahan air limbah yang secara efektif dapat menghilangkan padatan yang tersuspensi, polutan organik, dan nutrien dalam air limbah. Namun sistem ini membutuhkan lahan basah yang besar, sering terjadi penyumbatan, dan biaya awal yang cukup besar sehingga penggunaan dalam pengolahan ini berkurang. Untuk meningkatkan kinerja lahan basah buatan dilakukan modifikasi lahan basah buatan dengan teknik bio-rack (pipa vertikal yang disusun sebagai rak) yang meningkatkan luas kontak mikroba untuk tumbuh dan mengolah polutan limbah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa efisiensi pengolahan dalam menurunkan BOD, COD, dan TSS dengan parameter kontrol pH, dan temperatur, serta menganalisa waktu detensi optimum. Penelitian ini dilakukan menggunakan 2 reaktor dengan ukuran 0,3m × 0,25m × 0,5m, melalui dua tahap penelitian selama 37 hari menggunakan tanaman Cyperus alternifolius. Variasi waktu detensi yang dipakai adalah 10, 12, 16, dan 18 jam. Hasil penelitian menunjukan bahwa efisiensi penyisihan rata-rata untuk masing-masing waktu detensi tergolong tinggi (>82%). Waktu detensi optimum yang dipilih adalah 10 jam dengan rata-rata penyisihan BOD, COD, TSS sebesar 95,85%, 89%, dan 82,45%. Secara keseluruhan, lahan basah buatan teknik bio-rack memiliki kinerja yang efektif dan efisien dalam menurunkan polutan BOD, COD, dan TSS.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Yehuda
"Dengan bertambahnya jumlah populasi manusia, maka jumlah sampah juga akan bertambah secara signifikan. Salah satu hasil dari akumulasi sampah dalah formasi dari air lindi di dalam landfiil sampah. Air lindi ini akan menyebabkan masalah lingkungan yang serius jika dibiarkan tidak terolah, karena konsentrasi COD dan TKN tersebut melebihi standar baku mutu lingkungan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah.. Salah satu cara yang paling efektif adalah menggunakan Sequencing Batch Reactor (SBR). Sequencing Batch Reactor akan mengolah air lindi dengan media lumpur aktif dan teori aerasi dan anoksik dimana dalam penelitian ini, air lindi akan diolah dengan SBR menggunakan waktu kontak 24, 48, dan 72 jam serta menggunakan Powdered Activated Carbon (PAC) untuk meningkatkan efisiensi penyisihan dari polutan pada air lindi tua. Waktu kontak 24 jam menghasiilkan efisiensi penyisihan COD dan TKN sebesar (29,68 - 43,75)% & (83,33 - 88,59)%, untuk waktu kontak 48 jam adalah (51,94 - 65,63)% & (90,28 - 92,95)%, dan untuk waktu kontak 72 jam adalah (58,75 - 74,69)% dan (93,04 - 95,51)%. Dengan hasil tersebut, yang dapat memenuhi baku mutu Permen LH No. 5 tahun 2014 adalah penggunaan SBR dengan waktu kontak 72 jam.

With the increase of human population, the number of waste produced will also increase significantly. One of the result of accumulation of waste is the formation of landfill leachate. This leachate will cause serious environmental problems if left unattended, because the concentration of COD and TKN surpasses the standard of waste discharge as mentioned in the Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 about the standard of waste discharge. One of the most effective way to treat this waste is by using the Sequencing Batch Reactor (SBR). The SBR will treat the leachate with activated sludge by using the theory of nitrification and denitrification. Whereas in this study the leachate will be treated with the Hydraulic Retention Time (HRT) of 24, 48, and 72 hours and also using Powdered Activated Carbon (PAC) to increase the effectivity of pollutant removal in older leachate. The HRT of 24 hours produced the removal efficiency COD and TKN of (29,68 - 43,75)% & (83,33 - 88,59)%, and for HRT of 48 hours (51,94 - 65,63)% & (90,28 - 92,95)%, and for HRT of 72 hours (58,75 - 74,69)% and (93,04 - 95,51)%. The HRT to satisfy PermenLH No.5 Tahun 2014 is 72 hours."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gisda Pratika Sari
"ABSTRAK
Berdasarkan data hasil pemantauan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok tahun 2015, kualitas air lindi pada inlet dan outlet di pengolahan air lindi TPA Cipayung menunjukkan bahwa COD dan BOD merupakan memiliki konsentrasi efluennya sangat tinggi sehingga membutuhkan pengolahan. Salah satu pengolahan air lindi secara biologis adalah filter terendam dengan memanfaatkan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penghilangan dengan media sarang tawon dan EM4 dalam mereduksi kadar COD dan BOD pada air lindi TPA Cipayung. Penelitian ini dilakukan secara anaerobik dengan variasi HRT 3, 5, dan 7 hari. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase penghilangan kadar COD pada HRT 3 hari berkisar 45,5―52,3%, HRT 5 hari berkisar 55,5―61%, dan HRT 7 hari berkisar 68,6―73,2%. Sedangkan, untuk parameter BOD menghasilkan efisiensi sebesar 60,3―63% pada HRT 3 hari, HRT 5 hari berkisar 72,5―74,6%, dan HRT 7 hari berkisar 77―80,8%. Penggunaan EM4 terbukti mampu mempercepat pembentukan

ABSTRACT
Based on data of monitoring result by Depok Agency for Hygiene and Landscape Gardening in 2015, leachate quality at the inlet and outlet in TPA Cipayung?s leachate treatment showed that the content of COD and BOD are the parameters that have high concentration of effluent, so they need a treatment. One of biological treatment for leachate is submerged filter by utilizing bacterial. This research aims to know the removal efficiency with honeycomb medium and EM4 in reducing COD and BOD in TPA Cipayung?s leachate treatment. This research used anaerobic process with the HRT variations 3, 5, and 7 days. The result of this research showed that COD removal at 3 days HRT were 45,5―52,3%, 5 days HRT were 55,5―61%, and 7 days HRT were 68,6―73,2%. While the BOD efficiency removal were 60―63% in 3 days HRT, 5 days HRT were 72,5―74,6%, and 7 days HRT were 77―80,8%. Using EM4 can generate the formation of biofilm which increases the removal efficiency of COD and BOD.;"
2016
S65567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Raventio Adam
"TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Bantargebang memiliki IPAS (Instalasi Pengolahan Air Sampah) yang dapat mengolah air lindi hingga 150 m3/hari. Air lindi yang dihasilkan IPAS III Bantargebang Bekasi mengandung zat atau kontaminan berbahaya yang perlu diolah agar memenuhi baku mutu lingkungan sebelum dapat dialirkan ke badan air. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis efektivitas proses Fenton Heterogen dan Foto-Fenton Heterogen sebagai pengolahan lanjutan (Advanced Oxidation Process - AOP) air lindi. Reaksi Fenton Heterogen yang merupakan reaksi yang menghasilkan hydroxyl radical (*OH) untuk mengoksidasi senyawa organik maupun anorganik dapat meningkat berkali lipat apabila diradiasikan dengan UV / cahaya tampak yang biasa disebut sebagai Foto-Fenton. Parameter warna meningkat setelah proses Fenton akibat leaching besi dari katalis. Desain eksperimen menggunakan analisa tren grafik digunakan untuk menganalisis pengaruh parameter operasional yaitu pH, ORP, Warna, COD, besi, dan residu H2O2. Kondisi eksperimen diatur agar pH 4, rasio konsentrasi H2O2 : COD adalah 1:1, waktu detensi 60 menit, dan rasio P/V 32 W/L. Hasil eksperimen menunjukan bahwa reaksi Fenton Heterogen (FH) memberikan penyisihan warna mencapai 43% dan penyisihan COD mencapai 69%. Reaksi Foto(UV)-Fenton Heterogen dapat memberikan penyisihan warna mencapai 33% dan penyisihan mencapai COD 84%. Reaksi Foto(VIS)-Fenton Heterogen dapat memberikan penyisihan warna mencapai 67% dan penyisihan COD mencapai 84%. Keseluruhan hasil eksperimen menunjukan bahwa reaksi Foto(VIS)-Fenton Heterogen dapat memiliki efisiensi penyisihan warna dan COD yang lebih tinggi dibanding reaksi Fenton lainnya. Maka dari itu, reaksi Foto(VIS)-Fenton Heterogen merupakan metode pengolahan lindi paling optimal yang dapat diterapkan di IPAS III Bantargebang.

Bantargebang TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) has an IPAS (Instalasi Pengolahan Air Sampah, leachate water treatment plant) which treats leachate up to 150 m3/day. The leachate treated by IPAS III Bantargebang Bekasi contains hazardous substances or contaminants that must be treated to meet environmental quality standards before being discharged into water bodies. This study's main objective is to analyze the effectiveness of Heterogeneous Fenton and Heterogeneous Photo-Fenton processes as an Advanced Oxidation Process (AOP) of leachate. Heterogeneous Fenton reaction, which is a reaction that produces hydroxyl radicals (*OH) to oxidize organic and inorganic compounds, can increase many times when irradiated with UV / visible light, which is commonly referred to as Photo-Fenton. Color increase after Fenton reaction because leaching process if catalyst. The experimental design using graph trend analysis was used to analyze the effect of operational parameters, namely pH, ORP, Color, COD, iron, and H2O2 residue. The experimental conditions were set to pH 4, the concentration ratio of H2O2: COD was 1:1, the detention time was 60 minutes, and the P/V ratio was 32 W/L. The experimental results showed that the Heterogeneous Fenton reaction (FH) gave a colour removal of 43% and a COD removal of 69%. Heterogeneous Photo(UV)-Fenton reaction can provide colour removal up to 33% and removal up to 84% COD. Heterogeneous Photo(VIS)-Fenton reaction can provide colour removal of up to 67% and COD removal of up to 84%. Overall experimental results show that the Heterogeneous Photo(VIS)-Fenton reaction can have a higher efficiency of colour removal and COD than other Fenton reactions. Therefore, the Heterogeneous Photo(VIS)-Fenton reaction is the optimal leachate treatment method applied at IPAS III Bantargebang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Puspita Sari
"Material lignoselulosa yang mengandung tiga kompenen utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin, diketahui sulit untuk didegradasi melalui proses biologis. Selulase telah terbukti mengkatalis degradasi selulosa dengan menggunakan hidrolisis enzimatik. Namun, penambahan selulosa diperkirakan bisa mempengaruhi kualitas air lindi yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efek penambahan enzim terhadap kualitas air lindi. Dua 1,5 meter bioreaktor disediakan untuk dua perlakuan, yaitu 1 resirkulasi air lindi dengan penambahan enzim, 2 hanya resirkulasi air lindi sebagai kontrol. Penambahan enzim selulase sebanyak 15 x 106 U/ton menghasilkan konsentrasi COD lebih rendah 29,100 mg/L dengan penambahan enzim dan 31,900 mg/L pada kontrol , TS 17,800 mg/L dan 22,100 mg/L , TDS 15,900 mg/L and 19,800 mg/L. Hal ini mungkin disebabkan oleh percepatan hidrolisis menggunakan proses enzimatik. Namun, nilai BOD lebih tinggi ketika penambahan enzim dilakukan 16,100 mg/L dan 11,600 mg/L disebabkan karena penambahan enzim mendorong pembentukan glukosa, sehingga meningkatkan nilai BOD. Nilai pH meningkat seiring waktu menuju netral, mengindikasikan landfill telah menuju fase metanogenik. Dari penelitian ini, bisa disimpulkan bahwa penambahan enzim pada landfill mempunyai dampah pada kualitas air lindi yang dihasilkan.

Lignocellulose material which consist of three main component, including cellulose, hemicellulose, and lignin, was known hard to degrade using biological process. Cellulase has proven to catalyst the degradation of celullose by enzymatic hydrolysis. However, the addition of enzyme might affect leachate qualities that was emitted from landfill. The aim of this research is to analyses the effect of cellulase addition on leachate qualities. Two 1.5 m height bioreactors was provided for two different treatment including 1 leachate recirculation with cellulase addition 2 leachate recirculation only as control. The addition of cellulase at 15 x 106 U tonne was resulting lower concentration for COD 29,100 mg L in cellulase addition and 31,900 mg L in control, TS 17,800 mg L and 22,100 mg L, respectively, TDS 15,900 mg L and 19,800 mg L, respectively. This was likely caused by acceleration of hydrolysis using enzymatic process. However, BOD value higher when cellulase addition was conducted 16,100 and 11,600 mg L, respectively because the addition of cellulase was supported formation of glucose, therefore escalate BOD value. pH value was increasing over time towards neutral, indicates landfill has been headed toward methanogenic phase. From the experiment, it can be concluded that addition of cellulase has impacts towards leachate qualities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S70014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Winny Laura Christina
"ABSTRAK
Penelitian ini memodelkan sanitary landfill dalam dua buah bioreaktor yang memiliki tinggi 2 m dan diameter 0,83 m dan diisi dengan kerikil, tanah, dan geotekstil. Sampah yang digunakan adalah sampah organik pasar UPS Pasar Kemiri Muka Depok. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan air pada kedua bioreaktor dan resirkulasi leachate pada bioreaktor 1. Resirkulasi leachate dapat meningkatkan kapasitas landfill dalam memproduksi gas. Parameter yang diteliti adalah kadar air, C/N, suhu dan pH sampah, pH leachate, gas metana dan karbon dioksida. Penelitian dilakukan selama 104 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air dan C/N sampah bioreaktor 1 pada hari ke-104 lebih tinggi dibandingkan dengan bioreaktor 2. Suhu sampah bioreactor 1 memiliki rentang 28-340C, sedangkan untuk bioreactor 2, yaitu 28-330C. pH sampah bioreaktor 1 menunjukkan nilai 5,72 – 7,26 dan bioreactor 2, yaitu 5,23 – 7,24. Sedangkan untuk pH leachate, bioreactor 1 menunjukkan nilai 5,73 – 8,25 dan bioreactor 2, yaitu 5,92 – 8,94. Hasil analisa Gas Chromatography menunjukkan persentase tertinggi untuk gas metana dan karbon dioksida dari bioreaktor 1, yaitu 5,13% dan 41,94% serta merupakan lebih tinggi dibandingkan dengan bioreaktor 2. Oleh karena itu, untuk memproduksi gas metana dan karbon dioksida yang lebih besar dari landfill, maka perlakuan resirkulasi leachate dapat dilakukan.

ABSTRACT
Sanitary landfill modeling in this study use bioreactors which of a height of 2 m and diameter of 0.83 m. bioreactors fulfill with gravel, soil, and geotextile. Solid waste that used in this study is organic waste from Material Recovery Facility (MRF) Pasar Kemiri Muka, Depok. The treatments that were given were addition water on both the bioreactors and leachate recirculation in bioreactor 1. Leachate recirculation can enhance the capacity of landfill gas production. The parameters studied were water content, C/N, temperature and pH solid waste, pH leachate, methane gas and carbon dioxide. This study was conducted for 104 days. The result of this research showed that water content and C/N from solid waste in bioreactor 1 on day 104 is more than bioreactor 2. Temperature in bioreactor 1 has range from 280C until 340C and for bioreactor 2; 28-330C. pH of solid waste in bioreactor 1 has range 5.72 – 7.26 and bioreactor 2; 5.23 – 7.24. pH of leachate in bioreactor 1 has range 5.73 – 8.25 and for bioreactor 2; 5.92 – 8.94. Gas Chromatography analysis showed that the highest percentage of methane and carbon dioxide gas from bioreactor 1 is 5.13% and 41.94%. That number is higher than the bioreactor 2. So, to produce gas methane and carbon dioxide from the landfill, leachate recirculation treatment can be done."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>