Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Huda Jamilah
"Pertumbuhan dari transportasi udara mengindikasikan bahwa dalam beberapa dekade terakhir industri ini memiliki peranan pada ekonomi regional dan integrasi pada perekonomian dunia Industri penerbangan terus tumbuh dengan cepat meski tidak bersamaan dengan pertumbuhan profitabilitas yang kuat dan konsisten akibat persaingan yang ketat Belobaba 2009. Namun pertumbuhan ini menghadapi sebuah tantangan yang besar untuk maskapai bandara pembuat kebijakan dan politisi Masalah khusus yang dihadapi adalah pertumbuhan permintaan pada jasa penerbangan tidak diiringi oleh pertumbuhan yang respektif dari kapasitas bandara. Oleh sebab itu banyak bandara di seluruh dunia mengalami kekurangan kapasitas Dampak dari kurangnya kapasitas bandara adalah terjadinya congestion atau kepadatan baik di udara maupun di darat akibat antrinya pesawat untuk lepas landas dan mendarat yang menyebabkan delay Salah satu kebijakan yang ditempuh oleh PT Angkasa Pura II dan PT AirNav Indonesia adalah melalui kebijakan Improved Runway Capacity 72. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa telah terjadi penurunan tingkat delay penerbangan per menit di Bandara Internasional Soekarno Hatta Penurunan tingkat delay penerbangan per menit pada penerbangan domestik lebih tinggi dibandingkan tingkat penerbangan internasional dan penurunan tingkat delay penerbangan per menit untuk leg keberangkatan lebih tinggi dibandingkan leg kedatangan.

Growth Of Air Transport indicated that the several recent decades in the industry have the initial role of regional economic and integration to the world economic The airline industry continues its rapid growth despite not being followed by the growth and consistent of profitability as the result of fierce competition Belobaba 2009. However the growth is facing a big challenges for airlines airports policy makers and politicians Some special issues is that the growth of demand for aviation services is not accompanied by the respective growth from airport capacity. Therefore there are lots of airports worldwide experiencing capacity shortage. Impact From the lack of capacity of the airport is gridlock or density both in the air and on the ground plane due to the queue to takeoff and landing that causes delays. One policie which is pursued by PT Angkasa Pura II and PT AirNav Indonesia is Capacity Runway 72. This research conclude there is a declining rate per minute flight delay at Soekarno Hatta International Airport after IRC 72 applied. The decrease rate per minute flight delay for domestic flights is higher compared to international flights and a decrease in rate per minute flight delay for departure rather than arrival."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61663
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Noviani
"Dengan adanya konsep "Low Cost Carrier" dan deregulasi penerbangan niaga oleh pemerintah, Industri jasa penerbangan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat sehingga memperparah kondisi dari Bandara yang kian padat sekarang ini dan kedepannya. Jumlah runway yang ada saat ini, memperbesar kemungkinan bandara tidak mampu lagi menampungnya. Dengan melakukan peramalan jumlah penumpang pesawat 10 tahun ke depan pada waktu puncak menggunakan metode Support Vector Regression dan menghitung kapasitas runway, dapat ditentukan jumlah dan waktu yang tepat untuk menambahkan runway sesuai dengan tujuan penelitian. Pada akhirnya akan didapatkan bahwa diperlukan satu tambahan runway sekitar tahun 2011-2015 tergantung load factor dan runway flexibility percentage.

With the concept of "Low Cost Carrier" and deregulation by the government's commercial aviation, aviation services industry in Indonesia has been growing very rapidly and thus aggravate the conditions of an increasingly crowded airport today and the future. With the amount of the existing runway, increase the possibility of the airport that can no longer accommodate it. By forecasting the number of passengers the next 10 years at the peak time using Support Vector Regression method and calculate the runway capacity, the amount and right time of additional runway can be determined in accordance with the purpose of research. It will eventually be found that it takes one additional runway on around 2011-2015 depends on the load factor and percentage runway flexibility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1060
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Muhammad Rhydo
"Skripsi ini membahas kapasitas landasan pacu yang dimiliki oleh bandara Soekarno Hatta, Jakarta dengan melakukan analisis dan evaluasi mengenai besaran kapasitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat besaran kapasitas yang dimiliki oleh landasan pacu bandara Soekarno Hatta untuk kemudian dibandingkan dengan jumlah permintaan yang diramalkan akan muncul, sehingga dapat diproyeksikan kesanggupan landasan pacu bandara dalam menghadapinya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode yang direplikasi dari metode-metode sebelumnya serta menggunakan data yang bersumber langsung dari PT Angkasa Pura II selaku operator Bandara Soekarno Hatta. Penghitungan kapasitas menggunakan metode yang bersumber dari Federal Aviation Administration sementara peramalan permintaan menggunakan metode trend projection.
Hasil perhitungan kapasitas dan peramalan permintaan menjadi dasar dari evaluasi kapasitas dan didapatkan hasil bahwa landasan pacu bandara Soekarno Hatta telah mengalami overcapacity dan akan terus mengalami overcapacity hingga tahun 2025 yang dapat mengakibatkan terjadinya kendala operasional. Dalam penelitian ini kemudian dilakukan simulasi bagaimana jika bandara Soekarno Hatta melakukan pembangunan landasan pacu ketiga (what if analysis) dan didapatkan hasil bahwa pembangunan landasan pacu ketiga akan mampu mengakomodasi permintaan dengan kondisi undercapacity pada tahun 2025.

This study investigates the runway capacity of Soekarno Hatta Airport, Jakarta with doing some analysis and evaluation about the amount of it?s runway capacity. The purpose of the study is to analyze the current capacity to be compared with the future demand projection, so we could projecting the capability of the runway to accomodate the demand. This study runs with the replication model from the previous method and the data comes from PT Angkasa Pura II as the airport operator. The capacity calculation method was replicated from the Federal Aviation Administration and the demand projection was calculated by the trend projection method.
The result of the calculations stands as the basis for capacity evaluation dan the evaluation conclude that Soekarno Hatta runway is facing the overcapacity situation until 2025 and could disrupt the operational system. And then in this study, there is simulation if the government build the third runway to complete the airport and the result is runway building could give the airport chance to accomodate the demand on 2025.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reva Fachriza
"Skripsi ini membahas evaluasi daripada target perencanaan prosedur baru peningkatan kapasitas landas pacu bandar udara internasional Soekarno-Hatta dari 64 pergerakan perjam menjadi 72 pergerakan perjam dengan penerapannya di lapangan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menganalisis prosedur baru tersebut terhadap dampaknya dilapangan dan membandingkan hasil analisis tersebut dengan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prosedur baru ini belum berjalan sesuai dengan target perencanaan. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh operasi pesawat oleh pilot yang belum berjalan secara efektif dan efisien.

This thesis purpose is to evaluate the planning target of the new procedure that enhances the Soekarno-Hatta International Airport landas pacu capacity from 64 movement per hour to 72 movement per hour with it‟s application on the field. This is a qualitative research which analyze how the new procedure could affect the landas pacu capacity and compare the result with the field violation to the new procedure. The result shows us that this new procedure field-application is not going effectively as it‟s planning target should be. This problem usually occurs when the pilot of an aircraft is not operating it's aircraft properly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Dwi Anggoro
"Indonesia memiliki tingkat kecelakaan pesawat yang jauh lebih tinggi dari rata-rata tingkat global. Jenis kecelakaan pesawat yang paling sering terjadi di Indonesia adalah runway excursion. Runway excursion dapat dipicu oleh faktor manusia, faktor lingkungan, dan faktor fasilitas. Selain faktor tersebut, fase peristiwa serta waktu peristiwa juga berpengaruh terhadap kejadian runway excursion. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang tergolong faktor fasilitas di runway strip dan menganalisis probabilitas terjadinya runway excursion akibat faktor fasilitas di runway strip berdasarkan fase peristiwa dan waktu peristiwa. Data penelitian dihimpun dari laporan investigasi KNKT dan data sertifikasi bandar udara yang mempunyai pengecualian (exemption) runway strip. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat tiga kategori aspek yang tergolong fasilitas di runway strip sebagai penyebab maupun memperparah runway excursion yaitu kontaminan di runway, kondisi runway strip, dan visual aids. Dengan menggunakan probability density function, didapatkan bahwa probabilitas terjadinya runway excursion akibat faktor fasilitas di runway strip di fase peristiwa landing maupun take off pada waktu daylight (06.00-18.00) lebih besar daripada waktu night (18.00-06.00).

Indonesia has a plane crash rate that is much higher than the global average. The most common type of plane crash in Indonesia is runway excursion. Runway excursions can be triggered by human factors, environmental factors, and facility factors. In addition to these factors, the phase of the event and the time of the event also affect the runway excursion. This study aims to identify aspects that are classified as facility factors on the runway strip and analyze the probability of a runway excursion due to facility factors on the runway strip based on the phase of the event and the time of the event. The research data is collected from KNKT investigation reports and airport certification data that have runway strip exemptions. The results of this study are that there are three categories of aspects that are classified as facilities on the runway strip as a cause or aggravating runway excursion, namely contaminants on the runway, runway strip conditions, and visual aids. By using the probability density function, it is found that the probability of a runway excursion due to facilities on the runway strip during the landing and take-off phases during daylight (06.00-18.00) is greater than at night (18.00-06.00)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabila Anjani
"Terjadi peningkatan pesat dari tahun 2009 sampai 2012 pada lalu lintas penumpang dan barang di Bandar Udara Soekarno Hatta atau yang disebut dengan Soekarno Hatta International Airport SHIA. Hal ini juga menimbulkan meningkatnya pergerakan pesawat secara tajam. Data dari Kementerian Perhubungan menunjukan bahwa terjadi penundaan keberangkatan keterlambatan pada 15 20 penerbangan dari rata rata 1 125 penerbangan perharinya dengan waktu keterlambatan sebesar 15 menit sampai dengan 1 jam Kementerian Perhubungan menilai keterlambatan ini sebagai imbas dari bottleneck yang timbul di SHIA. Untuk itu perlu dianalisis maximum capacity throughput landasan pacu SHIA untuk melihat kapasitas optimal landasan dengan mempertimbangkan limitasi kapasitas infrastruktur saat ini dan standar keamanan pesawat terbang.

From 2009 to 2012 there is a huge rise in the air traffic of Soekarno Hatta International Airport SHIA This is due to significant rise in the number of passengers and cargo The Ministry of Transportation mentioned that there is 15 20 delay of 15 minutes to 1 hour from the average 1 125 movements per day The ministry also mentioned that this delay is due to the bottleneck effect in SHIA. The current maximum flow in SHI. is 82 movements per hour which is below the heavy traffic limit of 87 movements per hour Jung Hoang Montoya Gupta Malik Tobias 2010 To overcome this problem there needs to be a recalculation of the maximum runway utilization or the maximum capacity throughput of the runway which considers infrastructure limitations and safety standards for aircrafts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Airport is the point of interchange between people or cargo to transfer from air transportation system to other system of transportasion system
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fithrina Nur Rahmadanty Putri
"Riset ini bertujuan untuk memberikan kebaruan substansi dan metode evaluasi dalam mengevaluasi program CSR pendidikan berkarakteristik capacity building yang masih jarang dilakukan perusahaan. Studi sejenis menunjukkan kecenderungan evaluasi sampai ke level output. Sementara dampak kurang optimal karena minimnya pengalaman perusahaan dan belum adanya metode yang valid dan reliabel untuk mengukur dampak dari program tersebut. Riset evaluasi ini bertujuan untuk menilai keberhasilan program SOBAT (Sekolah Binaan United Tractors) dari sisi penerima manfaat dengan menggunakan Main Analytical Categories dan Capacity building yang pembuktian dampaknya dilakukan secara partisipatif menggunakan Social Return On Investment. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hasil program sudah sangat sesuai ditinjau dari dimensi relevansi, dampak, keberlanjutan, dan replikabilitas. Model pengelolaan program dari sisi efektivitas sudah sangat sesuai, namun efisiensi program masih perlu dimaksimalkan. SOBAT berhasil menciptakan dampak berupa capacity building dalam level organisasi dan individu untuk mencapai keberlanjutan. Keberhasilan program dibuktikan melalui analisis SROI dengan rasio nilai dampak investasi sosial sebesar Rp 7.09 : 1 yang memberikan timbal balik positif sebagai investasi dampak. Hasil keseluruhan memperlihatkan bahwa keberhasilan program dipengaruhi oleh karakteristik penerima manfaat yang memiliki kesadaran untuk mencapai perubahan positif secara kolektif.

This research aims to provide new substance and evaluation methods for evaluating the capacity-building characteristic of educational CSR programs that are still rarely carried out by companies. Similar studies show a tendency for evaluation to reach the output level. Meanwhile, the impact is less than optimal due to the lack of company experience and the absence of a valid and reliable method to measure the program's impact. This evaluation research aims to assess the success of the SOBAT (Sekolah Binaan United Tractors) program from the beneficiary perspective using Main Analytical Categories and Capacity building analysis and terminated by Social Return On Investment to prove impact value. The evaluation results show that the program results are very appropriate in relevance, impact, sustainability, and replicability. The program management model in terms of effectiveness is very appropriate, but program efficiency still needs to be maximized. SOBAT has succeeded in creating an impact in capacity building at the organizational and individual levels to achieve sustainability. The program's success is proven through an SROI analysis with a social investment impact value ratio of Rp 7.09: 1, which provides positive returns as an impact investment. The overall results show that the program's success is influenced by the characteristics of the beneficiaries who have the awareness to achieve positive change collectively."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muammar Aditya
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis biaya kapasitas yang terdapat di dalam mesin-mesin produksi perusahaan dan tenaga kerja yang mengoperasionalkan mesin-mesin produksi tersebut dengan menggunakan CAM-I capacity model. CAM-I capacity model merupakan pendekatan yang fokus terhadap bagaimana mengelola kapasitas yang dimiliki. Penelitian ini dilakukan di PT Bumi Tangerang Coklat Utama dengan fokus terhadap kegiatan produksi yang menggunakan mesin mixer kecil, mesin extruder, mesin oven drying, mesin enrober, mesin pan coating yang terdiri dari mesin pan coating dingin dan mesin pan coating panas, dan mesin packing yang terdiri dari mesin packing vertical dan mesin packing horizontal serta tenaga kerja yang mengoperasionalkan mesinmesin tersebut. Penelitian ini difokuskan kepada rate capacity, productive capacity, idle capacity, dan nonproductive capacity untuk mengukur biaya kapasitas.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar kapasitas yang dimiliki baik mesin produksi maupun tenaga kerja tidak digunakan secara maksimal. Untuk mengurangi biaya kapasitas yang ada di mesin produksi dan tenaga kerja diperlukan untuk meningkatkan penjualan produk perusahaan namun jika hal tersebut tidak tercapai perlu adanya efisiensi dari mesin produksi dan tenaga kerja dengan cara melakukan pengurangan mesin produksi dan tenaga kerja.

Aim for this research are to analyze capacity cost which incure from company production machines and human resources whose operate the production machine using CAM-I capacity model. CAM-I capacity model is an approach which focus upon how to manage company resources. This research initiated at PT Bumi Tangerang Coklat Utama which focus to production activity that used small mixer machine, extruder machine, oven drying machine, enrober machine, pan coting machine which consist of hot and cold pan coating machine, and packing machine which consist of vertical packing machine and horizontal packing machine as well as human resources that operates those machine. This research focus on rate capacity, productive capacity, idle capacity, and nonproductive capacity to measure capacity cost.
Result of this research shows most of the capacity owned by either by production machine or human resources are not utilized to its maximum potential. There are need to reduce capacity cost owned by production machine and human resoures to increase the product sales but if its unachieveable there will be need to increase efficiency from production machine and human resources by reducing their quantity."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27779
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang W. H. Sadarusalam
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Pertumbuhan ekonomi yang mantab dalam Pelita IV dan
Rencana Pelita V, memberikan peluang kepada dunia usaha
untuk mengembangkan din. Industni semen yang sangat penting
dalam era pembangunan negeri mi melihat peluang peluang
tadi dan berusaha memanfaatkannya.
PTSC sebagai perusahaan yang bergerak dibidang
pembuatan semen sejak tahun 1975, menjawab dengan
merencanakan perluasan kapasitas produksi sebesar 1,5 juta
ton per tahun sehingga pada tahun 1993 akan mempunyai
kapasitas terpasang sebesar 3,0 juta ton per tahun. Dan
perhitungan NPV, IRR dan Payback dengan asumsi pertumbuhan
ekonomi seperti yang diperkirakan dalam Pelita IV dan
persaingan dalam industri, tenlihat bahwa proyek ini layak
untuk dilaksanakan. Profitability Index nya diperkirakan
antara, 1,2 sampai 1,3 x dengan memakai "discount factor" =
20 %, sedangkan IRR nya did apatkan = 26,5 % dengan Payback
period antara 6,5 sampai 7,5 tahun.
Sebagai perusahaan yang sudah "go public" sejak
dibukanya Bursa Efek Jakarta tahun 1977, PTSC mempunyai
keunggulan dalam memperoleh berbagai sumber dana yang
tersedia baik dari Pasar Modal maupun dari pinjaman
komersiil. Untuk membiayai proyek perluasan kapasitas
produksi PTSC akan dan telah berhasil menghimpun dana
yang terdiri dari Obligasi sebesar Rp. 30.- milyar,
Penjualan emisi ke tiga sebesar Rp.140.- milyar dan sedang
merundingkan pinjaman komersiil sebesar kurang lebih Rp. 193.-milyar.
Dalam upayanya ineningkatkan "value of the firm", PTSC
telah mengikuti pola "leverage" yang cukup konservatif
sehingga resiko ekonomi dan resiko usaha yang harus
ditanggung' dapat diatasi dengan lebih mantab. "Capital
Structure" nya dipertahankan pada tingkat tertentu yang
dianggap optimal untuk menjamin agar kewajiban kewajiban
kepada para "stake holders" seperti pelanggan, pemasok,
Pemerintah, karyawan dan pemilik modal dapat selalu
dipenuhi.
Dálam kondisi pasar modal saat mi, apabila dilihat
dari sudut pandang pengusaha, "cost of equity" yang dihitung
dari formula pertumbuhan dividen dan "cost of debt" yang
dihitung setelah keringanan pajak, mempunyai nilai yang
hampir sama. Namun apabila dilihat dari sudut investor, maka
sebenarnya laba bersih per saham yang dihasilkan sangatlah
tidak memadai sehingga kecenderungannya harga saham di pasar
modal menurun.
Meskipun harga saham PTSC di BEJ terus inenurun, prospek
perolehan dimasa mendatang dengan adanya perluasan terlihat
cukup baik terutama karenâ kinerja masa lalu yang telah
terbukti memberi keuntungan yang wajar dan perencanaan niasa
depan yang cukup hati hati berdasarkan asumsi asumsi yang
bisa diterima.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>