Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181985 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqi Amelia
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pernikahan usia muda dengan riwayat reproduksi pada wanita usia subur di Provinsi Jawa Timur tahun 2013. Desain penelitian dengan cross sectional dan menggunakan data sekunder Improving Contraceptive Method Mix 2013.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pendidikan, penggunaan KB dan status ekonomi terhadap usia nikah pertama, namun tidak berhubungan antara pengambilan keputusan keluarga terhadap usia nikah pertama. Terdapat perbedaan rata-rata lama penundaan kehamilan pertama, rata-rata jumlah paritas terhadap usia nikah pertama, akan tetapi tidak ada perbedaan rata-rata jumlah abortus terhadap usia nikah pertama.

This is a quantitative research study which aim to know the association between early marriage with child bearing women?s reproductive history in East Java on 2013. This research used crossectional study design and the data was collected from secunder data?s of Improving Contraceptive Method Mix 2013.
The result showed that there was a significant associations between education, contraceptive use and economic status, toward first age of married. However, there were no association between decision maker in family toward first age of married. There are differences on rate of first pregnancy delayed and rate of parity toward first age of married. However, there are no different on rate of abortus event toward first age of married.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Zun Helty
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pernikahan usia muda dengan riwayat reproduksi pada wanita usia subur di Kabupaten Kediri tahun 2013. Desain penelitian adalah cross sectional dan menggunakan data sekunder Improving Contraceptive Methode Mix 2013. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan dan pekerjaan dengan usia nikah pertama. Usia nikah pertama berhubungan signifikan terhadap usia saat hamil pertama dan paritas, akan tetapi tidak signifikan terhadap riwayat abortus. Penting bagi pemerintah menggalakkan program pendewasaan usia pernikahan dan kurikulum kesehatan reproduksi bagi remaja di sekolah.

This research used quantitative method that aims to determine the relationship between early marriage with the reproductive output of fertile women in Kediri Regency 2013. The study design was cross-sectional and using secondary data from Improving Contraceptive Method Mix 2013. The results showed that there are a significantly relationship between education and work with early marriage. Early marriage significantly related with age at first pregnancy and parity, but not significant to the history of abortion. It is important to the government for promoting the maturation of age of marriage and make a reproductive health curriculum for young people in schools.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60559
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Agustin
"Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Menurut penelitian NHANES tahun 1999-2008, faktor risiko yang paling signifikan dari hipertensi pada wanita adalah obesitas. Provinsi Jawa Timur memiliki prevalensi hipertensi (26,2%) dan obesitas (28,06%) yang lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional (25% dan 26,23%) tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan hipertensi pada wanita usia 18 tahun ke atas di Provinsi Jawa Timur dikontrol variabel umur, pendidikan, status ekonomi sosial, aktivitas fisik, konsumsi rokok, dan stres. Analisis ini menggunakan data Riskesdas 2013 dengan desain studi cross sectional yang dilaksanakan bulan Maret hingga Juni 2015. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi pada wanita usia 18 tahun ke atas di Provinsi Jawa Timur tahun 2013 adalah 33,7% dan prevalensi obesitas adalah 33,6%. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara obesitas dan hipertensi (OR 3,67; 95%CI: 2,79-4,83) setelah dikontrol umur, tingkat pendidikan, status ekonomi sosial, aktivitas fisik, konsumsi rokok, dan stres. Terdapat interaksi positif antara umur dengan obesitas dalam kaitannya dengan hipertensi. Pada perbandingan antar strata umur, umur bersama dengan obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, meningkat secara linier pada usia yang makin tua. Dalam strata umur yang sama, risiko obesitas menyebabkan hipertensi makin kecil secara linier pada usia yang makin tua. Kemenkes dan Dinkes diharapkan memperluas program posbindu ke lingkungan masyarakat dengan kerja sama antara Puskesmas dan RT setempat. Wanita disarankan untuk menjaga berat badan tetap normal dan melakukan aktivitas yang cukup.

Hypertension is defined as a systolic blood pressure ≥ 140 mm Hg and/or diastolic blood pressure ≥ 90 mm Hg. Based on NHANES research in 1999-2008, the main risk factor of hypertension in women is obesity. The prevalence of hypertension in East Java Province is 26,2% and obesity is 28,06% which is higher than national prevalence (25% and 26,23%). This study aims to identify the relation of obesity and hypertension in women aged 18 years and older in East Java Province controlled by age, education, social economic status, physical activity, smoking, and stress. This analysis used Riskesdas data in 2013 with cross sectional study desaign which is done in March until June 2015. The data was analized in univariate, bivariate, and multivariate using logistic regression.
The study result shows that the prevalence of hypertension in women aged 18 years and older in East Java Province in 2013 is 33,7% and the prevalence of obesity is 33,6%. There is significant relation between obesity and hypertension with OR 3,67 (95%CI: 2,79-4,83) after controlled by age, education, social economic status, physical activity, smoking, and stress. There is positive interaction between age and obesity related hypertension. In comparison between age groups, age with obesity increase the risk of hypertension, increase in a linear way in older age. In one age group, the risk of obesity causes hypertension, decrease in a linear way in older age. Kemenkes and Dinkes are hoped to extend their program, posbindu, to community. Women are recommended to keep the their weight normal and do enough physical activity.Obesity, hypertension
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Fianti
"Secara global lebih dari 700 wanita menikah diusia dini, jika kecenderungan ini terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2030 akan meningkat menjadi 950 juta kasus. Pernikahan dini merupakan penyebab buruknya kesehatan reproduksi di Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan usia pertama menikah dengan keluaran kesehatan reproduksi. Sumber data penelitian menggunakan data sekunderICMM endline tahun 2016 di enam kabupaten provinsi Nusa Tenggara Barat. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi Penelitian adalah seluruh wanita usia subur yang telah menikah usia 15-49 tahun. Sampel adalah WUS yang memiliki riwayat menikah usia 10-35 tahun dengan jumlah 14.498 responden. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan multivariate model faktor resiko regresi logistik ganda. Variabel independen penelitian adalah usia pertama menikah dan control adalah usia saat ini, pendidikan, pekerjaan, wilayah tempat tinggal dan status social ekonomi sebagai kontrol. Variabel dependen terdiri dari lima keluaran kesehatan reproduksi.Hasil uji menunjukan 50,9 perempuan di NTB menikah diusia dini. Hasil analisismembuktikan ada hubungan usia kawin pertama dengan jumlah anak yang dilahirkan pvalue 0,0001 OR 4,08 95 CI 3,70-4,48 , ada hubungan signifikan usia kawin pertama dengan kejadian anak lahir mati p value 0,0001 OR 1,46 95 CI 1,16-1,85. Hubungan signifikan antara usia kawin pertama dengan jumlah anak yang dimiliki p value 0,0001,OR 3,49 95 CI 3,17-3,84, terdapat hubungan signifikan antara usia kawin pertamadengan penggunaan KB ditahun pertama menikah p value 0,0001 OR 1,26 95 CI 1,18-1,36. Usia kawin pertama tidak berhubungan dengan kejadian keguguran p value 0,25. Hasil membuktikan bahwa pernikahan dini sebagai faktor resiko buruknya keluaran kesehatan reproduksi. Peningkatan pendidikan akan menurunkan resiko perilaku menikah diusia dini, sehingga tercapai kesehatan reproduksi yang aman.

Globally more than 700 married women are at an early age, if this trend continues, it is estimated that by 2030 it will increase to 950 million cases. Early marriage is the cause of poor reproductive health in Indonesia. The research aimed tofind out the relationship of early marriage with reproductive health outcomes. Sources of research data using endear ICMM secondary data in 2016 in six districts of West Nusa Tenggara province. The design used is cross sectional. Research population is all women of reproductive age who have married aged 15 49 years. Samples are women ofchild bearing age who have a married history aged 10 35 years with the number of14,498 respondents. Data were analyzed using chi square and multivariate test of multiple logistic regression risk factor model. Independent variable of research is the age of first marriage consists of young married age and ideal age. Current age, education, occupation, residence area and socio economic status as control. The dependent variable consists of five reproductive health outcomes. The results showed50.9 of women in West Nusa Tenggara were married at an early age. The result of the analysis proves that there is a relationship of first married age with number of live birth children p value 0,0001 OR 4,08 95 CI 3,70 4,48, there is significant correlation of first marriage age with incidence of still born child. p value 0,0001 OR 1.46 95 CI1.16 1,85. Significant relation between first marriage age and number of children owned p value 0,0001, OR 3,49 95 CI 3,17 3,84, there is a significant correlation between first married age with use of family planning in the first year of marriage value 0.0001 OR 1.26 95 CI 1.18 1.36 The first marriage age was not associated with the incidence of miscarriage p value 0.25. The results prove that early marriageas a risk factor for poor reproductive health outcomes. education and maturity of marriage age will reduce the risk of married behavior at early age, so as to achieve safe reproductive health."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Tri Ramadhan
"Sterilisasi wanita merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang yang mempunyai efektifitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan. Namun, penggunaan sterilisasi wanita di Jawa Timur masih sangat rendah dibandingkan rata-rata di dunia. Skripsi ini bertujuan untuk melihat faktor apa saja yang menjadi determinan penggunaan sterilisasi wanita serta besaran pengaruh tiap faktor tersebut. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017 dengan populasi penelitiannya yaitu Wanita Usia Subur 15-49 tahun. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu penggunaan sterilisasi wanita, sedangkan variabel independen penelitian ini adalah umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, paritas, indeks kesejahteraan, dan daerah tempat tinggal. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel umur merupakan determinan terbesar terhadap penggunaan sterilisasi wanita di Jawa Timur (OR 9,13) diikuti oleh paritas (OR 5,75), pekerjaan (OR 2,38), indeks kesejahteraan (OR 2,23), dan tingkat pendidikan (OR 2,02). Sosialisasi dan edukasi untuk penggunaan sterilisasi sebagai alternatif metode kontrasepsi yang efektif dan ekonomis dalam jangka panjang perlu digencarkan terutama menyasar pada kalangan WUS berumur 35 tahun keatas dan mempunyai 3 anak atau lebih.

Female sterilization is one of the long-term contraceptive methods that have high effectiveness in preventing pregnancy. However, the use of female sterilization in East Java Province is still very low compared to the average in the world. This thesis aims to see what are the determinants of female sterilization use and the magnitude of the influence of each of these factors. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey in 2017 with a research population of women of childbearing age 15-49 years old. The dependent variable in this study is the use of female sterilization, while the independent variables of this study are age, occupation, level of education, parity, welfare index, and area of residence. The results of multivariate analysis showed that age was the biggest determinant of female sterilization use in East Java (OR 9.13) followed by parity (OR 5.75), employment (OR 2.38), welfare index (OR 2.23), and education level (OR 2.02). Socialization and education for the use of sterilization as an alternative to effective and economical methods of contraception in the long term needs to be intensified, especially targeting the women of childbearing age 35 years old and over and having 3 or more children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr Weni Kusumaningrum
"Dalam mengatasi permasalah kependudukan, seperti peningkatan jumlah penduduk, kematian ibu dan kematian bayi, pemerintah Indonesia menerapkan program Keluarga Berencana KB pada pasangan usia subur PUS . Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP yang terbukti lebih efektif dan cost efficient merupakan salah satu upaya strategis dalam program KB yang tertuang pada Renstra BKKBN tahun 2015-2019. Di Indonesia, penggunaan MKJP dari tahun ke tahun mengalami penurunan sehingga diperlukan upaya strategis untuk meningkatkan penggunaannya. Ideation terdiri dari 3 aspek yaitu kognisi, emosi dan interaksi sosial yang didefinisikan sebagai ide atau cara pandang seseorang terhadap sesuatu, telah digunakan untuk memprediksikan baik secara individual ataupun senergis hasil dari program kesehatan termasuk kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi elemen dari ideation dan mengetahui bagaimana elemen tersebut berhubungan dengan penggunaan MKJP reversible yang mencakup IUD dan implant di Provinsi NTB.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaf dengan desain studi Cross-sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Survei Improving Contraceptive Mix Method ICMM yang dilakukan pada tahun 2015. Subyek penelitian adalah 6.384 wanita usia 14-49 tahun, menikah dan pernah menggunakan KB yang berasal dari Kabupaten Bima, Lombok Tengah dan Lombok Utara, Provinsi NTB. Confirmatory factor analysis digunakan untuk mengidentifikasi elemen yang sesuai dari 19 variabel yang digunakan. Analisis bivariat dan multivariat kemudian dilakukan untuk melihat hubungan ideation yang terbentuk dengan penggunaan MKJP reversible yang terdiri dari IUD dan implan.Berdasarkan hasil Confirmatory factor analysis, dari 19 variabel terbentuk 3 elemen ideation yaitu sikap mengenai MKJP reversible, pengetahuan mengenai MKJP dan komunikasi interpersonal.
Hasil dari regresi logistik menunjukkan bahwa elemen sikap posistif mengenai MKJP reversible dan komunikasi interpersonal berhubungan kuat dengan penggunaan MKJP reversible setelah dikontrol dengan variabel jumlah anak hidup dan kabupaten yang merupakan variabel confounding. Wanita dengan sikap positif terhadap MKJP reversible memiliki odds 7 kali lebih besar untuk menggunakan MKJP reversible dibandingkan wanita dengan sikap yang negatif AOR: 7.11, 95 CI, 6.11-8.27 dan wanita dengan frekuensi komunikasi interpersonal yang tinggi memiliki odds 2.45 kali lebih tinggi untuk menggunakan MKJP reversible dibandingkan wanita dengan frekuensi komunikasi yang rendah AOR: 2.45, 95 CI, 1.97-3.03 .Penelitian ini memperlihatkan relevansi dari model ideation dalam penelitian dan program kontrasepsi khususnya MKJP reversible. Program untuk meningkatkan penggunaan MKJP reversible di NTB harus memprioritaskan pada peningkatan sikap positif terhadap MKJP reversible yaitu IUD dan implan dan mempromosikan komunikasi interpersonal mengenai KB pada PUS.

In addressing population issues, such as population growth, maternal mortality and infant mortality, Indonesia has implemented Family Planning FP programs. Promoting the use of Long Acting contraception that proven to be effective and cost efficient is one of the strategic efforts in the FP program stated in Indonesian National Family Planning Coordination Board Strategic Plan 2015 2019. The use of Long Acting Contraception has decreased from time to time and indicating the need of strategic effort to increase it. Ideation consist of cognition, emotion and social interaction defined as an idea or a person rsquo s perspective on something has been used to predict individually or senergically a result of a health program including contraception. This analysis aimed at identifing the elements of ideation and find out how the elements relate to the use of long acting contraception, especially Long Acting Reversible Contraception LARC that include IUD and implant in West Nusa Tenggara Province.This study uses a quantitative approach with cross sectional study design. The data was a secondary data derived from the Improving Contraceptive Mix Method ICMM Survey conducted in 2015. The research subjects were 6,384 women aged 14 49 years, married, had used FP and originating from Bima, Central Lombok and North Lombok district, West Nusa Tenggara province. Confirmatory analysis factor was use to identify the appropriate elements from 19 variables. Bivariate and multivariate analyzes were then performed to see the relationship of ideation element and the use of LARC.
The result shows that 19 variables formed three dimentions of LARC ideation attitude about LARC, knowledge about long acting contraception and interpersonal communication. Positive attitude regarding LARC and interpersonal communication was found strongly associated with the use of LARC after controled by number of children and district. The odds of using LARC was 7 times higher among women with a positive attitude compare to women with negative attitudes AOR 7.11, 95 CI, 6.11 8.27 , and the odds of using LARC was higher among women with high frequency of interpersonal communication AOR 2.45, 95 CI, 1.97 3.03 compared to women with low frequency of communication.This study reveals the relevance of the ideation model in contraceptive specially LARC use reasearch and program. Programs to improve the use of LARC in West Nusa Tenggara should prioritize on improving positive attitudes towards LARC and promoting interpersonal communication to couples of reproductive age.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aprida Sopiani
"Tingginya prevalensi drop out kontrasepsi menjadi salah satu penyebab tidak turunnya angka Total Fertility Rate (TFR). Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan angka TFR yang tinggi (2,8) dan lebih besar dari TFR nasional (2,6). Target RJPMN tahun 2015 ? 2019 menurunkan angka drop out menjadi 24,6%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan drop out kontrasepsi modern (pil, suntik, IUD dan implan) di NTB. Penelitian ini menggunakan data sekunder survei ICMM (Improving Contraceptive Mix Method) oleh Pusat Penelitian Kesehatan UI tahun 2013. Desain penelitian cross sectional, sampel sebesar 4820 responden. Hasil penelitian didapatkan kejadian drop out sebesar 28,8%. Terdapat hubungan antara efek samping, komunikasi dengan suami, usia ibu, sikap terhadap KB dan sumber informasi masyarakat dengan drop out kontrasepsi. Variabel usia > 35 tahun merupakan faktor paling dominan (p value 0,011 OR 1,66 95% CI 1,12 ? 2,47).

The high prevalence of drop out from contraceptive program is one of the causes there is no reduction in the number Total Fertility Rate (TFR). West Nusa Tenggara (NTB) is one of the provinces in Indonesia with a high TFR number (2.8) which is greater than the national TFR (2.6). RJPMN target in 2015 - 2019 is reducing dropout rate to 24.6%. This study aims to identify determinant of the pattern of the dropout from modern contraceptive program (pills, injections, IUDs and implants) among fertile aged women in NTB. The method used is quantitative survey based on secondary data Improving Contraceptive Method Mix (ICMM) by the Centre for Health Research, of University of Indonesia. The research design study is a cross sectional with a total sample of 4820 respondents. The result showed there is 28.8% respondents have dropped out of modern contraceptive. There is relationship between women who have experienced at least 1 adverse effects, age, have a negative attitude about family planning, communicate with husbands about family planning within the last 6 months, and resources information from community. There is age upper 35 years old is the most significant variable (OR 1.66 95% CI 1.12 - 2.47). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Theresia Rhabina Noviandari
"Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) efektif dalam mengendalikan fertilitas tetapi angka penggunaannya cukup rendah jika dibandingkan metode lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap karakteristik MKJP dengan penggunaan MKJP di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian menggunakan data Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi di Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat Tahun 2013 yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPK UI) dengan besar sampel 1.370 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap karakteristik MKJP memiliki hubungan dengan pengambilan MKJP pada WUS di Kabupaten Tuban (p= <0,005 POR= 4,64 CI 95%= 2,74-7,86). Uji regresi logistik menunjukkan bahwa persepsi terhadap karakteristik MKJP berhubungan dengan penggunaan MKJP setelah dikontrol dengan pengambilan keputusan dan interaksi antara pengambilan keputusan dengan persepsi terhadap karakteristik MKJP.

Long term contraceptive method effective in controlling fertility but the usage is lower than other methods. This study aims to determine the relationship between perception of the characteristic of long term contraceptive method and using of long term contraceptive method in Tuban, East Java. This research used the data of Operational Research on Family Planning to Improve Contraceptive Method Mix in East Java and West Nusa Tenggara Province held by Center for Health Research University of Indonesia, with sample size of 1.370 subjects. Statistical test used was multiple logistic regressions. The subject is women of childbearing age who used contraception method. Perception of long term contraceptive method associated with using of long term contraceptive method among women of childbearing age in Tuban (p= <0,005 POR= 4,64 CI 95%= 2,74-7,86). Logistic regression analysis showed that perception associated with the use of long term contraceptive method after controlled by decision-making and interaction between decision making and perception of long term contraceptive method.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermita Bus Umar
"Pola makan yang tidak sehat berhubungan dengan tingginya Dietary Inflammatory Index (DII) yang pada akhirnya memiliki hubungan timbal balik dengan profil lipid yang tidak normal seperti peningkatan LDL. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis DII pada diet Wanita Usia Subur (WUS) etnik Minangkabau dan hubungannya dengan kadar kolesterol LDL. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang pada 143 orang WUS etnik Minagkabau, yang terbagi ke dalam dua kelompok berdasarkan kadar LDL, yaitu LDL tinggi (n=71) dan kadar kolesterol LDL normal (n=72). Pengumpulan data meliputi wawancara, pengukuran antropometri dan pemeriksaan kolesterol LDL. Penilaian konsumsi makanan untuk menghitung DII menggunakan metode Semi Quatitative Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ) dan Food Recall. Analisis menggunakan uji t idependen, uj Chi square, Uji Anova dan Uji Regresi logistik ganda untuk melihat hubungan DII dengan kolesterol LDL dengan memperhatikan variabel kovariat. Hasil penelitian mendapatkan Skor DII secara keseluruhan sebesar 2,44±1,03, dengan nilai DII pada kelompok LDL tinggi sebesar 2,62±1,15 lebih tinggi dibanding kelompok LDL normal yaitu sebesar 2,27±0,86 (p<0,05). Subjek yang mempunyai DII tinggi (tertil 3) berisiko 2,69 kali mengalami kolesterol LDL tinggi dibanding subjek dengan DII rendah (tertil 1) setelah dikontrol dengan aktifitas fisik. Daging, ayam dan minyak mempunyai kontribusi yang lebih dominan terhadap kadar kolesterol LDL tinggi, sumber protein nabati (tahu dan tempe), sayuran dan bumbu mempunyai kontribusi yang lebih dominan terhadap kolesterol LDL normal. Ikan dan santan memberikan kontribusi pada kedua kelompok tergantung teknik pengolahan. Perlu adanya perubahan pola konsumsi dari jenis dan bahan makanan yang bersifat proinflamasi menjadi antiinflamasi, serta membatasi cara pengolahan makanan dengan cara digoreng dan mempertahankan tradisi penggunaan bumbu seperti bawang merah, bawang putih dan kunyit di dalam pengolahan makanan terutama yang menggunakan santanPola makan yang tidak sehat berhubungan dengan tingginya Dietary Inflammatory Index (DII) yang pada akhirnya memiliki hubungan timbal balik dengan profil lipid yang tidak normal seperti peningkatan LDL. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis DII pada diet Wanita Usia Subur (WUS) etnik Minangkabau dan hubungannya dengan kadar kolesterol LDL. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang pada 143 orang WUS etnik Minagkabau, yang terbagi ke dalam dua kelompok berdasarkan kadar LDL, yaitu LDL tinggi (n=71) dan kadar kolesterol LDL normal (n=72). Pengumpulan data meliputi wawancara, pengukuran antropometri dan pemeriksaan kolesterol LDL. Penilaian konsumsi makanan untuk menghitung DII menggunakan metode Semi Quatitative Food Frequency Questionaire (SQ-FFQ) dan Food Recall. Analisis menggunakan uji t idependen, uj Chi square, Uji Anova dan Uji Regresi logistik ganda untuk melihat hubungan DII dengan kolesterol LDL dengan memperhatikan variabel kovariat. Hasil penelitian mendapatkan Skor DII secara keseluruhan sebesar 2,44±1,03, dengan nilai DII pada kelompok LDL tinggi sebesar 2,62±1,15 lebih tinggi dibanding kelompok LDL normal yaitu sebesar 2,27±0,86 (p<0,05). Subjek yang mempunyai DII tinggi (tertil 3) berisiko 2,69 kali mengalami kolesterol LDL tinggi dibanding subjek dengan DII rendah (tertil 1) setelah dikontrol dengan aktifitas fisik. Daging, ayam dan minyak mempunyai kontribusi yang lebih dominan terhadap kadar kolesterol LDL tinggi, sumber protein nabati (tahu dan tempe), sayuran dan bumbu mempunyai kontribusi yang lebih dominan terhadap kolesterol LDL normal. Ikan dan santan memberikan kontribusi pada kedua kelompok tergantung teknik pengolahan. Perlu adanya perubahan pola konsumsi dari jenis dan bahan makanan yang bersifat proinflamasi menjadi antiinflamasi, serta membatasi cara pengolahan makanan dengan cara digoreng dan mempertahankan tradisi penggunaan bumbu seperti bawang merah, bawang putih dan kunyit di dalam pengolahan makanan terutama yang menggunakan santan.

Poor dietary patterns correlate with high Dietary Inflammatory Index (DII) which ultimately has a reciprocal relationship with abnormal lipid profiles such as elevated Low-Density Lipoprotein (LDL). The purpose of this study was to analyze DII in the diet of Minangkabau ethnic women and their relationship with LDL cholesterol levels. This study uses a cross-sectional design, recruited 143 Minangkabau women of reproductive age, divided into two groups based on LDL levels, namely high LDL (n = 71) and normal LDL cholesterol levels (n = 72). Data collection includes interviews, anthropometric measurements, and examination of LDL cholesterol. Assessment of food consumption to calculate DII using the Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) and Food Recall methods. The analysis used independent t-test, Chi-square, ANOVA, and multiple logistic regression tests to see the relationship of DII with LDL cholesterol by observing covariate variables. The results obtained an overall DII score of 2.44 ± 1.03, with a DII score in the high LDL group of 2.63± 1.15, higher than the normal LDL group of 2.27±0.86 (p <0.05). Subjects who have high DII ( 3rd tertile) have a 2.69 times risk of experiencing high LDL cholesterol compared to those with low DII (1st tertile) after being controlled with physical activity. Meat, chicken, and oil have a more dominant contribution to high LDL cholesterol levels, sources of vegetable protein (tofu and tempeh), vegetables, and seasonings have a more dominant contribution to normal LDL cholesterol. Fish and coconut milk contribute to both groups depending on processing techniques. There needs to be a change in consumption patterns from types and foods that are pro-inflammatory to anti-inflammatory, as well as limiting the way food is processed by frying and maintaining the tradition of using herbs such as onions, garlic, and turmeric in food processing, especially those using coconut milk."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mella Minanggi
"Kanker Payudara merupakan salah satu penyebab kematian utama pada wanita. DKI Jakarta merupakan Provinsi yang masuk ke dalam urutan kelima yang memiliki prevalensi kanker payudara tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat reproduksi dengan kanker payudara pada wanita di DKI Jakarta dengan menggunakan analisis lanjut data Riskesdas tahun 2013.
Desain studi yang digunakan yaitu cross sectional dengan menggunakan analisis chi square. Sampel penelitian yaitu penduduk wanita berumur ≥ 30 tahun di DKI Jakarta tahun 2013 yang menjadi sampel pada Riskesdas 2013 dan memenuhi kriteria inklusi.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa umur pertama kali melahirkan ≥ 25 tahun (PRR= 1,76; 95% CI: 0,53-5,84), jumlah paritas (PRR= 1,06; 95% CI:0,32-3,54) dan riwayat menyusui (PRR= 1,83; 95% CI: 0,23-14,17) memiliki kecenderungan risiko kanker payudara.

Breast cancer is the most common death in woman. DKI Jakarta has the highest prevalence of breasr cancer in Indonesia. The aim of this study is to find out the association between reproductive factors and breast cancer in woman at DKI Jakarta using the analysis Riskesdas 2013 data.
The type of this study is cross sectional study with chi square analysis. Sample of this study is woman in DKI Jakarta age ≥ 30 who became sample in Riskesdas 2013.
Based on this study, the risk factors of breast cancer are age at 1st live birth ≥ 25 tahun (PRR= 1,76; 95% CI: 0,53-5,84), parity (PRR= 1,06; 95% CI:0,32-3,54), and breastfeeding status (PRR= 1,83; 95% CI: 0,23-14,17).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>