Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157921 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irawati Nuansa Puspa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah intervensi untuk mengatasi persepsi dukungan organisasi mengenai keadilan yang diterima oleh karyawan PT ABC yang tengah mengalami perubahan, guna meningkatkan kesiapan untuk berubah pada diri karyawan PT ABC. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif, dengan teknik pengambilan data berupa kuesioner yang terisi lengkap oleh 90 karyawan tetap PT ABC. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan Readiness for Organizational Change (Holt et al., 2007) dan Survey of Perceived Organizational Support (Rhoades & Eisenberger, 2002).
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi terbukti secara signifikan mempengaruhi kesiapan untuk berubah karyawan (R2 = 0.403, p<0.001). Artinya, peningkatan persepsi dukungan organisasi dapat memunculkan terjadinya peningkatan kesiapan untuk berubah karyawan. Lebih lanjut, dimensi yang memberikan pengaruh terhadap kesiapan untuk berubah ialah dimensi keadilan. Desain intervensi untuk meningkatkan persepsi dukungan organisasi khususnya untuk dimensi keadilan dilakukan melalui pelatihan peningkatan kemampuan komunikasi.

This research aims to develop an intervention to address the perceived organizational support of the fairness by employees of PT ABC which is undergoing changes, in order to improve readiness for change on the employee PT ABC. This research was conducted through a quantitative approach, the technique of data collection was a questionnaire which is completed by 90 permanent employees of PT ABC. The questionnaire used in this study was developed by the Organizational Readiness for Change (Holt et al., 2007) and Survey of Perceived Organizational Support (Rhoades & Eisenberger, 2002).
Regression test results indicate that the perception of organizational support shown to significantly influence the readiness to change employees (R2 = 0.403, p <0.001). That is, an increase in the perception of organizational support can give rise to an increase in readiness for change employees. Furthermore, the dimensions of which give effect to the readiness for change is fairness. Design interventions to improve the perceived organizational support, especially for the fairness is done through training to improve communication skills.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatum Syarifah Adiningrum
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2011
TEMEN 6 (1-2) 2011
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Caesilia Ika Widanti
"Anak yang lidak memiliki kcmampuan berkomunikasi yang baik akan mudah merasa fmstrasi (Schumaker & Deshler, l984). Toleransi mereka yang rendah terhadap munculnya rasa fmstrasi membuat mereka mudah kehilangan motivasi belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Durand & Beroti (dalam Jones et al, 1997) menyebutkan bahwa rendahnya motivasi bclajar disebabkan karena pada dasamya mereka ingin mcnghindarkan diri dari adanya tuntutan yang tidak dapal mereka penuhi. Ini sebabnya mcngapa anak yang mengalami kesulitan bclajar perlu diajarkan bagaimana caranya mengomunikasikan apa yang mereka rasakan dcngan cara yang mcnycnangkan dan menenangkan bagi mereka.
Capacchione (1989) mengungkapkan bahwa kondisi bebas yang diberikan pada saat anak membuat buku harian dapat membuat anak yang mengalami kesulitan bahasa menjadi reIaks dan menikmati kegiatan ini sebagai media eksplorasi dan cksprcsi diri. Program intervensi ini adalah program percontohan bagi ibu. Program ini disusun unruk mcmbamu ibu sebagai salah satu altematif kegiatan yang mengeksplorasi kemampuan berkomunikasi anak. Program ini dibagi dalam tiga tahap pelaksanaan dan bertujuan untulc mempersiapkan ibu agar dapat mendampingi anaknya dalam kegiatan membuat buku harian dan bercerita. Aktivitas pendampingan yang dilakukan ibu dapat menunjukkan pada anak bahwa ibu ada dan mau mendengarkan anak sehingga anak akan semakin didorong umuk mengcmbangkan kcmampuan bahasa ekspresifnya.
Hasil pelaksanaan intervensi memang belum mcnunjukkan hasil yang nyata, mcskipun tcrdapat sedikit peningkatan pada lcemampuan bercerita pada anak. Program yang dijalankan dalam waktu satu minggu ini tcmu saja masih belum dapat secara maksimal mendorong baik ibu maupun anal: untuk berkomunikasi secara lebih intensif.

Generally, children with communication disability have a low tolerance to frustration (Schumalcer & Deshler, 1984). This level of tolerance makes the children easily to get upset and lost their motivation. Durand & Beroti research shows that the reason why these children have lower level of motivation is because they want to avoid tasks they couldn‘t accomplish (Jones et al, 1997). This is why this child needs to learn how to communicate what they feel with fun and relaxing way.
Capacchione (1989) said that free from criticism for children when they‘re doing their writing and making their journal makes them relax and enjoy this activities as media for self exploration and seit' expression. This intervention program is just for an example. This program is trying to help child communication skills. This program divided in three stages in order to prepare mother as the one who delivered the program. This program is helping mother to be with Af to show that she will be around to listen. This will hopefully develop Af expressive language.
The result of the program still yet not showing the enhancement of Af communication skills, even there is a little enhancement in sharing stories. One week is not enough to delivered this program and created it as a habit. Mother and Af still need more time to intensively and better communication skills.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34168
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunilia Juhana
"ABSTRAK
Sejalan dengan era globalisasi maka persaingan pada dunia industri menjadi semakin ketat. Setiap organisasi perusahaan berperan secara aktif untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Adanya faktor pendukung dari sumber daya manusia menjadi hal penting agar tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia yang berpotensi menjadi kebutuhan mutlak. Dalam hal ini banyak perusahaan yang memiliki sumber daya yang berpotensi dibidangnya kurang dapat memahami tujuan organisasi perusahaan. Pada kenyataannya sumber daya manusia yang ada kurang dikelola dengan manajemen yang efektif. Manajemen yang dipimpin oleh adanya manajer berperanan penting dalam mempengaruhi karyawannya menampilkan kerjasama yang optimal dalam menyelesaikan tugas.
Sejak berdirinya sekitar empat tahun yang lalu PT. PCN selaku perusahaan berbasis jasa teknologi informasi dengan skala perusahaan swasta kecil dengan karyawan tidak lebih dari 25 (duapuluh lima) orang memiliki manajer-manajer yang kurang terampil dalam memimpin bawahannya. PT. PCN yang berorientasi pada memuaskan pelanggan melalui hasil jasanya saat ini kurang didukung oleh kinerja karyawan yang optimal dalam bentuk semangat kerja dan kerjasama. Faktor keterampilan manajer dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan bekerja tampaknya masih kurang disadari.
Adanya keterampilan manajer dalam memimpin terutama yang berkaitan langsung dengan bawahan khususnya melalui interaksi dalam bentuk pola komunikasi verbal tampaknya masih kurang disadari keberadaaannya. Ketidak terampilan manajer dalam berkomunikasi dapat dikatakan sebagai tidak terjadinya komunikasi efektif yang dapat menyebabkan karyawan tidak dapat mengerti maksud manajer, serta salah menginterpretasikan pesan yang disampaikan manajer kepada bawahannya.
Sebagai konsekuensinya hal ini dapat juga berakibat pada menurunnya semangat kerja karyawan untuk menuntaskan tugas dalam kerjasama.
Sebagai usaha mengatasi masalah yang ada sertaberdasarkan berdasarkan analisis kebutuhan maka program pelatihan keterampilan komunikasi efektif diharapkan dapat mengatasi salah satu persoalan manajer berkomunikasi dalam mempengaruhi bawahannya. Keterampilan komunikasi efektif tersebut dapat diberikan oleh lembaga yang terbiasa menangani kegiatan pelatihan. Durasi pelatihan dilakukan dalam satu setengah hari. Setelah pelatihan akan dilakukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas kegiatan pelatihan itu sendiri, yaitu pada tahap reaksi, evaluasi untuk mengetahui adanya proses belajar pada tahap learning dan evaluasi untuk melihat dampak perubahan pada peningkatan kinerja yaitu pada tahap behavior. Kegiatan evaluasi ini selanjutnya diikuti dengan kegiatan transfer of training untuk melihat pelaksanaan pengetahuan, keterampilan yang didapat dari pelatihan ke situasi kerja sehari-hari."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afia Fitriani
"Komunikasi pada Anak yang Mengalami Autistic Disorder Anak yang mengalami Autistic Disorder memiliki hambatan dalam tiga ranah utama yaitu, interaksi sosial timbal balik, komunikasi, dan pola tingkah Iaku repelitif (Ginanjar, 200_8). Tanpa kemampuan berkomunikasi yang baik anak autis al-can mudah Bustrasi dan menunjukkan gangguan perilaku karena kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi (Mangunsong, 2009). Picture Exchange Communication .Slystam (PECS) rnerupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan cara berkomunikasi yang praktis kepada individu gang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi dengan menggunakan kartu-ka11u bergambar (Bondy & Frost, 2001).
Program intervensi dalam tugns akhir ini diberikan pada D, anak laki-Iaki dcngan Autistic Disorder yang berusia 7 tahun. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi D me-lalui modilikasi perilaku dengan metode Pictu:-e lnlwlzange Cotmuunication System (PECS) sampai fase kedua dari enam fase PECS. I-lasil menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan data dasar dan evaluasi, kemampuan komunikasi D dengan menggunakan PECS menunjukkan peningkatan kcberhasilan sebesar 30%. Hasil ini didukung oleh prosedur intervensi yang terstruktur, jelas, dilaksanakan secara intensifl serta pembexian prompt yang membantu pemahaman instruksi. Kcndala pelaksanaan program antara lain, pilihan benda yang digunakan dalam intervensi, keadaan ruangan, kondisi D yang belum pcrnah mendapatkan intervensi, serta usia D. Sccara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa program intervensi ini cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi D.

Children with Autistic Disorder have deficits in three major domains, which are social interaction reciprocity, communication, and repetitive and stereotyped patterns of behavior (Ginanjar, 2008). Without fine communication skills, autistic children may easily frustrated and then show disturbing behavior because their needs are not understood (Mangunsong, 2009). Picture Exchange Communication System (PECS) is an alternative method using picture cards to teach a practical way to communicate for individuals with speech and language limitations (Bondy & Frost, 2001).
Intervention program in this final project is given to D, a 7 years old child with Autistic Disorder. The purpose is to improve D’s communication skills by behavior mcdilication using Picture Exchange Communication System (PECS) method up to the second phase from total six phase. Results shows that based on the comparision between baseline and evaluation data, D’s communication skills using PECS indicates 30% increase of success. Supportive factors of this result were clear and structured intervention procedure, carried out intensively, and additional prompt to aid instruction understandings Unfortunately, choices of items used in the intervention, room settings, D’s age and not ever received any intervention before became the hindrance factors. Overall, this intervention program is quite effective to improve D’s communication skills.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34137
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hariyati
"ABSTRAK
Kemampuan naratif merupakan ketrampilan yang berkaitan dengan bahasa ekspresi (expressivelanguage), termasuk bagaimana menggambarkan atau menceritakan berbagai hal, dan termasukmenceritakan kembali (retelling) kisah atau cerita yang sudah didengarkan (storytelling).Dalam kegiatan pembelajaran di Madrasah Muhammadiyah Bandar Lampung, guru menjadikomunikator yang harus memiliki kemampuan ini. Pesan-pesan yang disampaikan baik berupapengetahuan, nilai-nilai, dan nasehat akan mampu diterima dan dipahami dengan baik oleh siswaapabila ditunjang ketrampilan ini. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian meliputiobservasi partisipatoris, dimana tim melakukan pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan yangdilakukan oleh mitra, selanjutnya dilakukan diskusi dan wawancara dengan kepala madrasah danguru, dilanjutkan dengan pemaparan materi, feedback, diskusi, sharing pengalaman diikuti denganpraktek, dan terakhir membahas rencana tindak lanjut. Hasil dari kegiatan dapat diidentifikasibahwa menurut para peserta, penguatan guru melalui kegiatan ini dapat dilakukan secara periodikdan berkelanjutan, selain itu guru menjadi termotivasi untuk meningkatkan ketrampilan naratif,termasuk disini adalah peningkatan kemampuan berkomunikasi secara lebih efektif, tepatsasaran, dan berbobot, baik dengan mitra sejawat, orang tua siswa, dan siswa. Selanjutnya paraguru terdorong untuk meningkatkan kemampuannya melalui berbagai perangkat yang dapatmereka akses, misal dengan mengakses internet melalui berbagai media social dan media lainyang terjangkau oleh mereka."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2018
300 SYU 1:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hunsaker, Philip L.
Yogyakarta: Kanisius, 1992
001.5 HUN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jan Nopemly Sianipar
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi penyuluhan petugas lapangan keluarga berencana terhadap adopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota sibolga. Penelitian ini menggunakan teori Komunikasi Penyuluhan, Penyuluh sebagai Agen Perubahan, Teori Knowledge Attitude Practice, Teori Difusi dan Adopsi Inovasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah pasangan usia subur sebanyak 12.384 pasangan yang ada di kota sibolga. Penarikan sampel menggunakan rumus slovin dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 99 responden. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik proportional sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi kepustakaan. Uji hipotesis menggunakan pearson product moment diketahui bahwa nilai koefisien korelasi antara kedua variabel sebesar 0,646 berada dalam tingkat hubungan yang kuat. Untuk uji regresi linear sederhana sebesar 41% yang dapat ditafsirkan bahwa komunikasi penyuluhan memiliki pengaruh kontribusi sebesar 41% terhadap adopsi alat kontrasepsi vasektomi dan 59% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar komunikasi penyuluhan. Hasil uji regresi linear sederhana menunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan angka signifikansi tersebut dapat dilihat bahwa hipotesis alternatif yang diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara komunikasi penyuluhan petugas lapangan keluarga berencana dengan adopsi alat kontrasepsi vasektomi di kota Sibolga."
Universitas HKBP Nonmensen, 2017
050 VISI 25:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mochammad Kresna Noer P.
"ABSTRAK
Setiap organisasi tentunya melakukan aktivitas komunikasi publik yang
merupakan peran dari boundary spanning dalam upayanya menyelaraskan
pertukaran informasi antara organisasi dengan lingkungan. Salah satu fungsi
komunikasi publik menurut Goldhaber (1993) adalah untuk membentuk dan
meningkatkan citra. Dalam membentuk dan meningkatkan citra diperlukan
pemahaman informasi yang baik dan benar antara sumber dan penerima informasi
sehingga aktivitas penciptaan dan penerimaan pesan bisa berjalan seperti yang
diharapkan. Penelitian dengan metode kuantitatif ini melihat seberapa besar
pengaruh komunikasi publik dalam membentuk citra perusahaan dengan studi
pada perusahaan produsen aspal buton PT. Aston Adhi Jaya yang melakukan
komunikasi publik berupa iklan, presentasi publik dan pemberitaan di media
massa.
Temuan pada penelitian ini menunjukan bahwa ketiga aktivitas
komunikasi publik yang dilakukan dapat membentuk citra pada tahapan kognitif,
namun hanya presentasi publik saja dan pemberitaan di media massa yang
signifikan membentuk citra sampai tahapan afektif. Mengingat besarnya peran
presentasi publik maka aktivitas ini perlu ditingkatkan untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik atas suatu informasi mengenai PT. Aston Adhi Jaya
dan produknya. Selain itu perusahaan juga tidak menutup kemungkingan untuk
melakukan aktivitas komunikasi publik lainnya yang disesuaikan dengan publik
yang ingin dituju. Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa peran media
konvensional masih efektif dalam membentuk citra.

ABSTRACT
Every organization certainly performs public communication activity ?
role of boundary spanning aiming to coordinate information exchange between
the organization and environment. As stated by Goldhaber (1993), one of the
public communication functions is to establish and improve image. In establishing
and improving the image, it is important to set up good and correct information
understanding between the source and receiver of information; thus, the message
composition and receipt may work well as expected. This quantitative-based
research is focused on how public communication influences the corporate image
establishment under the study on Buton Asphalt producing company - PT. Aston
Adhi Jaya ? which performs public communications of ads, public presentation
and news report in mass media.
The finding of this research shows that the three public communication
activities may establish image in cognitive stage, but, only public presentation and
news report in mass media can significantly establish image to affective stage.
Due to significant role of public presentation, this activity should be improved to
provide better understanding on the information regarding PT. Aston Adhi Jaya
and its products. In addition, it is also possible for the company to perform
different public communication activities adjusted with the targeted public. In this
research, it is obvious that the role of conventional media is still effective in
establishing the image."
2012
T30640
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>