Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kristika Valentine
"Perilaku tidak selamat pada tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan kerja. Berbagai penelitian dan laporan kasus membuktikan tingkat kecelakaan akibat perilaku masih terus terjadi. Analisis perilaku tidak selamat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong timbulnya perilaku tidak selamat. Penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, menggunakan model ABC perilaku. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Informan dalam penelitian sebanyak 7 orang yang terdiri dari tiap lapisan tenaga kerja. Penelitian ini menggambarkan perilaku tidak selamat tenaga kerja serta faktor anteseden dan konsekuensi yang melatarbelakangi munculnya perilaku tidak selamat pada tenaga kerja. Perusahaan perlu mempertahankan program pelatihan dan promosi K3 yang sudah berjalan. Perilaku tidak selamat dapat dicegah dengan meningkatkan pengetahuan, pengimplementasian peraturan K3 dengan baik, komitmen manajemen dalam pelaksanaan K3, pengawasan yang efektif, pelaksanaan HSE Reward yang efektif, dan diberlakukannya sanksi K3.

Unsafe behavior in the workforce is one of the factors that contribute to create an accident. Various studies and case reports have proven that the accident rate due to the unsafe behavior still occurs. Unsafe behavior analysis purpose to determine factors that encourage the emergence of unsafe behavior. Descriptive research with qualitative approach, using the ABC model of behavior. Data collected through in-depth interviews, observation and document analysis. Informants in the study were 7 people consisting of each layer of the workforce. This study describes the unsafe behavior on workforce, antecedents and consequences as the factors underlying the emergence of unsafe behavior. Companies need to maintain the existing training programs and HSE promotion. Unsafe behavior can be prevented by improving knowledge, implementing HSE regulation as well, management commitment in the implementation of HSE, effective supervision, effective implementation of HSE Reward, and punishment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januardi Putra
"Perilaku tidak selamat adalah perilaku yang dapat mengizinkan terjadinya suatu kecelakaan atau insiden. Perilaku tidak selamat merupakan salah satu penyebab langsung terjadinya kecelakaan. Jenis perilaku tidak selamat yang terjadi di PT X Tahun 2014, yaitu gagal dalam mengamankan, tidak disiplin dalam pekerjaan, gagal dalam memberi peringatan, menggunakan peralatan yang tidak sesuai dan posisi atau sikap tubuh yang salah. Penelitian ini menggunakan kerangka konsep yang bedasarkan teori dari teori Lawrence Green dan E Soot Geller. Variabel yang diteliti yaitu faktor internal (persepsi,pengetahuan dan motivasi) dan faktor eksternal (pengawasan, peraturan K3 dan pelatihan K3). Hasil penelitian yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dengan perilaku tidak selamat, dan juga terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan K3 dengan perilaku tidak selamat.

Unsafe behavior is behavior that may permit the occurrence of an accident or incident. Unsafe behavior is one of the direct causes of accidents. Type of unsafe behavior that occur at PT X, failed to securing, no discipline in work, failed to give a warning, using wrong equipment and posture. This research uses variables from the theory of Lawrance Green and E Scoot Geller. analysis of unsafe Behavior. The variables studied were Internal factors (perception, knowledge and motivation) and external factors (supervision, regulation and training ). The result show is relationship between perceptions with the unsafe behavior, and relationship between the training K3 with unsafe behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Wulansari
"Remaja yang tidak dapat menahan dorongan seksualnya cenderung memiliki perilaku seksual berisiko. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja pada siswa SMPN X Jakarta tahun 2015. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah sampel 248 orang. Sebanyak 8,1% siswa memiliki perilaku seksual berisiko.
Uji bivariat menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen jenis kelamin, umur pertama kali terpapar pornografi di media internet, pengaruh teman sebaya, dan keterpaparan pornografi di media internet (jejaring sosial, website, chat room, dan game online) dengan variabel dependen perilaku seksual. Perilaku seksual berisiko dalam penelitian ini, yaitu kissing (6%), petting (1%), dan necking (1%), dan oral seks (0,4%).

Adolescents who are not able to control their sex drive, tend to have risky sexual behavior. The aim of this research is to find out the factors that are related to adolescents sexual behavior at Junior High School (SMPN X Jakarta) in 2015. This research has used cross sectional research design and sample of 248 people. There were 8,1% students who have risky sexual behaviour.
Bivariate test showed that there are associations between independent variable of sex, age of the first time being exposured by pornography on internet media, influences from peer group and pornography exposure on internet media (socmed, website, chat room, and game online), and dependent variable of sexual behavior. Researcher has revealed three kinds of risky sexual behavior in this research, which are: kissing 6%, petting 1%, and oral sex 0,4%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Rina Rahayu
"Tingkat konsumsi mi instan meningkat setiap tahunnya. Anak usia sekolah memiliki keterbatasan dalam pengetahuan mengenai mi instan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku konsumsi mi instan pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan uji Chi square dengan desain cross-sectional pada 187 siswa kelas 4 dan 5 di SD X Jakarta secara purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioneryang mengukur pengetahuan dan perilaku konsumsi mi instan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan mengenai mi instan dengan perilaku konsumsi mi instan (p=0,03, α=0,05). Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan edukasi mengenai dampak dari mengonsumsi mi instan sejak dini.

Level of instant noodles consumption is increase every year. School-age children have limited knowledge of instant noodles. This study conducted to determine the relationship between knowledge of school-age children and behavior of instant noodles consumption. This study used chi-square analysis with cross-sectional design of the 187 students in grades 4 and 5 in Primary School X Jakarta by purposive sampling. The instrument was a questionnairethat measured knowledge and consumption behaviors. The results showed that there was a significant relationship between the knowledge of instant noodles and instant noodles consumption ( p = 0.03 , α = 0.05 ). Therefore, it was essential to provide education on the effects of eating instant noodles.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seswa Elde Rahmahthia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh knowledge sharing behavior terhadap perilaku inovatif di tempat kerja pada karyawan PT X dan Y, dimana belum ada penelitian sebelumnya yang meneliti pengaruh dari kedua variabel ini.
Knowledge sharing behavior diartikan sebagai derajat dimana individu benarbenar
membagi pengatahuan yang dimiliki, diciptakan, dan dibutuhkan kepada orang lain (Bock, 2002;2005). Perilaku inovatif sendiri didefinisikan sebagai
penemuan yang disengaja, promosi, dan realisasi atas ide baru dalam peran kerja, kerja kelompok, atau organisasi, yang berfungsi untuk menguntungkan performa kerja, kelompok, atau organisasi (Janssen, 2004). Pengukuran knowledge sharing behavior menggunakan knowledge sharing behavior scale yang dikembangkan oleh Chennamaneni (2006) yang berjumlah 17 item. Perilaku inovatif di tempat kerja diukur menggunakan innovative work behavior scale yang dikembangkan oleh Janssen (2001) yang berjumlah 9 item. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa knowledge sharing behavior berpengaruh secara siginifikan terhadap perilaku inovatif di tempat kerja (β = .691, t(214) = 13.986, p < .01). Knowledge
sharing behavior juga dapat secara signifikan menjelaskan proporsi varians skor perilaku inovatif di tempat kerja (R2 = .478, F = 195.605).

The purpose of this research was to discover the influence of knowledge sharing behavior on innovative behavior at workplace in company X and Y’s employees,
where there is no previous research studied the effect of this two variables yet.
Knowledge sharing behavior defined as the degree to which people actually shares knowledge they have acquired or created (Bock, 2002;2005). Innovative behavior itself defined as intentional creation, introduction, and application of new ideas within a work role, group, or organization, in order to benefit role performance, the group, or the organization (Janssen, 2004). Measurement of knowledge sharing behavior used knowledge sharing behavior scale enhanced by Chennamaneni (2006) that have 17 items. Innovative behavior at workplace was measured by innovative work behavior scale developed by Janssen (2001) which have 9 items. The main result showed that knowledge sharing behavior is significantly predicted innovative behavior at workplace (β = .691, t(214) =
13.986, p < .01). Knowledge sharing behavior also explained a significant proportion of variance in innovative behavior at workplace scores (R2 = .478, F = 195.605).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Febrina
"Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada beberapa negara di dunia (WHO, 2010). Keselamatan lalu lintas di Indonesia adalah yang terburuk se-ASEAN (ADB, 2006) dan hampir setengah dari kasus kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh perilaku tidak aman (Raymond, 2008).
Dalam prasurvei awal tahun 2012 yang dilakukan pada pengendara ojek stasiun Citayam, ditemukan hampir seluruhnya tidak menggunakan helm, +50% ugal-ugalan, +30% berkendara sambil menggunakan telepon genggam, dan sebagainya, sehingga sangat berbahaya dan tidak sesuai dengan regulasi UU Lalin No. 22/2009, PP No. 43/1993 mengenai batas kecepatan, dan tata cara berkendara motor dari Dirjen Perhubungan RI tahun 2005.
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran faktor resiko perilaku tidak aman pengendara ojek stasiun Citayam, Depok tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Informan dari penelitian dipilih sebanyak 4 orang pengendara ojek, dan 2 orang penumpang serta 2 orang pejalan kaki untuk triangulasi data. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, yang kemudian dikroscek sebagai validitas data. Data diolah dalam bentuk narasi dan tabel.
Penelitian ini menggunakan teori Safety Triad dari Geller (2001) dimana perilaku dipengaruhi oleh adanya faktor manusia dan faktor lingkungan. Teori ini digunakan karena dianggap cukup tepat dalam menganalisis perilaku tidak aman pengendara ojek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara ojek stasiun Citayam, Depok berperilaku tidak aman dalam berkendara. Faktor manusia yang mempengaruhi perilaku tidak aman adalah ketiadaan motivasi dalam bentuk pengalaman celaka, rendahnya pengetahuan mengenai regulasi berkendara, dan ketidaktahuan standar keterampilan berkendara yang baik, sedangkan kondisi fisik tidak terlalu berhubungan dengan perilaku tidak aman. Pada faktor lingkungan yang berhubungan dalam membentuk perilaku tidak aman adalah kondisi kendaraan, kondisi cuaca, dan intervensi penumpang, sedangkan kondisi jalan tidak berpengaruh.
Untuk itu disarankan ada penegakkan hukum yang konsisten dan melaksanakan penyuluhan melalui media sosialiasi, diskusi, poster, atau stiker yang berisi pengenalan regulasi berlalu lintas dan berkendara dan penjelasan mengenai bahaya resiko kecelakaan jalan raya.

Traffic accident is the one of the highest cause of death of several countries in the world (WHO, 2010). Road safety in Indonesia is the worst in ASEAN (ADB, 2006) and almost half of motorcycle accidents are caused by unsafe behavior (Raymond, 2008).
At the pra-survey in early 2012 on a ojek riders in Citayam railway station, found that almost entirely riders did not use helmet, +50% bad riding, +30% using their cell phone while riding, etc., so that really dangerous and not compliance with Traffic Act No.22/2009, PP about speed limit No. 43/1993, and safety riding procedures from Dirjen Perhubungan RI 2005.
This study intends to see the description of risk factors related with unsafe behavior of ojek riders in Citayam railway station, Depok 2012 by using descriptive approach and qualitative method. Informants was chosen amounted 4 ojek riders, 2 passengers, and 2 pedestrians for triangulated purposes. In collecting data, the study using observation and in-depth interview methods which later be cross-checked for validation. Then data being processed in narative and table.
This study is using Safety Triad Theory by Geller (2001) which explained that behavior is influenced by individual factor and environmental factor. It is used because it quite appropriate to analize unsafe behavior of ojek riders.
The result showed that almost all ojek riders in Citayam railway station, Depok, do unsafe behavior while riding. Individual factors that influenced unsafe behavior are lack of motivation in having a bad experience while riding, lack of knowledge about riding regulation, and the ignorance of standards in good riding skill, whereas the physical condition is not really related with unsafe behavior. Environmental factors that related with unsafe behavior are motorcycle condition, weather condition, and passengers intervention, whereas bad road condition is not really influenced in making an unsafe behavior.
It is recommended to consistently enforce the law and do a kind of counseling by using social media, discussion, poster, or sticker which contain the regulation of traffic and riding, and also about hazards & risks of road accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mery Anggela
"Perilaku remaja saat ini mengalami banyak perubahan yang pesat terutama perilaku berpacaran remaja yang menuntun pada perilaku-perilaku seksual sebelum menikah. Seiring dengan kemajuan teknologi kehidupan remaja juga tidak bisa dilepaskan dari berbagai fasilitas seperti media cetak, media elektronik, dan media online, membuat remaja bebas mengakses situs-situs yang memiliki konten seksual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia pubertas, pengetahuan, sikap, tingkat relijiusitas, paparan pornografi di media, sumber informasi dengan perilaku seksual siswa di SMK "X" tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan besar sampel 240 responden. Data dikumpulkan melalui self administrated questionnaire. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square. Penelitian ini menemukan sebesar 12,9% responden berperilaku seksual berisiko. Variabel yang memiliki perbedaan proporsi yakni jenis kelamin, usia pubertas, sikap, majalah, komik, foto, handphone, jejarig sosial, website porno, dan game online. Peneliti menyarankan agar pemerintah menerapkan kurikulum pendidikan reproduksi remaja dan pengawasan terhadap paparan pornografi di media cetak, elektronik, dan online.

Currently, adolescent is experiencing rapid behavior changes, particularly in teenagers dating behavior that leads to pre marital sexual behavior. Along with the advancement of technology, teenage life also can not be separated from the media such as printed media, electronic media, and online media that makes teens have free access to sites that have sexual content.
This study is aimed to know the association between sex, age of puberty, knowledge, attitudes, religiosity, exposure to pornography in the media, resources about reproductive health and sexual behavior with sexual behavior of students in a high school of "X" 2015. Using cross sectional design this study involve 240 respondents as sample that were randomly selected by using Chi Square test, this study showed that 12,9% of respondents do risky sexual behavior. Variables that have different proportions were sex, age of puberty, attitude, magazines, comics, photographs, mobile phones, social networks, porn website , and online games. This findings suggest the government to implement the adolescent reproductive education curriculum and supervision of exposure to pornography in printed media, electronic, and online.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fani Handayani
"ABSTRAK
Prevalensi BB lebih (27%) dan obesitas (36%) crew di PT. X lebih tinggi dari
prevalensi nasional, menandakan terdapat masalah kesehatan pada PT. X. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui faktor risiko perilaku kesehatan yang
berkontribusi terhadap IMT. Desain penelitian ini adalah sequential dengan dua
tahap, tahap pertama menggunakan analisis kuantitatatif untuk melihat faktor
risiko perilaku kesehatan, tahap kedua dengan menggunakan content analysis
kualitatif untuk melihat predisposing, enabling, dan reinforcing factors yang
melatarbelakangi perilaku kesehatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat perbedaan faktor risiko yang melatarbelakangi crew pada kebiasaan
olahraga dan aktivitas fisik, pola makan dan keseimbangan energi, durasi tidur,
serta stres kerja.

ABSTRACT
Prevalence of overweight (27%) and obesity (36%) crew at PT. X are higher than
the national prevalence, indicating health problems. The objective was to
determine the health behavior risk factors that contribute to BMI. The study
design is sequential with two stages, the first using quantitative analysis to see
health behavior risk factors, the second using qualitative content analysis to see
the predisposing, enabling, and reinforcing factors behind the health behavior. The
results showed that there were differences in risk factors that led to crew on
exercise habits and physical activity, diet and energy balance, sleep duration, and
work stress."
2017
T48339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaidir Arifin
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara kepercayaan terhadap organisasi dan perilaku kerja inovatif pada konteks industri kreatif di Indonesia. Dengan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia, industri kreatif perlu untuk dikembangkan. Salah satu hal yang sangat penting bagi industri kreatif adalah inovasi yang dilakukan oleh karyawannya. Sampel pada penelitian ini adalah karyawan PT. X yang merupakan salah satu perusahaan yang termasuk ke dalam sub-sektor industri kreatif di Indonesia. Terdapat 395 responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Innovative Work Behavior Scale dari Janssen (2000) dan Organizational Trust Inventory dari Cummings dan Bromiley (1995b). Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Pearson Product Moment, Independent Sample T-Test, dan One Way Anova.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan terhadap organisasi danperilaku kerja inovatif pada PT. X (r = .060). Namun, pada penelitian ini ditemukan perbedaan mean yang signifikan antara faktor-faktor demografis dari perilaku kerja inovatif yakni jenis kelamin, tingkat pendidikan, level jabatan, dan departemen.

This study was conducted to examine the relationship between organizational trust and innovative work behavior in the context of creative industry.With a considerable contribution to the Indonesian economy, creative industries need to be developed. One thing that is very important for the creative industry are innovations made by employees. Samples in this study are employees of PT. X which is one of the companies that belong to the sub-sectors of the creative industries in Indonesia. There were 395 respondents in this study.
This research is a quantitative research that using measuring devices Innovative Work Behavior Scale from Janssen (2000) and Organizational Trust Inventory from Cummings and Bromiley (1995b). The analysis technique used in this study is the Pearson Product Moment, Independent Sample T-Test, and One Way Anova.
Results from this study indicate that there is no significant relationship between organizational trust and innovative behavior at work in PT. X (r = .060). However, this study found significant differences in the mean between demographic factors of the innovative work behavior that is gender, education level, job level and department.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Neni Julyatri
"Skripsi ini membahas tentang analisis perilaku tidak selamat mahasiswa dalam melakukan aktivitas di Laboratorium Kimia Kuantitatif Fakultas Farmasi UI. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam dan juga Focus Group Discussion kepada 8 orang informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa Fakultas Farmasi masih berperilaku tidak selamat dalam melakukan aktivitas di Laboratorium Kimia Kuantitatif. Faktor yang mempengaruhi perilaku tidak selamat mahasiswa saat melakukan aktivitas di Laboratorium Kimia Kuantitatif adalah iklim kerja (pengawasan), faktor pekerjaan, peer group, dan pelatihan. Sedangkan faktor iklim kerja berupa suasana kerja dan komunikasi serta faktor motivasi kerja tidak mempengaruhi perilaku mahasiswa.

The focus of this study is analyze of unsafe behavior of University of Indonesia?s under-graduate students in conducting activities at Quantitative Chemical Laboratory of Pharmacy Faculty. This study use descriptive qualitative design through in depth interview and focus group discussion as well. The result show that majority of under-graduate students of Pharmacy Faculty still behave unsafely in conducting activities at Quantitative Chemical Laboratory. The contribute factors of that behavior are job climate (supervision), job factors, peer group, and training. Whereas job climate factors such as work situation, communication and job motivation factors are not influencing under-graduate student?s behavior."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S52973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>