Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108275 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarmin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor sosial demografi yang mempengaruhi pola permintaan pangan hewani (ikan, daging, unggas, telur dan susu) dan pengaruh perubahan harga dan pendapatan terhadap proporsi pengeluaran pangan hewani pada rumah tangga di Provinsi Sulawesi Selatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013 dengan melakukan analisis terhadap 13.018 sampel rumah tangga. Metode analisis adalah analisis deskriptif serta analisis ekonometrika menggunakan model Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) dengan penduga Iterated Linear Least Square (ILLS).
Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan hewani dipengaruhi oleh harga sendiri, harga komoditas lain, jumlah anggota rumah tangga, golongan pendapatan, wilayah tempat tinggal (perdesaan/ perkotaan), dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga. Nilai elastisitas harga sendiri menunjukkan permintaan komoditas bersifat inelastis untuk ikan dan susu, sementara daging, unggas dan telur bersifat elastis. Berdasarkan nilai elastisitas harga silang, semua komoditi pangan hewani merupakan barang substitusi kecuali komoditi daging merupakan barang komplementer bagi unggas. Komoditi ikan dan telur termasuk barang normal sedangkan komoditi daging, unggas dan susu termasuk barang mewah.

The study was conducted to determine the socio-demographic factors affecting animal-based food demand (fish, meat, poultry, eggs and dairy) and the effect of price fluctuation and household income to expenditure share of animal-based food in South Sulawesi Province. The primary data for the study was National Socioeconomic Survey (Susenas) data in 2013. The study performed descriptive analysis and econometric analysis on 13.018 household samples. Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) models with Iterated Linear Least Square (ILLS) estimator was applied for the econometric analysis.
The study showed demand pattern of animal-based household food was affected the price of animal-based food, the price of other commodities, number of household member, income class, residential area (urban/rural), and education level of the household head. The price elasticity of animal-based food showed inelastic for fish and dairy; whereas meat, poultry and egg were tended to be elastic. Based on the cross-price elasticity, all animal-based food commodities substituted each other except for meat which was complimentary to poultry. Fish and egg were categorized as necessity goods, as for meat, poultry and dairy are categorized as luxury goods."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmin
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor sosial demografi yang
mempengaruhi pola permintaan pangan hewani (ikan, daging, unggas, telur dan
susu) dan pengaruh perubahan harga dan pendapatan terhadap proporsi
pengeluaran pangan hewani pada rumah tangga di Provinsi Sulawesi Selatan. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) tahun 2013 dengan melakukan analisis terhadap 13.018 sampel rumah
tangga. Metode analisis adalah analisis deskriptif serta analisis ekonometrika
menggunakan model Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) dengan
penduga Iterated Linear Least Square (ILLS). Penelitian ini menunjukkan bahwa
konsumsi pangan hewani dipengaruhi oleh harga sendiri, harga komoditas lain,
jumlah anggota rumah tangga, golongan pendapatan, wilayah tempat tinggal
(perdesaan/ perkotaan), dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga. Nilai
elastisitas harga sendiri menunjukkan permintaan komoditas bersifat inelastis
untuk ikan dan susu, sementara daging, unggas dan telur bersifat elastis.
Berdasarkan nilai elastisitas harga silang, semua komoditi pangan hewani
merupakan barang substitusi kecuali komoditi daging merupakan barang
komplementer bagi unggas. Komoditi ikan dan telur termasuk barang normal
sedangkan komoditi daging, unggas dan susu termasuk barang mewah

ABSTRACT
The study was conducted to determine the socio-demographic factors affecting
animal-based food demand (fish, meat, poultry, eggs and dairy) and the effect of
price fluctuation and household income to expenditure share of animal-based food
in South Sulawesi Province. The primary data for the study was National
Socioeconomic Survey (Susenas) data in 2013. The study performed descriptive
analysis and econometric analysis on 13.018 household samples. Quadratic
Almost Ideal Demand System (QUAIDS) models with Iterated Linear Least
Square (ILLS) estimator was applied for the econometric analysis. The study
showed demand pattern of animal-based household food was affected the price of
animal-based food, the price of other commodities, number of household member,
income class, residential area (urban/rural), and education level of the household
head. The price elasticity of animal-based food showed inelastic for fish and
dairy; whereas meat, poultry and egg were tended to be elastic. Based on the
cross-price elasticity, all animal-based food commodities substituted each other
except for meat which was complimentary to poultry. Fish and egg were
categorized as necessity goods, as for meat, poultry and dairy are categorized as
luxury goods."
2016
T47504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leondy Tristan
"Kemampuan orangutan untuk mengenali sumber pakan alaminya merupakan salah satu syarat yang perlu dipenuhi sebelum hewan tersebut dilepasliarkan kembali dari fasilitas rehabilitasi seperti Sintang Orangutan Center (SOC). Tujuan dari pengamatan terhadap kemampuan orangutan rehabilitan dalam mengenali pakan alaminya adalah untuk menilai kelayakan individu tersebut untuk dilepasliarkan. Pengamatan dilakukan dari pukul 08.30 sampai 15.30 WIB setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat pada bulan Januari – Maret 2024 menggunakan metode focal animal sampling dan ad libitum untuk mengamati kemampuan orangutan rehabilitan dalam mengenali sumber pakan alaminya. Individu yang diamati merupakan orangutan kandidat rilis dengan nama Awin, Kingkong, Tom, dan Oli. Aktivitas harian dan penggunaan tajuk juga digunakan sebagai data penunjang. Individu Awin mengenali 27 jenis pakan dengan preferensi berupa buah kempilik (Lithocarpus lucidus), buah bungkang (Syzygium polyanthum), dan buah kayu (Muntingia calabura). Individu Kingkong mengenali 38 jenis pakan dengan preferensi buah kempilik, buah bungkang, dan kubal (Willughbeia angustifolia). Individu Tom mengenali 39 jenis pakan dengan preferensi serit (Scleria sp.), buah leban (Vitex pinnata), dan kempilik serta semut dengan jumlah yang sama. Individu Oli mengenali 20 jenis pakan dengan preferensi daun muda entelang (Garcinia parvifolia), semut, dan rayap. Standar internasional yang digunakan sebagai syarat pelepasliaran orangutan adalah mengenali setidaknya 25 jenis makanan lokal, dan tiga dari empat individu orangutan kandidat rilis sudah memenuhi syarat tersebut. Individu Awin, Kingkong, dan Tom sudah memenuhi salah satu syarat untuk dilepasliarkan, sedangkan individu Oli masih butuh waktu lebih banyak untuk pembelajaran di sekolah hutan.

The ability of orangutans to recognize their natural food sources is one of the prerequisites for release into the wild from rehabilitation facilities like Sintang Orangutan Center (SOC). This study aims to observe the ability of rehabilitant orangutans to recognize their natural food sources and ultimately assess the suitability of said individual for release into the wild. Monitoring was conducted from 08.30 to 15.30 WIB four times a week on Mondays, Tuesdays, Thursdays, and Fridays of January through March in the year 2024 using focal animal sampling and ad libitum method to observe the ability of rehabilitant orangutans to recognize their natural food sources. Individuals used as subjects are release candidates Awin, Kingkong, Tom, and Oli. Daily activities and canopy preference were recorded as supplementary data. Awin recognized 27 kinds of food with preference for Lithocarpus lucidus, Syzygium polyanthum, and Muntingia calabura. Kingkong recognized 38 kinds of food with preference for Lithocarpus lucidus, Syzygium polyanthum, and Willughbeia angustifolia. Tom recognized 39 kinds of food with preference for Scleria sp., Vitex pinnata, and Lithocarpus lucidus as well as ants with the same eating frequency. Oli recognized 20 kinds of food with preference for Garcinia parvifolia, ants, and termites. The standard prerequisite for release into the wild used internationally stated that at minimum, the orangutan should be able to recognize at least 25 kinds of food, with at least half available year-round. Three of the four release candidates have met the requirement, with only Oli needing more time in the forest school."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Mauly Rahman
"Kurang gizi adalah masalah kesehatan masyarakat pada baduta di Sulawesi Tengah. Kejadian kurang gizi dapat memberikan dampak morbiditas, mortalitas, dan disabilitas. Kurang gizi dapat terjadi karena berbagai faktor seperti kurangnya asupan makanan, buruknya sanitasi lingkungan, dan rumah tangga tidak tahan pangan. Asupan makanan dapat menurun drastis pada kejadian seperti bencana alam dan konflik sosial dan mampu mempengaruhi status gizi anak. Untuk melihat perbedaan proporsi kejadian underweight berdasarkan ketahanan pangan rumah tangga, dilakukan penelitian cross-sectional pada anak 6-23 bulan di wilayah terdampak bencana alam berupa gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Kota Palu. Hasil analisis dengan uji chi-square menunjukkan terdapat perbedaan bermakna status gizi baduta berdasarkan jenis kelamin anak (p value = 0.019; OR=3.750) dan berdasarkan tingkat pendidikan ibu (p value = 0.033; OR=2.804). Usia anak, besar rumah tangga, pekerjaan ibu, pendapatan per kapita rumah tangga, persentase pengeluaran pangan, jenis tempat tinggal, dan praktik pemberian makan pada anak merupakan faktor risiko yang penting pada kejadian underweight dalam penelitian ini, serta dapat digunakan untuk mengevaluasi program gizi dan kesehatan di Kota Palu. 

Malnutrition is a public health problem in children under two years old in Central Sulawesi. Malnutrition can cause morbidity, mortality and disability. It can occur due to various factors such as lack of food intake, poor environmental sanitation, and household level food insecurity. Food intake can drop dramatically in events such as natural disasters and social conflicts and can affect children's nutritional status. To see the difference in the proportion of underweight events based on household food security, a cross-sectional study was conducted on 6-23 months children in the affected area affected of natural disasters such as earthquakes, tsunamis and liquefaction in Palu. The results of chi-square test showed that there were significant differences in nutritional status based on the sex of the child (p value = 0.019; OR = 3.750) and based on the education level of the mother (p value = 0.033; OR = 2.804). Childrens age, household size, mothers occupation, household per capita income, percentage of food expenditure, type of residence, and children feeding practice are important risk factors for underweight events in this study therefore it can be used to evaluate health and nutrition programs in Palu."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Nugroho
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pola permintaan daging di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data survei rumah tangga SUSENAS tahun 2013 dan Sensus Pertanian (SP) 2013 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Penelitian menggunakan pendekatanQuadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) dengan estimator Iterated Linear Least Square (ILLS).
Hasil analisis menunjukkkan bahwa terdapat pengaruh kota, pendidikan, ukuran rumah tangga, kelas pendapatan, dan suplai daging domestik terhadap pola permintaan dan elastisitas daging.

The objective of this study is to understand the meat demand pattern of household in Indonesia. This study used the 2013 National Socio-Economic Survey (SUSENAS) and Agriculrural Census (SP). The method used to understand the meat demand pattern is Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) approach with Iterated Linear Least Square (ILLS) estimator.
The result shows that urban, education, household size, and domestic meat supply have an influence on meat demand pattern and its elasticity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina
"Penelitian ini bertujuan mengkaji pola konsumsi dan permintaan pangan rumah tangga di Sumatera Barat secara keseluruhan, menurut klasifikasi daerah dan kelompok pendapatan dengan menggunakan data Susenas 2002 Provinsi Sumatera Barat yang dikumpulkan oteh BPS. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis ekonometrika dengan menggunakan model Linear Approximation Almost Ideal Demand System (LA/AIDS).
Hasil analisis pola konsumsi menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pangan sumber karbohidrat di pedesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan dan tingkat konsumsi ini menurun dengan meningkattnya pendapatan. Sementara itu tingkat konsumsi pangan hewani, khususnya daging dan susu masih tergolong rendah, baik di Sumatera Barat, menurut klasifikasi daerah, maupun kelompok pendapatan. Tingkat konsumsi pangan hewani di perkotaan lebih tinggi dibanding di pedesaan, dan tingkat konsumsi ini semakin tinggi dengan meningkatnya pendapatan.
Hasil estimasi fungsi permintaan pangan menunjukkan harga, total pengeluaran pangan, dan jumlah anggota rumah tangga umumnya berpengaruh signifikan terhadap permintaan pangan rumah tangga di Sumatera Barat secara keseluruhan, berdasarkan klasifikasi daerah dan golongan pendapatan. Sedangkan pendidikan istri umumnya juga berpengaruh signifikan, kecuali pada kelompok pendapatan rendah tidak ada yang slgnifikan.
Hasil perhitungan elastisitas menunjukkan bahwa pcrmintaan pangan di pedesaan umumnya Iebih responsif terhadap perubahan pendapatan dibanding di perkotaan, dan perrnintaan pangan pada kelompok pendapatan rendah dan sedang umumnya lebih elastis terhadap perubahan pendapatan dibanding kelompok pendapnfan tinggi. Kenaikan pendapatan pada kelompok pendapatan rendah lebih diprioritaskan untuk meningkatkan konsumsi pangan pokok
(padi/umbi), sedangkan pada kelompok pendapatan sedang mulai mengarah pada diversirikasi pangan. Permintaan makanan/minuman padi umumnya elastis terhadap perubahan pendapatare dan inelastis terhadap perubahan harga sediri. Harga padi/umbi umumnya lebih besar pengaruhnya terhadap permintaan komoditas Iainnya dibanding pengaruh perubahan harga komoditas Iainnya terhadap permintaan padi/umbi, tarutama di pedesaan dan pada kelompok pendapatan rendah dan sedang.
Rekomendasi kebijakan berdasarkan temuan di atas adalah (1) Memperkenalkan subsidi kepada kelompok pendapatan rendah melalui bantuan raskin (beras miskin) atau bantuan langsung tunai (BLT), (2) Peningkatan pendapatan diarahkan kepada diversifikasi pangan dan gizi melalui penyuluhan pangan dan gizi, (3) Menjaga stabilitas harga padi/umbi (terutama beras) sehingga harga pangan lairmya ikut terjaga, (4) Meningkatkan pengawasan dan penyuluhan keamanan pangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T34465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Scott, John Paul
Chicago: University of Chicago Press, 1958
574 SCO a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Polontalo, Fidya Yolanda
"Telah dilakukan penelitian terhadap perilaku stereotipe kukang jawa (Nycticebus javanicus) di kandang Pusat Rehabilitasi Satwa International Animal Rescue (IAR), Bogor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis dan frekuensi perilaku stereotipe pada kukang jawa, melihat hubungan frekuensi stereotipe dengan masa rehabilitasi, jenis kelamin dan interaksi sosial antar individu sebagai informasi pendukung program rehablitasi kukang jawa di IAR. Metode focal animal sampling digunakan untuk mengamati perilaku sembilan belas individu kukang jawa pada pukul 18.00--06.00 WIB selama bulan Mei--Juli 2010. Rata-rata sembilan belas kukang jawa menghabiskan 12,27% waktu nokturnalnya untuk melakukan perilaku stereotipe. Jenis perilaku stereotipe yang ditunjukkan ialah pacing, circular pathway, weaving. Frekuensi stereotipe ditemukan memiliki korelasi dengan frekuensi perilaku sosial. Masa rehabilitasi dan jenis kelamin tidak menunjukkan korelasi dengan frekuensi stereotipe.

Study of stereotypic behavior on captived Javan slow loris (Nycticebus javanicus) has been conducted in International Animal Rescue (IAR), Bogor. Objective of this study is to identify types and frequency of stereotypic behavior from nineteen captived javan slow loris, to examine correlation of social interaction, time of rehabilitation and sex with the frequency of stereotypic behavior as an information to support javan slow lorises rehabilitation program. Focal animal sampling method was used to observed nineteen individuals from 6 pm to 6 am during May--July 2010. Approximately 12,27% of nineteen javan slow lorises time budget?s was spent for stereotypic behavior. Social interaction show a negatif correlation with stereotypic behavior. Sex and time of rehabilitation have no correlation with stereotypic behavior. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S959
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linden, Eugene
New York: A Dutton Book, 1999
591.51 LIN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford [Oxfordshire]: Clarendon Press, 1983
577 ECO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>