Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195610 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andrea Nadhifa
"Zaman semakin maju seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Adanya internet dan perangkat canggih lainnya memudahkan komunikasi antarmanusia dan membuat pesentuhan bahasa semakin mudah terjadi. Hal ini memicu maraknya gejala peralihan kode dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena tersebut salah satunya terlihat dalam penulisan majalah, baik majalah lokal suatu negara seperti Viva dari Belanda, maupun majalah Perancis seperti Elle yang juga terbit dalam versi terjemahan di negara-negara lainnya seperti Belanda. Kedua majalah tersebut yang merupakan korpus penelitian ini mengandung alih kode. Hasil analisis menunjukkan bahwa majalah Elle versi Belanda yang merupakan majalah yang diterjemahkan dari majalah Perancis ini mengandung banyak peralihan kode dibandingkan dengan majalah lokal Belanda yaitu Viva
The technology develops in this era of globalization. The internet and other shopisticated gadgets facilitate communication between people in the world, and they make cultural contact easier to occur. It results in the code switching phenomenon. This phenomenon occurs in magazines as well. Whether it is a local magazine such as Viva from Netherlands, or a French magazine like Elle, which is also published in a translated version in various countries like Netherlands. These two magazines, which are the corpuses of this research, use code switching in their articles. The result shows that the Dutch version of Elle magazine, which is translated from the French version, contains more code switching and code mixing compared to the Netherlands local magazine, Viva."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrizal
"Sejumlah literatur menunjukkan, bahwa pada komunitas bilingual atau multilingual dimungkinkan terjadinya kontak bahasa. Penggunaan salah satu bahasa akan berkaitan dengan tindak identitas. Di samping itu, salah satu cara mendefinisikan identitas etnik seringkali dapat dilihat pada kesetiaan memelihara bahasa minoritas dan bahasa daerah nonstandard. Tulisan ini mempelajari penggunaan bahasa Betawi dalam tindak komunikasi orang Betawi di Condet Bale Kambang, Jakarta Timur.
Penelitian dengan pendekatan etnografi komunikasi dan metode pengamatan terlibat, wawancara, serta perekaman ini ingin melihat bagaimana penggunaan bahasa Betawi dalam komunikasi sehari-hari dalam sejumlah speech event yang terjadi di masyarakat Condet Bale Kambang. Tindak komunikasi yang melibatkan partisipan dari berbagai kelompok umur akan dilihat pada tiga ranah, yaitu keluarga, keagamaan, dan pertemanan. Sejumlah peristiwa tutur pada tiga ranah dianalisis berdasarkan komponen-komponen komunikasi, termasuk di dalamnya analisis alih kode, fenomena generik pada masyarakat multilingual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ranah keluarga pada umumnya bahasa Betawi masih sangat komunikatif. Pada ranah keagamaan, bahasa Betawi digunakan untuk menginterpretasikan pembahasan yang umumnya berbahasa Melayu Tinggi. Sedangkan pada ranah pertemanan, bahasa Betawi pun masih komunikatif. Sebagai salah satu kantong masyarakat Betawi, ternyata orang-orang Condet masih mampu menjaga. keberlangsungan pemakaian bahasa ibunya. Dengan demikian, mereka tetap dapat dilihat identitas etniknya dari tindak komunikasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoinette Alexandra
"Dalam suatu percakapan, seseorang terkadang menyisipkan bahasa asing (Inggris), khususnya orang-orang yang berpendidikan tinggi. Ketika seseorang menggabungkan dua bahasa atau lebih saat berbicara, ia telah menggunakan campur kode. Campur kode memiliki beberapa tipe dan faktor penyebab. Selain pada kalimatkalimat ujaran, campur kode juga banyak ditemukan dalam bentuk tulisan terutama dalam media cetak. Tulisan ini membahas masalah tipe-tipe campur kode dan faktor penyebab penggunaan campur kode yang terdapat dalam majalah Elle pada rubrik onlinenya, yaitu ?mode?. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tipe-tipe campur kode dalam majalah tersebut dan faktor penyebabnya. Data diambil dari periode Oktober sampai November (2014). Penelitian ini membuktikan bahwa tipe penyisipan paling banyak ditemukan dalam rubrikrubrik tersebut. Faktor-faktor penyebabnya yaitu kurangnya padanan kata, penekanan yang ingin diberikan kepada pembaca, dan kemampuan berbahasa yang dapat memberi nuansa lebih indah terhadap suatu wacana.

In conversation, many people prefer to use foreign language (English), especially people who are highly educated. When someone combines two languages or more while speaking, he has been using the code mixing. Code mixing has several types and causal factors. In addition to the form of speech, code mixing can also be found in the form of writing, especially in printed media. This study analyses the types and the causal factors of code mixing in Elle magazine in its online article, ?mode?. The purpose of this study is to determine the types of code mixing in this magazine and also the causal factors. The articles are taken from the period October to November (2014). This study finds that insertion type is the most often used in those columns. The causal factors are lacking of facility in one language on a certain subject, highlighting the information, and impressing the participants with a language skill.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Thomason, Sarah Grey
Los Angeles University of California Press, 1991
417.2 THO l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sifa Fauziah
"De Oost, adalah film perang di tahun 1946 antara orang Belanda dengan orang Indonesia. Hal menarik dalam film ini adalah digunakannya alih kode dan campur kode oleh dua tokoh utama Johan dan Raymond. Pertanyaan penelitiannya adalah bagaimana wujud dan latar belakang penggunaan alih kode dan campur kode dalam film De Oost oleh dua tokoh utama. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan wujud dan latar belakang terjadinya alih kode dan campur kode oleh dua tokoh utama film De Oost dengan menggunakan metode kualitatif dan teori tentang alih kode dan campur kode menurut pendapat Appel, Soewito dan Chaer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan penyebab terjadinya alih kode dan campur kode adalah faktor tuturan dan mitra tutur diikuti oleh faktor perubahan situasi, dan tidak adanya pilihan kata yang tepat.

The Dutch film De Oost, is a war film in 1946 between the Dutch and the Indonesians. The interesting thing in this film is the use of code switching and code mixing by the two main characters Johan and Raymond. The research question is what is the form and background of the use of code switching and code mixing in the film De Oost by the two main characters. The purpose of this study is to describe the form and background of the occurrence of code switching and code mixing by the two main characters of the film De Oost using qualitative methods and theories about code switching and code mixing according to Appel, Soewito and Chaer's opinion. The results showed that the dominant factor causing code switching and code mixing was the speech factor and the speech partner followed by the situation change factor, and the absence of the right choice of words."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Tri Sumaja
"Penelitian ini berkaitan dengan campur kode dalam bahasa Belanda dan bahasa Inggris yang digunakan dalam penulisan artikel di majalah Girlscene. Dalam campur kode, penulis artikel mengganti bentuk-bentuk linguistis dari bahasa satu ke bahasa yang lain secara bergantian. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi wujud campur kode yang ada di dalam rubrik “Uitgelichte Blogs”. Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa wujud dari campur kode yang muncul adalah berupa campur kode dalam tataran kata, frasa, dan ungkapan. Faktor yang melatarbelakangi terjadinya campur kode adalah situasi nonformal dan tidak adanya padanan kata yang tepat.

This research related with code mixing in Dutch and English used in the rubric “Uitgelichte Blogs” on Girlscene. Code mixing here is defined as a condition when a speaker changes the linguistic forms of one language into another language. The purpose of this study is to describe the form of mixed code in the rubric. The research results show that there are three types of code mixing in the sentences; words, phrase, and idiom. The factors behind the occurrence of mixed code are nonformal situations and the right equivalence are not found.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Widiya Wijayanti Setiawan
"Instagram merupakan sosial media yang populer di kalangan umum. Para pengguna dapat mengunggah foto atau video dan memberikan caption pada unggahan mereka, seringkali para pengguna menggunakan satu atau dua bahasa dalam satu caption. Gejala ini dikenal sebagai campur kode. Campur kode merupakan pengunaan dua bahasa atau lebih dalam satu kalimat atau paragraf. Penelitian ini membahas campur kode pada caption akun Instagram Tess Milne (@tessmilne_) dan Jamie Faber (@jamie_faber). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi campur kode di akun Instagram mereka. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan metode baca dan catat. Dua puluh data berhasil dikumpulkan dari dua unggahan Instagramitu. Analisis data campur kode dilakukan berdasarkan teori Muysken. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa campur kode pada akun Tess Milne dan Jamie Faber yang paling banyak digunakan adalah campur kode penyisipan dan fungsi yang ditemukan adalah penegasan dan strategi komunikasi.

Instagram is a social media that is popular among the public. Users can upload photos or videos and give captions to their uploads. Often, users use one or two languages in one caption. This phenomenon is known as code-mixing. Code-mixing is using two or more languages in one sentence or paragraph. This research discusses code mixing in the captions of Tess Milne (@tessmilne_) and Jamie Faber (@jamie_faber) Instagram accounts. The purpose of this study is to describe the types and functions of code mix in their Instagram accounts. The method used in this research is descriptive using a qualitative approach with data collection techniques of reading and note-taking. Twenty data were taken from their Instagram posts. Data analysis of code-mixing was conducted based on Muysken's theory. The results of this study show the most widely used code-mixing on Tess Milne and Jamie Faber's accounts is insertion and the functions found were emphasizing and strategic communications.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Nahdiah
"Individu bilingual sering mengalihkan dan mencampurkan bahasa ibu dengan bahasa keduanya dalam percakapan dengan sesama grup, ini disebut dengan alih kode. Tidak hanya dalam percakapan saja, seiring dengan berkembangnya teknologi, alih kode tidak hanya terjadi pada percakapan bertatap muka saja, tetapi terjadi pula di media komunikasi baru, sebuah microblog, yang bernama Twitter. Penelitian ini membahas alih kode penutur L2 bahasa Jepang dalam pesan-pesan dan informasi yang ditulis dan dikirimkannya ke Twitter, atau disebut dengan istilah, tweet. Dari segi linguistik, pragmatik, serta sosiopsikologi, alih kode memiliki fungsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi alih kode, serta alasan atau motivasi orang-orang yang bilingual beralih kode. Penelitian ini menemukan bahwa alih kode penutur L2 bahasa Jepang dalam tweet memiliki fungsi linguistik dan pragmatik, serta fungsi sosiopsikologis, tetapi terdapat pula alih kode yang tidak memiliki fungsi, hanya didorong oleh faktor-faktor seperti kebiasaan dan keefesienan, dsb.

Bilingual individuals are often code switch and mix their mother tongue and the second language in daily conversation within their in-group community. This is called code switching. Along with the technology development, code switching is not only occurred in the face-to-face conversation, but also in the new communication media, a microblog named Twitter. This study discussed the code switching among L2 Japanese speakers in their message or information written and sent from Twitter, or referred to tweet. From linguistic, pragmatic, and sociopsychology perspective, code switching has function.
The objective of this study is to understand the function of code switching and also the the reason or the motivation bilingual speakers code switch. It is found out that, code switching among L2 Japanese speakers in tweet sometimes have linguistic, pragmatic and sociopsychological functions. On the other hands, some code switchings have no function, it is only driven by any factors, such as habit and efficiency, etc.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43017
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1985
499.25 INT (1);499.25 INT (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moza Defitra Nareswari
"Sosial media merupakan salah satu jejaring sosial yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi, platform sosial media yang kerap digunakan adalah Instagram. Caption pada Instagram merupakan salah satu media masyarakat untuk melakukan percakapan. Dalam caption Instagram, para pengguna biasanya menggunakan banyak bahasa dalam satu caption tersebut yang biasa disebut dengan campur kode. Adanya multilingual dalam percakapan antar manusia sehingga terdapat bentuk campur kode. Campur kode merupakan salah satu bentuk percampuran bahasa dari satu bahasa utama ke bahasa lain yang bentuknya dapat berupa frasa, kata, klausa, dan kalimat. Penelitian ini mengkaji tentang campur kode pada caption Instagram Jan Kooijman (@jankooijmagram) yang diunggah pada periode 2020 hingga 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dan proses campur kode. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan sosiolinguistik. Analisis data didasarkan pada pendapat Muysken (2000) tentang campur kode. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa campur kode pada akun Instagram @jankooijmagram lebih banyak ditemukan bentuk campur kode berupa kata dan didominasi oleh proses penyisipan.

Social media is one of the social platforms used by people to communicate, the social media platform that is often used is Instagram. Caption on Instagram is one of the media for people to have a conversation. In Instagram captions, users usually use many languages in one caption, which is commonly referred to as code mixing. The multilingual existence in conversations between people causes a form of code-mixing. Code mixing is a form of language mixing from one main language to another language which can be in the form of phrases, words, clauses, and sentences. This research analyzes code mixing in Jan Kooijman's Instagram captions (@jankooijmagram) uploaded in the period 2020 to 2021. This research aims to identify the form and process of code mixing. The method used is descriptive qualitative using a sociolinguistic based approach. Data analysis is based on the theory of code switching and code mixing according to Muysken (2000). The results of this study found that code mixing on the @jankooijmagram Instagram account is more common in the form of words and is dominated by the insertion process."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>