Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148455 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinto Arini
"Pengasuhan anak yang dilakukan oleh kakek dan nenek semakin banyak terjadi di masyarakat, sehingga muncul beberapa masalah dalam proses pengasuhan tersebut. Masalahmasalah yang telah dijabarkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya antara lain pola asuh, kesehatan, usia kakek-nenek, konflik pribadi yang muncul, dan kesulitan kakek-nenek untuk berinteraksi dengan sistem sekolah anak. Hal ini menimbulkan dampak pada sifat dan proses belajar anak. Penelitian ini ingin melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya dengan melihat adanya masalah jarak antar generasi kakek-nenek dengan cucunya. Fokus yang diambil adalah pola asuh kakek-nenek yang dipengaruhi jarak antar generasi sehingga berdampak pada sifat dan prestasi anak. Analisa dilakukan dengan menggunakan perspektif struktural fungsional. Melalui metode kualitatif, data dikumpulkan dengan wawancara mendalam terhadap 6 orang informan (3 orang kakek atau nenek dan 3 orang cucu) yang tinggal di wilayah Kota Depok.
Hasil temuan menunjukkan bahwa masalah jarak antar generasi menghasilkan dua kecenderungan pola asuh yang diterapkan kakek-nenek, yaitu pola asuh permisif dan pola asuh di antara permisif dengan otoriter. Dua pola asuh tersebut cenderung berdampak negatif pada sifat anak, yaitu suka berbohong dan pemalas. Namun ada perbedaan pada kemandirian anak, dimana pola asuh antara permisif dan otoriter menghasilkan anak yang mandiri sedangkan pola asuh permisif sebaliknya. Selain itu, kedua pola asuh kakek-nenek berdampak negatif bagi prestasi anak di sekolah.
Nurture of children carried by grandparents are rising in popularity of today's society, resulting in several problems in the nurturing process. The problems that've been elaborated by previous studies including the patterns of nurture, health, age of the grandparents, personal conflicts, and difficulties among the grandparents in interacting with the children's school system. This affects the behaviour and learning process of the children. This research aims to add to previous researches, by looking at the problems of intergeneration gap between the grandparents and their grandchildren. Focus of this research is the patterns of nurture carried by the grandparents which are influenced by intergeneration gap and its effect towards the behaviour and learning process of the children. The analysis was done through the perspective of structuralfunctionalism. Using qualitative methods, data were collected through in-depth interviews with 6 informants (3 grandparents and 3 grandchildrens) that lives in the area of Depok city.
The findings show that the problems of intergeneration gap results in two tendencies of nurture pattern, which are permissive pattern and a moderation between permissive and authoritarian pattern. Those two patterns tend to bear negative effects on the behaviour of the children, such as likeness to lie and laziness. However, there is a difference on children's independence, where the moderate pattern results in a more independent child and the permissive pattern results in otherwise. Other than that, both of those patterns carried negative impacts on the children's academic achievement
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Riyadi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh "momong cucu" oleh kakek-nenek terhadap status bekerja ibu, dengan memanfaatkan data SUPAS 2015. Sebagai unit analisis adalah perempuan menikah usia 15-54 tahun yang memiliki anak usia 12 tahun ke bawah dan tinggal bersama suami/pasangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan kakek-nenek dalam sebuah keluarga memberi pengaruh positif terhadap peluang seorang ibu untuk bekerja baik di sektor formal maupun informal, meskipun kakek-nenek tidak terlibat dalam mengasuh cucu. Pengaruh ini semakin besar ketika kakek-nenek turut serta dalam mengasuh anak, dalam bentuk momong cucu.

ABSTRACT
This study aims to investigate the effect of grand-parenting on mother's work participation, uses SUPAS 2015 data. The unit of analyses are married women aged 15-54 years who live with their husbands or spouses and also have children 12 years old age and younger. The results of this study indicate that the existence of grandparent in a family gives a positive influence on a mother's chances to work both in the formal and informal sectors, although grandparents are not involved in grandparenting. The effect is greater when grandparents participate in childcare, in the form of grandparenting."
2017
T48334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mehta, Kalyani K.
"This book, with its focus on the Asian perspective, is pertinent and timely as Asia has undergone socio-cultural, economic and family transformations as a result of modernization, urbanization and demographic aging in the last century. The book is seeks to answer the following questions, what is the state of grandparenting in the Asian context today? How do the roles and functions of grandparents differ depending on rural-urban differences, their relations with daughters and daughter-in-laws, and changing health of the grandparents? The book is a multidisciplinary, cross-national and inter-generational publication, lending voice to the aging grandparents in six countries i.e. China, Japan, Hong Kong, Thailand, Malaysia and Singapore. The volume’s strength lies precisely in its rich body of qualitative, three-generational data, including grandparents, link parents and grandchildren. "
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20400022
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Asyifa Zulkifli
"Pola asuh ayah dan ibu dalam mengasuh anak menjadi salah satu faktor yang berperan penting dalam membangun kesiapan menikah sang anak saat di usia dewasa. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pola asuh ayah dan ibu yang berperan secara signifikan dalam memprediksi kesiapan menikah pada dewasa awal. Sejumlah 483 partisipan berusia 19-29 tahun diuji dengan Parental Authority Questionnaire (PAQ) dan Inventori Kesiapan Menikah untuk melihat nilai persepsi pola asuh orang tua dan kesiapan menikah. Analisis multiple regression menunjukkan bahwa pola asuh ayah otoriter dan permisif serta pola asuh ibu demokratis secara signifikan memprediksi kesiapan menikah dewasa awal. Berdasarkan temuan tersebut, disimpulkan bahwa semakin cenderung pola asuh otoriter dan permisif pada ayah, semakin rendah tingkat kesiapan menikah pada dewasa awal. Sementara, semakin cenderung pola asuh demokratis pada ibu, semakin tinggi tingkat kesiapan menikah pada dewasa awal.

Parenting styles from father and mother in growing children up are one of the factors that has an important role to develop marriage readiness when their children be an adult. Therefore, this study aims to determine whether there are differences between parenting styless of father and mother that has a significant role in predicting marriage readiness in early adulthood. 483 participants aged 19-29 years were tested using Parental Authority Questionnaire (PAQ) and Inventori Kesiapan Menikah to see perceived parenting styles and marriage readinessscore. Multiple regression analysis shows that authoritarian and permissive parenting style of father and authoritative parenting style of mother significantly predict readiness for early adulthood. Based on these findings, it can be concluded that the more authoritarian and permissive parenting styles of fathers, the lower level of marriage readiness in early adulthood. Meanwhile, the more authoritative parenting style of mother, the higher level of marriage readiness in early adulthood."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sya`bani Setyawan
"Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran dan mengukur hubungan antara pola asuh, dukungan sosial, dan prestasi belajar anak asuh di SOS Children's Village. Penelitian ini membahas mengenai hubungan antara pola asuh dan dukungan sosial teman sebaya terhadap prestasi belajar (anak asuh SOS Children's Village, Cibubur, Jakarta Timur) dengan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan bagaimana hubungan indikator-indikator pola asuh dan dukungan sosial dengan prestasi belajar anak asuh SOS Children's Village. Pola asuh dan Dukungan Sosial mempunyai peran penting dalam perkembangan anak. Populasi adalah anak asuh di SOS Children's Village dengan jumlah responden adalah 66 anak. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada korelasi antara pola asuh, dukungan sosial dan prestasi belajar pada anak asuh SOS Children's Villa.

This research discusses about corellation between parenting and social support with learning achievement in SOS Children's Village, Cibubur, Jakarta by using method quantitative. This research explain how the correlation parenting and social support with learning achievement. A parenting and social support have a important role in children development. The population is a foster child in a SOS Children's Village, Cibubur, Jakarta by number of respondent is 66 childrens. The result showed there was no correlation between parenting and social support with learning achievement in a foster care child's SOS Children's Villag.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Aulia Rahma
"Kepuasan pernikahan merupakan faktor penting dalam keberfungsian keluarga dan perkembangan anak. Akan tetapi, banyak penelitian menemukan bahwa terutama pada ibu, kepuasan pernikahan menurun drastis pada awal menjadi orangtua ketika anak berusia 0-5 tahun. Salah satu penyebab penurunan ini adalah stres pengasuhan yang diakibatkan oleh bertambahnya peran serta beban pengasuhan anak usia 0-5 tahun yang berat dan intens.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepuasan pernikahan dan stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak berusia 0-5 tahun yang dalam pengasuhannya ikut melibatkan kakek nenek. Kepuasan pernikahan diukur menggunakan ENRICH Marital Satisfaction scale dan stres pengasuhan diukur menggunakan PSI-SF. Sebanyak 154 data partisipan di Jabodetabek telah terkumpul dengan rata-rata usia 27 tahun dan usia anak 15 bulan.
Menggunakan teknik analisa statistik korelasi Pearson didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara variabel kepuasan pernikahan dan variabel stres pengasuhan r = -.615, p < 0.01 di mana semakin rendah kepuasan pernikahan maka semakin tinggi stres pengasuhan, dan sebaliknya. Selain itu, didapatkan pula perbedaan stres pengasuhan yang signifikan antara ibu bekerja dan tidak bekerja berdasarkan hasil analisis menggunakan independent t-test. Alasan dari temuan penelitian didiskusikan lebih lanjut berkaitan dengan keterlibatan kakek nenek dalam pengasuhan.

Marital satisfaction is one of important factors that can affect family functioning and child development. Studies found that parenting stress is one of important factors affecting individuals marital satisfaction. The current study aims to examine the correlation between marital satisfaction and parenting stress of mothers whose first childs age ranging from 0-5 years old that coresident with grandparents.
In this study, the marital satisfaction variable was measured using ENRICH Marital Satisfaction scale and parenting stress variable was measured using PSI SF. Pearson correlation was done to analyze data of 154 participants age mean 27 years old, childs age mean 15 months.
The result shows that there are negatively significant correlation between marital satisfaction and parenting stress r .615, p 0.01, which means that mothers high marital satisfaction is associated with low parenting stress, and vice versa. This study also found that employed mother scored lower in parenting stress in comparison to stay at home mother using independent test technique. Explanations of current result related with grandparenting were discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie G. Retnoningsih
"Bagi sebaglan besar ibu bekerja, terutama yang memlliki anak usia balita, kemudahan untuk mendapatkan bantuan pengasuhan merupakan hal yang panting dan berpengaruh terhadap keiancaran pekerjaan mereka (Strong dan DeVault, 1995). Salah satu altematif bantuan pengasuhan bagi ibu bekerja yang memiliki anak usia 3 hingga 6 tahun adalah bantuan dari kakek dan nenek (Strong dan DeVault. 1995). Hal ini sejalan dengan fungsi simbolis kakek dan nenek dalam keluarganya, yang antara lain fungsi kehadiran {being there) dan fungsi pelindung keluarga {family watchdog) (Hagestad, 1985; Troll, 1983, dalam Bengston, 1985). Keterlibatan kakek nenek pada pengasuhan anak memiliki nilai positif baik bagi orang tua, anak maupun bagi kakek nenek itu sendiri. Namun, keterlibatan yang terlalu jauh tidak jarang membawa masalah bagi keluarga, antara lain masalah penerapan disiplin pada anak. Kakek dan nenek tidak menyetujui prosedur pengasuhan yang ingin diterapkan oleh orang tua, atau sebaliknya (Duval dan Miller, 1985; Leninger, 1994). Padahal, masalah penerapan disiplin merupakan masalah yang sangat penting bagi keluarga yang memiliki anak usia prasekolah, karena usia 3 hingga 6 tahun merupakan masa dimana anak membentuk sikap-sikap dasar terhadap dirinya, keluarganya serta dunianya (Signer, 1994; Hamner dan Turner, 1991; Duvall dan Miller, 1985). Oleh karena itu keputusan untuk melibatkan kakek dan nenek sebagai altematif bantuan pengasuhan anak dapat menjadi pedang bermata dua bagi orang tua. Bila keterlibatan kakek nenek terlalu besar dan tidak sesuai dengan keinginan orang tua, justru dapat menimbulkan konflik pada orang tua, ketidakpastian bagi kakek nenek, dan lebih jauh menimbulkan konflik pada hubungan antara kakek nenek dengan orang tua.
Berdasarkan latar beiakang masalah tersebut, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai bagaimana peran yang diharapkan ibu bekega dari kakek dan nenek pada pengasuhan anak mereka yang berusia prasekolah. Subyek penelitian ini adalah ibu beken'a yang memiliki anak usia 3 hingga 6 tahun (usia prasekolah), berpendidikan minimal SMA, dan melibatkan kakek atau nenek atau keduanya untuk membantu pengasuhan anaknya tersebut, baik secara regular (setiap hari) maupun temporer (sesekali saja bila diperlukan).
Penelitian ini merupakan penelitian awal berupa studi deskriptif, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran harapan ibu bekeija teitiadap peran kakek dan gambaran harapan ibu bekerja terhadap peran nenek, sekaligus ingin melihat profil harapan pada masing - masing peran kakek nenek tersebut, serta ingin melihat perbedaan gambaran harapan terhadap peran kakek dan peran nenek. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner, dimana alat yang digunakan untuk mengukur harapan terhadap peran kakek dan peran nenek berupa skala yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori peran kakek dan nenek yang dikemukakan oleh Neugarten dan Weinstein serta Cherlin dan Furstenberg.
Penarikan sampelnya dilakukan secara insidental, di sekitar wilayah Jakarta, Bogor dan Bekasi. Untuk pengolahan datanya dilakukan perhitungan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dari 101 orang subyek, yang terdiri dari ibu bekerja yang melibatkan kakek saja. nenek saja, serta kakek maupun nenek, hasil yang diperoleh antara lain bahwa peran kakek dan nenek yang paling diharapkan adalah sebagai sumber kebijaksanaan keluarga, yaltu mengajarkan berbagai nilai dan pengetahuan serta menjadi teladan bagi cucu maupun bagi orang tua cucu. Sementara, ada perbedaan antara harapan terhadap peran kakek dan harapan terhadap peran nenek, dimana nenek lebih diharapkan berperan sebagai figur formal, sebagai teman cucu dan sebagai orang tua pengganti."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Zarisma
"Penulisan ini berfokus terhadap masalah penyesuaian diri remaja bina asuh yang baru memasuki Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) terhadap aturan, kegiatan, teman dan pengasuh. Topik ini penting untuk karena remaja bina asuh yang belum berhasil menyesuaikan diri akan menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan nilai LKSA. Penulisan dilakukan pada tahun 2021 pada masa pandemi COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan pustaka terhadap sumber literatur seperti jurnal, buku, dan penelitian terkait remaja yang melakukan penyesuaian diri di berbagai lembaga kesejahteraan sosial anak. Karya akhir ini menganalisis bagaimana penyesuaian diri dan perubahan perilaku serta faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian diri remaja bina asuh. Dari tujuh penelitian yang telah dianalisis, lima diantaranya menyatakan remaja dapat menyesuaikan diri dengan baik dan menunjukkan perubahan perilaku yaitu menaati peraturan dan kegiatan yang ada di LKSA, mampu berinteraksi dengan membangun hubungan yang harmonis dengan teman sebaya serta dapat menghormati pengasuhnya. Sedangkan dua penelitian menyatakan bahwa remaja bina asuh belum bisa menyesuaikan diri di LKSA dengan menunjukkan perilaku yang masih melanggar aturan dan tidak mengikuti kegiatan di LKSA. Hal tersebut disebabkan oleh faktor internal dan juga faktor eksternal yang memengaruhi remaja dalam menyesuaikan diri. Faktor internal terdiri dari karakteristik kepribadian, pengalaman mengatasi masalah dan kondisi emosi, inteligensi, konsep diri, self compassion. Adapun faktor eksternal-nya adalah jaringan dukungan pribadi yang terdiri dari dukungan keluarga dan teman sebaya, serta faktor sumber daya dan layanan

This research focuses on the problem of self-adjustment of adolescents to the rules, activities, friends and caregivers at the orphanages. This topic is important to analyze because adolescents who have not managed to adjust will show behavior which is not in accordance with orphanage’s norms and values. This study was conducted in 2021 during the COVID-19 pandemic. The research method used is literature review, where the writer analyzes various iteratures such as journals, books, and related reports to form a conclusion. This is done so that the authors can reach various data on how adolescents can make self- adjustments in various child social welfare institutions. First, the authors analyze how self-adjustment and changes in adolescent behavior while in social institutions. Then, the author analyzes what factors influence adolescent self-adjustment. Of the seven studies that have been analyzed, five of them stated that adolescents can adjust well and show behavioral changes, namely obeying the rules and activities in institution, being able to interact by building harmonious relationships with peers and being able to respect their caregivers. Meanwhile, two studies stated that adolescents have not been able to adjust with institution showing behavior that still violates the rules and does not participate in activities. This is caused by internal and external factors that affect adolescents in adjusting. Internal factors consist of personality characteristics, problem solving experience, intelligence, self concept, and self compassion. The external factor is a personal support network consisting of family and peer support, and resource and service factors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dhisty Azlia Firnady
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh tingkat parenting stress terhadap kualitas interaksi ibu-anak pada ibu yang memiliki anak usia toddler dan berasal dari keluarga miskin. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan mix method design dalam proses pengumpulan data. Metode kuantitatif dilakukan untuk menganalisis pengaruh tingkat parenting stress terhadap kualitas interaksi ibu-anak. Tingkat parenting stress diukur melalui Parenting Stress Index-Short Form (PSI-SF) dan kualitas interaksi ibu-anak diukur melalui Parenting Interaction with Children: Checlist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). Metode kualitatif berupa observasi dan wawancara, dilakukan unuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai perilku partisipan ibu-anak. Partisipan penelitian ini berjumlah 71 pasang ibu dan anak usia 12 ? 36 bulan yang berasal dari keluarga miskin. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat parenting stress tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas interaksi ibu-anak (F=0,518, p>0,05, tidak signifikan pada L.o.S 0,05).

This research was conducted to deript the effect of level of parenting stress towards mother-child interaction quality in mothers with toddler form poverty family. This research used the mixed method design for collecting data. Quantitative method used in order to analized the effext of level of parenting stress towards mother-child interaction quality. Level of parenting stress was measured by Parenting Stress Index-Short Form (PSI-SF) and mother-child interaction quality was measured by Parenting Interaction with Children: Checlist of Observations Linked to Outcomes (PICCOLO). Qualitative method executed by observation and interview in order to obtain the comprehensive overview about mother-child behavior. The participants of this research are 71 pairs of mothers and children age 12 ? 36 months who came from poverty families. The main results of this research showed that level of parenting stress did not significantly affect the quality of mother-child interaction (F = 0.518, p>0,05, insignificant at L.o.S 0,05)."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59096
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Az-Zahra Anindya Ma`Arip
"Kecerdasan emosional menjadi indikator penting yang sangat dibutuhkan oleh remaja, yang sedang memasuki masa storm and stress, agar bisa stabil dalam mengelola emosi dan berperilaku positif. Salah satu faktor yang membentuk kecerdasan emosional anak adalah pola asuh orang tua. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat kecerdasan emosional remaja. Penelitian menggunakan metode cross-sectional dengan sampel 466 remaja SMA di Kota Bogor. Hasil menggambarkan 71,7% remaja memiliki tingkat kecerdasan emosional baik dan 72,1% remaja mendapatkan pola asuh otoritatif. Hasil analisis uji chi square menunjukkan tidak adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kecerdasan emosional remaja (p value 0,282). Namun setiap pola asuh memberikan dampak yang berbeda pada dimensi kecerdasan emosional anak. Penelitian ini merekomendasikan adanya edukasi dan sosialisasi lebih lanjut mengenai penerapan pola asuh yang tepat untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak melalui kerja sama antara perawat dan orang tua.

Emotional intelligence is an important indicator that is needed by adolescents, who are entering a period of “storm and stress”, in order to be stable in managing negative emotions and behave positively. Parenting styles become one of factors affect adolescent’s emotional intelligence. This study aims to identify the relationship between parenting style and adolescent emotional intelligence in Bogor City. This study used a cross-sectional method with a total sample of 466 senior high school students. The result showed that 71,7% of adolescents had a good level of emotional intelligence and 72,1% of adolescents received authoritative parenting. The result with the chi square test showed that there is no relationship between parenting styles and the level of adolescent’s emotional intelligence. However, each parenting style still has a different impact on adolescent’s emotional intelligence. This study recommends further education and socialization between nurses and parents regarding the appropriate parenting styles to improve adolescent’s emotional intelligence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>