Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simanjuntak, Rima Sylvana
"Jan Steen adalah seorang pelukis Belanda abad ke 17 Ia dikenal sebagai pelukis bergenre drama Jan Steen menjadikan lukisannya seolah olah sebagai panggung sandiwara Melalui tokoh tokoh latar suasana dan konflik yang tergambar di lukisannya ia ingin menampilkan permasalahan kehidupan dalam masyarakat pada saat itu Dari ratusan karya lukisnya ada delapan lukisan yang di dalamnya terdapat perempuan mabuk Artikel ini akan memaparkan bagaimana perempuan mabuk digambarkan dalam interaksinya dengan tokoh tokoh lain oleh Jan Steen di dalam kedelapan lukisan tersebut.

Jan Steen was a Dutch painter lived in the 17th century. His known as a genre scenes painter. He produced his paintings in such a way that they appeared as a drama stage. Through the personages, background, ambience, and conflicts in the paintings, the painter wanted to show off the life circumtances of his time. Eight from his hundreds paintings are showing drunk women. This article explains how Jan Steen depicted the drunk women in their interaction with other personages in those eight paintings."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Berkeley : University of California Press, 1952
928.951 BIO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cremer, Jan
London: Panther, 1975
813.5 CRE i
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Kanisius, 2017
923 JAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kelk, Cornelis Jan, 1901-
Amsterdam: Meulenhoff, 1972
BLD 839.36 KEL j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham William Hasiholan Djaja
"Penelitian ini membahas alih wahana dari lukisan menjadi puisi. Korpus yang digunakan sebagai bahan penelitian adalah lukisan berjudul Barong (2020), Harvest (2018), dan Friendships (2021) karya Made Gunawan untuk menjadi sebuah karya puisi dengan judul “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), dan “Gajah Biru” (2021) karya Dewa Putu Sahadewa. Penelitian ini akan memaparkan proses kreatif dan perubahan dari karya lukisan (visual) menjadi sebuah karya puisi (verbal). Secara garis besar pengalihwahanaan dari lukisan menjadi sebuah puisi menggunakan metode ekfrasis. Metode ekfrasis dibedakan menjadi tiga yaitu, ekfrasis naratif, ekfrasis deskriptif, serta ekfrasis naratif dan deskriptif sesuai dengan tafsiran penyair. Hasil penelitian dari penelitian ini akan memaparkan perubahan bentuk lukisan Barong (2020), Harvest (2018), dan Friendships (2021) karya Made Gunawan untuk menjadi sebuah karya puisi dengan judul “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), dan “Gajah Biru” (2021) karya Dewa Putu Sahadewa sesuai dengan metode masing-masing.

This research contains analysis from paintings to poetry. The corpus of this research is from the Paintings of Barong (2020), Harvest (2018), and Friendships (2021) by Made Gunawan that transforms into Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa. The formulation of problem from this research is the creativity process and the transformation of Paintings of Barong (2020), Harvest (2018), and Friendships (2021) by Made Gunawan to Become Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa. One of the methods of this research is ekfrasis. Ekphrasis itself is divided by three methods, such as descriptive ekphrasis, narrative ekphrasis, also descriptive and narrative ekphrasis. The purpose of this research is to analyze the transformation of Paintings of Barong (2020), Harvest (2021), and Friendships (2021) by Made Gunawan to Become Poetry of “Wajah Barong” (2021), “Seikat Padi” (2021), and “Gajah Biru” (2021) by Dewa Putu Sahadewa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marika Dewi Santania
"Lukisan gua/ceruk merupakan salah satu data arkeologi yang diperkirakan berasal dari masa berburu dan mengumpulkan makanan. Di Indonesia, lukisan gua/ceruk kebanyakan ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Kepulauan Kai, Timor Leste dan Flores (NTT). Namun pada awal tahun 1990-an ditemukan lukisan gua/ceruk di wilayah Indonesia bagian barat, yaitu di wilayah Kalimantan. Salah satunya adalah Situs Batucap. Situs Batucap ditemukan di Dusun Sedahan, Desa Benawai Agung, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Situs ini berbentuk ceruk dengan lukisan yang terdapat pada tiga bongkahan batu yang Membentuk dinding ceruk. Lukisan ini terletak pada dinding sebelah selatan, utara dan barat, dengan bagian depan ceruk yang menghadap ke timur. Dilihat dari ukurannya, ceruk ini diperkirakan tidak digunakan sebagai tempat hunian. Hal ini diperkuat dengan tidak adanya temuan-temuan lain di dalam ceruk ini baik yang berupa ekofak, artefak ataupun temuan lainnya yang dapat memberikan bukti bahwa ceruk ini pernah dihuni. Secara keseluruhan, lukisan yang ada pada ceruk ini didominasi dengan lukisan geometris, yang diikuti dengan lukisan manusia, abstrak, binatang, matahari, dan potion hayat. Seluruh lukisan tersebut dibuat dengan menggunakan teknik sapuan kuas, baik sapuan kecil, sapuan besar maupun kombinasi dari keduanya. Secara umum, lukisan gua/ceruk di Indonesia terdiri dari lukisan manusia, binatang, tumbuhan, banda budaya, matahari, perahu, bentuk geometris dan abstrak. Dalam bentuk penggambarannya, lukisan-lukisan ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Untuk teknik pembuatannya, lukisan gua/ceruk di Indoensia kebanyakan dibuat dengan cara dilukis dengan menggunakan warna dominan merah, namun ada juga yang menggunakan warna hitam, putih, kuning, coklat, dan hijau. Ada juga yang dibuat dengan cara dipahat atau digores, seperti di Flores (NTT), Sambas (Kalimantan Barat), dan Sungai Tala (Maluku)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Macmillan, 1974
382.1 INT i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pattiasina, Amalinda Elisabeth
"The poetry collection, called Serenade, represents one of Jan Jacob Slauerhoff's works which clearly expresses his innermost. His feelings of isolation from society, are expressed in the poems collected in this collection The main thing we can observe here is his desire for freedom and well-being which according to Slauerhoff could only be found in nature, death and primarily in his poems, which was expressed as such: Alleen in mijn gedichten kan ik wonen. This desire is caused by his reluctance to follow the way which is demanded by society. Until in his life he felt only loss of hope and futility. He also felt himself condemned, therefore he admitted to be counted in the group of poets poetes maudit. He has named this collection Serenade as if the poems represent song that he adressed to a lady idol he could never own: Happiness."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zwier, Gerrit Jan
Baarn: De Prom, 1990
BLD 839.36 ZWI e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>