Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8305 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarah Purnama Sari
"Makalah ini membahas tiga puisi yang dibuat oleh penyair modern Tiongkok, Bei Dao (北岛). Ketiga puisi ini termasuk ke dalam kategori Puisi Bebas (新诗 Xin Shi/自由诗 Ziyou Shi) yang beraliran Puisi Kabut (朦胧诗Menglong Shi), ditulis Pasca Revolusi Kebudayaan pada tahun 1976-1978. ?Puisi Kabut‟ adalah puisi yang mendapat pengaruh Barat dan tidak mengikuti aturan puisi lama. Isi dari puisi ini tidak tampak jelas, namun memiliki makna yang dalam. Ketiga puisi ini akan dianalisis melalui teori struktural dengan fokus pada tema dan pesan yang terkandung dalam puisi.Makalah ini membahas tiga puisi yang dibuat oleh penyair modern Tiongkok, Bei Dao (北岛). Ketiga puisi ini termasuk ke dalam kategori Puisi Bebas (新诗 Xin Shi/自由诗 Ziyou Shi) yang beraliran Puisi Kabut (朦胧诗Menglong Shi), ditulis Pasca Revolusi Kebudayaan pada tahun 1976-1978. ?Puisi Kabut‟ adalah puisi yang mendapat pengaruh Barat dan tidak mengikuti aturan puisi lama. Isi dari puisi ini tidak tampak jelas, namun memiliki makna yang dalam. Ketiga puisi ini akan dianalisis melalui teori struktural dengan fokus pada tema dan pesan yang terkandung dalam puisi.
This journal discusses the analysis of three poems by Bei Dao (北岛), a modern Chinese poet. His poems are known as a Free Verse poem (新诗 Xin Shi/自由诗 Ziyou Shi ) and classified as Misty Poem (朦胧诗 Menglong Shi). These selected poems were written at post-Cultural Revolution era in 1976-1978. The characteristics of Misty Poem are these poem has influenced by Western poetry, inconvensional. These poems are enigmatic, the message is not clearly shown in the dictions. Therefore, by using the theory of structural, author aims to analyze his poems with focus on the theme and the message that expressed in the poems."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Leressae
"Sebagai salah satu bentuk kesusastraan, puisi mengalami masa-masa keemasan di Cina. Puisi samar atau Menglongshi merupakan salah satu jenis puisi di Cina yang sulit diinterpretasikan maknanya dan muncul pada masa Revolusi Kebudayaan (1966-1976). Bei Dao adalah salah satu penyair yang menulis puisi samar berjudul “Xuanyan (Deklarasi)” pada masa itu. Revolusi kebudayaan membuat Bei Dao dan para penyair puisi samar lainnya tidak bebas berekspresi sehingga harus menggunakan berbagai simbol untuk menyembunyikan makna sebenarnya dalam puisi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna situasi zaman yang terkandung di dalam puisi “Xuanyan (Deklarasi)” karya Bei Dao melalui simbol-simbol yang dituangkan ke dalam puisi ini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis puisi “Xuanyan (Deklarasi)” dan melakukan interpretasi untuk mendapatkan makna simbolik dari puisi ini. Penelitian ini mendapati hasil bahwa puisi “Xuanyan (Deklarasi)” memiliki makna simbolik tentang kritik dan penolakan Bei Dao terhadap segala propaganda dalam Revolusi Kebudayaan.

As a form of literature, poetry experienced golden times in China. Misty poetry or Menglongshi is a type of poetry in China that is difficult to interpret and emerged during the Cultural Revolution (1966-1976). Bei Dao was one of the poets who wrote the misty poem “Xuanyan (Declaration)” at that time. The cultural revolution made Bei Dao and other misty poets not free to express themselves, so they had to use various symbols to hide the true meaning in their poetry. This study aims to find out the meaning of the current situation contained in the poem "Xuanyan (Declaration)” by Bei Dao through the symbols that are poured into this poem. The research method used is descriptive qualitative, namely analyzing the poem "Xuanyan (Declaration)" and interpreting it to get the symbolic meaning of this poem. This study found that the poem "Xuanyan (Declaration)" has a symbolic meaning about Bei Dao's criticism and rejection of all propaganda in the Cultural Revolution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Graciela Thalia
"Film Under the Hawthorn Tree karya Zhang Yimou berlatar waktu Revolusi Kebudayaan dan mengisahkan tentang kehidupan Jingqiu, seorang pemuda terpelajar yang memiliki ayah berhaluan kanan dan ibu seorang kapitalis, sehingga harus berjuang keras agar tidak bernasib sama seperti orang tuanya. Prosesnya dalam membangun karier jauh lebih rumit dan berliku-liku dibanding tokoh-tokoh pemuda lain seusianya. Penelitian-penelitian terdahulu tentang film ini sebagian menitikberatkan pada aspek percintaan, hubungan keluarga, hubungan pertemanan, dan perasaan. Penelitian ini akan lebih berfokus pada latar belakang sejumlah tokoh dalam film Under the Hawthorn Tree, yang terbagi menjadi kategori merah dan kategori hitam, beserta dampak-dampak yang mereka terima pada masa Revolusi Kebudayaan. Hasil dari penelitian ini adalah dampak yang diterima antara tokoh-tokoh berlatar belakang kategori merah dengan tokoh-tokoh kategori hitam ternyata sangat berbeda. Perbedaan dampak antara kedua kategori ini pula yang menjadi alasan mengapa tokoh-tokoh berlatar belakang kedua kategori ini sulit untuk menjalani hidup berdampingan secara nyaman.

Zhang Yimou's Under the Hawthorn Tree is set during the Cultural Revolution and tells the story of Jingqiu, an educated youth who had a rightist father and capitalist mother, and had to fight hard to avoid the same fate as her parents. The process of building her career is far more complicated and tortuous than other youths of her age. Previous studies on this movie focused on aspects of romance, family relationships, friendships, and feelings that exist between the characters. This research will focus more on the character’s background in the Under the Hawthorn Tree movie, who are divided into red categories and black categories, along with the impacts they received as people from the red categories or black categories during the Cultural Revolution. The result of this study is the impacts received between characters with a red category background and those with black categories are very different. The big difference in terms of impact between the two categories is also the reason why it is difficult for the characters from these two categories to coexist comfortably."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Takdir Alisjahbana
Jakarta: Dian Rakyat, 1988
959.8 SUT r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyani Kusmugiarti
"Skripsi ini membahas struktur kelompok (sh_dan k_z_) pertemanan dalam mangaLife melalui kasus ijime (bullying). Ijime adalah perbuatan menyakiti murid yang lebih lemah secara fisik dan lebih lagi secara mental. Di Jepang, ijime dilakukan oleh sekelompok murid kepada salah satu anggotanya di dalam kelompok pertemanan (nakama sh_dan). Hasil analisis pada manga Life menunjukkan bahwa kelompok pertemanan yang tercermin di dalamnya mempunyai struktur vertical karena adanya seseorang yang menjadi atasan dan bawahan dalam melakukan tindakan ijime.

The focus of this study is analyzing the group structure (sh_dan k_z_) in _Life_ comic through the the cases of ijime (bullying). Ijime is an act to hurt the weaker students physically, moreover mentally. In Japan, ijime is conducted by a group of students to one of its member in a friendship group (nakama sh_dan). The result of this analysis shows that the friendship group in _Life_ comic has a vertical structure because the existence of someone who act as the group leader and some members who act as the subordinates in doing ijime action."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13612
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lie, Tektjeng
Djakarta: Lembaga Research Kebudayaan Nasional, 1971
323.1 LIE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ghali, A.
Jakarta: Erlangga, 1990
624.171 GHA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nolan, Barry
Upper Saddle River, N.J.: Pearson Education , 2006
624NOLS003
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Ghali, A.
Jakarta: Erlangga, 1986
624.171 GHA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pasek Acyuta Diwangkara Satyakusuma
"Tesis ini berusaha untuk menunjukkan bagaimana kekuatan struktural yang dimiliki India membuatnya mungkin untuk menarik diri dari RCEP, meski di tengah kebutuhan ekonomi untuk dapat menopang situasi kebangkitanya. Menggunakan Teori Kekuatan Struktural, tulisan ini menghadirkan analisa hubungan kekuatan antaraktor internasional yang terlibat dan memberikan penjelasan penarikan diri India dari RCEP menggunakan sudut pandang hubungan kekuatan yang semakin lama terbukti semakin relevan dalam analisa keanggotaan organisasi internasional. Penelitian ini menemukan bahwa alasan penarikan diri India tidak terlepas dari pengaruh hadirnya opsi luar yang dapat merelativisasi nilai barang yang ditawarkan RCEP, sehingga kebutuhan India terhadap sumberdaya material, posisional, dan ideasionalnya sebagai kekuatan ekonomi baru tidak harus terpenuhi oleh RCEP dan posisi RCEP sebagai penyedia barang dapat tergantikan oleh opsi luar tersebut. Tidak hanya merelativisasi RCEP, opsi luar bahkan memberi India potensi daya tawar yang lebih tinggi untuk menegosiasikan kembali ketentuan-ketentuan yang dapat memenuhi kebutuhannya terhadap RCEP di masa depan.

This thesis seeks to show how India's structural power made it possible for it to withdraw from RCEP, even in the midst of an economic need to be able to sustain its emerging situation. Using Structural Power Theory, this paper presents an analysis of the power relations between the international actors involved and provides an explanation for India's withdrawal from RCEP using a power relations perspective which has increasingly proven to be increasingly relevant in the analysis of international organization membership. This research finds that the reason for India's withdrawal cannot be separated from the influence of the presence of external options which can relativize the value of the goods offered by RCEP, so that India's needs for material, positional and ideational resources as an emerging economic power do not have to be met by RCEP and RCEP's position as a provider of good can be replaced by these outside options. Not only does it relativize RCEP, the outside option even gives India the potential for higher bargaining power to renegotiate terms that can meet its needs for RCEP in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>