Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raniah
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas mengenai etnis Alawit yang berada di Suriah. Etnis Alawit sebenarnya tidak hanya ada di Suriah, mereka juga tersebar di Turki dan Lebanon. Di dalam jurnal ini identitas etnis Alawit akan dibahas lebih rinci meliputi pendiri, tanah lahir, bahasa dan agama, penduduk dan kebudayaan, hari libur, sejarah nasional, hingga salah satu keturunan dari etnis Alawit bisa memegang kekuasaan tertinggi di Suriah. Tempat lahir etnis Alawit berasal dari wilayah pegunungan Nusayri yang juga dekat dengan Laut Mediterania. Orang-orang yang tergabung di dalam etnis ini banyak mendapatkan rintangan dari berbagai hal dan suku lain dalam mempertahankan keturunan mereka hingga saat ini. Etnis Alawit dianggap sekte mistis karena identitas agama yang mereka anut mulai diketahui banyak orang. Perjuangan dari etnis minoritas yang ingin maju ini akhirnya membuahkan hasil dengan salah satu anggotanya yang bernama Hafiz al-Assad menjabat sebagai Presiden Suriah selama lebih dari 40 tahun. Keberhasilan etnis ini tidak lepas dari hubungan mereka dengan Partai Ba‟ath. Penulisan jurnal ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif-deskriptif dengan metode studi pustaka.

ABSTRACT
This journal article discusses the Alawites ethnic which located in Syria. The Alawites can also be found in Turkey and Lebanon, not only in Syria. In this journal article, Alawites identity will be discussed in more detail include the founder, homeland, language and religion, people and culture, holidays, national history, until one of the descendants from the Alawites who could hold supreme power in Syria. The homeland of the Alawites is near from the Nusayri‟s mountains and close to the Mediterranean Sea. This ethnic considered as a mystical sect because of the identity of their religon began widely known. The Alawites struggle very hard to keep their descendants to this day because they get suffered a lot from other tribes. Finally, their struggle get paid off when Hafiz al-Assad, a descendant from the Alawites, become a President of Syria and reign over Syria for more than 40 years. Their succed to role Syria because of their relation with Ba‟ath Party. This journal article uses a qualitative and descriptive methods in conducting the textual analysis."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Pergolakan yang terjadi di Suriah hingga belakangan ini merupakan salah satu pergolakan di era Arab
Spring. Pergolakan yang terjadi karena adanya tuntutan kesejahteraan ekonomi dari rakyatnya, berujung
pada munculnya konflik vertikal, yaitu perlawanan rakyat Suria pada Pemerintah pimpinan Bashar
Assad. Dalam perkembangannya, konflik internal ini meluas hingga menjadi konflik internasional dan
dampaknya pun juga dirasakan oleh negara-negara lain selain Suriah. Turki menjadi salah satu negara
yang mendapatkan dampak langsung dari konflik di Suria dengan kedatangan para pengungsi Suria ke
Turki, baik untuk menetap dan mendapatkan perlindungan dari Pemerintah Turki maupun menjadikan
Turki sebagai tempat transit dengan tujuan menuju negara-negara di wilayah Eropa Barat. Tulisan ini
bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pergolakan di Suriah bisa terjadi dan bagaimana Turki sebagai
negara yang berbatasan langsung dalam menyikapi imbasnya. Metode yang digunakan adalah studi
pustaka dengan mengumpulkan dan menganalisis sumber-sumber jurnal dan surat kabar yang membahas
persoalan Suriah tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan Turki terhadap pengungsi Suriah
dipengaruhi dua faktor, yaitu: politik dan ideologi.
The turbulence in Syria until recently was one of the upheaval in the Arab Spring era. The turbulence which was
caused by the demands of economic welfare of the people, led to the emergence of vertical conflict, the government
run by Bashar Assad and the opposing Syrian people. But in its development, this turbulence extends to international
conflicts and the impact is also felt by other countries besides Syria. Turkey becomes one of the directly affected
country as refugees fled to the country either for residing and getting protection from the Turkish Government or
making the country as a transit before moving to Western European countries. This article aims to explain how the
turbulence in Syria happened and how Turkey as a country that borders directly, responses to the impact. The method
used is the bibliography method by collecting and analyzing sources from journals and newspaper which discuss the
issues obtained by the author. The result of the analysis shows that Turkish policy is influenced by two factors in
dealing with the Syian refugess: politics and ideology.
"
[, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Prada Utami
"ABSTRAK
Abstrak Konflik Suriah masih berlangsung hingga saat ini di Timur Tengah. Konflik yang terjadi antara pemerintah dan kelompok militansi ISIS ini pun menjadi sorotan banyak pihak. Negara-nagara luar banyak yang turut campur tangan dalam konflik yang terjadi di Suriah. Tidak terkecuali Federasi Rusia. Rusia yang memang dikenal memiliki hubungan baik dengan negara di Timur Tengah turut turun tangan dalam konflik ini. Hal yang dilakukan Rusia adalah dengan membantu pemerintah Suriah dalam memerangi tindakan gerakan tentara anti pemerintah yang menyebabkan perang sipil dan ISIS yang dianggap sebagai tindakan terorisme. Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai bentuk keterlibatan Rusia terhadap konflik Suriah dan apa yang didapatkan oleh Rusia dari bantuannya terhadap Suriah. Data diperoleh dari analisis berita dan sumber sejarah hubungan Rusia-Suriah.

ABSTRACT
Abstract Syrian conflict is still happening until now in Middle East. Conflict which happens between the government and militant group ISIS is being a headline for many parties. Foreign countries do intervention in conflict in Syria. And there is no exception with Russian Federation. Russia known for having a good relationship with countries in Middle East does an intervention on it. What Russia doing is helping Syrian government in the fight against of Free Syrian Army which caused civil war and ISIS which considered as terrorism act. In this article, it will discuse about the form of Russian help for Syrian government and what Russian gets from its help for Syria. Datas obtainable from news analysis and history sources Russia-Syria relationship."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Pranissa
"Latar belakang penulisan jurnal ilmiah mengenai tema ini karena disebabkan terjadinya konflik Suriah yang tidak kunjung usai sampai pada saat ini. Lain halnya dengan konflik Negara-negara Arab lainnya yang di mana terjadinya konflik hanya berlangsung selama kurang lebih dua tahun. Penulisan jurnal ilmiah ini menggunakan metode penulisan dengan cara deskripsi, di mana penulis menjelaskannya berdasarkan penjelasan dengan melakukan pendekatan analisis konteks terhadap berita media massa yang membahas mengenai konflik Suriah. Hasil hipotesa sementara yang telah didapat adalah beberapa faktor penyebab terjadinya konflik suriah, antara lain faktor ideologi Sunni dan Syiah menjadi penyebab utama konflik, dalam hal ini Suriah memiliki kesamaan ideologi dengan Iran yakni ideologi penganut syiah. Maka sudah barang tentu dapat dipastikan bahwasanya negara Iran akan sangat membantu negara Suriah dalam hal politik dan militer. Dan adanya pula faktor politik, terdapatnya beberapa negara yang memiliki kepentingan pribadi di balik konflik suriah. Negara tersebut ialah Russia, China, dan Amerika. Masing-masing negara tersebut berdiri di antara dua kelompok besar yaitu kelompok pemerintah dan kelompok oposisi.

This journal is written based on the reason that the Syria conflict has not ended yet until today and would not be ended any time soon. This conflict is different from the ones in other Arab countries, which mostly last for approximately two years. This journal uses descriptive method, in which the author explains the results of the research based on the examination by using context analysis approach on some news about the Syria conflict reported by the mass media. The research results in the hypothesis that the major causes of Syria conflict are the Sunni and Shia ideology. In this case Syria shares the same ideology with Iran, that is, the Shias. With this common ideology, it can be ascertained that Iran would greatly assist Syria in terms of politics and military. Political factors trigger the Syria conflict as well. Countries such as Russia, China, and the United States are behind the Syria conflict for reaching their national interests. Each of those countries sides with one of two major groups involved in the Syria conflict, namely the government and opposition groups.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyan Nooryan Putera Pikoli
"Penelitian ini menganalisis perubahan kebijakan luar negeri Turki terhadap Suriah. Analisis dalam penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang melandasi Turki mengubah kebijakan luar negerinya sejak konflik sipil terjadi tahun 2011 di Suriah. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berdasarkan pada causal process tracing sebagai teknik analisis data. Dengan kerangka analisis politik luar negeri, penelitian ini menemukan adanya faktor internal dan eksternal sebagai pembentuk perubahan kebijakan luar negeri. Faktor internal terdiri dari isu politik identitas, pragmatisme ekonomi, dan peran kelompok kepentingan. Kemudian, faktor eksternal terdiri dari ancaman eksistensial, guncangan eksternal, desakan publik, dan persaingan di kawasan. Berdasarkan perangkat analisis tersebut, penulis menyimpulkan bahwa perubahan sikap Turki dilandaskan pada kepentingan nasionalisme Turki yakni mencegah terbentuknya Negara Kurdi di Suriah Utara, mengendalikan kelompok Islam Radikal di Suriah, membentuk pemerintahan baru di Suriah sesuai dengan kehendak Turki, menguasai akses sumber energi di Suriah, dan melindungi wilayah kedaulatannya dari ancaman dan efek limpahan konflik Suriah. Berdasarkan hasil analisis tersebut, penelitian ini menawarkan dua rekomendasi penting. Pertama, secara akademik yang menawarkan penyempurnaan lebih lanjut dari teori perubahan politik luar negeri dengan menggabungkan pendekatan berbasis struktur dan agen. Kedua, rekomendasi kebijakan yang menawarkan secara idealitas bahwa Turki harus mengembalikan karakteristik politik luar negeri Zero Problem with Neighbour yang cenderung mengedepankan soft power dibanding hard power.

This study analyzes the changes in Turkey's foreign policy towards Syria. The analysis in this study identifies the causal factors that underlie Turkey's change in its foreign policy since the civil conflict occurred in 2011 in Syria. This thesis uses a qualitative research method based on causal process tracing as a data analysis technique. With the framework of foreign policy analysis, this research finds internal and external factors as the shapers of foreign policy changes. Internal factors consist of identity politics, economic pragmatism, and the role of interest groups. Then, external factors consist of existential threats, external shocks, public pressure, and competition in the region. Based on this analysis, the authors conclude that Turkey's policy changes are based on the interests of Turkish nationalism, namely preventing the formation of a Kurdish State in Northern Syria, controlling Radical Islamic groups in Syria, forming a new government in Syria under Turkey's will, controlling access to energy sources in Syria, and protect its sovereign territory from the threats and spillover effects of the Syrian conflict. Based on the analysis results, this study offers two important recommendations. First, academically that offers a further refinement of the theory of foreign policy change by combining a structure-based and agency-based approach. Second, policy recommendations offer ideals that Turkey must restore the characteristics of a "Zero Problem with Neighbor" foreign policy, which tends to prioritize soft power over hard power."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaula Rininta Anindya
"Skripsi ini bertujuan menganalisa faktor-faktor yang menyebabkan kemenangan Jabhat Al-Nusra dalam Anfal Campaign di Kassab, Suriah, 21-23 Maret 2014. Pemahaman militer konvensional melihat bahwa aktor dengan power yang lebih unggul akan memenangkan perang. Namun, Jabhat Al-Nusra yang kapabilitas power nya relatif lebih lemah dibandingkan dengan pihak rezim Bashar Al-Assad dapat memenangkan pertempuran di Kassab. Penelitian ini menganalisis menggunakan teori asymmetric warfare oleh Patricia L. Sullivan dan merupakan penelitian kualitatif dengan metode process tracing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemenangan di Kassab diakibatkan oleh besarnya toleransi biaya dari JN karena bantuan dari Tier JN dan Turki.

This undergraduate thesis seeks to analyze the cause of Jabhat Al-Nusra`s winning on Anfal Campaign in Kassab, Syria, March 21st-23rd, 2014. According to the conventional military understanding, those who have military superiorities will inevitably win the war. However, Jabhat Al-Nusra as a military oppoisition as a weak actor against Bashar Al-Assad`s regime as a strong actor, could win the battle on Anfal Campaign in Kassab. On making the analysis, this research is using the asymmetric wafare theory by Patricia L. Sullivan and done in a process tracing method. This research shows that JN has a greater cost tolerance because there were several supports from JN`s Tier and Turkey which helped JN in winning the battle against regime.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyati
"Skripsi ini bertujuan menganalisa penyebab kegagalan implementasi Annan Plan 2012 di Suriah. Annan Plan mengemban mandat untuk menormalisasi kondisi di Suriah sebagai modal untuk melaksanakan reformasi politik. Hingga setahun setelah dimulainya aksi protes di Suriah, pelanggaran HAM dan jumlah sudah begitu tinggi. Annan Plan yang diharapkan dapat menyelesaikan konflik akhirnya harus mengalami kegagalan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode process tracing yang menggunakan studi dokumentasi dan literatur. Penelitian ini berfokus dalam periode penugasan Annan sebagai Utusan Khusus, yaitu mulai Februari 2012 hingga pengunduran dirinya pada Agustus 2012. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor kehadiran Rusia dan China sebagai aliansi Suriah dan isi Annan Plan yang tidak tegas menjadi faktor utama dalam penyebab kegagalan implementasi Annan Plan.

This undergraduate thesis seeks to analyze the cause of failure in implementation of Annan Plan in Syria. The mandate of Annan Plan is to restore peace and facilitate a Syrian-led political transition. After a year since the first protest erupted, human rights abuse and casualties are reported very high. In the end, Annan Plan failed to stop violence and atrocities in Syria. This research is done in a process tracing method, using literatures and documents as resources. This research shows that Russia and China as Syria’s alliance and the weak clauses of Annan Plan are the main factors in the failed implementation of Annan Plan.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhyaksa Krisdananjaya
"Penelitian ini beranjak dari latar belakang adanya krisis pengungsi Suriah di Turki dan peranan UNHCR dalam membantu pemerintah Turki pada permasalahan ini. Tujuan dari tesis ini adalah menganalisis peran UNHCR dalam menangani krisis pengungsi Suriah di Turki dari tahun 2015 hingga 2019, lalu melihat kerjasama antara UNHCR dan pemerintah Turki dalam mengatasi masalah sosial yang terjadi akibat pengungsi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan sumber data sekunder berupa kajian pustaka dan sedikit data primer dengan teknik wawancara sebagai sumber data primer. Untuk metode analisis data menggunakan metode analisis data mengalir dengan mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Data yang diperoleh dikaitkan dan dianalisis dengan menggunakan konsep peran organisasi internasional dan konsep kerjasama internasional, yang pada akhirnya penulis dapat menyimpulkan bahwa organisasi internasional UNHCR memiliki satu peran yang dominan dari tiga peran yang dikemukakan oleh Clive Archer, yaitu organisasi internasional sebagai instrumen bagi negara-negara untuk memajukan kepentingan mereka, yang dilatarbelakangi oleh donor atau dana sumbangan. Selanjutnya, koordinasi kebijakan antara pemerintah Turki dan UNHCR terkait masalah sosial yang terjadi di Turki karena pengungsi direpresentasikan dengan program 3RP yang pada realisasinya mengalami kesulitan di berbagai pihak, sehingga tidak bisa menjangkau seluruh komunitas pengungsi.

This research are based from the background of the Syrian refugee crisis in Turkey and the role of UNHCR in assisting the Turkish government on this issue. The purpose of this thesis is to analyze the role of UNHCR in dealing with the Syrian refugee crisis in Turkey from 2015 to 2019, furthermore the cooperation between UNHCR and the Turkish government in overcoming social problems caused by refugees. This study uses descriptive qualitative research methods with secondary data sources in the form of literature review and interview techniques as primary data sources. For the data analysis method, the data flow chart analysis method is used by reducing data, presenting data, and drawing conclusions. The data obtained are linked and analyzed using the concept of the role of international organizations and the concept of international cooperation. Finally, the author can conclude that the international organization UNHCR has one dominant role out of the three roles proposed by Clive Archer, namely international organizations as instruments for countries to advance their interests, motivated by donors or donated funds. Furthermore, policy coordination between the Turkish government and UNHCR related to social problems that occurred in Turkey because refugees were represented by the 3RP program which in reality experienced difficulties in various parties, so it could not reach the entire refugee community."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Nurul Hidayati
"Penelitian ini membahas tentang dampak yang ditimbulkan dari pendudukan ISIS terhadap warisan budaya benda di Irak dan Suriah. ISIS menguasai beberapa wilayah di Irak dan Suriah selama kurang lebih tiga tahun. Selama periode tersebut kelompok ini melakukan aktivitas yang dianggap oleh PBB sebagai kejahatan perang. Bukan hanya terhadap kemanusiaan, tetapi kelompok ini juga menyerang situs-situs warisan budaya di Irak dan Suriah. Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana kondisi warisan budaya benda Irak dan Suriah sebelum pendudukan ISIS, serta apa dampak dari pendudukan ISIS terhadap warisan budaya Irak dan Suriah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data yang diperoleh berasal dari buku, jurnal, dan artikel-artikel dari situs resmi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori warisan budaya UNESCO dan teori arkeologi. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu (1) kondisi warisan budaya Irak dan Suriah sebelum masa pendudukan ISIS kurang baik dan (2) pendudukan ISIS di kedua negara tersebut mengancam eksistensi warisan budaya benda yang ada di Irak dan Suriah.

This study discusses about the impact of ISIS’ occupation on Iraq and Syria’s tangible cultural heritages. ISIS occupied some of Iraq and Syria’s territory for about three years. During this period of time the group has been doing some activities the UN deemed as war crime. Not only against humanity, but this group also attacked cultural heritages sites in Iraq and Syria. The problems found in this study are about the conditions of the cultural heritage in Iraq and Syria before ISIS occupation and the impact ISIS occupation in Iraq and Syria has on the countries’ cultural heritage. Qualitative method is used for this study. The data for this study acquired from books, journals, and articles from official websites. Theories used for this study are UNESCO’s cultural heritage theory and archaeology theory. The result of this study shown that (1) the condition of Iraq and Syria’s cultural heritage before ISIS occupation was not very good and (2) ISIS occupation in Iraq and Syria threatened these countries’ cultural heritage existence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Awal
"Tesis ini menganalisis politik luar negeri AS terhadap proses demokratisasi serta perjuangan kelompok FSA (Free Syirian Army) dan SNC (Syirian National Council) dalam upaya menjatuhkan kediktatoran rezim Bashar Al-assad yang telah berkuasa selama 16 tahun di Suriah. Paradoksnya adalah bahwa selama terjadinya konflik antara kelompok oposisi dan rezim Assad yang didukung oleh kekuatan militer Rusia, Amerika Serikat sebagai pendukung demokrasi di dunia tidak memberikan suatu reaksi yang tegas terhadap tindakan rezim Suriah. Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kerangka teori pilihan rasional, rasional aktor model dan kepentingan nasional. Penelitian ini menemukan bahwa Politik luar negeri Amerika Serikat di bawah pemerintahan Barack Obama dalam memperjuangkan demokrasi di Suriah cenderung beralih ke politik minimalis dari politik maksimalis. Tesis ini menyimpulkan bahwa, Peralihan paradigma politik tersebut disebabkan Suriah tidak mempunyai arti strategis bagi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat di Timur-Tengah.

This tesis analyzes US foreign policy towards the democratization process and the FSA (Free Syirian Army) and SNC (Syirian National Council) effort to topple the Bashar Al-Assad dictatorship regime that has ruled for 16 years in Syria. The paradox is that during the conflict between the opposition and Assad's regime that has been supported by the military power of Russia, US support of democracy in the world does not give an explicit reaction against the actions of the Syrian regime. Using qualitative approach and the theorotical framework of rational choice, rational actor models and national interest. This study finds that under Barack Obama‟s presidency in the fight for democracy in Syria US foreign policy is likely to turn from political maximalist to political minimalist. The study concludes that, this political paradigm shift happens because Syria does not have a strategic significance for US national security interests in the Middle East.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>