Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprilyta Gadis Nabilla Dewi
"ABSTRAK
Film adalah salah satu dari banyak sarana komunikasi masyarakat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan melalui simbol-simbol yang ada di dalam film. Film juga sering
dijadikan sebagai sarana untuk melestarikan budaya, legenda, dan mitologi yang dimiliki dan
dipercayai oleh masyarakat tertentu. Film The Sorcerer and The White Snake adalah salah
satu film yang menjadi visualisasi dari legenda ular putih yang ceritanya telah begitu terkenal,
baik di kalangan orang Cina hingga orang luar Cina. Melalui pendekatan semiotik, penulisan
jurnal ini bermaksud untuk menjelaskan dan menganalisis simbol tokoh ular putih yang
merupakan tokoh utama dalam film ini dan kaitannya dengan mitologi dan kepercayaan Cina. ABSTRACT
Film is one of the mediums of society communication to deliver messages through symbols
that be present in a movie scene. Film is also often made as a medium to preserve and
conserve culture, legend, and mythology that certain society believed. The Sorcerer and The
White Snake film is one of films that being a visualization from white snake legend which
story is so famous, both in Chinese or non Chinese. Through a semiotic approach, this journal
aims to explain and analyze the symbol of white snake character who being a main character
of this film and its relevancy to Chinese?s mythology and belief. ;Film is one of the mediums of society communication to deliver messages through symbols
that be present in a movie scene. Film is also often made as a medium to preserve and
conserve culture, legend, and mythology that certain society believed. The Sorcerer and The
White Snake film is one of films that being a visualization from white snake legend which
story is so famous, both in Chinese or non Chinese. Through a semiotic approach, this journal
aims to explain and analyze the symbol of white snake character who being a main character
of this film and its relevancy to Chinese?s mythology and belief. ;Film is one of the mediums of society communication to deliver messages through symbols
that be present in a movie scene. Film is also often made as a medium to preserve and
conserve culture, legend, and mythology that certain society believed. The Sorcerer and The
White Snake film is one of films that being a visualization from white snake legend which
story is so famous, both in Chinese or non Chinese. Through a semiotic approach, this journal
aims to explain and analyze the symbol of white snake character who being a main character
of this film and its relevancy to Chinese?s mythology and belief. ;Film is one of the mediums of society communication to deliver messages through symbols
that be present in a movie scene. Film is also often made as a medium to preserve and
conserve culture, legend, and mythology that certain society believed. The Sorcerer and The
White Snake film is one of films that being a visualization from white snake legend which
story is so famous, both in Chinese or non Chinese. Through a semiotic approach, this journal
aims to explain and analyze the symbol of white snake character who being a main character
of this film and its relevancy to Chinese?s mythology and belief. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Louis
"White Snake: The Origin (2019) merupakan film animasi yang menceritakan kisah persaudaraan yang kompleks antara Siluman Ular Putih (Xiao Bai) dan Siluman Ular Hijau (Xiao Qing). Film adaptasi ini merupakan film adaptasi pertama dari cerita mitologi Legenda Siluman Ular Putih yang disajikan dalam bentuk animasi dan menceritakan kisah awal mula terjadinya legenda tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membahas penerapan prinsip xinren dalam film tersebut dengan menganalisis kompleksitas hubungan persaudaraan Xiao Bai dan Xiao Qing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan prinsip xinren dalam hubungan antara Xiao Bai dan Xiao Qing mempengaruhi dinamika hubungan mereka. Selain itu, kompleksitas penerapan prinsip xinren dalam hubungan persaudaraan antara Xiao Bai dan Xiao Qing membuat karakter dan peran dari tokoh Xiao Bai dan Xiao Qing dan hubungan mereka dalam film menjadi lebih kuat dan kompleks. Melalui penerapan prinsip xinren, film ini juga dapat menciptakan refleksi dan pembelajaran mendalam terhadap norma dan etika yang relevan bagi masyarakat modern.

The film White Snake: The Origin (2019) is an animated film that tells the story of a complex relationship between the White Snake Demon (Xiao Bai) and the Green Snake Demon (Xiao Qing). This film adaptation is the first film adaptation of the mythological story The Legend of the White Snake Demon which is presented in animated form and tells the story of how the legend began. This research aims to discuss the application of the xinren principle in the film by analyzing the complexity of Xiao Bai and Xiao Qing's sibling relationship. The method used in this research is qualitative method. The research results show that the application of xinren principles in the relationship between Xiao Bai and Xiao Qing influences the dynamics of their relationship. Apart from that, the complexity of applying the xinren principle in the sibling relationship between Xiao Bai and Xiao Qing makes the characters and roles of Xiao Bai and Xiao Qing and their relationship in the film stronger and more complex. Through the application of xinren principles, this film can also create in-depth reflection and learning regarding norms and ethics that are relevant to modern society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Balqis Khairunnisa
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang ?? Ch ng 39; , sebagai mitos dewi bulan dalam mitologi Cina. Dewi bulan merupakan salah satu dari sekian banyak dewi yang dipercaya oleh masyarakat Cina. Dalam mitos Cina, Chang rsquo;E dikisahkan sebagai manusia biasa yang terbang ke bulan setelah meminum obat keabadian. Malam pertengahan musim gugur dianggap sebagai malam dengan bulan purnama paling terang sepanjang tahun. Oleh karena itu, setiap tahun pada pertengahan musim gugur selalu dilakukan pemujaan pada dewi bulan. Pemujaan tersebut diwariskan secara turun-temurun sejak masa dinasti, sehingga saat ini sudah menjadi tradisi dalam masyarakat Cina. Pemujaan dewi bulan dilakukan karena dipercaya dapat membawa kemakmuran.

ABSTRACT
This journal examines the myth of Chang rsquo E as moon goddess in Chinese mythology. Moon Goddess is one of the Goddesess that is worshipped by most of Chinese people. In Chinese mythology, Chang 39 E was a human who flew to the moon after drinking the immortal elixir. A full moon night in the Mid Autumn is believed to be the brightest full moon among others. Therefore, every full moon night in the Mid Autumn, Chinese people always do a ritual in order to worship Moon Goddess. The ritual is done from generation to generation since the dynasty period in China, hence it is already become a tradition among Chinese people. These days, this ritual is still done by many people because they believe that it can bring prosperity to their life. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Nurul Izzati Djunaidi
"Makalah ini membahas tentang peran Dewa Dapur dalam kehidupan kaum Tionghoa. Dewa dapur merupakan salah satu dari sekian banyak dewa yang dipercaya oleh masyarakat Cina. Dewa Dapur memiliki peranan yang penting dalam kehidupan mereka. Dewa dapur dipercaya sebagai penentu kemakmuran sebuah keluarga. Oleh karena itu setiap tahun selalu diadakan pemujaan kepada dewa dapur. Kepercayaan ini diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Cina dari jaman dinasti hingga masa kini. Begitu pula dengan kaum Tionghoa di Indonesia yang masih memegang teguh tradisi dan kepercayaan leluhur mereka. Mereka percaya bahwa warisan leluhur tersebut harus terus dilestarikan. Oleh karena itu hingga saat ini di antara mereka masih ada yang percaya dan terus melakukan ritual pemujaan terhadap Dewa Dapur.

This paper discussed about the role of Kitchen God in the life of the Tionghoa people. Kitchen God is one of the many gods are believed by the Chinese people. Kitchen God has an important role in their lives. Kitchen God believed to be the determinant of a prosperous family. Therefore the ritual worship of Kitchen God always held every year. This belief passed down through the generations by the people of China from dynasty period to the present time. Similarly, Tionghoa people in Indonesia who still adhere to the traditions and beliefs of their ancestors. They believe that the heritage should continue to be preserved. Therefore to this day among them there are those who believe and continue to perform the ritual worship of the Kitchen God.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pu, Song-ling
Beijing: Renmin Wenxue Chubanshe, 1998
SIN 291.13 PUS l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hongkong: Joint Pub. Co, 1984
299.51 CLA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tarisha Tendri Larasati
"Film White Snake: The Origin (2019) merupakan film animasi yang diadaptasi dari legenda klasik Tiongkok, Bai Niangzi Yongzhen Leifengta, yang ditulis oleh Feng Menglong. Dalam proses adaptasinya, sutradara menyajikan berbagai transformasi pada aspek tokoh, pengubahan cerita, dan latar. Transformasi tersebut tidak hanya berhasil memperkenalkan kebudayaan Tiongkok kepada penonton, namun sekaligus meraih keuntungan komersial. Transformasi-transformasi yang dibuat oleh sutradara mencakup transformasi pada aspek tokoh, seperti perubahan nama, visualisasi karakter utama, dan penambahan tokoh-tokoh baru, aspek pengubahan cerita yakni modifikasi pada prolog dan epilog, serta transformasi pada latar waktu dan tempat yang menciptakan konteks historis yang memperkuat elemen fantasi dan legenda dalam cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun film ini masih mempertahankan unsur klasik legenda, transformasi yang diciptakan sutradara dalam film ini telah menarik banyak penonton masa kini. Signifikansi penelitian ini dalam ranah studi sastra dan film memperlihatkan bahwa kekayaan sastra klasik merupakan sumber yang dapat terus dieksplorasi untuk mendukung kesuksesan industri perfilman, khususnya animasi di Tiongkok.

White Snake: The Origin (2019) is an animated film adapted from the classic Chinese legend, Bai Niangzi Yongzhen Leifengta, written by Feng Menglong. In the adaptation process, the director presents various transformations in aspects of the characters, changes of the story, and setting. This transformation not only succeeded in introducing Chinese culture to the audience but also achieved commercial benefits. The transformations made by the director include transformations in aspects of the characters, such as changing names, visualization of the main characters, and adding new characters. In aspects of changing the story, there are modifications to the prologue and epilogue, as well as transformations in the time and place setting which creates a clear historical context and strengthens the elements of fantasy and legend in the story. The research results show that although this film still maintains the classic elements of the legend, the transformation that the director created in this film has attracted many audiences today. The significance of this research in the realm of literature and film studies shows that the richness of classical literature is a source that can continue to be explored to support the success of the film industry, especially animation in China.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisy Norma Riathul Jannah
"Penelitian ini membahas tentang makna perubahan topeng atau bianlian 变脸 dalam pertunjukan opera Cina yang berjudul Baishe Zhuan (Kisah Siluman Ular Putih) 白蛇传. Bianlian adalah teknik perubahan topeng pada opera Sichuan yang merupakan salah satu jenis opera Cina. Tokoh utama pada pertunjukan opera ini bernama Bai suzhen. Karakter ini menggunakan teknik bianlian ketika memerankan tokoh dengan topeng dalam opera Baishezhuan. Pergantian topeng (bianlian) yang dilakukannya dalam kisah Baishezhuan memiliki teknik yang telah lama menjadi rahasia pertunjukan. Melalui metode deskriptif-analisis, penelitian ini bertujuan untuk menggali tentang bianlian, serta mengungkapkan fungsi setiap perubahan topeng tokoh Bai suzhen. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai opera Sichuan dan pengertian makna pada teknik bianlian yang merupakan aspek penting dalam opera Sichuan.

This study discusses the meaning of mask changes or performance performances in a Chinese opera performance called Baishe zhuan (The Story of the White Snake Demon) 白蛇传. Bianlian is a technique of changing masks at Sichuan opera which is one type of Chinese opera. The main character at the opening of the opera was named Bai Suzhen. This character uses a compilation bianlian technique to portray a character with a mask in the Baishe Zhuan opera. The changing of the mask (bianlian) which has changed in the story of Baishe Zhuan has a technique that has long been seen as rashasia. Through the descriptive-analysis method, this study discusses bianlian, and reveals the meaning contained in each change in the mask of Bai suzhens character. This research can help in providing information about Sichuan opera and understanding meanings in bianlian techniques which are important aspects of Sichuan opera."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Aryandini Sumaryoto
"Bidang ilmu dari penelitian yang kini disajikan hasilnya adalah Sejarah Kebudayaan. Sejarah adalah studi mengenai masa lampau manusia. Yang menjadi kunci untuk memasuki wilayah sejarah ialah apa yang disebut sumber-sumber, seperti legenda, folklore, prasasti, monumen, alat-alat sejarah, perkakas rumah, dokumendokumen, surat kabar, dan surat-surat. Berkat ilmu sejarah dan arkeologi serta filologi manusia dapat mengetahui tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di zaman dulu. Dad tulisan-tulisan kuno, inskripsi-inskripsi dan sisa-sisa dari benda Iainnya, ahli sejarah dapat menyusun kernbali jalannya peristiwa-peristiwa tersebut dan mencoba memahami pertalian antara peristiwa yang satu dengan Iainnya.
Kebudayaan adalah kesatuan yang menyeluruh yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan semua kemampuan sert kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat Namun kebudayaan sendiri berevolusi sesuai dengan keperluan. Dalam hal ini dapat dipinjam pendapat Forde bahwa kebudayaan itu tidak statis, ia adaptif dan dapat dimodifikasi disesuaikan dengan kondisi Iingkungan fisik. Dalam mempergunakan sumber-sumber tertentu atau dalam beradaptasi kepada kondisi lingkungan, orang-orang juga hares menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang diberikan oleh pola-pola kemasyarakatan dan konsep konsep religi.
Dari kedua definisi ini dapat disimpulkan bahwa sejarah kebudayaan adalah studi mengenai masa lampau manusia berkaitan dengan semua aspek dalam kehidupan manusia. Sejarah kebudayaan merupakan subdivisi dari sejarah secara keseluruhan, yang perhatiannya meliputi perkembangan semua aspek kebudayaan. Tuiuan utamanya adalah mendapatkan pengertian dari perkembangan kebudayaan. Untuk mendapatkan pengertian tersebut sejarawan budaya memerlukan data nonkultural tertentu, seperti perubahan lingkungan, diferensiasi racial manusia sebagai akibat dari isolasi mekanis, diferensiasi yang sejajar dengan diferensiasi etnis, dan hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor demografik masa lalu. Yang dikaji dalam sejarah kebudayaan adalah kebudayaan di waktu yang lampau dalam pertumbuhan dan perkembangannya dari masa ke masa, dan yang menjadi perhatian utama adalah perubahan dari kebudayaan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
D385
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Oktaviana
"Penelitian ini membahas teks drama Izis karya Taufiq al-Hakim, seorang sastrawan yang terkenal sebagai tokoh pelopor drama Arab Modern di Mesir. Dalam penelitian ini, teks drama Izis dihubungkan dengan cerita dalam mitologi Mesir karena adanya kemiripan antara kedua teks tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan unsur-unsur intrinsik dan perbandingannya dengan mitologi Mesir melalui pendekatan struktural dan sastra banding. Melalui teori struktural, dapat disimpulkan bahwa hubungan antar unsur intrinsik terjalin dengan baik sehingga memudahkan pembaca dalam memahami keseluruhan cerita. Sedangkan melalui pendekatan sastra banding, penelitian ini menyimpulkan bahwa drama Izis mendapat pengaruh dari mitologi Mesir.
Taufiq al-Hakim berhasil memodifikasi mitologi yang sangat kental dengan unsur dewa-dewi menjadi sebuah teks drama yang lebih rasional dan dapat diterima oleh akal manusia. Setidaknya ada tiga pesan yang ingin disampaikan oleh Taufiq al-Hakim melalui teks drama Izis. Pertama, pengarang ingin menggambarkan keadaan sosial dan politik yang sedang terjadi pada tahun 1950-an. Kedua, pengarang ingin menyampaikan bahwa rakyat adalah pemegang kedaulatan tertinggi dalam suatu negara atau wilayah. Ketiga, melalui sosok Izis dalam perjuangannya mencari keadilan, pengarang ingin mengangkat derajat perempuan yang sering direndahkan dalam sistem patriarki di dunia Arab.

This research discusses the texts of Izis drama by Taufiq al Hakim, a well known poet as a pioneer of modern Arabic dramas in Egypt. In this study, Izis drama is related to the story in Egyptian mythology because of the similarity between the two texts. This study aims to expose the intrinsic elements and their relevance to Egyptian mythology through structural and comparative study. Through structural theory, it can be concluded that the relationship between intrinsic elements well established so as to facilitate the reader in understanding the whole story. While through the comparative approach, this study concludes that the drama Izis got the influence of Egyptian mythology.
Taufiq al Hakim successfully modified a very thick mythology with the elements of the gods became a more rational and acceptable text by the human reason. There are at least three messages to be conveyed by Taufiq al Hakim through the Izis drama text. First, the author wants to describe the social and political circumstances of the 1950s. Secondly, the author wishes to convey that the people are the ultimate sovereign holders in a country or territory. Thirdly, through the figure of Izis in his struggle for justice, it can be interpreted as an author who wants to raise the degree of women who are often degraded in the patriarchal system in the Arab world.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>