Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mizanul Adli
"ABSTRAK
Latar Belakang: EORTC menekankan pentingnya menilai kualitas hidup pasien kanker. Saat ini, di Indonesia, belum ada kuesioner yang reliabel dan valid untuk menilai kualitas hidup pasien kanker payudara secara akurat. Tujuan: membuktikan bahwa EORTC-QLQ-BR23 merupakan kuesioner yang reliabel dan valid digunakan di Indonesia Metode: Penelitian dimulai dengan menerjemahkan EORTC-QLQ-BR23 ke dalam bahasa Indonesia dan kemudian diujicobakan pada 10 responden. Setelah itu, EORTC QLQ-BR23 hasil terjemahan digunakan pada penelitian utama. Test-retest dinilai dengan Intraclass Correlation Coeficient (ICC). Konsistensi internal dinilai dengan cronbach alpha. Construct validity dinilai dengan multi-trait scaling analysis. Validitas kriteria dinilai dengan melihat korelasi antara domain EORTC-QLQ-C30 dan EORTC-QLQ-BR23 dengan SF36. Hasil: Telah dilakukan pengambilan data terhadap 100 pasien kanker payudara dari September ? Oktober 2015. Nilai ICC (interval 1 jam) pada semua domain sangat baik (ICC > 0,8). Nilai cronbach alpha > 0,7 pada hampir semua domain. Multi-trait scaling analysis menunjukkan korelasi cukup tinggi antara skor pertanyaan dengan skor domainnya sendiri. Uji validitas kriteria, didapatkan 19 korelasi dengan r > 0,3 antara domain EORTC-QLQ-C30 dan EORTC-QLQ-BR23 dengan SF36. Simpulan: EORTC-QLQ-BR23 merupakan kuesioner yang reliabel dan valid digunakan di Indonesia.ABSTRACT
Background: EORTC emphasize the importance of assessing quality of life in cancer patients. In Indonesia, there has been no reliable and valid questionnaire to assess quality of life of breast cancer patients accurately. Objective: To prove that EORTC-QLQ-BR23 is reliable and valid questionnaire used in Indonesia. Methods: Study began with the EORTC-QLQ-BR23 translated into Indonesian and then tested on 10 respondents. Indonesian version of EORTC-QLQ-BR23 is used in main study. Test-retest was assessed with intraclass correlation coeficient (ICC). Internal consistency was assessed by Cronbach alpha. Construct validity was assessed by multi-trait scaling analysis. Criteria validity assessed by looking at correlation between EORTC-QLQ-C30 and EORTC-QLQ-BR23 with SF36. Results: Data collection were done on 100 breast cancer patients from September to October 2015. ICC value (1 hour interval) in all domains of EORTC-QLQ-BR23 is very good (ICC> 0.8). Cronbach alpha values >0.7 in almost all EORTC-QLQ-BR23 domains. Multi-trait scaling analysis showed a high correlation between scores of questions with a score of his own domain. Criteria validity test, obtained 19 correlation with r>0,3 between domains EORTC-QLQ-C30 and EORTC-QLQ-BR23 with SF36. Conclusion: EORTC-QLQ-BR23 is a reliable and valid questionnaire used in Indonesia.;Background: EORTC emphasize the importance of assessing quality of life in cancer patients. In Indonesia, there has been no reliable and valid questionnaire to assess quality of life of breast cancer patients accurately. Objective: To prove that EORTC-QLQ-BR23 is reliable and valid questionnaire used in Indonesia. Methods: Study began with the EORTC-QLQ-BR23 translated into Indonesian and then tested on 10 respondents. Indonesian version of EORTC-QLQ-BR23 is used in main study. Test-retest was assessed with intraclass correlation coeficient (ICC). Internal consistency was assessed by Cronbach alpha. Construct validity was assessed by multi-trait scaling analysis. Criteria validity assessed by looking at correlation between EORTC-QLQ-C30 and EORTC-QLQ-BR23 with SF36. Results: Data collection were done on 100 breast cancer patients from September to October 2015. ICC value (1 hour interval) in all domains of EORTC-QLQ-BR23 is very good (ICC> 0.8). Cronbach alpha values >0.7 in almost all EORTC-QLQ-BR23 domains. Multi-trait scaling analysis showed a high correlation between scores of questions with a score of his own domain. Criteria validity test, obtained 19 correlation with r>0,3 between domains EORTC-QLQ-C30 and EORTC-QLQ-BR23 with SF36. Conclusion: EORTC-QLQ-BR23 is a reliable and valid questionnaire used in Indonesia."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amdanita
"Medan listrik dengan frekuensi 100-200 kHz dan tegangan 10-15 volt memiliki pengaruh terhadap sel yang sedang mengalami pembelahan. Electrical Capacitive Cancer Treatment (ECCT) adalah perangkat terapi kanker yang menghancurkan sel kanker dengan menggunakan efek medan listrik statis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi desain elektroda kapasitif untuk meningkatkan efektivitas ECCT pada terapi kanker payudara dengan menganalisis intensitas dan energi distribusi medan listrik di jaringan payudara. Analisis distribusi medan listrik dilakukan dengan simulasi menggunakan Comsol Multiphysics 3.5 berbasi metode elemen hingga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain elektroda kapasitif yang dikembangkan efektif pada semua posisi kanker di jaringan payudara (kuadran lateral superior, lateral inferior, medial superior, medial inferior, central).

Electric field with a frequency of 100-200 kHz and a voltage of 10-15 volts has an influence on the cell division. Electrical Capacitive Cancer Treatment (ECCT) is a cancer therapy device that destroys cancer cells using static electric field effects. This study aimed to evaluate the capacitive electrode design to improve effectiveness of ECCT on breast cancer therapy by analyzing intensity and energy distribution of electric field in breast tissue. Analysis of electric field distribution was done by simulation using COMSOL Multiphysics 3.5 based on the finite element method. The results showed that the developed capacitive electrode design effective for all cancers position in the breast tissues (lateral superior quadrant, lateral inferior, medial superior, medial inferior, central)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S54602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Kusmalasari
"ABSTRAK
Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak di antara wanita di dunia maupun Indonesia. Di Indonesia, khususnya di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” (RSKD) Jakarta angka kasus meningkat ditiap periode waktu dari angka 21,46% di tahun 1993-1997 meningkat hingga 40,58% di tahun 2003-2007. Dalam menangani penyakit ini, terdapat modalitas terapi kanker di antaranya adalah operasi, radiasi, kemoterapi ataupun kombinasi dari ketiganya. Namun, modalitas terapi tersebut menimbulkan efek samping yang tidak sedikit pada pasien, khususnya kemoterapi. Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Akibat dari kondisi tersebut, banyak pasien kanker yang menggunakan terapi komplementer-alternatif (CAM) untuk mengurangi gejala efek samping yang dialaminya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat CAM terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi sebagai terapi pendukung di RSKD. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap 152 pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi dan verifikasi data rekam medis. Metode penelitian menggunakan disain studi analitik potong lintang. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan CAM tidak berhubungan bermakna secara statistik (p value >0,05) terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara setelah dikontrol variabel lain. Berdasarkan analisis stratifikasi didapatkan hubungan yang signifikan (p value <0,05), di mana pada kelompok responden yang menggunakan CAM non-herbal selama 1-6 bulan memiliki peluang 6,75 kali (95% CI:1,12-40,56) untuk memiliki kualitas hidup baik dibandingkan dengan responden yang menggunakan jenis CAM herbal selama 1-6 bulan. Perlunya penelitian lebih lanjut dengan desain prospektif dan sampel yang lebih besar.

ABSTRACT
Breast Cancer is the most type of cancer among women in the world and in Indonesia. In Indonesia, especially in “Dharmais” Cancer Hospital (RSKD) Jakarta increased number of cases in each periode of time from 21,46% in 1993-1997 to 40,58% in 2003-2007. In dealing with this disease, there is a cancer therapeutic modalities which are surgery, radiation, chemoterapy or a combination of all three. However, the reality these therapies have side effects that are not small in patients, particularly chemoterapy. This condition can affect the patient’s quality of life. The result of these conditions, many cancer patients use Complementar-Alternative Medicine (CAM) to alleviate the symptoms of the side effects they experienced. The porpose of this study was to determine the benefits of CAM to the quality of life of breast cancer patients who are undergoing chemoterapy as supportive therapy in RSKD. This study is a cross sectional analytic that conducted through interviews of 152 breast cancer patients who are chemoterapy and then verifying medical records. The result found that CAM use was not statistically significantly related to the quality of life of breast cancer patients after controlling for other variables. Based on stratification analysis found a significant relationship in which the respondents who use non-herbal types for 1-6 months had 6,75 times (95% CI: 1,12-40-56) the chance to have a good quality of life compared with respondents who used herbal types for 1-6 months. Need to do further research with a larger sample and prospective design."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Dwi Mulia
"ABSTRAK
Keterlambatan pengobatan kanker payudara merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesintasan hidup seseorang. Terutama mereka yang berobat di rumah sakit rujukan, kemungkinan besar telah mengalami keterlambatan berulang. Sehinggu tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan pengobatan kanker payudara tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain cross sectional dengan sampel dari rumah sakit rujukan nasional pada tahun 2013 - 2016. Pengobatan dikatakan terlambat jika membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk mendapatkan pengobatan sejak pertama kali datang ke rumah sakit. Penelitian ini menggunakan analsisi cox regresi dengan tingkat kemaknaan 0,005. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa faktor yang paling memengaruhi keterlambatan pengobatan pada pasien yang pernah mendapatkan pengobatan adalah tempat tinggal PR 1,593 95 CI 1,031 ndash; 2,462 . Kemudian faktor yang memengaruhi keterlambatan pada pasien baru adalah tingkat pendidikan PR 1,743 95 CI 1,025 ndash; 2,997 dan riwayat pengobatan alternative PR 2,741 95 CI 1,419 ndash; 5,296.

ABSTRACT
Delayed treatment of breast cancer is a serious problem that can worsen the survival period. Then, there is patients already experiencing repeated delays. The purpose of this study is to find out what factors influences the delay of treatment. The study was done with cross sectional design taken from 564 samples of patient breast cancer in Cipto Mangunkusumo General Hospital between 2013 and 2016. Data collected based on register hospital. Time of delay treatment that measured the time from the first came to hospital to the first treatment in hospital. Delay was defined when there was more than 3 months from come to hospital to first treatment. The study based on cox regression was used with p value "
2017
T47992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risang Bagaskoro
"Tujuan : Di Indonesia, kanker payudara (KPD) menempati urutan pertama kanker pada wanita dengan jumlah kasus baru 58.256 (19,8 %) dari semua kasus kanker, dengan jumlah kematian sebanyak 22.692 jiwa. Hal ini menunjukkan perlunya suatu terapi terstandar dalam tatalaksana KPD. KPKN pada tahun 2016 telah mengeluarkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran KPD sebagai panduan dalam terapi, yang diterapkan di RSCM sebagai Pedoman Praktis Klinis (PPK) KPD. Penelitian ini bertujuan menilai kepatuhan dalam tatalaksana KPD dan hubungannya dengan kesintasan pasien.
Metode : Studi kohort retrospektif ini menilai pasien KPD yang menjalani radioterapi di RSCM periode Januari 2017-Juni 2018, dengan kriteria inklusi pasien non metastasis, menjalani operasi sebagai terapi primer, dan menggunakan BPJS. Kepatuhan terapi dinilai dengan menggunakan PPK KPD 2016 sebagai acuan.
Hasil : Terdapat 165 pasien yang masuk kriteria inklusi, dengan usia median 48 (28-82) tahun. Sebanyak 61% pasien terdiagnosa stadium III. Median follow-up 30 bulan. Kesintasan hidup 1 dan 2 tahun adalah 100% dan 97% pada kelompok yang mendapatkan terapi standar, lebih tinggi dibandingkan pada kelompok yang tidak mendapatkan terapi standar, yaitu 100% dan 92%. Kelompok yang tidak mendapatkan terapi tidak standar berisiko 5,38 kali lebih tinggi untuk mengalami metastasis jauh (HR 5,38; 95% IK 1,3-22,5).

Objective : In Indonesia, breast cancer ranks first among women with new cases of 58,256 (19.8%) of all cancer cases, with 22,692 deaths. This shows the need for a standardized therapy in the management of breast cancer. Our national guidelines, derived from The National Comprehensive Cancer Network (NCCN) are becoming a national standard of care for breast cancer, but there is still no research to asses the compliance of national guideline in Indonesia for our current clinical practice of breast cancer. This study aims to assess compliance in the management of breast cancer and its relationship with patient survival.
Methods : This retrospective cohort study assessed breast cancer patients who underwent radiotherapy at the RSCM in the period January 2017-June 2018. Therapy compliances was assessed using the breast cancer national guideline as a reference.
Results : There were 165 patients who were included in the inclusion criteria, with a median age of 48 (27-82) years. As many as 61% of patients are diagnosed with stage III. Median follow-up is 30 months. The survival rate of 1 and 2 years is 100% and 97% in the group that received standard therapy, higher than in the group that did not get standard therapy, which is 100% and 92%. The group that did not get non-standard therapy was 5,28 times more likely to have distant metastases (HR 5,28; 95% CI 1.3-22,5).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Indah Pertiwi
"Kanker payudara banyak diderita perempuan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pengetahuan dan perilaku mencari pelayanan kesehatan pasien kanker payudara dengan desain penelitian deskriptif sederhana. Responden berjumlah 80 orang secara non probability convenience sampling. Mayoritas responden berpengetahuan baik tentang pengetahuan umum, faktor risiko, tanda gejala, skrining serta perawatan, sedangkan mengenai pengobatan masih kurang. Respon awal saat menyadari perubahan payudara diantaranya tidak bertindak, bercerita, mencari pelayanan kesehatan, melakukan pengobatan alternatif, dan herbal. Keterlambatan pemeriksaan dialami sebagian besar responden. Suami menjadi pilihan terbanyak saat diskusi awal. Dokter bedah dan fasilitas kesehatan pemerintah menjadi pilihan terbanyak saat pemeriksaan awal. Perawat perlu meningkatkan edukasi kanker payudara pada perempuan dan pasien kanker payudara.

Breast cancer occurs to many women. This study aimed to describe the knowledge and health care seeking behavior of breast cancer patients with simple descriptive research design. The respondents were 80 who are chosen by non probability convenience sampling. Majority of respondents have good knowledge about the general knowledge, the risk factors, the signs and symptoms, the screening and nursing care, but they lack about the treatment. The initial responses when there were changes in their breast included no action, telling somebody, seeking health care, getting alternative medicine and herbal. The delayed diagnosis experienced by most of the respondents. The husband became the largest selected person for the initial discussion. The surgeons and the government?s health facilities were chosen by most respondents at the first examination. Nurses need to improve the education provision about breast cancer to women and the breast cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Sulistiowati
"ABSTRAK
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada wanita dengan
insidens yang terus meningkat serta merupakan penyebab kematian terbanyak
pada perempuan. Pemeriksaan c-erbB2 dan VEGF merupakan salah satu
penunjang dalam mengidentifikasi, menentukan pengobatan dan prognosis pasien
kanker payudara. Overekspresi c-erbB2 pada kanker payudara, mempunyai
hubungan yang erat dengan ekspresi VEGF. Peningkatan kadar marker ini
mengindikasikan adanya tumor, agresivitas dan prognosis yang jelek pasien
kanker payudara. Selain menggunakan serum, saliva juga merupakan sumber
sampel yang potensial untuk pemeriksaan c-erbB2 dan VEGF.
Melihat bahwa saliva memiliki potensi sebagai salah satu sumber cairan
tubuh yang dapat digunakan untuk pemeriksaan c-erbB2 dan VEGF, maka pada
penelitian ini akan dilakukan evaluasi kadar c-erbB2 dan VEGF dalam saliva dan
serum wanita kanker payudara dibandingkan dengan kontrol. Selain itu juga akan
menilai kemungkinan pemanfaatan saliva sebagai sampel alternatif pemeriksaan
biomarker tersebut melalui uji diagnostik.
Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jenis desain
analitik uji diagnostik. Setelah melalui kriteria inklusi dan eksklusi, tercapai 111
subjek yang terdiri dari: 55 subjek kelompok pasien kanker dan 56 kelompok
kontrol. Kadar c-erbB2 dan VEGF diukur dari serum dan saliva subjek dengan
metode ELISA, kemudian kadar c-erbB2 maupun VEGF dibandingkan antara
kasus dengan kontrol dan dilakukan uji diagnostik.
Terdapat 14,5% pasien kanker payudara yang mengekspresikan c-erbB2
(+3) pada jaringan, dimana 75% pemeriksaan c-erbB2 (+3) pada jaringan
terdeteksi juga di dalam serum dan 50% terdeteksi dalam saliva. Kadar c-erbB2
serum pasien kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Sensitivitas, spesifisitas c-erbB2 serum dibandingkan dengan IHK
berturut-turut 38% dan 91% dengan PPV 50% dan NPV 86%. Sedangkan kadar
c-erbB2 saliva 13% dan 91% dengan PPV 25% dan PPV 82%. Kadar VEGF pada
pasien kanker payudara lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol,
peningkatan kadar VEGF serum berhubungan dengan stadium namun VEGF

ABSTRACT
Breast cancer is the most common type of cancer in women with an
increasing incidence and as the biggest cause of death in women. Examination of
c-erbB2 and VEGF as markers in initial detection, will determine treatment and
prognosis of the breast cancer. C-erbB2 over expression in breast cancer, has a
close relationship with the expression of VEGF. Increased levels of these markers
indicate an aggressiveness of the tumor and poor prognosis of the patients. In
addition to the serum, saliva is also a potential source of specimen for the
examination of c-erbB2 and VEGF.
In this study we have evaluated the levels of c-erbB2 and VEGF in saliva
and serum of women with breast cancer compared to the controls. We also
assessed the possibility of using saliva as an alternative specimen for biomarker
screening in diagnostic tests. A cross-sectional study with an analytical design
diagnostic tests was applied. After going through the inclusion and exclusion
criteria, 111 subjects have been selected: 55 subjects are breast cancer and 56 are
control patients. Levels of c-erbB2 and VEGF were measured from serum and
saliva by ELISA. The results were compared between cases and controls and then
analyzed the diagnostic test (sensitivity, specificity, PPV and NPV).
There are 14.5% of breast cancer patients that express c-erbB2 (+3) on the
tumor tissue, of which 75% are also detected in the serum and 50% in the saliva.
Level of c-erbB2 serum of breast cancer patients is higher than the control group.
Sensitivity and specificity of c-erbB2 serum compared to the IHC results, were
38% and 91%, respectively, with a PPV of 50% and NPV 86%. The levels
salivary c-erbB2 were 13% and 91% with a PPV of 25% and PPV 82%. VEGF
levels in breast cancer patients are higher than the control group, and the level of
the serum VEGF is associated with the stage but not with the level of salivary
VEGF"
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naiva Urfi Layyinah
"Penelitian ini diadakan untuk mengetahui peran persepsi dukungan sosial dalam memprediksi posttraumatic growthpada pasien kanker payudara. Pengalaman menderita kanker payudara dapat menjadi pengalaman traumatis, sehingga pasien membutuhkan persepsi dukungan sosial dari orang di sekitarnya. Responden dalam penelitian ini adalah perempuan dengan kanker payudara, minimal berusia 18 tahun, menjalani operasi paling cepat dua bulan lalu, serta berobat di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan Posttraumatic Growth Inventory (PTGI). Data dari 53 responden diolah dengan analisis simple linear regression. Ditemukan bahwa persepsi dukungan sosial berkontribusi sebesar 10,2% terhadap posttraumatic growthF(1,51) = 5,761, p<0,05. Disimpulkan bahwa persepsi dukungan sosial memprediksi posttraumatic growth di mana semakin tinggi persepsi dukungan sosial, semakin tinggi posttraumatic growth. Persepsi dukungan sosial membuat pasien memaknai pengalaman traumatisnya lebih positif, sehingga memunculkan posttraumatic growth. Hasil penelitian ini mendorong tenaga profesional untuk mengadakan intervensi kepada pasien kanker payudara dan orang-orang di sekitarnya, sehingga pasien mampu mempersepsikan dukungan sosial yang ada serta mengalami perubahan positif.

This study was conducted to examine the role of perceived social support in predicting posttraumatic growth among breast cancer patients. The experience of suffering from breast cancer can be a traumatic experience, so patients need perceived social social support from people around them. Respondents in this study were women who had breast cancer, at least 18 years of age, had surgery at least two months ago, and had treatment in Jabodetabek. The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) scale and Posttraumatic Growth Inventory (PTGI) scale were used. Data from 53 respondents were analyzed using simple linear regression analysis. The result showed that perceived social support was contributed 10.2% to posttraumatic growth, F (1,51) = 5.761, p <0.05. It was concluded that the perceived social support predicts posttraumatic growth which the higher perceived social support, the higher posttraumatic growth. Perceived social support can encourage patients to interpret their traumatic experience positively, thus improve their posttraumatic growth. The result of this study encourages professional staff to deliver intervention to breast cancer patients and people around them, so they can perceive the support then experience the positive changes."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hubert Andrew
"Kanker payudara adalah kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. Dengan prevalensi sebesar 30–50%, nyeri kanker adalah salah satu komplikasi kanker tersering yang dapat menurunkan mutu hidup penderitanya. Nyeri kanker, yang merupakan sejenis nyeri campuran, dapat diakibatkan oleh perjalanan penyakit atau terapi antikanker. Umumnya nyeri kanker ditangani dengan pemberian opioid dengan/tanpa adjuvan. Namun, opioid memiliki efek samping yang bersifat dose-dependent sehingga penggunaannya harus tepat guna agar memaksimalkan manfaatnya sekaligus meminimalisasi risikonya. Studi ini meneliti efek dari pemberian adjuvan gabapentin terhadap intensitas nyeri dan dosis opioid pasien dengan nyeri kanker payudara. Data rekam medis dari 58 pasien dengan nyeri kanker payudara dari dua rumah sakit rujukan di Jakarta diinklusi untuk studi kohort retrospektif ini. Data yang diambil meliputi profil klinis pasien, derajat nyeri, dan dosis opioid. Analisis statistik tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan dalam median intensitas nyeri maupun median dosis opioid antara kelompok pasien dengan nyeri kanker payudara yang menerima adjuvan gabapentin dengan yang tidak. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan peran gabapentin sebagai adjuvan dalam tata laksana nyeri kanker. Penelitian-penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah pasien dan mengendalikan faktor-faktor perancu seperti status opioid dan pemberian adjuvan lain.

Breast cancer is the most prevalent cancer in Indonesia. With a prevalence of 30–50%, cancer pain is a frequent complication of cancer which may lower patient quality of life. Cancer pain, a type of mixed pain, may develop from cancer progression or anticancer therapy. Opioids with/without adjuvants are usually administered to manage cancer pain. However, opioids are associated with dose-dependent side effects. Hence, the administration of opioids should be efficient to maximize benefit and minimize risks. This research studied the effect of adjuvant gabapentin administration on the severity of pain and opioid dose of patients with breast cancer pain. This retrospective cohort study included medical records from 58 patients with breast cancer pain from two tertiary hospital in Jakarta. Patients’ clinical profile, pain severity level, and opioid doses were collected. Statistical analyses did not find a significant difference in median pain severity level and median opioid dose between patients with breast cancer pain who received gabapentin and those who do not. Further research is warranted to determine the role of gabapentin as adjuvant in the management of cancer pain. Future studies should increase the sample size and control confounders such as opioid status and the administration of other adjuvants."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Aulia Rahman
"Kanker payudara adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga menyebar diantara organ-organ didekat payudara. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia termasuk di Indonesia. Etiologi dari kanker payudara belum dapat dijelaskan akan tetapi ada beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa yang berhubungan dengan kanker payudara pada wanita usia 15-70 tahun di Indonesia dengan menganalisis data IFLS-5 tahun 2014. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebesar 14.474 (total sampling). Hasil penelitian ini menunjukan prevalensi kanker payudara pada wanita usia 15-70 tahun di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 0,4. Hasil model akhir analisis multivariat didapatkan pendidikan memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian kanker payudara yang artinya responden yang berpendidikan rendah berpeluang 0,547 kali terjadi kanker payudara, sedangkan pada kontrasepsi hormonal tidak ada perbedaan antara yang menggunakan kontrasepsi hormonal dengan yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal.

Breast cancer is a malignant tumor that is formed from breast cells that grow and develop uncontrollably so that it spreads between the organs near the breast. Breast cancer is one of the major health problems in the world and including in Indonesia. The etiology of breast cancer has not been explained but there are several risk factors associated with the incidence of breast cancer. The purpose of this study was to determine what factors are associated with breast cancer in women aged 15-70 years in Indonesia by analyzing the 2014 IFLS-5 data. The design used in this study was cross sectional with a study sample of 14,474 (total sampling). The results of this study indicate the prevalence of breast cancer in women aged 15-70 years in Indonesia in 2014 by 0.4% The results of the final model of multivariate analysis that obtained education that had a significant relationship with cancer incidence associated with respondents who were low educated had a 0.547 chance of breast cancer, whereas for hormonal contraception there was no association with those using hormonal contraception who did not use hormonal contraception."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>