Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181222 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Tresnasari
"ABSTRAK
Perilaku keselamatan kerja pada pekerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
khususnya pengolahan kayu di Indonesia masih kurang baik, ditandai dengan masih tingginya
angka disabilitas akibat kecelakaan kerja. Tujuan penelitian ini adalah diketahui dan
diperolehnya faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keselamatan kerja pada pekerja
UMKM pengolahan kayu.
Studi kualitatif menggunakan wawancara mendalam dan kelompok diskusi terfokus dengan
pedoman wawancara semi-struktur pendekatan teori Green di 2 perusahaan informal
pengolahan kayu. Wawancara mendalam dilakukan pada 2 orang bagian manajemen, 2 orang
mandor, 4 orang pekerja. Kelompok diskusi terfokus dilakukan pada 2 kelompok dengan 5
orang pekerja di setiap kelompok.
Pekerja pengolahan kayu memiliki persepsi yang cukup baik mengenai perilaku keselamatan
kerja hal ini dikarenakan memiliki pengalaman bekerja cukup lama meskipun berlatar
belakang pendidikan rendah. Sikap dan perilaku yang belum mencerminkan perilaku
keselamatan kerja dipengaruhi motivasi, minat, role model, kesiapan, kebijakan dan
pengawasan yang masih kurang. Mandor masih kurang ketat bertindak sebagai role model
dan melakukan pengawasan terhadap pekerja di lapangan. Manajemen perusahaan sudah
melakukan penyediaan sarana dan prasarana sesuai standar tetapi tidak diikuti oleh adanya
kebijakan, peraturan, pelatihan serta reward dan punishment.
Persepsi baik berperilaku keselamatan kerja pada pekerja pengolahan kayu dalam mencegah
kecelakaan kerja dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman dan sarana prasarana standar
yang cukup baik. Tetapi kurangnya motivasi, minat, contoh teladan, kesiapan dan
pengawasan mempengaruhi sikap dan perilaku keselamatan kerja yang kurang baik.
Manajemen dan mandor yang kurang menerapkan kebijakan, peraturan, pelatihan, reward
dan punishment juga mempengaruhi perilaku keselamatan kerja bagi para pekerja pengolahan
kayu.ABSTRACT
Workers in MSME lack good safety behavior specially carpenters in Indonesia, marked by a
high incidence of disability caused by occupational accidents. The aim of this study is to
identify influencing factors to workers?s safety behavior of carpenter in the micro, small and
medium enterprises (MSME).
A Qualitative study was conducted using in-depth interviews and focus group discussion with
semi-structured guidelines from Green theory, conducted in 2 MSME carpenter industry. Indepth
interviews involving 2 management staffs, 2 supervisors and 4 carpenters. Focus
group discussion was conducted with 2 groups, each consisting of 5 carpenters in .
Adequacy of good safety behavior perceptions was found, due to carpenter?s long experience,
although they have low educational level. Carpenter?s attitude and behavior did not comply
with safe behavior, influenced by lack of motivation, interest, role model, readiness, policy
and supervision. Supervisors were not regarded as role models and are weak in supervision.
Management already provides standar infrastructure and facilities, but lack of policy,
regulation, training also reward and punishment system.
The micro, small and medium enterprises (MSME) carpenter?s good perceptions to
occupational accident prevention influenced by knowledge, experience and standard
infrastructure and facilities, but Carpenters?s lack of motivation, interest, role model,
readiness and supervision influenced low attitude and lack of safety behavior.Management
and supervisor?s also fail to support carpenter?s safety behavior by not implementing policy,
regulation, training, reward and punishment system.;Workers in MSME lack good safety behavior specially carpenters in Indonesia, marked by a
high incidence of disability caused by occupational accidents. The aim of this study is to
identify influencing factors to workers?s safety behavior of carpenter in the micro, small and
medium enterprises (MSME).
A Qualitative study was conducted using in-depth interviews and focus group discussion with
semi-structured guidelines from Green theory, conducted in 2 MSME carpenter industry. Indepth
interviews involving 2 management staffs, 2 supervisors and 4 carpenters. Focus
group discussion was conducted with 2 groups, each consisting of 5 carpenters in .
Adequacy of good safety behavior perceptions was found, due to carpenter?s long experience,
although they have low educational level. Carpenter?s attitude and behavior did not comply
with safe behavior, influenced by lack of motivation, interest, role model, readiness, policy
and supervision. Supervisors were not regarded as role models and are weak in supervision.
Management already provides standar infrastructure and facilities, but lack of policy,
regulation, training also reward and punishment system.
The micro, small and medium enterprises (MSME) carpenter?s good perceptions to
occupational accident prevention influenced by knowledge, experience and standard
infrastructure and facilities, but Carpenters?s lack of motivation, interest, role model,
readiness and supervision influenced low attitude and lack of safety behavior.Management
and supervisor?s also fail to support carpenter?s safety behavior by not implementing policy,
regulation, training, reward and punishment system.;Workers in MSME lack good safety behavior specially carpenters in Indonesia, marked by a
high incidence of disability caused by occupational accidents. The aim of this study is to
identify influencing factors to workers?s safety behavior of carpenter in the micro, small and
medium enterprises (MSME).
A Qualitative study was conducted using in-depth interviews and focus group discussion with
semi-structured guidelines from Green theory, conducted in 2 MSME carpenter industry. Indepth
interviews involving 2 management staffs, 2 supervisors and 4 carpenters. Focus
group discussion was conducted with 2 groups, each consisting of 5 carpenters in .
Adequacy of good safety behavior perceptions was found, due to carpenter?s long experience,
although they have low educational level. Carpenter?s attitude and behavior did not comply
with safe behavior, influenced by lack of motivation, interest, role model, readiness, policy
and supervision. Supervisors were not regarded as role models and are weak in supervision.
Management already provides standar infrastructure and facilities, but lack of policy,
regulation, training also reward and punishment system.
The micro, small and medium enterprises (MSME) carpenter?s good perceptions to
occupational accident prevention influenced by knowledge, experience and standard
infrastructure and facilities, but Carpenters?s lack of motivation, interest, role model,
readiness and supervision influenced low attitude and lack of safety behavior.Management
and supervisor?s also fail to support carpenter?s safety behavior by not implementing policy,
regulation, training, reward and punishment system."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayat
"Sektor pertambangan merupakan sektor pekerjaan yang sangat sarat dengan kecelakaan kerja. Hal ini disebabkan karena karakteristik pekerjaan yang berkaitan dengan kondisi alam yang beragam dan sulit diprediksi kondisinya. Berdasarkan data statistik dari Kementerian ESDM Tahun 2009, di lokasi PTA terjadi kasus kecelakaan keija terjepit secara nasional sebesar 4 kali kecelakaan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab kecelakaaan terjepit di perusahan pertambangan dianalisis menggunakan konsep dalam buku human error in mine safety oleh Geoff Simpson, dkk mengenai konsep human error likelihood influence framework. Dimana, kecelakaan keija dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor organisasi, pengawasan/supervisi, training dan kompetensi, SOP (Standards Operating Procedure), peraturan, kondisi tempat kerja/lingkungan kerja serta adanya interaksi antara pekerja dengan mesin/peralatan yang digunakan (Simpson, 2009).
Sector mining is one of work sector that really crowded with job accident. It corresponds to work characteristic that gets bearing face to face with nature condition that really medley and difficult being predicted its condition so causing in height job accident zoom, Base statistical of ESDM'S ministry Year 2009, at PTA was happen 4 cut accident happening work accident ca.w is in a bind national ala as big as 4 accident time be in a bind. To understand accident causation factor in mining sector can be analyze by use of framework in books human error in mine safety by Geoff Simpson with concept human error likelihood influence framework. In this book explain that accident can caused by safety management system/organization and safety culture.,. supervision/first line management roles and responsibilities, training and competence, codes, rules and procedures, the workplace environment, the person and machine interface (Simpson, 2009)."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T32427
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bogo Suntoro Murti
"Perusahaan obat P.T. XX membuat sediaan padat berupa sediaan tablet dan kapsul. Tahapan proses produksi meliputi penimbangan, pengayakan, pencampuran granulasi, pencetakan, pelapisan, pengisian kapsul, dan pengemasan. P.T. XX belum pernah menggunakan metoda risk assessment untuk menilai bahaya yang ada di perusahaan.
Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko, serta memberikan peringkat dari bahaya yang teridentifkehilangan pendengaran dan program perlindungan terhadap paparan bahan kimia.ikasi dengan maksud untuk menganalisa risiko agar didapatkan skala prioritas Serta altematif pengendaliannya.
Analisa risiko menggunakan metoda semikuantitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi lapangan, pengukuran kondisi lingkungan kerja, wawancara dengan karyawan, serta menganalisa data milik perusahaan. Setelah ditentukan prioritas risiko, ditunjukkan ada lima sumber bahaya utama yang meiiputi kebisingan, manual handling, debu, bahan kimia dan mekanik dengan 26 risiko spesifik yang direkomendasikan untuk dilakukan langkah pencegahan dan koreksi.
Dari peringkat bahaya dan tingkat risiko yang ditemukan diharapkan perusahaan dapat meningkatkan pengendaiian dan monitoring bahaya, serta melaksanakan program-program kesehatan dan keselamatan kerja khususnya dalam program pencegahan cidera punggung, program penoegahan kehilangan pendengaran dan program perlindungan terhadap paparan bahan kimia.

Pharmaceutical company P.T. XX produce solid product as tablet and capsule. Production process stages consist of weighing, sieving, mixing, granulation, tableting, coating, capsule filling, and packing. P.T. XX has never used a risk assessment method to assess hazard in their company.
The research aims were to identify hazards and risk, also to give a rank of these hazards identified in order to analysis risk to find priority level and control alternative.
Semi quantitative method was used to conduct risk analysis. Data were collected by field observation, interview to employee, measurement of environment condition, and analysis data own by the company. After priority of risk was revealed, recommendation of preventive and corrective action was showed that 5 major hazards sources consisting of noise, manual handling, dust, chemical material and mechanic with 26 specific risks.
From the hazard ranked by level of risk which are found, it's hoped that the company could increase hazard controlling and monitoring, and conduct safety and health programs. specially in back injury prevention, hearing loss prevention and chemical exposure protection.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Fitri Handayani
"Setiap tahun, perusahaan penyedia jasa transportasi bahan berbahaya (B3) meningkat. Selain aspek lingkungan dan ekonomis, aspek keselamatan kerja juga merupakan faktor yang penting dalam pemilihan perusahaan jasa transportasi B3. Kerugian yang mungkin timbul karena kecelakaan transportasi B3, yakni nyawa (fatalitas), cedera, pencemaran lingkungan, masalah komersial hingga masalah hukum. PT X, perusahaan multinasional bidang specialty dumical, menggunakan rekanan perusahaan jasa pengangkutan dalam pengiriman produk ke pelanggan. Beberapa specialty chemical yang diproduksi PT X digolongkan sebagai bahan berbahaya (B3). Salah salu kecelakaan transportasi B3 terjadi pada bulan September 2008 di daerah Beli1as, Riau. Tujuan penelitian yakni mengidentifikasi penyebab langsung dan penyebab dasar terjadinya kecelakaan dengan rnetode Fault Tree Analysis (FTA) yang dikombinasikan dengan Loss Causation Model sehingga didapatkan gambaran system evaluasi rekanan kerja di bidang jasa pengangkutan B3. Bagan FTA disusun berdasarkan diskusi, data-data dan dokumentasi lainnya serta wawancara dengan perwakilan PT X dan rekanan kerjanya di bidang transportasi B3. Hasilnya yakni penyebab langsung kecelakaan adalah tindakan tidak selamat pengemudi (berupa pengereman mendadak dan membanting setir ke kiri) yang disebabkan kondisi tidak selamat (berupa keadaan jalan yang berlubang. Adanya kendaraan yang memotong dari kanan dan jarak dengan kendaraan di depan yang terialu dekat), Penyebab dasar kecelakaan tersebut yakni ierjadinya blind spot dan pengemudi tidak mengetahui jarak iring yang aman. Hal ini disebabkan (sub penyebab dasar) oleh tidak adanya pelatihan mengemudi defensif oleh rekanan kerja PT X, kurangnya kontrol manajemen rekanan kerja PT X. Sistem evaluasi rekanan kerja jasa pengangkutan B3 oleh PT X sabaiknya mencakup penilaian tersedianya perlengkapan darurat untuk transportasi B3 sesuai Surat Keputusan Direkorat Jenderal Perhubungan Darat No. 725/2004, kondisi kendaraan, kebugaran pengemudi, data kerusakan/kecelakaan.

There is tremendous growth of hazardous substances transporter company for the last 4 years, Beside economical value and environmental risk consideration. safety matter must be included as important parameter in the selection process of hazardous substances transporter partner. The potential losses that may occur because of the hazardous transportation accident are death (fatality), injury, environment contamination or damaged commercial issues and even law issues. PT X, a multinational company in specialty chemiool.is using transporter service in delivering their products to the costumers. Some of the specialty chemicals are considered as hazardous substances. One of the transportation driver?s right side and the distance to the next vehicle is too close). Furthermore, the root causes are driver's blind spot and the understanding of safe following distances. This is caused by sub root causes such as inadequate defensive driving training and Jack of management control done by the transportation provider company, The evaluation and assessment system of hazardous substances transportation provide must include the assessment to the adequate emergency tools for hazardous transportation as Ministry of Transportation regulation (Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat No. 725/2004), the vehicles liability, the driver condition and recorded previous accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20910
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Ikhsan Derana
"Tesis ini menganalisa Akar penyebab utama kecelakaan kerja "Kurangnya Pengetahuan tentang Manajemen Resiko pada Pekerjaan dan Evaluasi" di PT "X" tahun 2005 2008, menggunakan data dari laporan keceiakan dan laporan investigasi kecelakaan kerja yang diakses dl Departemen HSE PT "X" pada bulan Maret - Mei 2010. Penelitian ini adalah merupakan studi kuaiitatif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Penyebab Dasar (Faktor manusia dan Faktor pekerjaan), Penyabab Langsung (Tindakan tidak standar dan Kondisi tidak standar), Tidak dilakukannya tahapan-tahapan 'Manajemen risiko' secara benar, Kurangnya pengawasan, dan Faktor peketja tidak tetap (Kontrak:tor) baik secara individu maupun bersama-sama berkon1ribusi sebagai Ak.ar penyebab teJjadinya kecelakaan-kecelakaan ini.
Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada PT "X" untuk melak.ukan Pelatihan yang komprehensif untuk Penyebab Dasar dan Penyebab Langsung, sedangkan untuk Manajemen risiko disamping pelatihan, juga komitmen, pengawasan, sosialisasi komunikasi, penerapa.n reward dan punishment.

This Thesis analyzed of the Main Root Cause on Occupational Incidence "Poor on Job Risk Management and Evaluation" at PT "X" year 2005 - 2008, by using the incidence and incidence investigation reports accessed at PT "X" HSE Department in arch.
The summaries of the research are that the Contributory causes (Personal and Job factors), Immediate causes (Unsafe actions and un.safe condition), Improperly in risk management processes, Poor on monitoring, and Contractors? workers factor as individually and/or their togetherness contributed as root cause of these incidences.
This research recommended to PT "X" as well to conduct a comprehensive trainings for the Contributory and Immediate causes, while for the risk management not only to conduct the training, but also to increase the commitment, monitoring, socialization and communication. and the implementation on reward and punishment."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T32384
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wiwik Setyowati
"ABSTRAK
PT NPP adalah salah satu anak perusahaan jasa kontraktor pertambangan PT WSA Tbk (Group WSA). Dalam pengelolaan LK3 PT WSA Tbk menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMLK3) yang dikembangkan dari standar Nasional maupun Internasional (SMK3, OHSAS 18001, ISO 14001 dan ISO 9001). Di PT NPP walaupun mengalami penurunan kecelakaan, namun masih ada kecelakaan berat bahkan fatal sehingga perlu dikaji kembali proses penerapan SMLK3.
Metode penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik, asesmen dilakukan dengan wawancara, verifikasi dokumen dan tinjauan lapangan kemudian dianalisis untuk mendapatkan rekomendasi dari ketidak sesuaian penerapannya.
Hasil penelitian menunjukkan 5 Site mendapatkan kategori Emas dan 4 Site kategori Hijau. Tingkat pemenuhan elemen SMLK3 tahun 2012 <60% ada 10 elemen, ada 7 elemen yang mengalami penurunan tahun 2012 dibandingkan tahun 2009.
Kelemahan ditemukan pada 1). Strategi manajemen, disarankan program LK3 merupakan tanggung jawab semua fungsi dalam perusahaan; sosialisasi & internalisasi kebijakan LK3 seluruh karyawan; tinjauan manajemen mencakup juga review kebijakan LK3, program cleaner production dan perkembangan peraturan perundangan; memperbaharui dan mengendalikan dokumen eksternal; sistem komunikasi yang efektif; Hazard identification faktor fisik pada area kerja; 2). Sosialisasi dan awareness, seyogyanya meningkatkan sosialisasi dan pengawasan seluruh subkontraktor; 3). Teknis Operasional, sebaiknya melengkapi alat keselamatan & alat pelindung; meningkatkan tingkat keberhasilan re-vegetasi sesuai Rencana Tahunan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, melakukan preventive maintenance; melengkapi standar pewarnaan, rambu, simbol dan demarkasi; pengecekan sarana dan prasarana alat kesiap-siagaan tanggap darurat; inspeksi dan perawatan instalasi listrik; 4). Pengelolaan limbah B3 seharusnya meningkatkan pengelolaan & pemantauan limbah B3.

ABSTRACT
PT NPP is one of the mining contractor subsidiary of PT WSA Tbk (WSA Group). In Managing of Environment, Health and Safety aspects, PT WSA Tbk implements Environment, Health and Safety Management System which adopted and modified from the national and international standards (SMK3, OHSAS 18001, ISO 14001 and ISO 9001). Although the overall number of accidents has declined, there were severe accidents and fatality. Therefore, it was needed to be analysed the implementation of EHS in PT NPP.
The method of the study was qualitative, using analitical descriptive approach through interview, document verifications, and field inspection. Then the data were being analysed to get recommendation from the nonconformity.
The Result showed 5 sites in Gold Category and 4 sites in Green Category. There were 10 SMLK3 elements which the level of compliance was less than 60% in 2012 and 7 elements were decreased in comparison to 2009.
The study found the weaknesses were 1). Management Strategy, EHS Programs should be the responsibility of all level in the company; communication and internalitation EHS policy to all employees; management review should cover review of EHS policy, cleaner production program, and development of regulation; updating and controlling external documents; effective communication system; identifying physical hazard in workplace; 2). Socialization and awareness, should be improved socialization and monitoring to all subcontractors; 3). Technical Operations, providing tools and protective safety equipments completely; improving revegetation success rate based on environment monitoring and management annual plan, implementing preventive maintenance; implementing coloring standard, sign, symbol and demarcation; inspection of facillities and emergency preparedness tools; inspection and coloring electrical instalations; 4). Hazardous waste management, it should be improve monitoring and management hazardous waste.
"
2013
T39298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: DEPNAKER-UNDP-ILO, 1987
363 BAH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizawahyu
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26652
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>