Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40225 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh kondisi proses pengeringan terhadap mutu simplisia temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dan menentukan kondisi proses pengeringan terbaik untuk menghasilkan simplisia standar Kriteria kondisi tersebut adalah yang dapat memenuhi kadar air standar 10%, waktu pengeringan yang relatif cepat, hasil pengeringannya masih mengandung kadar kurkumin yang tinggi dan penyusutan serta tampilan visual yang optimal. Hasil studi menunjukkan bahwa pada kondisi pengeringan di bawah suhu 50 derajat celcius dan RH diatas 40% kadar air akhir temu lawak tidak dapat mencapai kadar air standar. Rata-rata penyusutan luas permukaan simplisia temu lawak selama proses pengeringan adalah 66,2%. Terdapat kecenderungan semakin rendah suhu dan semakin tinggi RH pengeringan maka semakin tinggi kadar kurkumin simplisia temu lawak. Kondisi proses pengeringan simplisia temu lawak yang direkomendasikan adalah pada suhu 50 derajat celcius dan RH 30%."
JDPI 23:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Ayatul Azlina
"Peningkatan kasus kanker serviks di dunia memerlukan upaya yang harus diperhitungkan oleh seluruh pemerintah. Skrining bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya kemungkinan  perempuan menderita kanker seviks. Rendahnya kesadaran perempuan dan keluarga untuk melakukan skrining disebabkan oleh rendahnya pengetahuan, sikap, dan self-efficacy mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas penkes FEMALE terhadap pengetahuan, sikap, dan self-efficacy perempuan di Wilayah Kota Banjarbaru. Metode penelitian menggunakan quasi eksperimental pre post design with a control group. Teknik sampling menggunakan convenience sampling.  Jumlah sampel sebanyak 428 responden dengan 215 kelompok intervensi dan 213 kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi pada pengetahuan, sikap, dan self-efficacy perempuan (p= 0,000, p=0,003, dan p=0,002) di kelompok intervensi. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dapat menggunakan penkes FEMALE untuk melakukan pendidikan kesehatan di masyarakat dalam meningkatkan cakupan skrining kanker serviks.

The increasing incidence of cervical cancer in the world needs to be taken into account by all governments. Screening test can provide earlier indication of the possibility of women having cervical cancer. The low awareness of cervical screening among women and their families is do to lack of their knowledge, attitudes, and self-efficacy. This research was conducted to identify the effectiveness of FEMALE health education on the knowledge, attitudes, and self-efficacy of women in the Banjarbaru Selatan District, Banjarbaru. The quasi-experimental pre-post test with control group design was used. The sampling technique uses convenience sampling. Data was collected from 428 housewives, with 213 in the control and 215 in the intervention groups respectively.
The results showed that there was a significant differences before and after intervention in knowledge, attitudes, and self-efficacy in women (p=0,000, p=0,003, and p=0,002 respectively) in the intervention group which is also different from respondent’s knowledge, attitudes, and  self-efficacy in the control group. This study recommends that nurses could use this FEMALE health education to educate women in the community in order to improve the coverage of cervical cancer screening.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyana Santika Sari
"Penderita obesitas di dunia terus meningkat tidak hanya di negara maju namun negara berkembang seperti Indonesia. Peningkatan kejadian obesitas ternyata juga sejalan dengan peningkatan kejadian Sindrom Metabolik (SM) salah satunya adalah Diabetes Mellitus Tipe 2. Pengukuran obesitas yang selama ini dilakukan belum akurat. ABSI menggabungkan hasil ukur lingkar pinggang dengan IMT dan tinggi badan sebagai upaya mencari indikator antropometri baru yang lebih valid dalam menggambarkan bahaya dari kegemukan dan obesitas. Sedangkan untuk memperkiraan kejadian Diabetes agar menjadi lebih akurat diperlukan durasi obesitas. Aktivitas fisik diduga menjadi faktor utama yang mempengaruhi kejadian obesitas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan desain studi kohor retrospektif. Analisis penelitian menggunakan survival dengan regresi cox. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 2.591 orang dewasa dengan obesitas di 5 Kelurahan di Kota Bogor.
Hasil penelitian ini menunjukkan ketahanan terhadap DM Tipe 2 paling rendah terjadi pada orang obesitas yang melakukan aktivitas fisik rendah dibandingkan dengan yang beraktifitas sedang dan tinggi. Faktor lain yang mempengaruhi survival time antara lain umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, asupan karbohidrat, dan asupan lemak.

Obese people in the world continue to increase not only in developed countries but developing countries like Indonesia. The increase in the incidence of obesity was also in line with the increase in the incidence of Metabolic Syndrome (SM), one of which was Type 2 Diabetes Mellitus. Obesity measurements that had been carried out had not been accurate. ABSI combines waist circumference measurements with BMI and height in an effort to find new anthropometric indicators that are more valid in describing the dangers of obesity and overweight. Whereas to estimate the incidence of diabetes in order to be more accurate the duration of obesity is needed. Physical activity is thought to be the main factor affecting the incidence of obesity.
This study uses a quantitative approach using a retrospective cohort study design. Research analysis uses survival with cox regression. The number of samples in this study was 2,591 obese adults in 5 villages in the city of Bogor.
The results of this study showed the lowest resistance to Type 2 DM occurred in obese people who did low physical activity compared to those with moderate and high activity. Other factors that affect survival time include age, sex, family history, carbohydrate intake, and fat intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Arlisdianto
"Pengeringan beku vakum merupakan metode pengeringan yang terbaik, tetapi sangat boros dalam hal energi. Hal ini disebabkan karena laju pengeringan yang relatif lama. Skripsi ini membahas mengenai efek pemanfaatan panas buang kondenser pada proses sublimasi material uji sebagai usaha untuk mempercepat laju pengeringan material. Selain itu, skripsi ini juga membahas mengenai efek material wadah material (material tray) dengan konduktivitas termal berbeda dan membahas besarnya massa yang terevaporasi pada pengeringan beku vakum. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemanfaatan pemanasan dari panas buang kondenser dapat mempercepat laju pengeringan. Selain itu wadah material (material tray) yang berbeda menyebakan perbedaan waktu pengeringan dan selalu terdapat massa yang terevaporasi dalam setiap kondisi pengujian

Vacuum freeze drying is the best drying method but very intensive of energy. This is because the relatively long drying rate. This undergraduate thesis investigates the effect of waste heat recovery from condenser on the sublimation process of the test material in an effort to accelerate the rate of drying on material. In an addition, this undergraduate thesis is also discusses the effect of the material tray with different thermal conductivity and discusses the magnitude mass of the evaporation on vacuum freeze drying. The result proved that the utilization of waste heat from the condenser heat can accelerate the rate of drying. Beside that the material tray has an effect of differences in drying time and that is always there an evaporation mass in each test condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1786
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Hermanza
"Kanker merupakan penyakit keturunan mematikan yang pertumbuhannya diluar kendali. Green Flourescent Protein yang terdapat pada ubur –ubur dapat mendeteksi kanker. Untuk mengawetkan bahan ini digunakan proses freeze vacuum drying. Freeze vacuum drying adalah metode pengeringan yang terbaik, tetapi tidak hemat energi karena proses pengeringan yang relatif lama. Skripsi ini membahas efek penambahan udara sebagai usaha untuk mempercepat laju pengeringan material. Hasil penelitian membuktikan bahwa waktu pengeringan akibat penambahan udara lingkungan malah memperlama proses pengeringan. Hal ini diakibatkan karena adanya perbedaan temperatur ruang yang menyebabkan laju sublimasi percobaan tanpa udara luar lebih besar dibandingkan dengan penambahan udara yang mana temperatur ruang yang lebih tinggi. Oleh karenanya untuk penambahan udara lingkungan membutuhkan kalor yang lebih besar untuk mengeringkan material.

Cancer is a deadly genetic diseases wich it grown out of control. Green Flourescent protein found in jellyfish can be used to detect cancer. To preserve this material freeze vacuum drying process is used. Vacuum freeze drying is the best drying method, but high energy consumtion because of the relatively long drying process. This thesis discusses the effect of the addition air in an effort to decrease drying process time. The results of the research show that the drying time due to the addition air have increase the drying time. This is caused by the difference in room temperature which causes the rate of sublimation experiment without outside air is greater than the addition of air where ambient temperatures are higher. Therefore, the experiment with additional air need more heat to dry the material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hening Rahayatri
"Sirosis dekompensata pada anak merupakan indikasi utama transplantasi hati. Mayoritas pasien yang menunggu transplantasi hati memiliki masalah malnutrisi dan infeksi yang berhubungan dengan prognosis buruk, sehingga dibutuhkan terapi antara untuk memperbaiki kondisi pasien sebelum transplantasi hati. Skor pediatric end-stage liver disease (PELD) adalah sistem penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas transplantasi hati. Semakin tinggi nilainya, semakin buruk kondisi pasien. Terapi granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) telah memberikan hasil yang menjanjikan pada pasien sirosis dewasa, namun penelitian pada sirosis dekompensata anak belum pernah dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh G-CSF terhadap skor PELD dan status nutrisi. Juga dinilai pengaruh terapi G-CSF terhadap neutrofil, CD34+, sitokin pro-inflamasi dan anti-inflamasi, hepatocyte growth factor (HGF), biomarker fungsi hati, adverse event dan kesintasan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2019–Februari 2022 di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), bersifat uji acak terkontrol open-label. Subjek adalah pasien anak dengan usia antara 3 bulan hingga 12 tahun dengan diagnosis sirosis dekompensata yang dibagi dalam kelompok intervensi (n = 26) dan kelompok kontrol (n = 24). Subjek pada kelompok intervensi diberikan 12 kali injeksi subkutan G-CSF (5 µg/kg/hari) serta terapi standar sirosis, dan pada kelompok kontrol hanya diberikan terapi standar sirosis.
Tidak terdapat penurunan skor PELD yang bermakna setelah pemberian G-CSF. Terdapat perubahan bermakna pada kadar neutrofil dan leukosit (uji ANOVA, p < 0,001, untuk kedua parameter). Terdapat tanda mobilisasi sel punca yang dilihat dari peningkatan kadar CD34+, namun hasilnya tidak bermakna. Pemberian G-CSF secara bermakna menurunkan kadar tumor necrosis factor (TNF)-α (uji ANOVA, p = 0,001), dan meningkatkan interleukin (IL)-10 dan HGF (uji ANOVA, p = 0,003 untuk kedua parameter) yang menunjukkan bahwa imunitas bawaan dan regenerasi hati subjek dapat diperbaiki. Tidak ada perbedaan bermakna antara lingkar lengan atas (LILA) dan triceps skinfold thickness (TST) berdasarkan z-score setelah pemberian G-CSF. Kadar alanine aminotransferase (ALT) menurun secara bermakna pada kelompok intervensi (uji ANOVA, p = 0,038). Subjek yang mengalami kejadian infeksi lebih rendah pada kelompok intervensi dibanding kelompok kontrol (uji eksak Fisher, p = 0.04).

Decompensated cirrhosis in children is the main indication of liver transplantation. The majority of patients awaiting liver transplantation have malnutrition and infection problems that are associated with poor prognosis, thus requiring a bridging therapy to treat these conditions prior to liver transplantation. Pediatric end-stage liver disease (PELD) score is a scoring system used to determine liver transplantation priority, higher scores indicates a worse prognosis. Granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF) therapy has shown promising results in adult liver cirrhosis. Our study aimed to investigate the effect of G-CSF on pediatric end-stage liver disease (PELD) scores and nutritional status in pediatric liver cirrhosis. The study also investigated the effects of G-CSF on neutrophils, CD34+ cells, pro-inflammatory and anti-inflammatory cytokines, hepatocyte growth factor (HGF), liver function markers, adverse events, and survival.
This study was conducted on September 2019–February 2022 at dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM). This was an open-label, randomized controlled trial (RCT) including subjects between 3 months and 12 years of age with decompensated cirrhosis. The subjects were divided into intervention group (n = 26) and control (n = 24). Subjects from the intervention group received 12 courses of subcutaneous injection of G-CSF (5 μg/kg/day) plus standard medical treatment (SMT) for liver cirrhosis, while the control received SMT.
Our study did not identify a significant difference in PELD scores between the intervention and control groups after 3 months of G-CSF treatment. Leucocyte and neutrophil counts showed significant differences between the intervention and control groups (ANOVA test, p > 0.001, for both). There was evidence of stem cell mobilization based on increased CD34+ cells in the intervention group; however, the results were not significant. G-CSF administration significantly decreased TNF-α (ANOVA test, p = 0,001), and significantly increased IL-10 and HGF (ANOVA test, p = 0,0003, respectively) indicating improvement in subjects’ immunity. There was no significant difference in nutritional status according to mid-upper arm circumference (MUAC) and triceps skinfold thickness (TST) based on the z-scores. Alanine aminotransferase (ALT) levels significantly decreased in the intervention group (ANOVA test, p = 0,038). Subjects in the intervention group experienced fewer infection events, with a significant difference in the occurrence of sepsis in the intervention group compared to the control (Fisher’s exact test, p = 0.04).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Kurniawan
"Proses pengeringan merupakan suatu cara pemeliharaan terhadap suatu produk bahan pangan. Pengeringan secara alami, yaitu menggunakan sinar matahari langsung dirasakan kurang efektif karena membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringan yang dilakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat pengering yang dapat meminimalkan waktu pengeringan. Modullar Air Dryer (MAD) adalah sebuah alat pengering yang dilengkapi kolektor plat datar dan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi utama. Sinar matahari yang dapat digunakan secara gratis menjadikan MAD sebagai alat pengering yang murah dengan perawatan yang mudah. Pembuatan MAD ini disesuaikan dengan cuaca di negara kita yang memiliki intensitas matahari cukup tinggi. Selain itu, hasil pertanian yang besar di negara kita menjadi salah satu alasan pembuatan MAD.
Pengujian MAD kali ini adalah untuk mengetahui kesetimbangan massa dan energi dalam proses pengeringan bahan pangan. Untuk pengujian kali ini digunakan bawang merah sebagai bahan uji. Persiapan awal yang dilakukan adalah meletakkan MAD pada tempat yang mendapatkan intensitas matahari cukup tinggi. Bawang merah yang akan dikeringkan diletakkan pada rak-rak yang tersedia dengan menggunakan wadah. Pengambilan data dilakukan setiap 10 menit. Data yang didapat dari pengujian antara lain temperatur udara masuk dan keluar ruang kolektor, temperatur ruang kolektor, temperatur ruang pengering, kelembaban relatif ruang pengering, massa bawang merah, intensitas matahari, dan temperatur lingkungan. Sedangkan, kecepatan aliran udara yang melalui ruang kolektor dan ruang pengering tidak berubah.
Data yang didapat dari hasil pengujian diolah dan didapatkan hasil bahwa secara ideal, proses pengeringan dalam MAD tidak setimbang karena terjadi perbedaan antara aliran massa uap air dan aliran energi yang masuk dan keluar sistem. Untuk aliran massa uap air, dari tiga kali pengujian, perbedaan yang terjadi adalah - 0.1251g/s, - 0.3967g/s, dan 0.0753g/s. Sedangkan, untuk aliran energi perbedaan yang teijadi adalah 0.254kJ/s, - 0.404kJ/s, dan 0.958kJ/s. Perbedaan ini sangat kecil bila dibandingkan dengan besamya aliran massa dan energi yang masuk dan keluar sistem. Sehingga, sistem pengeringan MAD dianggap memiliki kesetimbangan massa dan energi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabalok, Ferry Immanuel
"Penggunaan ubur ? ubur telah lama dikenal sebagai bahan dasar pengobatan, dimana dapat digunakan sebagai obat penyembuh radang sendi, hipertensi, sakit punggung, bisul dan dapat mengurangi keletihan dan kelelahan tubuh. Kolagen pada bahan dasar pada ubur ? ubur turut memberikan kontribusi sebagai efek keuntungan kesehatan. Dimana untuk mempertahankan nutrisi atau kandungan gizi dan struktur biologi pada material, maka diperlukan proses pengering beku vakum. Namun metode ini memiliki kelemahan, yaitu konsumsi energi yang besar terutama pada proses pengeringan. Oleh karena itu perlu ditambahkan udara panas pada proses pengeringan sehingga mempercepat proses pengeringan dan memberikan dampak yang sangat berarti pada penggunaan daya mesin pengering beku vakum dan biaya yang dikeluarkan.

Jellyfish has been long time observed for nature material for medical treatment, where jellyfish could be used for curing arthiris, hypertension, backache, blain and reduce tired and fatigue on human body. Collagen is a fundamental material in jellyfish which give positive contribution for health. To maintain nutrition or nutrient content and biology structural, hence vacuum freeze drying is needed. But this method have a weak point, which is need a large energy consumption, specially for drying process. And because of that, hot dry air should add for drying process to expedite drying process and give a good contribution for power consumption in vacuum freeze drying machine and cost expended."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gema Ramadhan Aria Wibisana
"Teknik pengawetan buah merupakan suatu kebutuhan agar dapat menyimpan rasa, kandungan atau gizi buah dalam waktu yang lama dan dalam bentuk yang lebih ringan dan praktis namun tidak merubah kandungan nutrisi didalamnya. Teknik pengeringan dengan spray-drying merupakan salah satu dari cara pengawetan tersebut. Namun penggunaan temperatur yang sangat tinggi dapat merusak kandungan di dalam buah tersebut terutama vitamin C. Oleh karena itu perlu adanya dehumidifier untuk mengeringkan udara yang dipergunakan dalan proses pengeringan, sehingga dapat menurunkan temperature yang dibutuhkan. Larutan belimbing merupakan larutan yang lengket sehingga membutuhkan variasi yang berbeda dengan larutan buah lain yang sifatnya tidak lengket. Perbedaan variasi tersebut dapat mempengaruhi konsumsi energi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa konsumsi energi yang dibutuhkan, berbanding terbalik dengan besarnya kelembaban spesifik bahan.

Fruit preservation techniques is a necessity in order to keep the taste, or nutritional content of fruit in a long time and in a more lightweight and practical, but does not change the nutritional content therein. Spray-drying technique with drying is one of the preservation method. However, the use of very high temperatures can damage the content in fruit, especially vitamin C. Therefore, the need for a dehumidifier to dry air used role in the process of drying, so as to lower the temperature required. Starfruit solution is a solution sticky and thus require different variations with a solution other fruit that are not sticky. The difference of these variations can affect energy consumption. In this study it was found that the energy consumption required, is inversely proportional to the amount of material specific humidity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S65490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>