Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8928 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihombing, Sabrina O.
"Culture is an important variable that influences people?s behavior. Culture involves several elements, such as language, myth, ritual, custom, artifact, law, and values. However, values are known as the most important elements in describing culture. In 2011, a survey was conducted in Jakarta, Bandung, Semarang, and Surabaya with 2,000 respondents to identify current Indonesian values. The results showed that Indonesian values could be operationalized with 35 items and seven dimensions of mutual assistance: democracy, religion, harmony, hospitality, religious fanaticism, and individualism. On the other hand, the extensive number of Indonesian values items (i.e., 35 items) may have several practical problems, such as longer questionnaires and sample requirements. Therefore, a short-form scale of Indonesian values is needed to enhance the understanding of Indonesian culture through its values. This research aimed to provide a short-form instrument for understanding Indonesian values. Specifically, this research explores psychometric assessments, including the dimensionality, reliability, and validity of the original and short-form scales of Indonesian values. In 2013, a survey with more than 1,000 questionnaires was distributed in Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, and Surabaya. This research produced a short-form scale of Indonesian values that involves 13 items and the three dimensions of religion, democracy, and harmony. This paper provides an analysis of the data, a discussion of the findings, research limitations, and directions for future research.

Budaya merupakan salah satu variabel yang penting dalam memahami perilaku manusia. Budaya terdiri dari beragam elemen seperti bahasa, mitos, ritual, kebiasaan, benda artefak, hukum, dan nilai. Nilai merupakan elemen utama yang dapat menggambarkan budaya. Untuk memahami nilai orang Indonesia, survei dilakukan di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya di tahun 2011. Survei tersebut melibatkan 2.000 responden yang bertujuan untuk mengidentifikasikan nilai-nilai bangsa Indonesia saat ini. Hasil survei menunjukkan bahwa nilai-nilai bangsa Indonesia dapat digambarkan dengan 35 indikator yang membentuk 7 dimensi, yaitu: gotong royong, demokrasi, keagamaan, harmoni, ramah tamah, fanatisme keagamaan, dan individualisme. Akan tetapi, jumlah 35 indikator dapat menyebabkan beberapa masalah seperti kuesioner menjadi lebih panjang dan jumlah persyaratan sampel. Bentuk skala yang lebih singkat dibutuhkan untuk memahami budaya Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bentuk yang singkat untuk mengukur nilai-nilai bangsa Indonesia melalui analisis yang meliputi dimensionalitas, keandalan, dan validitas ukuran. Survey dilakukan dengan menyebarkan 1.000 kuesioner di Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, dan Surabaya di tahun 2013. Hasil analisis menghasilkan bentuk singkat yang terdiri dari 13 indikator yang membentuk 3 dimensi utama, yaitu: keagamaan, demokrasi, dan harmoni. Artikel ini menyampaikan analisis data, pembahasan hasil temuan, keterbatasan penelitian, dan arahan untuk penelitian selanjutnya."
Faculty of Economics Universitas Pelita Harapan, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Sabrina O.
"Budaya merupakan salah satu variabel yang penting dalam memahami perilaku manusia. Budaya terdiri dari beragam elemen seperti bahasa, mitos, ritual, kebiasaan, benda artefak, hukum, dan nilai. Nilai merupakan elemen utama yang dapat menggambarkan budaya. Untuk memahami nilai orang Indonesia, survei dilakukan di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya di tahun 2011. Survei tersebut melibatkan 2.000 responden yang bertujuan untuk mengidentifikasikan nilai-nilai bangsa Indonesia saat ini. Hasil survei menunjukkan bahwa nilai-nilai bangsa Indonesia dapat digambarkan dengan 35 indikator yang membentuk 7 dimensi, yaitu: gotong royong, demokrasi, keagamaan, harmoni, ramah tamah, fanatisme keagamaan, dan individualisme. Akan tetapi, jumlah 35 indikator dapat menyebabkan beberapa masalah seperti kuesioner menjadi lebih panjang dan jumlah persyaratan sampel. Bentuk skala yang lebih singkat dibutuhkan untuk memahami budaya Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bentuk yang singkat untuk mengukur nilai-nilai bangsa Indonesia melalui analisis yang meliputi dimensionalitas, keandalan, dan validitas ukuran. Survey dilakukan dengan menyebarkan 1.000 kuesioner di Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, dan Surabaya di tahun 2013. Hasil analisis menghasilkan bentuk singkat yang terdiri dari 13 indikator yang membentuk 3 dimensi utama, yaitu: keagamaan, demokrasi, dan harmoni. Artikel ini menyampaikan analisis data, pembahasan hasil temuan, keterbatasan penelitian, dan arahan untuk penelitian selanjutnya.

Culture is an important variable that influences people?s behavior. Culture involves several elements, such as language, myth, ritual, custom, artifact, law, and values. However, values are known as the most important elements in describing culture. In 2011, a survey was conducted in Jakarta, Bandung, Semarang, and Surabaya with 2,000 respondents to identify current Indonesian values. The results showed that Indonesian values could be operationalized with 35 items and seven dimensions of mutual assistance: democracy, religion, harmony, hospitality, religious fanaticism, and individualism. On the other hand, the extensive number of Indonesian values items (i.e., 35 items) may have several practical problems, such as longer questionnaires and sample requirements. Therefore, a short-form scale of Indonesian values is needed to enhance the understanding of Indonesian culture through its values. This research aimed to provide a short-form instrument for understanding Indonesian values. Specifically, this research explores psychometric assessments, including the dimensionality, reliability, and validity of the original and short-form scales of Indonesian values. In 2013, a survey with more than 1,000 questionnaires was distributed in Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, and Surabaya. This research produced a short-form scale of Indonesian values that involves 13 items and the three dimensions of religion, democracy, and harmony. This paper provides an analysis of the data, a discussion of the findings, research limitations, and directions for future research."
Universitas Pelita Harapan. Faculty of Economics, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Afiyah
"ABSTRAK
Latar Belakang. Lansia merupakan kelompok yang berisiko tinggi untuk terjadinya malnutrisi. Selain merupakan akibat dari penyakit yang diderita, malnutrisi pada lansia juga menjadi penyebab tingginya angka kesakitan pada lansia. Mengingat hal tersebut diperlukan suatu instrumen yang sahih dan dapat diandalkan untuk menilai status gizi lansia yang tinggal di komunitas.Tujuan. Mendapatkan kuesioner MNA-SF berbahasa Indonesia yang sahih dan andal untuk digunakan oleh kader posbindu untuk menapis status gizi lansia di komunitas.Metodologi. Responden berusia ge;60 tahun yang datang ke posbindu menjalani wawancara oleh ahli gizi dan kader posbindu. Wawancara ulang oleh kader posbindu dilakukan satu sampai dua minggu kemudian. Selanjutnya dihitung korelasi antara skor total MNA dengan MNA-SF, skor total MNA-SF pemeriksaan pertama dan kedua, ICC intraclass correlation coefficient MNA-SF hasil penilaian ahli gizi dan penilaian kader serta cronbach rsquo;? MNA-SF.Hasil. Penelitian diikuti oleh 92 responden dengan median usia 67 tahun. Korelasi sedang didapatkan antara skor total MNA-SF IMT indeks massa tubuh penilaian kader dengan skor total MNA r=0,491;p

ABSTRACT
Background. Eldery is highly succeptible group to suffer from malnutrition. Malnutrition in elderly can be the result of disease that they suffered from. It also become the cause of high morbidity. Along with that matter, we need a valid and reliable instrument to assess nutritional status among community dwelling elderly.Objective. To a get valid and reliable Indonesian MNA SF to be used by social workers to screen nutritional status in community dwelling elderly.Methodology. Respondents aged ge 60 years old who came to ldquo posbindu rdquo were interviewed by nutritionist by using MNA. The interview then continued by social workers by using Indonesian MNA SF. Re interview by social workers was held 1 2 weeks later. After data were collected we calculate corellation between MNA and MNA SF total score, MNA SF total score in the first and second examination and cronbach rsquo s .Result. Ninety two respondents were included in this study. Median age was 67 years old. Moderate corellation was observed between BMI Body Mass Index MNA SF total score assessed by social workers and MNA total score r 0.491 p"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charissa Lazarus
"Narsisisme berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan seperti relasi, perilaku serta psikopatologi. Kepribadian narsisistik merupakan kondisi multidimensi dan didapatkan dua jenis narsisisme yaitu narsisisme grandiosa dan narsisime rentan. Sayangnya, kriteria Salah satu alat yang dapat menilai dua jenis narsisisme ini adalah The Five-Factor Narcissism Inventory-Short Form. Studi ini dilakukan untuk menilai kesahihan dan kehandalan instrumen FFNI-SF versi Indonesia. Penerjemahan dilakukan oleh dua orang penerjemah bersertifikasi. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner secara daring dengan sampel penelitian 220 orang dewasa di Indonesia yang mengisi kuesioner dan 60 di antaranya dilakukan penilaian SCID-II. Data dianalisis dengan uji content validity index (CVI) untuk validitas isi, exploratory factor analysis (EFA) dan confirmatory factor analysis (CFA) untuk validitas konstruk, uji korelasi untuk validitas konkuren serta uji konsistensi internal dengan metode Cronbach alpha untuk uji reliabilitas. Validitas isi mendapatkan nilai rerata I-CVI, dan S-CVI sebesar 0,88. Pada EFA didapatkan 2 faktor, narsisisme grandiosa dan rentan. Pada CFA didapatkan model 15 subskala dengan goodness of fit yang baik. Pada uji korelasi skor FFNI-SF dengan SCID-II/PQ NPD didapatkan r = 0.74. Konsistensi internal baik dengan alpha-cronbach 0,904. Instrumen FFNI-SF versi bahasa Indonesia sahih dan andal untuk menilai ciri kepribadian narsisistik pada orang dewasa dan dapat digunakan untuk pengembangan penelitian lanjutan maupun pemeriksaan klinis.

Narcissism is associated with various aspects of life such as relationships, behavior, and psychopathology. Narcissistic personality is multidimensional, and two types of narcissism are identified: grandiose narcissism and vulnerable narcissism. The Five- Factor Narcissism Inventory-Short Form (FFNI-SF) can assess these two types of narcissism. This study was conducted to assess the validity and reliability of the FFNI- SF instrument in the Indonesian version. The FFNI– SF was independently translated by two certified translators. Data collection was conducted through online questionnaire with a sample of 220 adults in Indonesia, and among them, 60 underwent SCID-II assessments. Data were analyzed using the content validity index (CVI) for content validity, exploratory factor analysis (EFA) and confirmatory factor analysis (CFA) for construct validity, correlation tests for concurrent validity, and internal consistency tests using Cronbach's alpha method for reliability. Content validity show an average I-CVI and S- CVI of 0.88. EFA revealed 2 factors: grandiose narcissism and vulnerable narcissism. CFA confirmed a 15-subscale model with a good goodness of fit. The correlation test between FFNI-SF scores and SCID-II/PQ NPD yielded r = 0.74. Internal consistency was good with Cronbach's alpha of 0.904. The FFNI-SF instrument in the Indonesian version is valid and reliable for assessing narcissistic personality traits in adults and can be used for further research development and clinical examinations."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elisabet Augustina
"Penelitian mengenai penggunaan instrumen penapis kognitif berbasis informan pada pasien usia lanjut masih jarang hingga saat ini. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui korelasi Montreal Cogntive Assessment Indonesia (MoCA-Ina) yang sudah lazim digunakan sebagai instrumen penapis langsung dengan Short Form of Informant Questionnaire on Cognitive Decline in the Elderly (IQCODE-S) Indonesia dari pasien usia lanjut, baik di rawat jalan maupun inap. Penelitian ini merupakan studi potong-lintang dengan teknik pengambilan sampel secara konsekutif. Kriteria inklusi pasien usia lanjut di antaranya subyek berusia di atas 60 tahun dan mengerti Bahasa Indonesia dengan baik. Kriteria inklusi informan yaitu subyek berusia 25-60 tahun, mengenal pasien usia lanjut minimal selama 10 tahun terakhir, mengerti Bahasa Indonesia dengan baik dan memiliki fungsi kognitif baik. Subyek pasien usia lanjut dengan gangguan kesadaran, depresi, masalah audtorik dan visual serta buta huruf dieksklusi. Subyek penelitian meliputi 32 pasang pasien usia lanjut dan informan. Hasil studi ini mendapatkan nilai tengah usia pasien usia lanjut yaitu 66 (61-80) tahun, skor MoCA-Ina 25 (7-29), skor rerata IQCODE-S 3.13 (2.69-4.38) dan skor total IQCODE-S 50 (43-70). Dari analisis bivariat, didapatkan korelasi kuat antara skor kedua instrumen penapisan kogntif tersebut (r= –0.738, p<0.001). Uji regresi linear menunjukkan skor MoCA-Ina dan IQCODE-S tetap menunjukkan hubungan bermakna tanpa dipengaruhi faktor demografik pasien usia lanjut.

Studies on the use of informant-based cognitive screening instrument for elderly patients are still rare until now. This study aims to investigate correlation of Montreal Cognitive Assessment Indonesia (MoCA-Ina), which has been used commonly as a direct cognitive screening instrument with Short Form of Informant Questionnaire on Cognitive Decline in the Elderly (IQCODE-S) Indonesia of elderly patients, both inpatient and outpatient settings. This research is a cross-sectional study with consecutive sampling method. Inclusion criteria of elderly patients are subjects aged above 60 years old who understand Indonesian well. Inclusion criteria of informants are subjects aged 25-60 years old who the elderly patients at least the past 10 years, understand Indonesian well and have good cognitive. Subject elderly patients with impaired consciousness, depression, auditory and visual problems, as well as illiteracy are excluded. The study subjects include 32 pairs of elderly patients with their informants. Results of this study obtain median of age of elderly patients is 66 (61-80) years old, MoCA-Ina score 25 (7-29), IQCODE-S average score 3.13 (2.69-4.38) and IQCODE-S total score 50 (43-70). Bivariate analysis shows strong correlation between both cognitive screening instruments (r= –0.738, p<0.001). Linear regression test reveals that MoCA-Ina and IQCODE-S scores still show significant relationship with no influence of demographic factors of elderly patients."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Latifah Nuraini
"Tujuan: Reliabilitas dan validitas kuesioner COHIP-SF 19 versi Bahasa Indonesia.
Metode: Dibuat berdasarkan pedoman proses adaptasi cross-cultural. Penelitian dilakukan pada 548 anak usia 12 - 15 tahun dari enam SMP Negeri di Jakarta yang dipilih secara acak. Tes psikometrik mencakup konsistensi internal, reliabilitas test-retest, validitas diskriminan, dan validitas konvergen.
Hasil: Mean usia subjek penelitian adalah 13,3 tahun (SD 0,9) dan 54% subjek penelitian merupakan perempuan. Mean COHIP-SF 19 adalah 57,8 (SD 8,8) dan mediannya adalah 58 (rentang 27 - 75). Konsistensi internal dan reliabilitas test-retest COHIP-SF 19 sangat baik dengan nilai Chronbach’s alpha 0,83 dan intra-class correlation coefficient (ICC) 0,81. Anak-anak dengan decay aktif, PUFA positif, rongga mulut tidak bersih, atau gingivitis memiliki skor COHIP-SF 19 yang lebih rendah secara signifikan (P ≤ 0,030). Korelasi antara skor COHIP-SF 19 dan masing-masing domain, dengan tingkat keparahan klinis dan penilaian diri terhadap kesehatan umum atau kesehatan rongga mulut setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan sekolah sangat rendah hingga rendah (│rs│ = 0,04 – 0,27, P ≤ 0,028).
Kesimpulan: COHIP-SF 19 versi Bahasa Indonesia berhasil dibuat untuk digunakan sebagai instrumen OHRQoL pada anak-anak usia sekolah di Indonesia. Konsistensi internal, reliabilitas test-retest, validitas diskriminan, dan validitas konvergen COHIP-SF 19 versi Bahasa Indonesia sudah dibuktikan.

Objectives: Assessing reliability and validity of COHIP-SF 19 Indonesian version.
Methods: Developed according to the guidelines for the cross-cultural adaptation process. The instrument was tested among 548 children age 12 – 15 years old, from randomly selected six junior high school in Jakarta. The psychometric test include internal consistency, test-retest reliability, discriminant validity, and convergent validity.
Results: Mean age of the participants was 13,3 years (SD 0,9) and 54% of the participants were girls. The mean score was 57,8 (SD 8,8) and the median was 58 (range 27-75). The internal consistency and test-retest reliability was excellent with Chronbach’s alpha 0,83 and intra-class correlation coefficient (ICC) 0,81. Children with active decay, positive PUFA, not clean oral cavity, or gingivitis had significantly lower scores (P ≤ 0,030). Correlation between COHIP-SF 19 score, subscale scores and clinical severity as well as self-rated general or oral health were very low to low (│rs│ = 0,04 - 0,27, P ≤ 0,028), after adjustment for children’s age, gender, and school.
Conclusion: The Indonesian version of COHIP-SF 19 was successfully developed to be used as an OHRQoL instrument for Indonesian school-age children. The internal consistency, test-retest reliability, discriminant validity, and convergent validity of COHIP-SF 19 Indonesian version were confirmed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabil Mubtadi Falah
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Artritis Reumatoid AR merupakan penyakit kronik yang membutuhkan pengobatan jangka panjang dan mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Kuesioner Short Form 12 merupakan kuesioner kualitas hidup generik yang dapat digunakan untuk pasien AR dan telah diuji kesahihan dan keandalannya di Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keandalan dan kesahihan kuesioner Short Form 12 Berbahasa IndonesiaMETODE: Enam puluh lima orang pasien yang telah didiagnosis AR secara klinis sebelumnya berdasarkan kriteria American College of Rheumatology/ European League Against Rheumatism, diwawancarai dengan menggunakan kuesioner Short Form 36 dan Short Form 12 versi Indonesia. Kesahihan dinilai menggunakan kesahihan konstruksi dan kesahihan eksternal dan keandalan dinilai melalui metode konsistensi internal dan tes ulang.HASIL: SF-12 berbahasa Indonesian tidak terbukti memiliki kesahihan yang baik dengan korelasi setiap pertanyaan dengan SF-36 terbukti rendah pada domain Role Emotional dan Mental Health P

ABSTRACT
BACKGROUND Rheumatoid Arthritis RA is a chronic disease requiring a long term medication affecting quality of life. Short Form 12 is a generic questionnaire to asses patients quality of life and has been validated in England. This study designed to test reliability and validity of Indonesian version of . Short Form 12 questionnaire. METHODS Sixty five patients diagnosed Rheumatoid Arthritis clinically using American College of Rheumatology European League Against Rheumatism criterion, interviewed using Short Form 36 and Short Form 12 questionnaire. Validity assesed with construct validity and external validity, while reliability tested with internal consistency and test retest method.RESULT Short Form 12 Indonesian Version did not proved having a good validity, as it have a poor correlation between Role Emotional and Mental Health domain in SF 36 and SF 12. Indonesian version of Short Form 12 have a poor internal consistency reliability Alpha Cronbach 0,561 0,754 with a good test and retest reliability intra class correlation coefficient 0,844 0,980, P"
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Brazelton, Berry T
London: Mac keith press , 1995
618.920 1 BRA n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>