Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25068 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Babaie, Naemeh Ali
"Investigasi Hubungan antara Kesehatan Psikis dan Insomnia pada Ibu Hamil di Pusat Kesehatan Masyarakat di Estahban.
Masa kehamilan adalah masa yang paling sensitif dalam hidup seorang
perempuan yang menyebabkan
perubahan fisik maupun psikis. Gangguan tidur
adalah salah satu hal yang dilaporkan oleh ibu hamil. Hal ini mungkin
berhubungan dengan konsekuensi psikologis seorang ibu hamil. Studi ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara
kesehatan psikis dan
insomnia pada ibu hamil di pusat kesehatan masyarakat di Estahban. Studi
deskriptif dan analitik
ini telah dilakukan pada 182 ibu hamil yang
berkunjung ke pusat kesehatan masyarakat di Estahban pada tahun 2015. Alat ukur yang digunakan pada studi ini adalah general health
questionnaire 28 (GHQ 28) dan insomnia severity index (ISI). Data dianalisa dengan Chi-Square dan uji korelasi Pearson menggunakan software SPSS 22. Hasil studi menunjukkan bahwa 46,2% sampel diduga mengalami perubahan mental, and 58,8% mengalami insomnia. Terdapat hubungan bermakna antara skor total kesehatan psikis dan skor total insomnia (r=0,58, p<0,05). Terdapat juga hubungan yang bermakna antara semua variabel keehatan psikis dan insomnia (p<0,05). Hasil menunjukkan adanya perubahan psikis dan juga insomnia diantara sampel pada studi ini. Oleh karena itu, edukasi dan konseling mengenai kesehatan pada masa kehamilah adalah penting.

Pregnancy is the most sensitive period in women's life which makes many physical and mental changes. Sleep problems are one of the issues that are reported by pregnant women. It appears to be associated with psychological consequences in pregnant women. This study aims to investigate the relationship between mental health and insomnia in pregnant women referred to health centers in estahban. This descriptive-analytic study has been done on 182 pregnant women referred to health centers of Estahban in 2015 by available sampling method. Research tools used in this study were general health questionnaire 28 (GHQ 28) and insomnia severity index (ISI).Data were analyzed using Chi-Square and Pearson Correlation tests in SPSS 22 software. Research findings showed that 46.2% of women were suspected of mental disorders, and 58.8% of them suffered from insomnia. According to Chi-square test, there was a significant relationship between total score of mental health and a total score of insomnia (r=0.58, p<0.05). Also, a significant relationship was observed in all variables of mental health and insomnia (p<0.05). Results indicate a high level of mental disorders as well as insomnia among pregnant women; also, the mutual effect of these diseases on each other. As a result, sleep hygiene education as well as appropriate consideration and counseling to pregnant women to treat disorders for achieving a safe pregnancy are recommended."
Shiraz University of Medical Sciences. Estahban Paramedical College, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Babaie, Naemeh Ali
"Pregnancy is the most sensitive period in women's life which makes many physical and mental changes. Sleep problems
are one of the issues that are reported by pregnant women. It appears to be associated with psychological consequences
in pregnant women. This study aims to investigate the relationship between mental health and insomnia in pregnant
women referred to health centers in estahban. This descriptive-analytic study has been done on 182 pregnant women
referred to health centers of Estahban in 2015 by available sampling method. Research tools used in this study were
general health questionnaire 28 (GHQ 28) and insomnia severity index (ISI).Data were analyzed using Chi-Square and
Pearson Correlation tests in SPSS 22 software. Research findings showed that 46.2% of women were suspected of
mental disorders, and 58.8% of them suffered from insomnia. According to Chi-square test, there was a significant
relationship between total score of mental health and a total score of insomnia (r=0.58, p<0.05). Also, a significant
relationship was observed in all variables of mental health and insomnia (p<0.05). Results indicate a high level of
mental disorders as well as insomnia among pregnant women; also, the mutual effect of these diseases on each other.
As a result, sleep hygiene education as well as appropriate consideration and counseling to pregnant women to treat
disorders for achieving a safe pregnancy are recommended.
Investigasi Hubungan antara Kesehatan Psikis dan Insomnia pada Ibu Hamil di Pusat Kesehatan Masyarakat di
Estahban. Masa kehamilan adalah masa yang paling sensitif dalam hidup seorang perempuan yang menyebabkan
perubahan fisik maupun psikis. Gangguan tidur adalah salah satu hal yang dilaporkan oleh ibu hamil. Hal ini mungkin
berhubungan dengan konsekuensi psikologis seorang ibu hamil. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara
kesehatan psikis dan insomnia pada ibu hamil di pusat kesehatan masyarakat di Estahban. Studi deskriptif dan analitik
ini telah dilakukan pada 182 ibu hamil yang berkunjung ke pusat kesehatan masyarakat di Estahban pada tahun 2015.
Alat ukur yang digunakan pada studi ini adalah general health questionnaire 28 (GHQ 28) dan insomnia severity index
(ISI). Data dianalisa dengan Chi-Square dan uji korelasi Pearson menggunakan software SPSS 22. Hasil studi
menunjukkan bahwa 46,2% sampel diduga mengalami perubahan mental, and 58,8% mengalami insomnia. Terdapat
hubungan bermakna antara skor total kesehatan psikis dan skor total insomnia (r=0,58, p<0,05). Terdapat juga
hubungan yang bermakna antara semua variabel keehatan psikis dan insomnia (p<0,05). Hasil menunjukkan adanya
perubahan psikis dan juga insomnia diantara sampel pada studi ini. Oleh karena itu, edukasi dan konseling mengenai
kesehatan pada masa kehamilah adalah penting."
Shiraz University of Medical Sciences. Estahban Paramedical College, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Vindalia Dian Sari Helfardi
"Satpam dengan kerja gilir berisiko mengalami insomnia.Penelitian Didi Purwanto (2005) pada pekerja pabrik semen Citeureup?Bogor,didapatkan prevalensi insomnia sebesar 48,1% pada pekerja gilir dan prevalensi tersebut hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan pekerja non gilir.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi insomnia dan faktor?faktor yang meningkatkan risiko kejadian insomnia pada satpam dengan kerja gilir di PT.X.
Desain penelitian menggunakan cross sectional yang melibatkan 107 satpam dengan kerja gilir.Pengambilan data menggunakan beberapa kuesioner, diantaranya kuesioner Sleep Hygiene Index, kuesioner Stress Diagnostic Survey, kuesioner Insomnia Rating Scale-KSPBJ, serta wawancara menggunakan instrumen MINI.
Prevalensi insomnia pada satpam dengan kerja gilir di PT.X adalah 81,9%.Hasil penelitian menunjukkan sikap higiene tidur buruk meningkatkan risiko terjadinya insomnia hampir 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan sikap higiene tidur baik (OR=9,820, 95%CI=1,185?81,413).Usia lebih tua, masa kerja lebih lama, pola kerja gilir iregular dan stres kerja sedang-tinggi tidak terbukti meningkatkan risiko kejadian insomnia pada satpam dengan kerja gilir (p>0,05).
Saran bagi satpam yang menjalani kerja gilir adalah dapat menerapkan sikap higiene tidur dengan baik.Bagi manajemen PT.X, disarankan penyuluhan berkala setiap tiga bulan sekali mengenai gangguan kesehatan akibat kerja gilir terutama insomnia dan evaluasi kesehatan pada satpam yang mengalami insomnia setiap satu hingga tiga bulan sekali.

Security squad who undergo shift work,are at risk for insomnia.Study at cement factory Citeureup-Bogor,2005 by Didi Purwanto found the prevalence of insomnia on shift workers is 48,1% and this prevalence is almost two times higher than non-shift workers.The aim of this research are to know prevalence of insomnia and to determine factors that increase the risk of insomnia on security squad with shift work at PT. X.
Design of research is cross sectional which involved 107 squad of security unit with shift work.Retrieving data used several questionnaires,including Sleep Hygiene Index questionnaire,Stress Diagnostic Survey questionnaire and Insomnia Rating Scale-KSPBJ questionnaire,as well as interview were conducted using MINI instrument.
The prevalence of insomnia on security squad with shift work at PT.X is 81.9%.The result is poor sleep hygiene behavior increases the risk of insomnia is almost 10 times higher than good sleep hygiene behavior (OR=9.820, 95%CI=1.185-81.413).Elder age,longer working lives,pattern of irregular shift work,and medium-high work stresses are not determine to increase the risk of insomnia on security squad with shift work (p> 0.05).
Suggest to security squad who undergo shift work should implement sleep hygiene behavior well.For PT.X management,counseling about the health problems caused by shift work,especially insomnia is recommended regularly every three months and taking health evaluation at security squad who have insomnia every one to three months.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Haidi Abdurachman
"Media sosial telah menjadi platform untuk mengkampanyekan gerakan tertentu dari komunitas dan organisasi. Kesehatan mental adalah salah satu topik hangat yang sering dibahas melalui berbagai strategi teks dan gambar. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pendekatan visual dan tekstual akun Instagram lokal Indonesia dan internasional masing-masing organisasi kesehatan mental, UISehatMental dan mentalhealth.q, melalui analisis kualitatif. Penelitian sebelumnya telah membahas efek media sosial terhadap kesehatan mental dan menggunakan umpan media sosial sebagai sarana untuk mendeteksi masalah kesehatan mental. Namun, media sosial bukan hanya tempat pengguna memposting konten tetapi juga tempat pengguna mengonsumsi postingan yang dibuat oleh orang atau organisasi lain. Penelitian ini mengumpulkan data dari dua akun Instagram organisasi Indonesia dan internasional, masing-masing UISehatMental dan mentalhealth.q, yang menyebarkan kesadaran tentang kesehatan mental yang kemudian dianalisis dengan analisis wacana kritis dan tata bahasa visual untuk memahami berbagai strategi yang digunakan oleh akun tersebut. Penelitian menemukan bahwa akun organisasi lokal menggunakan register dan bentuk teks yang lebih kasual dalam kontennya, yaitu afirmasi dan ajakan bertindak, dan secara keseluruhan menciptakan lingkungan yang ramah di feed mereka. Sebaliknya, akun internasional menggunakan register dan eksposisi yang lebih formal, yang menciptakan lingkungan formal dan lugas dalam menyampaikan pesan mereka. Temuan ini menyiratkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam wacana sosial tentang kesehatan mental antara Indonesia dan dunia internasional.

Social media has become a platform to campaign certain movements from communities and organizations. Mental health is one of the hot topics that are often discussed through a variety of strategies of text and images. This research aims to compare the visual and textual approach of local Indonesian and international Instagram accounts of mental health organizations, UISehatMental and mentalhealth.q respectively, through a qualitative analysis. Previous research have discussed the effects of social media towards mental health and using social media feed as a means to detect mental health issues. However, social media is not only a place where users post contents but also a place where users consume posts made by other people or organizations. This research collects data from two Instagram accounts of Indonesian and international organizations, UISehatMental and mentalhealth.q respectively, which spread awareness regarding mental health that are then analyzed with critical discourse analysis and visual grammar to understand the different strategies used by the accounts. The research found that the local organization account use more casual registers and text forms in their contents, namely affirmations and call to action, and overall create a friendly environment in their feed. On the contrary, the international account uses more formal registers and expositions, which create a formal and straightforward environment in conveying their message. The findings imply that there is a significant difference in social discourse when it comes to mental health between Indonesia and the international world. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sallah, David
London : Elsevier , 2005
001.4 SAL r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Rakhmaningrum
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak psikologis pada individu di seluruh level usia termasuk remaja. Di masa ini remaja rentan mengalami distres psikologi yang kemudian dapat berdampak buruk pada kondisi kesehatan mentalnya. Dengan sumber distres yang tidak terhindarkan di masa pandemi ini, kajian untuk melihat faktor protektif yang dapat bertindak sebagai buffer hubungan distres psikologi dengan kesehatan mental remaja dirasa perlu untuk dilakukan. Salah satu faktor yang diduga berperan dalam hal ini adalah resiliensi. Penelitian ini melihat peran resiliensi terhadap hubungan antara distres psikologi dan kesehatan mental pada remaja. Penelitian ini merupakan menggunakan desain korelasional dan kuantitatif dengan teknik non probability sampling dengan target partisipan adalah remaja berusia 11-19 tahun. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner untuk mengukur kesehatan mental (Mental Health Continuum - Short Form), distres psikologi (K10), dan resiliensi (Resilience Scale – 14) secara onlinemelalui google form dengan jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 390 orang. Hasil analisis multiple regression menunjukkan bahwa distres psikologi dan resiliensi memiliki sumbangan sebesar 40,5 persen terhadap kesehatan mental remaja setelah mengontrol jenis kelamin, usia, dan domisili. Analisis moderasi menggunakan PROCESS menemukan bahwa resiliensi secara signifikan memoderasi hubungan antara distres psikologi dengan kesehatan mental pada remaja (t = 2,038 dan p = < 0,05).

The COVID-19 outbreak has psychological impact on individuals at all ages including adolescents. At this very time, adolescents are prone to experiencing psychological distress which has a negative impact on their mental health. With a potential source of stress that cannot be avoided during this pandemic, a study to look at protective factors that can act as a buffer for the relationship between psychological distress and adolescent mental health during this pandemic is deemed necessary. One factor presumed to play a role is resilience. The aim of this study is to look at the role of resilience in the relationship between psychological distress and mental health in adolescents. This research uses correlational and quantitative design with non-probability sampling techniques, the target participants are adolescents aged 11-19 years. The research was conducted by distributing questionnaires to assess mental health (Mental Health Continuum - Short Form), psychological distress (K10), and resilience (Resilience Scale - 14) via google form and obtained 390 samples. Multiple regression analysis showed that psychological distress and resilience contributed 40,5 percent to adolescent mental health after controlling for gender, age, and domicile. Moderation analysis using PROCESS found that resilience significantly moderated the relationship between psychological distress and mental health in adolescents (t = 2.038 and p = <0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakiah Rachmi Jufrie
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dengan kesehatan mental pada single mother. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan subjek penelitian sebanyak 47 single mother, yaitu perempuan yang sudah bercerai, baik cerai hidup ataupun mati dan masih mempunyai tanggungan anak. Keberfungsian keluarga diukur dengan Family Assessment Device, sementara kesehatan mental diukur dengan Mental Health Inventory. Desain penelitian ini adalah studi lapangan dengan menggunakan teknik non-probability sampling sebagai metode pengambilan sampel. Hasil pengolahan data menunjukan adanya hubungan yang negatif antara keberfungsian keluarga dan psychological distress pada single mother, dan hubungan positif antara keberfungsian keluarga dan psychological well-being pada single mother.

This research is aimed to examine the relationship between family functioning and mental health of single mother. This quantitative study assessed 47 women who were divorce and have a dependent children. Family Assessment Device is used to measure family functioning while another instrument, namely Mental Health Inventory is used to measure mental health. The research design is field study, with non-probability sampling technique. Data analysis shown that there is a negative relationship between family functioning and psychological distress in single mother, and a positive relationship between family functioning and psychological well-being in single mother."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putrie Kusuma Wardhani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara peer attachment dan mental health pada anak jalanan usia remaja. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur peer attachment yaitu bagian peer attachment dari Inventory of Parent and Peer Attachmnet Revised (IPPA-R) yang dikembangkan oleh Armsden dan Greenberg (2009), sedangkan mental health diukur dengan Mental Health Continuum Short Form (MHC-SF) yang dikembangkan oleh Keyes (2002). Penelitian ini melibatkan 60 anak jalanan dengan rentang usia 12 hingga 18 tahun yang ditemui peneliti di Jakarta, Depok, dan Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara peer attachment dan mental health pada anak jalanan usia remaja (r = +0,423, n = 60, p < 0,01, one tailed). Dengan demikian, semakin tinggi peer attachment yang dimiliki anak jalanan usia remaja, semakin tinggi pula mental health yang dimilikinya.

ABSTRACT
This research was conducted to investigate the relationship between peer attachment and mental health of adolescent street children. The instrument that was used to measure peer attachment was peer attachment part of Inventory of Parent and Peer Attachment Revised (IPPA-R) developed by Armsden and Greenberg (2009), while mental health was measured by Mental Health Continuum Short Form (MHC-SF) developed by Keyes (2002). This study involved 60 street children with age of 12 until 18 years old in Jakarta, Depok, and Bogor area. The result showed that peer attachment and mental health has a significant positive correlation (r = +0,423, n = 60, p < 0,01, one tailed). Therefore, the higher peer attachment a street children has, the higher his mental health.
"
2015
S60777
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Buckley, Andrew
New York: Routledge , 2006
616.891 4 BUC g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>