Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200014 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tahun ini hiburan/program non berita telah mendominasi layar televisi Indonesia. Memainkan peran yang signifikan sebagaimbagian dari identitas budaya, televisi membawa bersama dengan program hiburannya : produksi budaya dan reproduksi dalam bentuk simnol, barang, dan komitas. Melalui program produksi TV hiburan, keterkaitan budaya ini tak dapat dielakkan sejak keterlibatan wujud manusia, - yang mana budaya tertanam- menemani semua proses pembuatan program. Sehingga program televisi Indonesia berisi budaya dan tradisi Indonesia yang menampilkan beragam jenis dan bentuk dari entitas, suku, agama, kelas, bangsa, dan sekitarnya. Pertanyaan yang timbul yang mana simbol budaya dimunculkan pada layar televisi yang hanya menghadirkan identitas budaya (tanpa banyak valensi yang menarik) atau jika mereka bermaksud untuk menarik audiens ke stereotip tertentu.
Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa program non faktual pada televisi swasta nasional di aindonesia sekitar 24% menunjukkan identitas budaya ; sementara 7% dari program yang ditampilkan berisi elemen stereotip (Pusat UI Kajian Komunikasi, 2012). Penelitian ini bermaksud untuk menyelidiki banyak isu seperti ini. Ini mengidentifikasi tanda budaya yang muncul pada satu televisi nasional Indonesia. Program yang dianaliais 'Untung Ada Sule' , seorang komedian yang ditayangkan setiap hari di salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Selama penulisan penelitian ini, UAS memperoleh rating yang tinggi dan hasilnya berdasarkan Penelitian AGB Media Nielsen, meletakkan program tersebut menjadi tingkat prioritas untuk iklan. Pada setiap episode, Untung Ada Sule (UAS) berisi banyak tanda budaya-termasuk pakaian, makanan, dialek, dekorasi, kerajinan tangan, ornamen, dan lainnya-yang menghadirkan etnik spesifik di Indonesia.
Objektivitas dari penelitian ini adalah untuk meneliti makna dibalik penggunaan simbol entitas budaya sebagai pemanfaatan bingkai kontekstual yang diberikan pada layar TV hiburan yang akan menciptakan sebuah makna tertentu yang akan membawa prasangka etnik. Penelitian ini akan memperkaya kajian tekx analisis pada program non faktual. Bahkan, hasil penelitian menunjukkan gambaran umum tentang apa yang ditawarkan oleh program TV hiburan yang menggangap komoditas simbol budaya. Ini bisa menjadi bukti rekomendasi untuk kebijakan kepenyiaran Indonesia untuk program televisi yang lebih baik dan lebih sehat. Akhirnya, penelitian ini ingin mengkontibusikan perkembangan kualitas dari program TV hiburan denvan cara mempromosikan pemahaman budaya dan mencegah dari stereotip negatif terhadap entitas tertentu.
Penelitian ini diteliti dengan cara teori dan konsep analisis isi, penelitian ini mennyelidiki makna proses pembuatan simbol prasangka etnik yang ditampilkan pada satu episode di program UAS. Dengan mengimplementasikan analisis isi dengan bingkai kontekstual pada setiap adegan program di episode tersebut, dimana penelitian ini dilakukan. Melalui interpretatif konstuktivisme , analisis pada setiap adegan dibuat untuk memahami bagaimana produksi dan reproduksi dari komoditas simbol yang dimanfaatkan semua cara melalui adegan tersebut dan pengaturan episode yang mungkin menciptakan makna tertentu pada konteks tersebut. Identitas budaya menghadirkan masing -masing dan setiap simbol yang muncul di layar diteliti apakah benar atau tidak beberapa tingkatan yang mereka bawa untuk stereotip tertentu terhadap entitas tertentu.
Hasil penelitian ini mengidinkasi salah satu adegan UAS yang berisi banyak simbol budaya yang menghadirkan permasalahan ide antara apa pemahaman biasa yang dianggap entitas tertentu dan menciptakan makna baru yang berbeda, yang menyebabkan prasangkan etnik.

In recent years entertainment/non-news program have been dominating the Indonesian television screen.mPlayimg a signifocant role asmpart of cultural identity industry, televisiom brongs together in its entertainment program : cultural production and reproduction in the form of symbols, goods, and commodities. Throughout the production of TV entertainment program, this cultural engagement is inevitable since the involvement of humannentity -in which culture is embedded -naccompanies thenoverallnprocess of the making. zThus,mthe Indonesian television program contains the Indonesian culture and traditions that show various kinds and forms of ethnicity, race, religion, class, nation, and vicinity. Questions arise as of whether the cultural symbols appeared on the televisionmscreen are merely representingmthe cultural identity (without any valence attached) of if they are meant to drag the audience toma particula stereotyping.
Previous research reveals that in the npn-factual programs on national private televisions inmIndonesia 24% of whichnshows cultural identity; meanwhile 7% of the programs shown contains stereotyping element (UI Center of CommunicationmStudy, 2012). This research is meant to exploremmore on this issue. It identifies the cultural signs appeared on one of the Indonesian television entertainmentmprogramsmwhich obtainsmthe top rank in rating, acquiring prime show time on the nationalmTV slots. The program to bw analuzedmis 'Untung Ada Sule'm(can be translated as 'Luckily There os Sule'), a comedian soap operamthat is beingnaired every day in one privatennational TV station in Indonesia. During the making of this research, UAS has been acquiring high rating and share based on AGB nielsen Media Research, putting the progra, at priority level form advertisements. In every episode, 'Untung Ada Sule' (UAS) contains plentiful cultural signs-including clothing, food, dialect, decoration, handicrafts, ornaments, etc - representing specificmethnicity in Indonesia.
The objective of this research is to explore the meaning bwhind the use of symbols representing cultural ethnicity as whether the utilization of the symbols within the contextual framework given on the entertainment TV scene would create a particular meaning that will bring program. Moreover, the research result will providena general picture about what is offered by the Indonesian entertainment TV program with regards to cultural symbolic commodities. This can be furthered up so to provide a recommendation for the Indonesian broadcasting policy for better and healthier television programs. In the end, the study may contribute tp the quality enhancement of TV entertainment program in a way that it promotes cultural undertanding and prevents from negative stereotyping towards particular ethnicity.
By means of tje text analysis concepts and theories, this research exploresnthe meaning making process towards ethnic prejudice symbols shown on one episode of UAS program. By implementing text analysis within the contextual framework of every scene in the episode, the study is conducted. Through the interpretive constructivism, analysis on each scene is made as to understand how the production and reproduction of sympolic commodities utilized all the wah through the scene and setting of the episodw may create particular meaning within context. Cultural identities represented by each and every symbol appeared on scene are scrutinized as whether or not to some extent they lead to a particular stereotyping towards a particular ethnicity.
This research result indicates one of which is that UAS contains abundant cultural symbols representing the conflicting ideas between what is commonly understood regarding a specific ethnicity and the 'newly created' meaning different from that, which may lead to ethnic prejudice."
[Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Paula Rita Wijayanti
"Taylor Swift mulai dianggap sebagai ikon feminisme saat berganti genre musik dari country ke pop ketika ia menyoroti masalah standar ganda yang dihadapi perempuan. Pada tahun 2018, Taylor Swift yang sebelumnya apolitis, menyatakan dukungan politiknya pada salah satu kandidat Partai Demokrat Senate dan House of Representatives. Swift juga mendukung hak-hak komunitas LGBTQAI+ dan membuat petisi untuk Equality Act.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi representasi ide-ide feminisme Taylor Swift dalam lirik lagu dan pidato-pidatonya, serta mencermati pengaruh representasi feminisme tersebut dalam konteks dunia hiburan di Amerika Serikat. Representasi ide-ide feminisme Taylor Swift dan pengaruhnya dalam dunia hiburan Amerika dianalisis dengan menggunakan lensa representasi dan white feminism, dengan teknik analisis tekstual.
Penelitian ini menemukan bahwa lirik lagu dan pidato-pidato Taylor Swift menyuarakan agenda feminisme, seperti menentang seksisme, misogini, dan pelecehan seksual, namun feminisme yang ditunjukkan Swift mengarah kepada bentuk white feminism. Swift menunjukkan perlawanan terhadap patriarki yang sejalan dengan agenda feminisme, namun belum mencakup aspek-aspek interseksionalitas karena tidak merasakan tekanan sistemik, seperti rasisme dan klasisisme.
Dalam dunia hiburan Amerika, White feminism Taylor Swift digambarkan dalam bentuk branding sebagai ikon feminisme. Swift memanfaatkan menjadi ally LGBTQAI+ untuk mendapatkan ketenaran dan kekayaan. Melalui pemberdayaan, Swift menjadi musisi papan atas yang memecah "glass ceiling", namun belum membawa efek "trickle down" bagi perempuan kulit berwarna.

Taylor Swift is considered a feminist icon when she changed her music genre from country to pop when she highlighted double standards faced by women. In 2018, Taylor Swift, who was apolitical, declared her political support for one of Democratic Party candidates for Senate and House of Representatives. Swift also supports the rights of the LGBTQAI+ community and petitioned for the Equality Act.
This study aims to analyze and evaluate the representations of Taylor Swift's feminist ideas in her song lyrics and speeches, as well as to examine the influence of these representations of feminism in the show business in the United States. The representation of Taylor Swift's feminist ideas and their influence in American show business is analyzed using the lens of representation and white feminism, with textual analysis techniques.
This study found that Taylor Swift's song lyrics and speeches showed feminist agendas, such as fighting sexism, misogyny, and sexual harassment, however, Swift demonstrated form of white feminism. Swift shows resistance to patriarchy which is in line with the agenda of feminism, but does not include aspects of intersectionality because she lacks of systemic pressures, such as racism and classism.
In show business, Taylor Swift's white feminism is described in the form of branding as a feminist icon. Swift used being an LGBTQAI+ ally as a way to gain fame and fortune. Through empowerment, Swift becomes a top musician who breaks the "glass ceiling", but has not yet brought a "trickle down" effect for women of color.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Sanusi
"Bagian 1
Analisis Situasi
Gerakan pemuda memegang peranan penting dalam sejarah pembangunan Bangsa Indonesia. Berbagai peristiwa penting di Indonesia lahir dari gerakan pemuda. Namun, yang terlibat dalam gerakan pemuda saat ini hanya segelintir orang. Oleh karena itu dibutuhkan media untuk mengenalkan gerakan pemuda untuk memicu khalayak terlibat dalam gerakan pemuda.
Bagian 2
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype
Manfaat bagi khalayak: khalayak mengetahui berbagai gerakan pemuda dan terpicu untuk terlibat dalam gerakan pemuda. Manfaat bagi pengelola: mendatangkan keuntungan finansial.
Tujuan: secara sosial memicu khalayak untuk terlibat dalam gerakan pemuda. Secara ekonomis : mendatangkan keuntungan finansial bagi stasiun televisi.
Bagian 3
Prototype yang Dikembangkan
Program ini adalah dokumenter TV berjudul “Muda Berkarya”. Program ini mengangkat gerakan pemuda (youth movement) dalam berbagai bidang. Rencana tayang di NET setiap hari Minggu pukul 18.00 WIB. Durasi program 30 menit. Target khalayak primer pemuda berusia 16-30 tahun.
Bagian 4
Evaluasi
Pre-Test dilakukan dengan metode FGD yang dihadiri 12 orang yang terdiri dari pemuda berusia 16-30 tahun yang menjadi khalayak program ini. Evaluasi dilakukan setelah penayangan program. Metode yang digunakan antara lain evaluasi internal (tim produksi) dan evaluasi eksternal (khalayak).
Bagian 5
Anggaran
a. Jumlah total anggaran pembuatan prototype: Rp 805.000,-
b. Jumlah total anggaran pembuatan program: Rp 7.900.000 (Jabodetabek) dan Rp 19.400.000,- (luar Jabodetabek)
c. Jumlah perkiraan pendapatan : Rp 392.100.000 (Jobodetabek) Rp 380.600.000,00 (di luar Jabodetabek)
d. Jumlah anggaran evaluasi: Rp 4.240.000,-

Part 1
Situation Analysis
Youth movement has an important role in the history of Indonesian nation building. Many important events in Indonesia are caused by a youth movement. But youth movement currently only involves only a few people. Therefore, it needs media to introduce youth movement that can motivate the audience to get involved in the youth movement.
Part 2
Advantages and Purposes Of Prototype Development
Advantage for society: knowledge about youth movements in Indonesia and motivate to get involved in the youth movement. Benefits for developer: to obtain profit to the station.
Purposes: socially motivate the audience to get involved in the youth movement. Economically to give benefits for TV station
Part 3
Developing Prototype
This program is a documentary television called "Muda Berkarya", It captures youth movement in every field. Planned to be broadcasted on NET TV every Sunday at 06.00 PM. The program runs for 30 minutes. The target audience is youth of 16-30 years from SES families A and B.
Part 4
Evaluation
Pre-test is conducted by Focus Group Discussion (FGD) which attended by 12 persons consisting of young people aged 16-30 years. Evaluation is conducted after the program aired. The methods is internal evaluation (production team)and external evaluation (audience).
Part 5
Budgeting
a. Budget for prototype development: Rp 805.000,-
b. Budget for program production Rp 7.900.000,- (Jabodetabek) and Rp 19.400.000,- (outside Jabodetabek).
c. Estimated total income (TVC): Rp. Rp 392.100.000,- (Jobodetabek) Rp 380.600.000,-(outside Jabodetabek).
d. Budget of evaluation : Rp 4.240.000,-
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54165
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Ghina Ulfah
"Indonesia memiliki banyak talenta berprestasi, baik di bidang kesenian, pendidikan, dan juga olahraga, namun sangat disayangkan apresiasi terhadap prestasi-prestasi tersebut masih kurang dipublikasikan dengan baik. Untuk mencegah dan menghindari hilangnya regenerasi, terutama talenta berprestasi di bidang olahraga, harus segera dilakukan upaya pembuatan video sebagai bentuk motivasi dan apresiasi kepada para talenta.
Saya memproduksi "Behind The Victory", sebuah program dokumenter dengan anggaran kecil namun bermakna penting dalam rangka memotivasi serta mengapresiasi para talenta berprestasi di Indonesia, khususnya di bidang olahraga. "Behind The Victory" adalah sebuah proyek percontohan yang akan diajukan sebagai proposal untuk Kompas TV, sebagai pipa distribusi yang peduli akan talenta berprestasi Indonesia. Program "Behind The Victory" memiliki khalayak sasaran SES A, B, C dengan usia 18-35 tahun. Program ini juga diproyeksikan untuk tayang pada hari Minggu pukul 16.00-16.30 WIB.
Manfaat dan tujuan dari program "Behind The Victory" adalah meningkatkan rasa nasionalisme lewat informasi tentang olahraga yang belum diketahui oleh masyarakat. Progam ini memiliki tema besar yang digemari banyak khalayak. Belum ada program dokumenter yang membahas secara mendalam mengenai olahraga di Indonesia.
Saya berharap untuk dapat menyajikan video ini ke Kompas TV yang akan memproduksi secara profesional dan mendistribusikannya ke seluruh penjuru tanah air.

Indonesia has a lot of talents, either it's art, education, or in sports, but it is so unfotunate that those subjects lack of appreciation and attention. To prevent those subjects from extinction, especially for the people who have achievements in sports, there must be an immediate action in making a video as a form of motivation and appreciation for those talented people.
I am making a program called "Behind The Victory", a documentary program with aminimum budget but has a great meaning in motivating and appreciating those talented people in Indonesia, especially in sports. "Behind The Victory" is a pilot project which will be submitted to Kompas TV, as the distributor that cares about those talented people in Indonesia. Target audiences of "Behind The Victory" are male and female, age 18-35, with Social Economic Status in A, B, C. This program also projected to be viewed every Sunday on 16.00-16.30 WIB.
The purpose of "Behind The Victory" is to increase nationalism through the information about sports that a lot of people don't know about. This program has a big theme that a lot of people like. There hasn't been a documentary program that discuss about sports in Indonesia in depth.
I hope that I can deliver this program to Kompas TV, so that they could produce it professionally and distribute the program all over Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54166
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Tomy Rado P.
"Tugas Karya Akhir ini membahas evaluasi tayangan pada program televisi yang ditayangkan oleh Kompas TV yaitu program Kompetisi Stand up Comedy Indonesia SUCI Season 3 Penelitian ini menggunakan metode analisis konten melalui proses penghitungan kuantitas kemunculan elemen evaluasi siaran serta respon penonton terhadap konten program tersebut Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konten program SUCI Season 3 masih memunculkan SARA pornografi dan stereotype Realita budaya yang terdapat dalam materi komika dapat dianggap sebagai stereotype namun penonton SUCI merupakan penonton yang cukup terbuka pada pembahasan materi mengenai suku agama ras antar golongan pornografi serta berharap materi komika dapat semakin berkembang dan bervariasi.

This final project discuss about evaluation of Stand up Comedy Indonesia Competition SUCI Season 3 in Kompas TV This research is using content analysis method by calculating quantities appearance of the evaluation elements along with the audience response toward program contents The result indicates that content of SUCI 3 still gave rise to things like tribal ethnicity religion race pornography and stereotypes The audience responds show the cultural reality that appears in comic rsquo s material can be considered as stereotypes but they are pretty open with the discussion of that material and hope the comics could be more thrive and varied."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S54656
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yolan Erlanda
"BAGIAN 1
Analisis Situasi
Saat ini ada banyak program berita olahraga di televisi. Sayangnya,
program tersebut lebih membahas olahraga dalam bentuk hard news
maupun soft news. Belum ada program TV yang membahas berbagai jenis
olahraga, di mana setiap episodenya mengangkat satu olahraga tertentu.
Khalayak ”Garuda Juara” adalah remaja. Program olahraga ini diharapkan
bisa menumbuhkan rasa nasionalisme pada diri remaja, khususnya melalui
salah satu kontennya yang mengangkat profil atlet muda berprestasi
internasional.
BAGIAN 2
Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype
Manfaat bagi khalayak:
Meningkatkan rasa nasionalisme
Manfaat bagi pengelola:
Menguatkan citra positif perusahaan. Program yang inspiratif sesuaidengan tagline stasiun, yakni “Inspirasi Indonesia”
Tujuan sosial:
Menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap remaja Indonesia
Tujuan ekonomi:
Mendapatkan keuntungan finansial dari berbagai pengiklan potensial
BAGIAN 3
Prototype yang Dikembangkan
Program “Garuda Juara” adalah sebuah program TV yang menyampaikan berbagai informasi olahraga. Satu episode membahas satu jenis olahraga. Dalam setiap episode tersebut, salah satu segmennya akan selalu mengangkat profil atlet muda Indonesia yang meraih prestasi internasional.
BAGIAN 4
Evaluasi
Media pre test dilakukan dengan metode FGD dengan peserta sebanyak enam orang. FGD dilakukan setelah prototype program selesai dibuat dengan instrumen media pre test berupa panduan FGD. Sedangkan evalusi dikelompokan menjadi dua, yaitu: evaluasi internal dan evaluasi eksternal. Evaluasi internal dilakukan dengan metode rapat. Sementara, evaluasi eksternal dengan metode FGD.
BAGIAN 5
Anggaran
Total Anggaran Pembuatan Prototype Rp 622.500
Total Biaya Produksi (Jabodetabek) Satu Episode Rp 6.400.000
Total Biaya Produksi (Luar Jabodetabek) Rp 20.050.000
Perkiraan laba maksimal per episode untuk liputan Jabodetabek
Rp 217.600.000
Perkiraan laba maksimal per episode untuk liputan luar Jabodetabek Rp 203.950.000
Total Anggaran Evaluasi Rp 1.211.500

PART 1
Situation Analysis
Nowadays, there are so much television sports news programs. Unfortunately, those programs are only either hard news or soft news. And, there is no weekly program that shows various sports yet. ”Garuda Juara” audiences are teenagers. This program will display various sports in different episodes, in which one of three segments will feature a young athlete who has achieved international achievement. This kind of program is the only sport program in Indonesia television industry and expected to improve teenagers’ sense of nationalism.
PART 2
Advantages and Purposes of Prototype Development
Advantage for society: improving sense of nationalism.
Benefits for developer: to obtain the positive image of the
television station. Economically to give benefits for TV station.
PART 3
Prototype
“Garuda Juara” is a program that informs many contents from various sports. One type of sports in one episode. Every episodes will feature a young athlete who has achieved international achievement.
PART 4
Evaluation
a. Pre test is conducted by the Focus Group Discussion (FGD)
b. Evaluation is conducted after the program aired. The methods is internal evaluation (production team) and external evaluation (audience)
PART 5
Budgeting
Budget for prototype development Rp 622.500
Budget for program production (Jabodetabek) Rp 6.400.000
Budget for program production (outside Jabodetabek) Rp 20.050.000
Estimated total income (Jabodetabek) Rp 217.600.000
Estimated total income (outside Jabodetabek) Rp 203.950.000
Budget of evaluation Rp 1.211.500
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54276
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Aditia
"Fenomena Video Games di Indonesia sudah menjadi hal yang umum. Dalam perkembangannya di Indonesia, Video Games tidak hanya menjadi sebuah permainan anak kecil semata, namun Video Games juga mampu mempengaruhi perilaku masyarakat. Sayangnya, di Indonesia, perkembangan Video Games ini dipandang negative oleh masyarakat.
Adalah sebuah kehormatan bagi saya, untuk menciptakan sebuah program yang bertujuan untuk memberikan informasi dan merubah cara pandang masyarakat mengenai Video Games. Program “Nation of Gamers” adalah sebuah program Dokumenter sederhana, yang memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada masyarakat, mengenai fenomena perkembangan Video Games di Indonesia.
Saya berharap program ini mampu didistribusikan oleh Kompas TV ke seluruh penjuru Indonesia dan dibuat secara professional.

Video Games Phenomenon has already become a common trait In Indonesia. Here, Video Games not only become a mere child’s play, but Video Games also have an impact to society’s behavior. Video Games, however, always treated as a negative thing, in Indonesia.
It is an Honor for me, to create a program that bring informations to society, and change their paradigm about Video Games. “Nation of Gamers” is a simple TV Documentary program, with an objective to give audience a better understanding about Video Games phenomenon in Indonesia.
I am hoping that this program can be distributed by Kompas TV nationwide, and made professionally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54184
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Laksitarukmi
"Industri Televisi di Indonesia mengalami `booming' pada awal `90-an seiring dengan dikeluarkannya ijin TV Swasta di Indonesia oleh Pemerintah. Perkembangan pesat ini diikuti dengan hadirnya suatu fenomena baru yakni kehadiran sinetron sebagai produk unggulan - program primadona stasiun TV. Disebut demikian karena sinetron memiliki tingkat kepemirsaan yang relatif tinggi. Tingkat kepemirsaan ini kemudian dikenal dengan istilah Rating.
Dengan Rating stasiun TV memasarkan sinetron kepada para pengiklan untuk mencetak profit perusahaan. Oleh sebab itu stasiun TV saling berkompetisi agar sinetron yang ditayangkan dapat mencetak angka rating yang lebih dari yang lainnya. Maka perlu diambil langkah yang strategis dalam mengkomunikasikan sinetron di pasar konsumennya yakni para pemirsa TV.
Bukti data menunjukkan bahwa setiap stasiun TV selalu memiliki paling tidak satu sinetron terunggul meskipun angka rating masing-masing sinetron di setiap stasiun TV berbeda. Perbedaan ini antara lain bisa disebabkan oleh perbedaan langkah dalam menyusun strategi. Oleh sebab itu penelitian ini berupaya untuk mendapatkan gambaran mengenai aktifitas komunikasi pemasaran sinetron yang dijalankan oleh stasiun TV swasta yang ada di Indonesia saat ini: RCTI, SCTV, TPI, ANTV dan INDOSIAR.
Dengan metode penelitian dekriptif analitis dan dengan menggunakan kerangka analisis strategi komunikasi pemasaran yang bertumpu pada Bauran Pemasaran (4P) maka didapat kesimpulan bahwa strategi komunikasi pemasaran sinetron disetiap stasiun TV swasta tersebut pada dasarnya cenderung di pengaruhi oleh pertimbangan akan Kreatif Produk yang ingin dibangun untuk kepuasan pemirsa. Kemudian juga dipengaruhi oleh Positioning yang diinginkan oleh setiap stasiun TV. Dengan demikian maka terdapat perbedaan strategi dalam mengkomunikasikan sinetron di pasar konsumennya.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam upaya meningkatkan komunikasi pemasaran sinteron. Namun hal yang terpenting adalah senantiasa menciptakan inovasi pada produk sehingga langkah aktifitas pemasaran yang dijalankan menjadi lebih beragam. Dengan demikian maka kompetisi yang berjalan akan lebih mengarah pada upaya perbaikan mutu sinetron sebagai produk maupun perbaikan dalam menyusun langkah-langkah pemasaran yang berbobot."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T4071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah
"Analisis Situasi
1. Trans TV memiliki berbagai kegiatan CSR yang dilakukan bersama komunitasnya, diantaranya Donor Darah, Buka Puasa Bersama Anak Yatim dan Jambore Transmania. Salah satu kegiatan CSR yang menarik adalah kegiatan “Transmania Broadcasting Camp” yang dilaksanakan tahun 2012 lalu, yaitu dengan jumlah pendaftar yang mencapai hampir 2000 pendaftar.
2. Namun kegiatan Transmania Broadcasting Camp tidak dilaksnakan kembali pada tahun berikutnya. Padahal kegiatan ini cukup baik untuk dilaksanakan kembali sebagai sebuah kegiatan CSR yang berkelanjutan.
3. Trans TV perlu melakukan kegiatan serupa dengan Transmania Broadcasting Camp tersebut namun lebih dioptimalkan seagai kegiatan CSR yang kemudian dinamakan Trans Academy.
Tujuan Umum
Kegiatan Trans Academy diharapkan dapat mempertahankan reputasi Trans TV di mata masyarakat dan melalui kegiatan CSR ini, diharapkan dapat meningkatkan hubungan baik antara Trans TV dengan komunitas dan masyarakat.
Tujuan Komunikasi
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kegiatan CSR Trans TV yaitu Trans Academy selama satu tahun kedepan
2. Menyediakan program community relations yang sustainable sebagai program CSR andalan Trans TV
Strategi
Memanfaatkan penggunaan jejaring sosial dan strategi media relations, sebagai upaya meningkatkan awareness terhadap kegiatan CSR Trans TV yang baru.
Khalayak Sasaran
1. Masyarakat Umum dan pelajar di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi dan Bandung berusia 14 - 24 tahun.
2. Komunitas Transmania
Pesan Kunci
1. Trans TV turut mencerdaskan bangsa melalui penyediaan sebuah sekolah pendek yang bertemakan penyiaran.
2. Trans TV peduli terhadap kecerdasan anak bangsa serta peduli terhadap penyaluran minat dan bakat para pelajar di Indonesia.
Program
Sekolah Pendek Trans Academy
Jadwal
Januari - Juli 2014
Anggaran
Total anggaran yang dibutuhkan dalam seluruh rangkaian kegiatan ini adalah sejumlah Rp 233.947.220.
Evaluasi
Metode evaluasi yang akan dilakukan adalah metode evaluasi input, output dan outcome.
Evaluasi input merupakan segala proses yang berlangsung dalam pelaksanaan kegiatan
Evaluasi output merupakan segala hasil nyata dari kegiatan
Evaluasi outcome merupakan pengukuran dampak dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan.

Situation Analysis
1. Trans TV has a wide range of CSR activities that also undertaken with the community, including “Donor Darah”, “Buka Puasa Bersama Anak Yatim” dan “Jambore Transmania”. One of the interesting CSR activity is “Transmania Broadcasting Camp” which been held in 2012 and has the huge number of enrollees, that reach nearly 2000 applicants.
2. However, Transmania Broadcasting Camp is no longer exist in the following year. Trans TV replace it with another theme for this year activity. Even though this activity is good enough to be a sustainable CSR program.
3. Trans TV needs to do a similar activity like “Transmania Broadcasting Camp”, but more optimized as a CSR Program, that to be called Trans Academy.
General Goals
Trans Academy is expected to maintain the reputation of Trans TV, and also through this program, Trans Academy is expected to enhance the relationship between Trans TV with the community and the society.
Communication Goals
1. Improving the knowledge about Trans TV CSR Program, “Trans Academy” within a year.
2. Providing a sustainable community relations program as the best Trans TV CSR Program.
Strategies
Utilizing the use of social media and media relations strategy as an effort to increase people awareness about the new Trans TV CSR program.
Target Audience
1. Public and students in Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi dan Bandung, in the age 14 -24 years old.
2. Transmania Community
Key Messages
1. Trans TV helped the nation to educate people through the provision of a short-school themed broadcast.
2. Trans TV care much about the distribution of interest and talents of students in Indonesia.
Program
Short-school Trans Academy.
Schedule
January - July 2014
Budget
The total budget required in the whole set of activities are Rp 233.947.220.
Evaluation
The evaluation method will used Input, Output and Outcome method.
Evaluation of Input is any process that take place in the implementation of activities.
Evaluation of Output is any tangible results of the activities.
Evaluation of Outcome is the result from a set of activities implemented to achieve the goals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54193
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Aqila
"ABSTRAK
Sebagai sebuah alat elektronik, TV sudah merupakan hal yang wajb untuk dimiliki di tempat tinggal masyarakat Indonesia. Samsung yang sudah dikenal sebagai produsen barang elektronik yang inovatif dan berteknologi tinggi, juga bersaing di pasar televisi. Perkembangan teknologi yang pesat membuat Samsung harus selalu menciptakan teknologi yang baru dengan cepat dan televisi dengan teknologi paling tinggi sendiri sudah diproduksi oleh Samsung, yaitu TV dengan layar lengkung Samsung Curved TV. Perkembangan teknologi pada TV menciptakan pasar dengan persaingan yang sangat ketat, apalagi dengan harganya yang mahal. Samsung Curved TV juga sudah mengalami penurunan, karena trennya yang mulai pudar. Oleh karena itu, dengan menyasar khalayak sasaran baru dengan populasi terbanyak di dunia ini ndash; millennials, diharapkan dapat mengembalikan tren TV layar lengkung. Strategi program pemasaran Samsung Curved TV ini dibuat dalam rangka menciptakan khalayak sasaran baru dan mengembalikan tren TV layar lengkung. Total biaya dari program ini adalah sebesar Rp 1,798,927,750.

ABSTRACT
As an electronic product, for Indonesians, TV is now considered as a must have item in a house. Samsung has been known as a high technology and innovative brand that is also competing in television market. The fast development of technology has made Samsung inventing new technology within years and the newest TV technology that Samsung invented was the TV with curved panel, Samsung Curved TV. The fast development in TV technology has created a tight competition, moreover with the premium price, Samsung Curved TV has also encountered a decline, due to the faded trend of Curved TV. By then, targeting Samsung rsquo s potential market, which is millennials, is a way to bring back the trend of Curved TV. Marketing program strategy of Samsung Curved TV is made in order to create new target audience and to bring back the trend of TV with curved panel. The total budget of this program is Rp 1,798,927,750."
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>