Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80902 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"As a cultural performance, Randai traditionally organized in various ways as part of a traditional Minangkabau order adaik salingka nagari prevailing at each villages in Minangkabau. As a folk theater, Randai always produced with distinctive-looking dramaturgi order relating to the socio-cultural order prevailing in Minangkabau society. Based on the description dramaturgi aspects of it, seems a common thread that connects the various elements of the socio-cultural order Minangkabau society. Study of this paper will show that the Randai dramaturgy typically constructed based on the existence of elements and traditional values in the range of ethnic communities in the Minangkabau of West Sumatra. Various political and social factors in the development of the Minangkabau people, especially friction factor of the indigenous, Islam, and the state, has affected the order of the elements and the traditional values that build Randai dramaturgy. As a result, aspects and positions where Randai dramaturgi inMinangkabau society today, is also changing."
JKSUGM 1:1 (2014) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wendy HS
"As a cultural performance, Randai traditionally organized in various ways as part of a traditional Minangkabau order adaik salingka nagari prevailing at each villages in Minangkabau. As a folk theater, Randai always produced with distinctive-looking dramaturgi order relating to the socio-cultural order prevailing in Minangkabau society. Based on the description dramaturgi aspects of it, seems a common thread that connects the various elements of the socio-cultural order Minangkabau society. Study of this paper will show that the Randai dramaturgy typically constructed based on the existence of elements and traditional values in the range of ethnic communities in the Minangkabau of West Sumatra. Various political and social factors in the development of the Minangkabau people, especially friction factor of the indigenous, Islam, and the state, has affected the order of the elements and the traditional values that build Randai dramaturgy. As a result, aspects and positions where Randai dramaturgi inMinangkabau society today, is also changing."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
700 JKSUGM 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rasjid Manggis Datuk Radjo Panghoeloe
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1980
899.208 RAS k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Cinthya Gani
"Menjadi suatu keunikan bagi bangsa Indonesia sendiri, alat musik yang beragam saat dimainkan dapat terdengar baik oleh pengunjung tanpa harus menambahkan alat akustik. Elemen apa saja yang dapat mempengaruhi sehingga musik tradisional Indonesia dapat menghasilkan suatu pertunjukkan yang baik, apakah dari tata letak alat tersebut, ataukah ada elemen lain yang mendukung.
Kajian secara langsung tentang akustik pada penelitian ini yaitu membandingkan tata letak panggung pertunjukkan dengan jenis musik yang dimainkan dalam pertunjukan tersebut. Jenis tata letak pertunjukkan berdasarkan sejarah pertunjukkan musik tradisional Indonesia yang sering kali ditampilkan pada kegiatan adat tersebut.
Pengukuran kenyamanan terhadap elemen akustik tidak berdasarkan dari subyek (pendengar) melainkan lebih ditekankan dari obyektifnya. Perhitungan dan pengkajian yang dilakukan tidak hanya berdasarkan reveberation time (RT) melainkan berdasarkan response impulse (tiap titik dari tempat duduk pengunjung). Dengan menghitung response impulse maka dapat dilihat seberapa besar gelombang suara yang sampai pada pendengar dibandingkan dengan gelombang suara yang dihasilkan dengan dari sumber suara. Metode untuk penyelesaian penelitian ini menggunakan sofware akustik yang disebut CATT-Acoustic. Dengan simulasi tersebut kita dapat mengetahui tata letak yang optimal bagi pertunjukkan musik tradisional di Indonesia.

Become a uniqueness for the Indonesian traditional music, diverse musical instrument can sound good when played by the visitors without having to add an acoustic instrument. What kind of element that can affect traditional music of Indonesia can produce a good performance, whether from the layout of stage, or whether there are other elements that support.
Studies about acoustics in this research is to compare the layout of the stage performances with the type of music played in the show. This type of layout based on the historical performance of Indonesian traditional music performances that are often displayed on the customary activities.
Measurement of acoustic comfort against the elements not on the basis of the subjects (listeners), but with more emphasis than objectives. Calculations and assessments are conducted not only by reverberation time (RT) but by the impulse response (each point of the booth visitors). By calculating the impulse response can then be seen how big the sound waves to the listener than the sound waves generated by the sound source. Methods for completion of this research using acoustic software called CATT-Acoustic. With this simulation we can find the optimal layout for performances of traditional music in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30151
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mutya Mustafa
"ABSTRAK
Penelitian ini mengambil objek Teater tradisional Minangkabau yang disajikan oleh Grup Randai Palimo Gaga dari Runge Tanjung-Tanah Datar. Adapun yang diamati dan diteliti dari objek penelitian tersebut adalah struktur cerita dalam bentuk teks naskah randai Palimo Gaga.
Penelitian bertujuan untuk mengembangkan dan menyebarluaskan kesenian tradisional daerah, sehingga dapat memperoleh informasi tambahan mengenai randai sebagai teater tradisional. Dan mengenal struktur cerita terhadap teks naskah randai.
Ditemukan bahwa prinsip permainan randai dilakukan secara bersama, adanya seni sastra, seni tari, dan seni musik. Cerita-cerita dalam randai diambil dari kaba (sastra lisan) yang terdapat di Minangkabau. Gerak-gerak tari diangkat dari gerakan pencak silat. Dendang-dendang dalam randai mengikuti cerita randai.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, kepustakaan, dan wawancara dengan mempedomani sejumlah daftar pertanyaan.
Hasil menunjukkan bahwa randai adalah sebuah teeter tradisional dari Minangkabau yang hidup dan bertolak dari tradisi-tradisi masyarakat Minangkabau.
Analisis struktur cerita ditekankan pada alur, tema, dan penokohan. Alur cerita Palimo Gaga tersusun dalam alur linear. Tema Palimo Gaga yaitu masalah perjudian dan akibatnya. Adapun dalam penokohan hanya menggunakan metode diskursif

"
1995
S11336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Amir Sutaarga
Jakarta: Proyek Rehabilitasi dan Perluasan Museum, 1974
709.598 8 MOH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993.
793.31 LAP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Paramitha
"Perbudakan di Amerika yang terjadi pada masa Antebellum telah merupakan cerita yang stereotip, yaitu adanya kekuasaan majikan kulit putih yang mengeksploitasi tenaga budak terutama di Selatan. Di dalam Bab I, pada latar belakang permasalahan dijelaskan nyanyian rakyat sebagai sarana prates sosial dan sebagai bentuk folklor budak Negro yang merupakan ciri dari kebudayaan folklor Afro-Amerika. Hudak mencari kebebasannya dengan berbagai cara, yaitu dengan menebus diri sendiri, hadiah pembebasan oleh majikan (manumission), memberontak, melalui perkawinan dengan Afro-Amerika bebas atau wanita kulit putih, dan melarikan diri dengan bantuan golongan Abolisionis. Bagi budak yang tidak dapat menggunakan cara-cara tersebut di atas, maka cara yang ditempuh adalah hanya dengan menggugah hati nurani majikan kulit putih. Nyanyian-rakyat (folksong) yang berupa teriakan-teriakan, terdiri dari Marian hollers, shouts, calls, cries dan spiritual, lirik-liriknya menyatakan penderitaan dan harapannya untuk mendapat kebebasan.
Selanjutnya Bab. II. menjelaskan mengenai adanya tragedi di Selatan pada masa Antebellum (1776-1866), ditandai dengan semakin kokoh dan suburnya lembaga yang tidak lazim (peculiar institution), sebagai suatu lembaga yang masih mempertahankan sistem perbudakan. Setelah Perang Kermerdekaan Amerika terkenal sebagai bangsa yang memperjuangkan hak azazi manusia, melalui Deklarasi Xemerdekaan (Declaration of Independence) di seluruh dunia. Demikian pula beberapa pasal dalam Konstitusi Amerika (Amandemen ke (1791). Amandemen ke XIII (1865), Amandemen ke-XIV (1868), Amandemen ke XV (1870), sebenarnya telah menghapuskan perbudakan dan menghilangkan diskriminasi terhadap etnik Afro-Amerika di bumi Amerika, ternyata perbudakan tetap ada. Hal ini disebabkan tenaga budak sebagai salah satu faktor produksi yang produktif dan tahan lama dibandingkan dengan tenaga kulit putih. Selain itu, budak dianggap sebagai "harta benda" (property) daripada sebagai "manusia" (person) yang dapat dipindah tangankan secara hukum misalnya dijual. Dalam bab II menjelaskan mengenai perbudakan di Selatan dan organisasi Underground Rail-road telah membantu budak mendapatkan kebebasan dengan Cara melarikan diri.
Sedangkan Bab III, menjelaskan arti nyanyian-rakyat (folksong) budak yang terdiri dari beberapa jenis teriakan yang dikenal sebagai hollers, shouts calls, cries dan spiritual untuk berkomunikasi dengan sesama budak dan Tuhan mereka. Semua bentuk nyanyian-rakyat tersebut mewarnai kehidupan budak sehari-hari dalam rangka budak mendambakan kebebasannya. Selain itu nyanyian-rakyat mempunyai fungsi pelipur lara, sarana pendidikan bagi generasi yang lebih muda, pernyataan angan-angan yang terpendam dan sarana protes sosial terhadap kebebasan (freedom) dan persamaan (equality) sebagai nilai-nilai demokrasi yang tercantum di dalam Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi Amerika.
Adapun pada Bab IV, dijelaskan struktur (text) nyanyianrakyat lebih memenuhi persyaratan sebagai balada karena liriknya mempunyai tema yang bebas, menggambarkan cerita kehidupan budak atau sejarah perbudakan, demikian pula bait-baitnya tidak terikat oleh ketentuan tertentu seperti pada bentuk folklor peribahasa atau teka-teki. Sedangkan penyebarannya adalah hubungan (context) dengan masyarakat penerima folklor tersebut, menandakan bahwa nyanyian-rakyat dapat bertahan hidup (survival), karena dipertahankan oleh budak secara turun temurun.
Bab V. Merupakan kesimpulan dari isi tesis ini, fokusnya adalah mengenai fungsi nyanyian-rakyat dilihat dari lirikliriknya, ternyata sebagai sarana protes sosial budak atas diskriminasi, segregasi dan penyimpangan dari azas demokrasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T5466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakanti Widyadhani
"Film Our Shining Days《闪光少女 shǎnguāng shàonǚ》adalah film drama musikal karya sutradara Wang Ran yang dirilis pada 20 Juli 2017 di Cina. Film ini menceritakan mengenai rivalitas antara dua kelompok musik, yaitu kelompok musik barat dan kelompok musik rakyat yang ada di sebuah sekolah musik orkestra di Cina. Rivalitas yang terjadi di antara keduanya kemudian memicu adanya upaya yang dilakukan oleh kelompok musik rakyat. Selanjutnya, film ini menceritakan mengenai perjalanan dan upaya dari kelompok musik rakyat yang terdiri dari Chen Jing, salah satu tokoh utama dan beberapa teman lainnya dalam membangkitkan kembali musik rakyat yang sudah mulai tergantikan dengan keberadaan musik barat. Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai film ini menitikberatkan pada konflik dari tokoh utama dan nilai moral yang terkandung pada film. Namun, penelitian ini akan fokus membahas mengenai upaya yang dilakukan oleh kelompok musik rakyat dalam membangkitkan kembali musik rakyat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa musik rakyat akhirnya mendapatkan pengakuan serta kembali dikenal oleh masyarakat, dan bahkan membangkitkan minat masyarakat luar sekolah untuk mempelajari musik rakyat.

Our Shining Days《闪光少女 shǎnguāng shàonǚ》 is a musical drama film made by director Wang Ran released on July 20, 2017 in China. The movie tells the story of a rivalry between two music groups, a western music group and a folk music group in an orchestra school in China. The rivalry that occurs between the two then triggers an effort made by the folk music group. Furthermore, the movie tells about the journey and efforts of the folk music group consisting of Chen Jing, one of the main characters and several other friends in reviving folk music that has begun to be replaced by the existence of western music. Previous studies on this movie focused on the conflict of the main character and the moral values contained in the movie. However, this research will focus on discussing the efforts made by folk music groups in reviving folk music. The results of this study show that folk music finally gained recognition and is again recognized by the community, and even aroused the interest of community outside the school to learn folk music."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>