Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152335 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lazarus Agus Sukamto
"Buah avokad mempunyai kandungan nutrisi yang sangat baik bagi masyarakat khususnya kandungan lemak tidak jenuh dan protein yang tertinggi bila dibandingkan jenis buah lain. Untuk tujuan komersial, tanaman avokad perlu diperbanyak secara vegetatif untuk memperoleh bibit yang telah terbukti kualitas dan kuantitas tinggi, serta berbuah lebih awal. Keberhasilan penyambungan sangat dipengaruhi oleh kesegaran entres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan pertumbuhan sambungan tanaman avokad dengan menggunakan entres yang disimpan dalam pelepah batang pisang selama dua hingga sembilan hari. Parameter pengamatan meliputi persentase tingkat hidup sambungan, pertumbuhan panjang, jumlah daun, jumlah cabang, dan panjang percabangan batang atas setiap bulan sampai enam bulan. Data pertumbuhan dianalisis secara statistik dengan ANOVA dan uji lanjut Duncan. Lama penyimpanan entres berpengaruh terhadap tingkat hidup hasil sambungan dan pertumbuhan batang atas avokad. Rerata tingkat hidup bibit sambungan avokad terus menurun dari 99,5% pada umur satu bulan sampai 71% pada umur enam bulan setelah penyambungan, tetapi tidak mengalami penurunan setelah lima bulan penyambungan. Penyimpanan entres avokad dalam pelepah pisang dapat dipertahankan kesegarannya selama sembilan hari, yaitu tingkat hidup sambungan 60% - 84% enam bulan setelah penyambungan. Ada kecenderungan bahwa makin lama penyimpanan entres, makin menurun pertumbuhan batang atas avokad; sebaliknya makin lama umur penyambungan, makin meningkat pertumbuhan batang atas avokad, kecuali jumlah cabangnya yang relatif tidak meningkat setelah dua bulan penyambungan."
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, {s.a.}
580 BKR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Qodiah Solehati
"Alpukat (Persea americana Mill.) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Tanaman ini banyak ditanam dan dibudidayakan di berbagai negara. Pemanfaatannya belum optimal dan umumnya ditanam untuk diambil buahnya yang kaya gizi. Daging buah alpukat diambil untuk dikonsumsi sebagai hidangan lezat tanpa dimasak, digunakan dalam industri kosmetik sebagai pelembab, obat tradisional,dan lain-lain, tetapi bijinya belum banyak dimanfaatkan. Pada penelitian ini, dilakukan ekstraksi lemak biji alpukat dengan menggunakan alat destilasi soxhlet dan pelarut yang digunakan adalah n-heksana.
Hasil ekstraksi yang didapat berupa lemak yang berwujud semi padat dengan warna coklat tua kehitaman, kemudian lemak yang didapat dianalisis sifat fisiko-kimiannya, serta ditentukan komponen asam-asam lemak penyusun trigliseridannya dengan menggunakan alat kromatografi gas. Sifat fisiko-kimia untuk lemak Biji alpukat Waluh, yaitu: indeks bias 1,4371, titik lunak 38?41oC, titik leleh 40?43oC, bilangan asam 38,68 mg KOH/g sampel, bilangan penyabunan 133,56 mg KOH/g sampel, bilangan Iod 43,15 g Iod/100 g sampel, bilangan peroksida 24,0 mek Oksigen /Kg sampel, materi tidak tersabunkan 42,6 %. Sifat fisiko-kimia untuk lemak Biji alpukat Bohlam, yaitu: indeks bias 1,4229, titik lunak 37?40oC, titik leleh 39?42oC, bilangan asam 36, 11 mg KOH/g sampel, bilangan penyabunan 119,65 mg KOH/g sampel, bilangan Iod 48,22 g Iod/100 g sampel, bilangan peroksida 27,5 mek Oksigen /Kg sampel, materi tidak tersabunkan 87,4 %.
Komposisi asam lemak penyusun trigliserida hasil ekstraksi biji alpukat Waluh terdiri dari: asam oleat 51,90%, asam palmitat 22,42%, asam miristat 7,33%, dan lain-lain. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida hasil ekstraksi biji alpukat Bohlam terdiri dari: asam oleat 54,79%, asam palmitat 22,20%, asam miristat 9,44%, dan lain-lain. Oleh karena itu, lemak biji alpukat digolongkan sebagai janis miristopalmitoolein."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Gusti Made Anggreni
"ABSTRAK
Aktivitas oksidan dan radikal bebas di dalam tubuh yang tidak diimbangi oleh antioksidan dapat menimbulkan penyakit kronik dan degeneratif. Oksidan dan radikal bebas adalah molekul yang reaktif dan tidak stabil karena adanya elektron tidak berpasangan, sedangkan antioksidan adalah senyawa pemberi elektron yang dapat menetralisir oksidan dan radikal bebas. Antioksidan dapat diklasifikasikan menjadi endogen dan eksogen, serta antioksidan eksogen buatan dan alami. Salah satu sumber antioksidan alami yang belum diteliti adalah daun alpukat. Untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan di dalam ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vitro dengan DPPH 2,2-difenil-1-pikril hidrazil sebagai radikal buatan yang larut di dalam pelarut polar dan pengukuran nilai IC50. Untuk mengetahui dosis efektif dari aktivitas antioksidan ekstrak daun alpukat, dilakukan uji secara In Vivo dengan lima kelompok uji tikus putih galur Wistar dan pengukuran kadar MDA Malondialdehid plasma sebagai hasil peroksidasi lipid pada sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian vitamin C pada kelompok tikus kontrol positif, air pada kelompok tikus kontrol negatif, ekstrak daun alpukat sebanyak 4 mg/200 gram BB, 8 mg/200 gram BB, dan 16 mg/200 gram BB pada kelompok uji tikus pertama, kedua, dan ketiga, serta aktivitas fisik berupa berenang selama 15 menit untuk meningkatkan peroksidasi lipid yang terjadi di dalam tubuh tikus. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun alpukat yang dilarutkan di dalam air dan etanol memiliki nilai IC50 yang dikategorikan sebagai aktivitas antioksidan sangat kuat, dan dosis yang dapat menurunkan kadar MDA paling baik adalah sekitar 8 mg per 200 gram BB, walaupun nilai penurunan tersebut tidak bermakna secara statistik.

ABSTRAK
The inequality of the activity of oxidants and free radicals in body with the activity of antioxidants can result in degenerative and chronic diseases. Oxidants and free radicals are reactive molecules with one or more unpaired electrons, meanwhile antioxidants are molecules that can give electrons to make the oxidants and free radicals stable. Antioxidants can be classified into endogenous and exogenous, and also the synthetic and natural of exogenous antioxidants. One of the sources of natural exogenous antioxidants is the avocado leaves. In Vitro test with DPPH as the polar soluble synthetic radical and the measurement of IC50 was done to know the activity of antioxidants in avocado leaves extract. Effective dose of antioxidant activity in avocado leaves extract was known through the In Vivo test using five groups of Wistar albino rats and the measurement of MDA plasm as the result of lipid peroxidation in before and after experiments. The first group of Wistar albino rats was given vitamin C as positive control, the second one was given water as negative control, the third one was given 4 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, the fourth one was given 8 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and the fifth one was given 16 mg per 200 gram weight of Avocado leaves extract, and in the last day of experiments, all of rats had to swim in 15 minutes to increase the lipid peroxidation in their bodies. The result shows that Avocado leaves extracts in water and ethanol have the highest IC50. The best dose of Avocado leaves extract in reducing the MDA plasm is approximately 8 mg per 200 gram weight, though the reduced value is not statistically significant. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 1998
S29961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Winda Wulandari
"Pengurangan hambatan serat dalam larutan air telah dipelajari sebagai fungsi konsentrasi dengan menggunakan pipa spiral. Percobaan dilakukan dengan mengukur pressure drop. Tujuan penelitian ini untuk meneliti pressure drop dalam pipa spiral dengan penambahan serat dalam larutan air. Pipa Spiral dengan diameter yang berbeda yaitu 25 mm dan 27 mm digunakan dalam penelitian ini dengan variasi serat pelepah batang pisang konsentrasi 500 ppm dan 1000 ppm.
Ditemukan bahwa serat pelepah batang pisang mengalami pengurangan hambatan pada aliran turbulen. Percobaan dilakukan dari bilangan Reynolds rendah sampai tertinggi yaitu 30600. Penulis mengamati rasio penurunan hambatan maksimum yaitu 18,52% pada bilangan Reynolds 30600. Penurunan koefisien gesek mengindikasikan keefektifan fluida uji sebagai drag reduction agent yang dapat dilihat dari koefisien gesek terhadap garis grafik Blasius.

The drag reduction of dispersions of fibers in aqueous solutions of was studied as a function of concentration with circular pipes apparatus. The experiments were carried out by measuring the pressure drop. The purpose of this research is to investigate the reduction of pressure drop in a circular pipe with the addition of fiber in aqueous solution. Circular pipe with diameter of 25 mm and 27 mm are used in this study. Concentration of banana stem fiber solutions are 500 ppm and 1000 ppm.
It was found that fiber solutions give rise to drag reduction in turbulent flow range. The experimental was conducted from low to high Reynolds number about 30600. We observed a maximum drag reduction ratio of 18,52% at Reynolds number 30600 with fiber solutions concentration of 1000 ppm. The pressure drop measurements indicate the effectiveness of banana stem fiber as drag reduction agent which can be seen of drag coefficient curve compare to Blasius curve.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S43929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dwi Adidarmawati
"Tujuan disusunnya skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemakaian kata sambung di kalangan anak muda Jepang dan untuk mengetahui penggunaan kata sambung yang tepat agar para pembelajar bahasa Jepang di Indonesia dapat menggunakan kata sambung tersebut secara tepat. Dalam skripsi ini dilakukan penelitian mengenai pemakaian kata sambung dalam konteks percakapan sehari-hari menurut pemikiran para peneliti linguistik Jepang yang tergabung dalam yang dibandingkan dengan hasil angket mengenai penggunaan kata sambung di atas terhadap mahasiswa Universitas Nanzan, Jepang pads periode spring semester (September-Desember) 1995 -fall semester (April-Juli) 1999. Angket yang dibagikan perbandingan kata sambung dengan kata sambung yang dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu perbandingan kata sambung tanpa membandingkan. Pengumpulan data melalui angket tersebut dibagikan langsung kepada responden dengan kriteria responden berstatus mahasiswa/i Universitas Nanzan, Jepang yang berusia 20 tahunan. Penulis tidak membedakan tingkat pendidikan yang diternpuh, bidang studi yang diambil, jenis kelamin, asal kelahiran, dan tempat responden dibesarkan. Berdasarkan pemikiran para peneliti, pemakaian kata sambung dapat dibagi menjadi empat kelompok detail berdasarkan kesamaan makna yang terkandung yang mengandung kesamaan makna pertentangan, pembuka pembicaraan dan memperhalus pembicaraan, sedangkan pada kata sambung mengandung kesamaan makna pertentangan. Jawaban angket dianalisa dengan memakai acuan pemikiran para peneliti Linguistik Jepang untuk mengetahui pemakaian kata sambung yang tepat. Hasil angket menunjukkan bahwa para responden tidak mempunyai pemahaman yang sama dengan para peneliti mengenai pemakaian kata sambung yang mengandung makna pembuka pembicaraan, khususnya pembuka pembicaraan di telepon."
2000
S13534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>