Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fita Fathurokhmah
"Pertarungan ideologi radikalisme islam dalam mewacanakan homoseksual menjadi persoalan besar di masyarakat. bagaimana surat kabar republik, koran tempo mengkonstruski teksi berita homoseksual, faktor apa menegaruhi, proses wacana, bagaimana faktor sosial budaya memengaruhi, proses produksi. Level teks menggunaka framing Robert Ethmen. Level produksi dan komunikasi, level sosiokultural menggunakan teori ideologi media Louis Althuser. Multilevel analisis digunakan teori analisis wacana kritis Norman Faiclough. Pendekat kualitatif dengan paradigma kritis, realita dibalik kenyataan yang tampak di media terdapat berbedaan menyanyikan wacana homoseksual. Surat kabar Republika melakukan praktik dominasi, kekuasaannya dengan ideologi radikalisme Islam melalui pemberitaan yang merujuk fatwa Ialam, berita tindakan kekerasan dilakukan FPI sebagai bentuk ketidaksetujuan homoseksual,peredaran filmporno dilarang agama, perlu dilawan agar tidak menyebar di masyarakat. Homoseksual sebagai perbuatan tercela, menyempang, perlu terapi agama, penyembuhan medis untuk pelaku. Koran Tempo mengarahkan, memengaruhi pembaca memiliki pembaruan pemikiran, menghormati kaum homoseksual seperti dalam berita dari JIL..."
Kementerian Komunikasi dan Informatika ,
384 JPPKI 5:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sakti Wira Yudha
"Tesis ini adalah hasil penelitian kualitatif dengan studi dokumen sebagai teknik utamanya yang mengidentifftasi wacana radikalisme kelompok Isiam, sekaligus melakukan kritik metodologis serp konstruksi model analisis dan skenario radikalisme. Gagasan mengenai konstruksi wacana radikalisme-secara implisit-melekat dengan Islam dan seolah-olah hal memiliki oposisi biner dengan barat. Konsepsi pengetahuan terkait gejala radikalisme yang diadopsi oleh setiap agen memungkinkan mereka untuk melakukan sebuah proses reproduksi pengetahuan mengenai wacana radikalisme. Setiap agen justru tidak sekedar melakukan upaya mereproduksi pengetahuan mengenai wacana radikalisme, melainkan melakukan elaborasi pengetahuan dengan berusaha mengkonstruksi indikator dan parameter radikalisme. Tipologi, model analisis, dan skenario tentang radikalisme kelompok Islam menjadi alternatif pilihan bagi deteksi dini radikalisme. Skenario radikalisme kelompok Islam dapat digunakan sebagai deteksi dini radikalisme dengan pengembangan tiga tipe skenario yakni harmonis dan teror.

This qualitative study identified Islamic group radicalism discourse, provide methodological critique, and construct scenario and model analysis or radicalism using documents studies. The idea of radicalism discourse construction implicitly embedded to Islam as if having binary opposition to the west. Conception of knowledge related to radicalism symtoms which were adopted by each agent enables them to perform a knowledge reproduction process about radicalism discourse. Each agent would not only make any effort to reproduce knowledge about radicalism discourse, but also elaborate the knowledge by constructing the radicalism parameters an indicators. T1pology, analysis model, and scenario about Islamic group radicalism is alternative for early detection of radicalism. Islamic group radicalism secenario can be used as early detection of radicalism bay develop three types of scenario: harmonious and terror."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30635
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rinie Handayanie
"Majalah Mingguan Tempo edisi bahasa Inggris menghadirkan laporan khusus bertajuk "Special Report Religion?. Laporan ini mengangkat hasil survei yang dilakukan oleh PPIM IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil survei tersebut digunakan sebagai data pendukung dalam membahas radikalisme Islam di Indonesia, penerapan syariat Islam dan jihad. Penelitian ini dilakukan untuk memerikan Konstruksi wacana radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad dalam "Special Report Religion? Tempo (SRRT).
Analisis wacana model Michel Foucault digunakan untuk mendekati korpus penelitian, untuk memerikan struktur atau kontruksi wacana (discursive formations) yang dibangun "Special Report Religion? mengenai radikalisme Islam dan aspek-aspeknya (syariat Islam dan jihad). Konsep mitos Roland, Barthes juga diterapkan untuk melihat wacana (pengetahuan) yang telah dikembangkan dan mendominasi paradigma pemahaman radikalisme Islam. Konstruksi wacana diperoleh dengan memerikan statement yang dibangun dalam kumpulan artikel serta arsip foto SRRT, dan menganalisis ketaksesuaian dalam konstruksinya. Kedisiplinan dalam bertutur dan seleksi berita serta foto menentukan jenis wacana dominan dalam SRRT mengenai radikalisme Islam. Analisis ini tidak bersifat kasuis dengan tujuan membenarkan maupun menyalahkan kontruksi wacana yang dibangun laporan tersebut. Analisis akan mengungkapkan rejim wacana, sebuah cara pandang dan mengungkapkan radikalisme Islam versi "Special Report Religion" Tempo.
Hasil penelitian mengungkapkan masih dominannya paradigma lama mengenai radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad dalam SRRT. Walaupun SRRT telah menyajikan cara memaknai radikalisme Islam yang beragam, wacana yang termarjinalkan di dalamnya masih mampu dilacak untuk mencari pengetahuan spesifik (wacana) dominan. Pada akhirnya, SRRT hanya merupakan bagian dan kelanjutan dari wacana global mengenai radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Anwar
"ABSTRAK
Penelitian ini berusaha mengungkap korelasi pemikiran Sayyid Quthb dengan fenomena radikalisme yang terjadi di beberapa Negara Islam saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode kajian deskriptif, eksplanatif dan analitis. Metode ini bermaksud menjelaskan hakekat fakta tertentu, mengapa suatu fakta terjadi, pengaruh dan bagaimana hubungannya dengan fakta lain. Data penelitian diperoleh melalui teknik pengumpulan data, baik kepustakaan maupun wawancara terstruktur mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena radikalisme, Sayyid Qutb dan Ikhwanul Muslimin serta materi-materi lain yang berkaitan dengan penulisan tesis ini.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa pemikiran-pemikiran Sayyid Quthb telah menginspirasi gerakan-gerakan radikal di beberapa negara. Kontroversi pemikiran Sayyid Quthb dalam hal ketuhanan dan kenabian berujung pada pentahrifan dalil-dalil al-Qur?an, juga penyimpangan terhadap standar moderasi Islam Sunni. Begitu juga pemikiran Quthb dalam hal khilafah, ia menta?birkan fenomena tidak diberlakukannya hukum Islam saat ini sebagai jahiliyyah modern yang mengarah kepada takfir syumuli dan nihilisme. Menurutnya, tidak ada Islam di tengah-tengah semaraknya umat yang mengaku pemeluk Islam, dikarenakan mereka telah melupakan Islam yang sebenarnya, yaitu Islam yang hanya bersumber dari al-Qur?an dan Sunnah, bukan bersumber dari selainnya. Pemikiran Quthb memberikan legitimasi terhadap militansi gerakan-gerakan radikal yang bertujuan mengambil alih kekuasaan pemerintahan yang dianggap sekuler dengan segala cara, untuk digantikan dengan pemerintahan yang menurut mereka menerapkan syari?ah Islamiyyah.

ABSTRACT
This study sought to uncover correlations with the thinking of Sayyid Qutb radicalism phenomenon that occurs in some Islamic countries today. This study used a qualitative approach with descriptive study method, an explanatory and analytical. This method is intended to explain the nature of certain facts, why a fact happen, the effect and how it relates to other facts. Data were obtained through data collection techniques, either literature or structured interviews on matters related to the phenomenon of radicalism, Sayyid Qutb and the Ikhwanul Muslimin and other materials related to this thesis.
Results from this study revealed that the ideas of Sayyid Qutb has inspired radical movements in several countries. Controversy thought of Sayyid Qutb in divinity and prophethood misappropriation led to the arguments of the Quran, as well as the standard deviation of the Sunni Islamic moderation. Likewise Qutb thought in terms of the caliphate, he call phenomenon of non-application of Islamic law today as modern jahiliyyah leading to takfir syumuli and nihilism. According to him, there is no Islam in the midst of the splendor of the people who claimed Muslims, because they have forgotten the true Islam, that Islam is only derived from the Qur'an and Sunnah, not from any other kind. Qutb thought gives legitimacy to the militancy of radical movements which aim to take over the power of government is considered secular in every way, to be replaced with a government -which they- implement the Islamic Shari'ah.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifky Zacharis Diandrio
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami perkembangan identitas homoseksual dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk melela pada laki-laki homoseksual di Indonesia. Melalui metode penelitian kualitatif, dilakukan wawancara terhadap laki-laki homoseksual dewasa muda (usia 23-29 tahun), dengan menggunakan panduan berdasarkan Model Formasi Identitas Homoseksual oleh Cass (1979). Dalam analisis tematik terhadap wawancara delapan partisipan, ditemukan bahwa perkembangan identitas homoseksual dimulai ketika seluruh responden merasakan ketertarikan terhadap sesama jenis sejak kecil. Perkembangan identitas melewati fase penolakan di suatu tahap dalam hidup individu homoseksual sebelum akhirnya bisa diterima secara penuh. Penerimaan diri dan keputusan untuk melela di tengah perkembangan identitas memiliki arah hubungan yang kompleks dan tidak pasti terkait mana yang lebih dulu antara penerimaan atau melela identitas. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa keputusan untuk melela tidak hanya dipengaruhi oleh faktor perkembangan identitas yang koheren dan sehat, namun juga faktor-faktor situasional seperti dukungan orang-orang terdekat dan sikap masyarakat secara umum terhadap eksistensi kelompok seksual non-normatif, risiko akan diskriminasi dan persekusi, serta sumber daya individu homoseksual untuk bisa berdiri sendiri ketika risiko yang dipersepsikan terjadi saat mereka memtusukan untuk melela.

This research seeks to understand how homosexual identity develops and what factors influence the decisions of gay men in Indonesia to come out. Using qualitative research methods, interviews were conducted with young adult gay men (aged 23-29) following Cass's (1979) Model of Homosexual Identity Formation. By analyzing the interviews of eight participants, it was found that the journey of homosexual identity begins when individuals feel attracted to the same sex from a young age. The process involves overcoming denial and eventually accepting themselves fully. The relationship between self-acceptance and coming out is complex, as it is unclear which comes first. The decision to come out is influenced not only by personal development but also by situational factors such as support from significant others, societal attitudes towards non-normative sexual orientations, the fear of discrimination and persecution, and the personal resources needed to face these challenges when deciding to come out."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Lavinia
"Dalam upaya memahami fenomena radikalisasi online, riset kajian terorisme cenderung fokus pada strategi yang dilakukan kelompok terorisme di ruang online, dan bagaimana pesan ekstremis kekerasan di internet dibuat untuk memengaruhi individu. Riset-riset ini memang memberikan pengetahuan yang penting tapi tidak dapat memberikan pemahaman terkait bagaimaan audiens, atau individu yang menerima pesan dari kelompok teroris meradikalisasi dirinya sendiri. Riset ini ditujukan untuk mengisi kekosongan riset yang memfokuskan perhatian pada analisis audiens dalam fenomena radikalisasi online. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode wawancara mendalam dan kajian pustaka, riset ini akan mencoba menjawab bagaimana tiga anak muda mengalami proses radikalisasi online, dan bagaimana pemaknaan pesan kelompok terorisme yang mereka lakukan membentuk keterlibatan dalam gerakan terorisme. Temuan dari riset ini adalah: pertama, krisis personal yang dimiliki oleh anak muda mendorong mereka untuk mencari keyakinan alternatif yang membawa mereka bertemu dengan pesan-pesan kelompok terorisme di ruang online. Ketika pesan tersebut beresonansi/dimaknai sebagai jawaban atas krisis yang mereka miliki, anak muda akan merespons pesan tersebut dengan keterlibatan yang semakin dalam hingga akhirnya memutuskan untuk mengambil peran dalam gerakan terorisme. Kedua, faktor kontekstual penting untuk dimasukkan ke dalam analisis proses radikalisasi online karena faktor tersebut yang mempengaruhi proses pembuatan makna yang dilakukan oleh anak muda. Saran kebijakan untuk mengatasi fenomena ini adalah: tidak relevan jika solusi untuk menyelesaikan fenomena radikalisasi online terlalu fokus pada intervensi internet dan melupakan “ruang offline” di mana ekstremisme sejatinya berakar.

In an effort to understand the phenomenon of online radicalization, research on terrorism studies tends to focus on the strategies carried out by terrorist groups in the online space, and how the terrorist group creating a message to influence individual in online space. These studies do provide important knowledge but cannot provide insight into how audiences, or individuals whose receiving the messages, radicalize themselves. This research is intended to fill that research gap by trying to focusing the attention on the audience when analyzing the online radicalization phenomenon. By using a qualitative approach through in-depth interviews and literature review, this research will try to answer how three young people experiencing radicalization process, how they shape the meaning of the message of terrorism groups, and how that meaning-making process influence their involvement in the terrorism movement. The findings of this research are: first, the personal crisis that young people have, has prompted them to look for alternative beliefs that lead them to meet the messages of terrorism groups in the online space. When the message resonates/interpreted as an answer to the crisis they have, young people will respond to the message with a deeper involvement with the message until they finally decide to take a role in the terrorism movement. Second, contextual factors are important to be included in the analysis of the online radicalization process because these factors influence the meaning-making process carried out by young people. The policy suggestion to overcome this phenomenon is: it is irrelevant if the solution to solve the phenomenon of online radicalization is too focused on internet intervention and forgets the “offline space” where extremism really takes root."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agriphina Naura Difanka
"Karya akhir ini disusun untuk menganalisis reproduksi kekerasan simbolik terhadap perempuan dalam pemberitaan kasus penyebaran video intim seksual non-konsensual GA dan MYD dibentuk melalui proses framing oleh Tribunnews.com. Penulisan ini menggunakan teknik analisis wacana kritis Sara Mills dengan data penulisan bersumber dari 10 berita yang terdapat dalam kanal Tribunnews.com. Dengan menggunakan konsep kekerasan simbolik dan teori feminisme radikal, penulisan membuktikan bahwa media Tribunnews digunakan sebagai medium untuk melakukan kekerasan simbolik terhadap perempuan (GA) karena adanya upaya untuk mendominasi wacana dalam berita dengan menggunakan simbol-simbol tertentu berupa bahasa dan visual melalui proses framing yang dikonstruksikan berdasarkan ideologi patriarki, yang pada akibatnya memunculkan berita yang bias gender, seksis, dan misoginis. Hal tersebut menimbulkan dan sekaligus melegitimasi misrecognition atau pemahaman yang salah akan citra perempuan dalam proses pembentukan kekerasan simbolik, dan pada akhirnya menghasilkan kekaburan realitas kekerasan seksual terhadap perempuan yang sesungguhnya.

This thesis discusses the analysis of the reproduction of symbolic violence against women in reporting cases of the spread of GA and MYD non-consensual sexual intimate videos formed through the framing process by Tribunnews.com. This thesis uses Sara Mills' critical discourse analysis technique and data were collected from 10 news stories in Tribunnews.com online site. By using the concept of symbolic violence and the theory of radical feminism, the research proves that Tribunnews media is used as a medium for carrying out symbolic violence against women (GA) because of an attempt to dominate the discourse in the news by using certain symbols in the form of language and visuals through a constructed framing process based on patriarchal ideology, which in turn produces news that are gender biased, sexist, and misogynistic. This creates and at the same time legitimizes misrecognition or a false understanding of the image of women in the process of forming symbolic violence, and ultimately results in the blurring of the reality of sexual violence against women that occurs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif
"Tesis ini meneliti tentang Radikalisme Islam dengan Studi tentang Gerakan Politik Majelis Mujahidin dalam Penegakkan Syari'at Islam periode 2000-2003. Interval waktu ini merupakan rentang waktu dimana pemikiran dan aksi serta gerakan Majelis Mujahidin menunjukan watak radikalisme. Misalnya, penolakan Majelis Mujahidin atas azas Negara Pancasila, penolakan terhadap kepemimpinan wanita, hingga munculnya ide dan gagasan tentang perlunya syariat Islam diformalkan dalam konstitusi negara. Kenyataan ini, memunculkan pertanyaan bagi penulis, mengapa gerakan politik Majelis Mujahidin mendesak tentang pemberlakuan syari'at Islam dan menolak secara total semua ideologi yang berasal dari luar Islam.
Penulis menggunakan metode deskriptif analitis kwalitatif dengan pendekatan deduktif artinya dari teori ke praktek Sebuah metode penelitian yang berusaha menggambarkan realitas sosial yang komplek melalui penyederhanaan dan klasifikasi dengan memanfakan konsep-konsep yang bisa menjelaskan gejala sosial. Dalam pengumpulan data digunakan adalah studi pustaka/dokumen dan wawancara. Sementara teori yang digunakan untuk menelusuri radikalisme Islam dalam gerakan politik Majelis Mujahidin adalah teori radikalisme Islam. Untuk membantu mengungkapkan gerakan politik Majelis Mujahidin, penulis menempatkan parsi khusus pada sejarah gerakan radikalisme Islam, mulai dari asal muasal radikal isme Islam dalam konteks gerakan politik, Ikhwanul Muslimin, Jamaat i Islamiah, Darul Islam dan Masyumi.
Berdasarkan teori dan metode yang digunakan tersebut, serta data-data yang diperoleh dilapangan, maka dapat disimpulkan bahwa radikalisme Islam dari Gerakan Politik Majelis Mujahidin merupakan pemikiran atau ide dan gagasan radikal. Hal ini disimplilkan, setelah penulis melakukan penelitian tentang asal mula munculnya Majelis Mujahidin maupun konteks perkembangan selanjutnya sebagaimana rentang waktu studi ini (2000-2003). Ini menunjukan bahwa teori radikalisme merupakan reaksi terhadap kondisi yang sedang berlangsung, masih relevan.
Berdasarkan hal tersebut di atas ditemukan beberapa faktor kondisi yang turut mendorong lahirnya pemikiran radikal dan kemudian memicu terjadinya radikalisme Islam dalam gerakan politik Majelis Mujahidin, antara lain: Panama, Suasana pasca perang dingin diawal tahun 1980, khususnya setelah beberapa aktivis Islam era Presiden Soeharto melarikan diri keluar negeri. Para pejuang penegak syari'at Islam ini ikut ambil bagian dalam perang di Afganistan, bersekutu dengan rezim Taliban, dan mulai bergaul dengan aktivis Islam secara Internasional. Kedua, intimidasi dan diskriminasi rezim Soeharto terhadap para mubalik dan pendak'wah Islam yang menuntut tentang penegakkan syari'at Islam dan yang menolak azas tunggal Pancasila. Ketiga, kondisi kebangsaan dan kenegaran yang mengalami krisis moneter sejak 1996 sampai pada kejatuhan Soeharto pada bulan Mei 1998 dari kursi kepresidenan. Maka era reformasi dan upaya-upaya penyelesaian krisis yang tidak kunjung selesai dan menemukan format ideal untuk mengeluarkan bangsa dan krisis multidimensional yang menimpa ummat dan bangsa, adalah faktor yang cukup berpengaruh terhadap kehendak radikal untuk menegakkan syari'at Islam dalam konstitusi negara sebagai sebuah jawaban untuk menata dan meperbaiki ummat dan Bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila, dianggap tidak tepat dan relevan lagi dengan kebutuhan bangsa dan negara. Dengan demikian, radikalisme Islam sebagai kerangka teoritis masih memiliki relevansi atas realitas dan kondisi gerakan politik Majelis Mujahidin dalam konteks pemikiran dan aksinya.
Dengan demikian, penulis menemukan bahwa radikalisme Islam dalam konteks gerakan politik Majelis Mujahidin, tidak hanya reaksi atas fanatisme keagamaan semata, respon terhadap kondisi yang sedang berkembang, intimidasi dan diskriminasi rezim Orde Baru, kegagalan revormasi, akan tetapi radikalisme juga sangat dipengaruhi oleh faktor beberapa aktor atau tepatnya peran para tokoh Islam yang telah sejak lama memperjuangkan penegakkan syari'at Islam dalam konstitusi negara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Islam
"ABSTRAK
Penelitian ini bermaksud melihat proses produksi berita di Koran Tempo
sebagai arena media yang diintegrasikan dengan pemikiran Bourdieu melalui
strategi distinction dan akumulasi kepemilikan kapital oleh aktor politik. Strategi
tersebut sebagai konsepsi yang melanggengkan praktek dominasi aktor sekaligus
sebagai politik-pencitraan. Fokus penelitian ini merupakan usaha untuk
memahami bagaimana proses produksi berita melalui konstruksi distingsi Dahlan
Iskan dan bagaimana ideologi media dalam proses tersebut. Analisis wacana kritis
dan juga in-depth interview digunakan sebagai metode untuk memperoleh data
tentang praktek simbolisasi melalui kapital simbolik, demikian pun distinction,
dalam proses konstruksi praktek dominasi Dahlan Iskan atas pejabat negara
lainnya, sebagai pejabat negara yang berbeda dan nyeleneh. Tesis ini
menunjukkan bahwa akumulasi kepemilikan kapital melalui faktor relasi sosial
dan kapital sombolik melalui distinction Dahlan menjadi praktek wacana dan
usaha legitimasi bahwa Dahlan merupakan pejabat negara yang merakyat dengan
maksud politik-pencitraan. Kemudian masyarakat memahaminya sebagai suatu
tindak-laku yang tidak lazim dan hal itu menjadi nilai berita. Wacana tersebut
sejatinya merupakan doxa yang diciptakan oleh Dahlan untuk membentuk suatu
dominasi atas yang lain. Hasilnya menunjukkan bahwa teks berita distinction
Dahlan merupakan bentuk strategi kekuasaan dalam melanggengkan dominasi
yang terselubung bagi sang aktor melalui penampilan nyata atau presentasi politik
yang dikonstruksi oleh Koran Tempo yang didasari oleh relasi sosial dan
kepemilikan kapital simbolik Dahlan Iskan. Serta, ideologi pragmatis Koran
Tempo atas pemberitaan melalui strategi eksploitasi tindakan Dahlan yang tidak
lazim sehingga menarik khalayak media untuk membacanya. Ideologi tersebut
sejatinya menumbuh-kembangkan praktek bisnis media, sekaligus secara tidak
langsung melanggengkan kekuasaan sang aktor Dahlan Iskan melalui simbolisasi
teks berita.

ABSTRACT
This research aims to get the process of news production in the Koran
Tempo Daily as journalistic field which is integrated in Bourdieu‟s thought by
concept of distinction and with the accumulation for actor‟s own capitals of state
official or political professional. The strategy of distinction is the conception that
has preserved the domination of political actor, due to the political presentation or
as political-imaging. It becomes the content of media which is bias to self-interest
of media. For Shoemaker and Reese, it is affected by journalists, routines of
media, organization form from media, extra media and ideology of media. The
motives of this study make serious efforts to understand the process of news
production by means of the construction on distinction of Dahlan Iskan and to
explain ideology of Koran Tempo on its process. Critical Discourse Analysis of
Fairclough and in-depth interview which both of them are used as methods for
getting data about practice of symbolization by way of its process on his
distinction. Dahlan is the state official having the different doings or nyeleneh,
and dissimilar political professionals with the others. This thesis indicates the
accumulation for actor‟s capitals through the factor of social relation and symbolic
capital by means of Dahlan‟s distinction to be discourse practices and to attain a
certain aim the legitimation that Dahlan is the state official who is to be close to
the people, and with it make image of politics. The community has understood it
as a different action in which already-made-explicit doings of the other political
professionals and it is to be trending topic of news. Indeed, Discourse of Dahlan‟s
distinction for strategy of politic is doxa, is created by Dahlan to shape
domination on the others. In conclusion, it refers to text of Dahlan‟s distinction as
the strategy of dominance within making covert practice of him, by way of
political presentation constructed by Koran Tempo, which is based by his own
capital of symbolic and of social relation with Koran Tempo. Along with the
pragmatic module of Koran Tempo for reporting news by the strategy of
exploitation to Dahlan‟s action which is not usually from the others, with the
result that it interests public to consume it. That ideology gives the form of
business practice for Koran Tempo, at one below it makes dominance of Dahlan
by social capital as the asset of relation and symbolization within text."
2013
T35716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>