Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Perkembangan teknologi informasi dan kmonikasi memunculkan fenomena baru yang dikenal dengan cybercrime. berdasarkan laporan dari state of the internet 2013 menyimpulkan bahwa indonesia memiliki banyak catatan kasus kejahatan dunia intenet terbesar dan masuk peringkat kedua untuk kasus kejahatan cybercrime. salah satu kasus cybercrime yang banyak dialami perempuan indonesia adalah love scams(penipuan hubungan cinta melalui internet). pola komunikasi yang dilancarkan pelaku cybercrime (scammers) yang baru dikenal korban justru lebih dipercaya, dibanding komunikasi langsung dari orang yang telah dikenal dekat. tujuan penlitian ini untuk mendeskripsikan pola komunikasi dalam kasus cybercrime. metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi kualitatif dengan menggunakan computer mediated communication (cmc) models yang terdiri dari impersonal, interpersonal dan hyperpersonal. penelitian ini menyimpulkan ketiga pola ini terbangun dalam kasus love scam. faktor sumber pesan (scammers) memiliki kontrol yang besar terhadap dirinya sendiri dan berada dalam pengaturan komunikasi dengan korban-korbannya yang sama sekali tidak tahu siapa sebenarnya mereka. karena itu scammers umumnya mencoba menyampaikan unsur-unsur diri yang terbaik, termasuk kepribadian, prestai, dab bahkan penampilan (foto) melalui saluran komunikasi internet. penerima pesan (korban) yang sedang kesepian dan mencari cinta dan tanpa pikir panjang melakukan umpan balik. komunikasi secara intens pun terjalin sehingga korban terjerumus dan masuk perangkap penipuan dan kehilangan uang hingga ratusan juta rupiah"
JPPKI 6:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Christiany Juditha
"Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memunculkan fenomena baru yang dikenal dengan cybercrime. berdasarkan laporan dari state of the internet 2013 menyimpulkan bahwa indonesia memiliki banyak catatan kasus kejahatan dunia intenet terbesar dan masuk peringkat kedua untuk kasus kejahatan cybercrime. salah satu kasus cybercrime yang banyak dialami perempuan indonesia adalah love scams(penipuan hubungan cinta melalui internet). pola komunikasi yang dilancarkan pelaku cybercrime (scammers) yang baru dikenal korban justru lebih dipercaya, dibanding komunikasi langsung dari orang yang telah dikenal dekat. tujuan penlitian ini untuk mendeskripsikan pola komunikasi dalam kasus cybercrime. metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi kualitatif dengan menggunakan computer mediated communication (cmc) models yang terdiri dari impersonal, interpersonal dan hyperpersonal. penelitian ini menyimpulkan ketiga pola ini terbangun dalam kasus love scam. faktor sumber pesan (scammers) memiliki kontrol yang besar terhadap dirinya sendiri dan berada dalam pengaturan komunikasi dengan korban-korbannya yang sama sekali tidak tahu siapa sebenarnya mereka. karena itu scammers umumnya mencoba menyampaikan unsur-unsur diri yang terbaik, termasuk kepribadian, prestai, dab bahkan penampilan (foto) melalui saluran komunikasi internet. penerima pesan (korban) yang sedang kesepian dan mencari cinta dan tanpa pikir panjang melakukan umpan balik. komunikasi secara intens pun terjalin sehingga korban terjerumus dan masuk perangkap penipuan dan kehilangan uang hingga ratusan juta rupiah"
Kementerian Komunikasi dan Informasi Ri, 2015
384 JPPKI 6:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Desfreidna
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerimaan intranet dalam komunikasi internal dengan iklim komunikasi dan kepuasan komunikasi organisasi pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui kuesioner. Populasi penelitian ini adalah pegawai di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi Banten yang dapat mengakses intranet. Sampel penelitian ini sebanyak 73 responden yang diambil secara random.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal berpengaruh langsung terhadap pembentukan iklim organisasi dengan hubungan yang sangat kuat. Penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal juga berpengaruh langsung terhadap kepuasan komunikasi, namun dengan hubungan yang lemah. Hubungan penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal menjadi kuat apabila iklim organisasi menjadi variabel intervening.

Purpose of this research is to verify the influence of intranet acceptance for internal communication in accordance to communication climate and organization communication satisfaction level in Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Data collection was done by survey method with questionnaire. Research population was employee of BPK RI Banten Province that can access intranet. Research sample are randomly picked from 73 respondents.
Analysis result shown that acceptance of intranet as internal communication media affect directly to formation of organizational climate with strong effect. Furthermore, acceptance of intranet as internal media communication affect also to communication satisfaction level. However, the effect is weak. Usage of acceptance as internal communication media become strong if organization climate defined as intervening variable.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Albarrozi. MS
"Keberhasilan sebuah sistem MOOCs dinilai berdasarkan dari jumlah pengguna yang menggunakan sistem secara terus menerus. Beberapa penelitian sebelumnya mencoba menggunakan Task-Technology Fit dan tren Gamification sebagai faktor yang memengaruhi penggunaan aplikasi MOOCs. Namun, belum ada penelitian yang mengkombinasikan keduanya untuk memprediksi niat untuk terus menggunakan MOOCs. Sekolahpintar adalah sebuah platform e-learning yang termasuk dalam kategori MOOCs yang diluncurkan pada tahun 2015. Pada awal peluncurannya, sekolahpintar memiliki target untuk mendapatkan 2000 pengguna aktif dalam kurun waktu dua tahun. Berdasarkan data laporan pengguna aktif, jumlah pengguna belum mencapai target dan mengalami penurunan. Penyebabnya adalah rendahnya retensi dari pengguna. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat memengaruhi niat pengguna untuk terus menggunakan aplikasi Sekolahpintar menggunakan Expectation-Confirmation Model dengan penambahan variabel Task-Technology Fit (TTF) dan Gamification. Metode pengumpulan data yang dilakukan menggunakan kuesioner, 257 data yang didapatkan melalui kuesioner diolah menggunakan SEM-PLS.Hasil uji hipotesis memperlihatkan bahwa Task Characteristic dan Technology Characteristic melalui Task-Technology Fit berpengaruh terhadap Perceived Usefulness. Sistem Gamification seperti Point Rewarding dan Feedback Giving berpengaruh terhadap Satisfaction dan Perceived Enjoyment. Kemudian Perceived Usefulness, Satisfaction, dan Perceived Enjoyment secara bersamaan memengaruhi Continuance to Use.

The success of MOOCs platform can be measured by the number of users that use it continuously. Previous research has already identified that Task-Technology Fit and trend gamification as an antecedent of MOOCs platform. However, there is no evidence of how both can influence user retention together. Sekolahpintar is a MOOCs platform which was launched in 2015. Sekolahpintar targeted to have 2000 active user within two years. Based on the user report, the number of active users in sekolahpintar has not reached the target and is decreasing. The main cause is the low user retention. The purpose of this research is to examine the factors influencing continuance to use at Sekolahpintar by applying Expected-Confirmation Model integrating with Task-Technology Fit and Gamification. Data collection methods were conducted through questionnaires, 257 data obtained through questionnaires was analyzed using SEM-PLS. Hypothesis test result showing that Task Characteristic and Technology Characterisitc facilitates with Task-Technology Fit influence Perceived Usefulness. Gamification system such as Point Rewarding and Feedback Giving have a significant effect on Satisfaction and Perceived Enjoyment. This research also shows the significant effect of Perceived Usefulness, Satisfaction, and Perceived Enjoyment on Continuance to Use."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irhamni Ali
"ICT development has currently reached the level in which the components have become smaller with high speed performance and cheap cost. On line library or digital library can be referred to as a new information institution or as expansion of library service. However, behind the simplicity of digital library lies a danger that threats the integrity of digital library data and collection. Data stealing, vandalism, mutilation, and other threats are ready to attack anytime. Concerning this issue, librarians in the digital era need to be aware of cybercrime modes in digital library and their weak points in order to minimize them."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2012
020 VIS 14:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Afitrahim M.R
"Perkembangan teknologi yang begitu pesat memunculkan berbagai permasalahan di masyarakat. Salah satu akibatnya tersebut adalah terciptanya sebuah media baru untuk berinteraksi yang disebut cyberspace. Di cyberspace orang bebas melakukan apapun tanpa diketahui oleh orang lain karena tidak diketahui asal-usul maupun kewarganegaraan asli seseorang. Hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk melakukan suatu kejahatan yang disebut cybercrime. Telah banyak usaha untuk melakukan pengaturan di cyberspace untuk mencegah terjadinya cybercrime baik oleh hukum internasional maupun hukum nasional. Salah satunya adalah dengan lahirnya Convention on Cybercrime yang dibuat oleh Dewan Eropa (European Council), aspek yang menjadi perhatian khusus dalam konvensi ini adalah masalah yurisdiksi sebuah negara dalam menangani kasus cybercrime karena semua negara tidak senang yurisdiksi negaranya di lampaui oleh negara lain, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri perngaturan mengenai cybercrime diatur dalam Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Berbagai cara ditempuh oleh negara-negara untuk menyelesaikan permasalah yurisdiksi dalam menangani kasus cybercrime, salah satunya adalah transfer of proceeding yang telah diatur di Uni Eropa.

Massive techology development brings various problems in the society. One of the impact is an invention of a new interactve media called cyberspace. In cyberspace people is free to do anything anonymuously because no one knows your actual profile and citizenship. This is used by a certain people to commit such crime called cybercrime. There are many attempt to regulate a rules in cyberspace, weather from internatonal law or national law. One of the attempts is created by Council of Europe who produce Convention on Cybercrime with jurisdiction as one special aspect that is important because none of the country in the world like their jurisdiction violated by other country, inculding Indonesia. In Indonesia cybercrime regulation enacts in Law number 11 Year 2008 regarding Information and Electronic Transaction. Various ways have been taken by the states to solving jurisdiction problem specificly in specificly in cybercrime case, one of them is transfer of proceeding which has been implemented in European Union."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T31859
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelita Lusia
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2018
303.2 AME k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Afitrahim M.R
"Perkembangan teknologi yang begitu pesat memunculkan berbagai permasalahan di masyarakat. Salah satu akibatnya tersebut adalah terciptanya sebuah media baru untuk berinteraksi yang disebut cyberspace. Di cyberspace orang bebas melakukan apapun tanpa diketahui oleh orang lain karena tidak diketahui asal-usul maupun kewarganegaraan asli seseorang. Hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk melakukan suatu kejahatan yang disebut cybercrime. Telah banyak usaha untuk melakukan pengaturan di cyberspace untuk mencegah terjadinya cybercrime baik oleh hukum internasional maupun hukum nasional. Salah satunya adalah dengan lahirnya Convention on Cybercrime yang dibuat oleh Dewan Eropa (European Council), aspek yang menjadi perhatian khusus dalam konvensi ini adalah masalah yurisdiksi sebuah negara dalam menangani kasus cybercrime karena semua negara tidak senang yurisdiksi negaranya di lampaui oleh negara lain, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri perngaturan mengenai cybercrime diatur dalam Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Massive techology development brings various problems in the society. One of the impact is an invention of a new interactve media called cyberspace. In cyberspace people is free to do anything anonymuously because no one knows your actual profile and citizenship. This is used by a certain people to commit such crime called cybercrime. There are many attempt to regulate a rules in cyberspace, weather from internatonal law or national law. One of the attempts is created by Council of Europe who produce Convention on Cybercrime with jurisdiction as one special aspect that is important because none of the country in the world like their jurisdiction violated by other country, inculding Indonesia. In Indonesia cybercrime regulation enacts in Law number 11 Year 2008 regarding Information and Electronic Transaction. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S26248
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Prio Adi Sulistyo
"Persaingan dalam dunia bisnis Departement Store makin meningkat dengan bertambahnya organisasi yang terjun ke dalam bisnis ini dengan mutu yang semakin baik. Dengan persaingan yang begitu ketat sekarang ini, menuntut setiap perusahaan untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungannya. Perusahaan yang tidak mampu melakukan hal ini tentunya akan menjadi tertinggal. Oleh sebab itu, setiap informasi yang berasal dari lingkungan perusahaan menjadi sangat penting guna penyusunan strategi penyesuaian yang akan dilakukan. Hal demikian juga berlaku bagi Sarinah Departement Store.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi jenis informasi yang dibutuhkan oleh Sarinah Departement Store sehingga terlihat elemen-elemen lingkungan yang mempengaruhi perusahaan tersebut. Selain itu penelitian ini juga bermaksud menggambarkan rancangan organisasi dan pola komunikasi yang diterapkan perusahaan berkaitan dengan informasi sebagaimana dimaksud di atas.
Penelitian penulis dengan pendekatan yang bersifat kualitatif, melalui pengumpulan data lewat observasi, wawancara terarah, dan wawancara kuesioner terhadap 5 orang responden memberikan gambaran bahwa Sarinah Departement Store membutuhkan informasi yang berkaitan dengan elemen tenaga kerja, kondisi keuangan, pesaing, teknologi, bahan baku, serta pemasok.
Selanjutnya, dalam mengelola setiap informasi yang masuk berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan tadi, Sarinah Departement Store merancang organisasinya dengan menempatkan inti perusahaan sebagal unit utama dan pusat dari setiap proses pengolahan informasi dan pengambilan keputusan. Hasil dari pengolahan tersebut, biasanya berapa kebijaksanaan tertentu, disampaikan kepada Divisi untuk dilaksanakan.
Berdasarkan rancangan demikian, maka pola komunikasi perusahaan ini dapat digolongkan ke dalam kelompok pola komunikasi yang berbentuk rantai (chain), karena arus komunikasi berlangsung dari atas ke bawah melalui saluran yang resmi serta pengambilan keputusan yang disentralisasikan pada inti perusahaan.
Persoalan muncul berkaitan dengan masalah waktu dalam pembuatan keputusan dan penyebarannya yang dinilai masih terlalu lama, sehingga langkah-langkah yang dinilai harus segera diambil menjadi terlambat. Ini berarti keterlambatan perusahaan untuk menyesuaikan diri.
Memperhatikan hal demikian, penulis menyarankan agar diberikan otonomi bagi unit-unit yang ada untuk memproses dan mengambil keputusan sesuai tingkatan informasi yang diterima. Informasi strategis oleh Direksi, Informasi manajerial oleh Divisi, dan informasi teknis oleh Bagian didukung komunikasi horisontal dan lateral serta komunikasi informal yang diciptakan dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>