Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147886 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhowi Purwanti
"Rele sebagai alat pendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya memberi perintah trip kepada pemutus tenaga (PMT). Rele digunakan pada daerah pengaman Gardu Induk disisis 20 kV di Penyulang untuk mengatasi adanya gangguan hubung singkat yang terjadi karena adanya gangguan yang bersifat temporer atau permanen. Oelh karena itu pentingnya kinerja settingan koordinasi rele antara Over Current Relay (OCR) dan GFR (Ground Fault Relay) agar tidak menyebabkan kerusakan pada peralatan akibat gangguan hubung singkat terjadi. Arus gangguan hubung singkat yang terjadi di Penyulang Banteng adalah sebesar 3835,086 Ampere pada arus gangguan tiga fasa, sedangkan arus gangguan terkecil terjadi saat arus gangguan satu fasa ke tanah di saluran penyulang sebesar 231,0788 Ampere. Sedangkan set PLN didapat, arus setelan (Iset) sebesar 231,079 A dengan Tms 0,10 sedangkan untuk setelan rele diisi incoming di dapat arus setelan (Iset) sebesar 37 A dengan Tms 0,26 dari data set PLN arus setelan (Iset) disisi penyulang 241,5 A dengan Tms 0,122 dan sisi incoming arus setelan (Iset) 573,3 A. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahkan kooridnasi antara OCR dan GFR sudah cukup selektifitas dan hadnal dalam kinerja rele. Dan dari hasil perhitungan terjadi perbedaan selisih waktu kerja rele yang cukup lama dan mempengaruhi kinerja rele unutk mentripkan dalam jeda waktu 1.33 detik. BErdasarkan perhitungan tersebut semakin besar arus gangguan terjadi akan semakin lama pula waktu rele tersebut bekerja mentripkan ke PMT. Jika dibiarkan arus gangguan tersebut membesar terllau lama maka arus gangguan tersebut merusak peralatan pada transformator."
Palembang: Fakultas teknik Universitas tridinanti palembang, 2016
600 JDTEK 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Rele sebagai alat pendeteksi adanya gangguan yang selanjutnya memberi perintah trip kepada pemutus tenaga (PMT). Rele digunakan pada daerah pengaman garuda induk diisi 20 kV di penyulang untuk mengatasi "
JDTEK 4:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Michael Bonardo Siswono
"Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Raha memiliki jaringan pemakaian sendiri 20 kV untuk melayani setiap beban yang ada dalam jangkauan jaringan. Adanya gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik dapat menimbulkan masalah seperti kerusakan peralatan sistem tenaga listrik dan timbulnya pemadaman listrik. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu studi analisis untuk mengetahui arus gangguan hubung singkat yang akan terjadi sekaligus mengurangi akibat timbulnya kerusakan pada sistem. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat potensi dari arus gangguan hubung singkat terbesar dengan menggunakan bantuan software ETAP 12.6.0.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis gangguan hubung singkat 3 phasa merupakan jenis gangguan terbesar dan untuk gangguan terkecil pada jenis gangguan hubung singkat line to ground pada bus generator. Semakin banyak beban yang beroperasi, semakin besar pula nilai impedansi urutan positif dan negatif serta nilai arus hubung singkat. Impedansi urutan nol tidak berpengaruh terhadap jumlah beban yang beroperasi, begitu pun dengan pengaturan circuit breaker maupun kabel pada sistem tenaga listrik yang memiliki pengaturan tidak sesuai menurut standar yang digunakan.

Raha Diesel Power Station (PLTD Raha) utilizes a 20 kV grid to supply every load within the network reach. The presence of faults such as short circuits within an electric energy system can lead to problems such as damage on the electric energy apparatus and power outages. An analytical study is needed to understand the short circuit fault current and to decrease the effects of the incoming system failure. This simulation aims to observe and understand the short circuit fault current potential using Electrical Transient Analyzer Program (ETAP 12.6.0).
This study shows that the biggest disruption is caused by the 3 phasa current with and for the smallest disturbance in the type of line to ground short circuit on the bus generator. The bigger the operating load, the larger the value of positive and negative sequence impedance as well as the short circuit current. The zerosequence impedance does not affect the amount of operating load, this also applies to the cables on the electric energy system that are not set according to standards.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nagib Muhammad
"Skripsi ini membahas tentang metode proteksi stator generator dari gangguan fasa-tanah. Hal ini dikarenakan gangguan hubung singkat yang terjadi pada stator generator dapat menimbulkan kerusakan yang serius. Metode proteksi umumnya tidak dapat melindungi keseluruhan dari belitan stator. Metode proteksi konvensional umumnya hanya dapat memproteksi sekitar 90-95% dari belitan stator. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang mampu medeteksi gangguan pada keseluruhan belitan stator generator sinkron. Metode tegangan kurang harmonisa ketiga yang dikombinasikan dengan metode konvensional dapat melindungi keseluruhan dari belitan stator. Berdasarkan metode tersebut penulis bertujuan untuk mendapatkan nilai penyetelan rele tegangan kurang harmonisa ketiga(27TN) dan rele tegangan lebih(59N) yang akan diaplikasikan pada generator sinkron PT.X. Berdasarkan standar IEEE didapatkan nilai penyetelan tegangan pick-up untuk rele tegangan kurang harmonisa ketiga sebesar 1,1 Volt dengan waktu tunda sebesar 1 detik dengan nilai undervoltage inhibit sebesar 97 Volt, dan nilai penyetelan tegangan pick-up pertama untuk rele tegangan lebih (59N) sebesar 5 Volt dengan waktu tunda sebesar 1 detik dan penyetelan tegangan pick-up kedua sebesar 34,6 Volt dengan waktu tunda sebesar 0,1 detik. Berdasarkan simulasi yang dilakukan metode ini memiliki kelemahan yaitu ketika terjadi busur api gangguan tersebut tidak dapat dideteksi oleh metode ini.

This thesis discuss about protection method of stator ground fault, because short circuit that occurs in the stator can cause a very seriously damage. Conventional protection method cannot protect all of stator winding. Conventional protection method generally can protect about 90-95% of stator winding, because of conventional protection method cannot protect all of stator windings. So, this thesis use undervoltage third harmonic method which can protect the last 5-10% of stator winding . This tesis use this method for setting protection relay. Based on IEEE standart this tesis obtain value of third harmonic undervoltage relay setting is 1,1 Volt and time delay is 1 second ,and value for overvoltage relay (59N) is 5 Volt and time delay is 1 second, then the second setting is 34,6 Volt for time delay 0,1 second. Based on simulation result this method cannot detect the arcing fault near the neutral of stator winding."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Yoses Brebayrulige
"Peningkatan kapasitas produksi dan penambahan daya listrik pada plant 3AA terbaru berakibat pada kenaikan arus hubung singkat maksimum yang melewati pemutus tenaga tegangan menengah hingga mencapai 45,998kA. Nilai tersebut jauh melebihi  batas kemampuan pemutus tenaga eksisting sehingga diperlukan penggantian peralatan dengan kemampuan menahan arus hubung singkat yang lebih tinggi. Penempatan reaktor pembatas arus pada skenario 1 menurunkan arus hubung singkat hingga sebesar 28,412kA (reaktansi reaktor 0,279) dan pada 2 skenario hingga sebesar 30,425kA (reaktansi raktor 0,1). Pada skenario 3, arus hubung singkat yang melewati 3AA-SWGR01, 3AA-CBS01 dan 3AA-CBS02 dapat diturunkan hingga sebesar 30,626kA dan pada 3AA-SWGR02 dan 3AA-CBS03 sebesar 27,567kA (reaktansi reaktor 0,462). Dengan demikian penggantian pemutus tenaga eksisting (3AA-SWGR01, 3AA-SWGR02 dan 3AA-CBS01) tidak diperlukan. Namun demikian pengoperasian reaktor pembatas arus mengakibatkan peningkatan rugi-rugi daya dan jatuh tegangan. Penempatan reaktor pada skenario 3 merupakan pilihan terbaik karena memberikan rugi-rugi daya minimal dan jatuh tegangan dalam batas yang diinginkan. Investasi reaktor pada skenario 3 juga layak secara keekonomian karena memiliki nilai NPV sebesar USD 467.028 dan IRR 18%, di atas tingkat suku bunga.

With expansion of existing 3AA petrochemical plant, additional demand and development of power distribution system is required. This expansion increases the maximum available short circuit current to 45,998kA. Therefore, existing switchgear shall be replaced with enhanced rating. This replacement requires an expensive cost and shutdown of the existing plant. Current limiting reactor installed in scenario 1 reduce short circuit current to 28,412kA (reactor reactance 0,279). In scenario 2, short circuit current was reduced to 30,425kA (reactor reactance 0,1). In scenario 3, short circuit current was reduced to 30,425kA for 3AA-SWGR01, 3AA-CBS01 and 3AA-CBS02 and 27,567kA for both 3AA-SWGR02 and 3AA-CBS03 (reactor reactance 0,462). In conclusion, switchgear replacement is not required. However, current limiting reactor operation effect losses and voltage drop. Reactor installed in scenario 3 is the best option since its effect on losses and voltage drop is not so severe compare to other scenario. At the end, scenario 3 provide a significant positive NPV (USD 467.028) and IRR of 18%, which is higher than discount rate (12%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kianda Dhipatya Syahindra
"Grid PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero belum dapat menyuplai seluruh daerah di Indonesia. Contoh provinsi dengan rasio elektrifikasi yang masih rendah adalah Kalimantan Tengah. PT Adaro Indonesia dengan fasilitas Terminal Khusus Batu Bara di Kelanis adalah salah satu konsumen industri di provinsi tersebut yang belum memeroleh suplai listrik dari grid PLN. Oleh sebab itu, perusahaan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel sebagai sumber listrik utamanya serta memanfaatkan grid terisolasi untuk penyaluran ke beban. Dalam rangka menurunkan konsumsi diesel dan juga biaya, perusahaan telah menginstalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 130 kWp dan berencana untuk menambah kapasitas. Untuk itu, penelitian ini menyimulasikan penambahan PLTS berkapasitas 467 kWp dan selanjutnya 1700 kWp pada grid terisolasi di Kelanis. Simulasi dilakukan dengan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Hasil simulasi aliran daya menunjukkan bahwa kondisi tegangan bus serta pembebanan pembangkitan dan penghantar masih dalam kondisi aman. Simulasi hubung singkat menunjukkan kesesuaian antara besarnya arus gangguan dengan kapasitas pemutusan bus, sedangkan simulasi kestabilan menunjukkan kondisi aman pada semua skenario setelah dilakukannya tindakan antisipasi dan penanggulangan. Penambahan kapasitas PLTS pun mampu menurunkan nilai Levelized Cost of Energy menjadi 0,166 USD/kWh, penghematan bahan bakar sebanyak 759.345,384 liter/tahun, penghematan biaya sebesar 394.859,6 USD/tahun, dan pengurangan emisi gas CO2 senilai 2.019,86 ton/tahun

The grid of PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero has not been able to supply all regions of Indonesia. An example of a province with low electrification ratio is Central Kalimantan. PT Adaro Indonesia with its Coal Terminal facility in Kelanis is an industrial customer in the province who has not received electricity supply from the PLN grid. Therefore, the company uses diesel generators as its main electricity source and utilizes an isolated grid for distribution to loads. In order to reduce diesel consumption as well as costs, the company has installed a 130 kWp Solar PV system and plans to increase its capacity. For this reason, this study simulates the addition of Solar PV systems with a capacity of 467 kWp and 1700 kWp to the isolated grid at Kelanis. Simulations were carried out with the DIgSILENT PowerFactory software. The load flow simulation results show that bus voltage conditions as well as the generator and line loading percentages are still within the permitted interval. Short circuit simulations show correct breaking capacity values referring to the fault current magnitudes, while stability simulations result in safe conditions for all scenarios after required actions are done. The increase of Solar PV capacity was also able to reduce the Levelized Cost of Energy value to from 0,171 USD /kWh to 0,166 USD/kWh, save 759.345,384 liters/year of fuel, reduce 394.859,6 USD/year of costs, and reduce 2.019,86 tonnes/year of CO2"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schlabbach, Jurgen
"The calculation of short circuit currents is a central task for power system engineers; they are essential parameters for the design of electrical equipment and installations, the operation of power systems and the analysis of outages and faults.
Short Circuit Currents gives an overview of the components within power systems with respect to the parameters needed for short circuit current calculation. It also explains how to use a system of symmetrical components to analyse different types of short circuits in power systems. The thermal and electromagnetic effects of short circuit currents on equipment and installations, short-time interference problems and measures for the limitation of short circuit currents are also discussed. Detailed calculation procedures and typical data of equipment are provided in a separate chapter for easy reference, and worked examples are included throughout."
London: Institution of Engineering and Technology, 2008
e20452614
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiana Agung Riyanto
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari bead penghantar listrik tembaga NYM 3x1,5 yang telah mengalami gangguan hubung singkat listrik dan beban arus berlebih pada beban 800% dari kemampuan hantar arusnya (144 Ampere), serta oleh karena menerima panas dari nyala api langsung pada temperatur 960o C. Spesimen bead yang terbentuk dari akibat gangguan hubung singkat listrik, beban arus berlebih serta akibat pemanasan dengan nyala api langsung tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan dan pengujian laboratorium yaitu: pemeriksaan komposisi kimia, pemeriksaan visual, pemeriksaan struktur makro dan strukturmikro, pengujian kekerasan dan pemeriksaan SEM-EDS. Perbedaan karakteristik manik-manik busur (bead) yang terbentuk pada kondisi hubung singkat listrik dan beban arus berlebih adalah pada kondisi hubung singkat listrik, titik kerusakan terlokalisasi pada titik tertentu yaitu pada titik kontak hubung singkat, sedangkan pada kondisi beban arus berlebih titik kerusakan terlokalisasi pada satu atau beberapa lokasi tertentu dari sepanjang kawat penghantar. Karakteristik makro dari manik-manik busur (bead) yang terbentuk pada kondisi hubung singkat listrik dan beban arus berlebih adalah mengandung banyak rongga (voids) serta terlihat jelas batas transisi antara bahan yang mencair/ resolidifikasi dengan bahan yang tidak mencairnya. Sedangkan karakteristik manik-manik berupa gumpalan yang terbentuk pada perlakuan pemanasan dengan nyala api langsung, tidak menunjukkan transisi yang tajam antara bahan yang mencair/ resolidifikasi. Struktur mikro manik-manik dari material kawat tembaga penghantar listrik NYM 3x1,5 pada kondisi perlakuan: hubung singkat, beban arus berlebih, dan pemanasan dengan nyala api langsung, adalah struktur dendritik dari fasa alfa (α).

The purpose of this study was to evaluate the characteristics of the bead formed due to short circuit, overload and direct flame treatment on NYM 3x1.5 copper power cable. Handling of short circuit and overload is carried out at a current load of 800% of the current carrying capacity (144 Amperes) and direct flame treatment is carried out at a temperature of 960 degrees Celsius. The bead specimens formed from each treatment were examined and tested in the laboratory: chemical composition examination, visual inspection, macro and micro structural examination, hardness testing, and SEM-EDS examination. The difference in the characteristics of the arc bead that is formed under short circuit conditions and overload is that in short circuit conditions the damage point is localized at a certain point, namely at the short circuit contact point, while under overload conditions the point damage is localized at one or several specific locations along the wire. The macro characteristic of arc beads formed under short-circuit and overload conditions is that they contain many cavities and a clear transition boundary between the melted/ re-solidified material and the non-melted material. While the characteristics of the granules in the form of globular formed in the direct flame treatment, do not show sharp transitions between melting/ re-solidified materials. The micro structure of NYM 3x1.5 beads of electrically conducting copper wire material under the treatment conditions: short circuit, overload and direct ignition, is an alpha (α) phase dendritic structure. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifkrah Usrah
"Terjadinya kegagalan sistem proteksi arus lebih yang terjadi pada penyuangan Leuwimunding jika ngangguan setu fasa ke tanah merupakan suatu kasus yang tidak diharapkan karena akan menimbulkan kerugian bagi pihak PLN maupun konsumen.
Dari kasus diatas maka diadakan penelitian pada proteksi arus lebigh tersebut yaitu tentang bagaimana waktu kerjanya terhadap arus gangguan hubung singkat tiga frasa dan satu fasa ke tanah, dan melakukan perbandingan hasil perhitungan dengan hasil lapangan, sehingga akan diperoleh solusi dengan menentukan berbagai perbaikan setting arus (Iset), TMS dan penggunaan waktu tunda (Td).
Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya arus gangguan pada trafo daya 70/20 kV sisi 20 kV untuk gangguan hubung singkat tiga fasa adalah 5093,812 A dan untuk gangguan hubung satu fasaa ke tanah adalah 469,372 A, sehingga proteksi arus lebih akan bekerja untuk OCR selam 0,593 detik dan GFR bekerja selama 0,560 detik. Besarnyarus gangguan pada penyulang 20 kV leuwimunding untuk gangguan hubung tiga fasa adalah 1309,392 A dan untuk gangguan hubung satu fasa ketanah adalah 205,242 A sehingga proteksi arus lebih akan bekerja untuk oCR selama 2,630 detik dan untuk GFR selama 0,562 detik. dengan menggunakan Td 0,3 detik masih memungkinkan terjadinya kegagalan sistem proteksi arus lebih karena waktu koordinasi dari hasil perhitungan 0,335 detik.
Dari hasil penelitian bahwa penggunaan Td 0,4 detik akan lebih baik dari sebelumnya (Td = 0,3 detik) pada sistem proteksi arus lebih terutama pada sisi GFR, sebab proses koordinasinya bekerja dengan baik sehingga rele akan selektif."
[s.l.]: Jurnal Peneltian : Sitrotika, 2007
507 JPS 3:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Kaunang Novrian
"Sistem distribusi terdiri atas gardu induk yang menyuplai daya listrik ke beberapa penyulang untuk kemudian oleh penyulang disalurkan menuju pelanggan. Agar system distribusi dapat dijaga keandalannya, maka salah satu cara yang dapat ditempuh adalah melindungi elemen sistem distribusi dengan peralatan proteksi yang dikoordinasikan dengan baik. Salah satu peralatan proteksi utama yang digunakan pada sistem distribusi adalah rele arus lebih dan rele gangguan tanah. Kedua jenis rele ini perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga diwujudkan sebuah sistem proteksi yang sensitif, selektif, handal, serta ekonomis. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengetahui beberapa parameter antara lain bentuk jaringan, besar arus hubung singkat, persyaratan pemilihan dan setting peralatan proteksi yang digunakan. Pada skripsi ini parameter yang disebutkan di atas dihitung untuk kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan setting peralatan proteksi yang telah ditetapkan dan digunakan oleh PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Depok pada sistem proteksi Gardu Induk Cimanggis.

Distribution system consist of substation which supply electric power to several feeders and then distrubuted to the customers. In order to maintain the distribution system, good protection coordination can are needed. Good protection coordination can increase the distribution system reliability. Overcurrent relay (OCR) and ground fault relay (GFR) are one of the most used in distribution system. Both OCR and GFR need to be coordinated in order to make the system more sensitive, selective, reliable, and efficient. Good coordination can only implemented with a good knowledge about the system network, short circuit level, selection criterion and relay setting which applied. This thesis analyzing the parameters mentioned above using short circuit simulation and parameters calculation and then the result compared with the applied setting on the GI Cimanggis overcurrent relay and ground fault relay coordination setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>