Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3215 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Secara sosiologis, sekolah Islam berasrama [pesantren] adalah varian dari lembaga sosiologis dalam masyarakat Muslim yang memiliki dua arti sekaligus, yaitu kurang lebih sinonim dengan arti ke-Islaman dan keaslian Indonesia. Pesantren muncul dan berkembang dari pengalaman sosiologis masyarakat Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan. Institusi yang identik dengan arti sekolah Islam berasrama adalah institusi agama [tafaqquh fiddin] yang menitik beratkan pada bidang pengetahuan ke-Islaman. Sebab itu, materi yang diajarkan di pesantren umumnya ilmu-ilmu Islam, yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan, khususnya hukum Islam [fiqh] dan Tasawuf atau sufisme. Materi tasawuf menempati posisi sentral dalam pengajaran di pesantren, karena ia berhubungan dengan Misi profetik dalam ajaran-ajaran Islam. Bagi pesantren dan para pemuka agama [kiai], ajaran hukum Islam dan sufisme atau moralitas merupakan alat antisipasi terhadap kebutuhan akan perubahan pandangan dunia, yang memungkinkan penggunanya di pesantren. Pengajaran agama Islam di pesantren lebih difokuskan pada aspek antisipatif, sehingga kelenturan prinsip-prinsipnys diharapkan dapat mengarahkan dinamika sosial santri, terutama dalam menjawab problem kemanusian ditengah-tengah kemodernan."
JTW 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pradjarta Dirdjosanjoto
Yogyakarta : LKIS, 1999
297.77 PRA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Arifin Suryo Nugroho
"Kiai merupakan sosok pemimpin agama yang turut andil dalam membentuk dan membangun karakter bangsa melalui pesantren. Model pendidikan yang khas di pesantren menjadikan kiai sebagai tauladan sepenuhnya dalam berbagai kegiatan hidupnya. Kepiawaiannya tidak saja berhenti dalam konteks pendidikan karakter, moral agama, tetapi juga perannya dalam memperdayakan sosial dan ekonomi masyarakat hingga pendidikan politik untuk menjadi warga negara yang baik. Dalam konteks nasionalisme, kiai tidak hanya pandai dan fasih berbicara mengenai paham kebangsaan. Dalam sejarah bangsa ini telah mencatat nama-nama kiai nasionalis yang rela berkorban untuk lepas dari rezim kolonialisme. Kecintaannya kepada tanah air itu diperkuat dan selaras oleh ajaran islam. Perjuangan dan pengorbanan mereka pun semata-mata karena melaksanakan perintah allah. Kiai sebagai aktor dalam pendidikan pesantren telah membuktikan kontribusi danperan mereka dalam sejarah untuk turut mewujudkan cita-cita negeri yang subur dan makmur, adil dan aman baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D I Yokyakarta , 2015
JANTRA 10:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pesantren, atau Sekolah Asrama Islami, adalah lembaga pendidikan formal
di Indonesia. Pesantren dilingkupi oleh komunitas khusus yang dipimpin oleh
kyai. Untuk menjalankan kehidupan di dalam pesantren, kyai dibantu oleh sejumlah
guru yang tinggal bersama dengan para santri. Dalam komunitas semacam ini, mesjid
menjadi pusat belajar dan mengajar, di samping kelas yang klasik (madrasah).
Pesantren berkembang seiring waktu. Ketika sains dan teknologi mereka kembali
pengharapan masyarakat terhadap pesantren meningkat, sehingga lembaga
pendidikan keislaman ini harus mengantisipasinya dengan tepat. Pengembangan isi dan bentuk pesantren berhasil mentransformasi lembaga ini menjadi pesantren modern."
340 MIMBAR 27:2(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994
302 NIL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mahabbatur Roghibah
"Ikhlas dan sabar merupakan terminologi psikologis yang ada dalam Islam. Namun dalam prakteknya, keduanya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam mengimplementasikan makna yang sesungguhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran ikhlas dan sabar.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain deskriptif, serta pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan obervasi. Subjek penelitian berjumlah lima orang slikn Pesantren Akmaliah Salafiah yang telah mengikuti kajian minimal 7 tahun.
Walau terdapat tingkatan ikhlas dan sabar yang berbeda pada setiap subjek, namun secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memberikan gambaran ikhlas dan sabar yang baik. Ajaran dan peran Syekh Maulana Hizboel Wathony sebagai seorang mursyid memunculkan sifat sami’na wa atho’na sehingga membuat slikn mengikuti setiap nasihat yang diberikan. Hal tersebut membuat slikn merasakan lebih tenang saat menghadapi cobaan serta lebih yakin saat ingin membuat suatu keputusan.

Sincerity and patience is a psicological terminology known in Islam. But in reality, it is highly difficult to implement it’s tru meaning. The objective of this research is to identify how patience and sincerity is depicted.
Method used in this research is qualitative with descriptive design, also data collection utilizing in-depth interviews and observation. Research subjects are 5 disciples of Pesantren Akmaliah Salafiah, that has been studiying for a minimum of 7 years.
Despite the variant levels of patience and sincerity among subjects yet, the overall outcome shows a good level of sincerity and patiences shown by subjects. The teaching and role of mursyid Syech Maulana Hizboel Wathony has nurtured the act of sami’na waatho’na, obeying each counsel given. As a result, salikin are rendered to feeling at ease when faced with hardship and assured during decision-making
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulil Abshar
"¦izib adalah doa istimewa yang digunakan para sufi bermunajat kepada Allah swt. Sebagai sufi agung peletak dasar tarekat Syâ©iliyah, Abu Hasan Asy-
Syâ©il³ (1195-1258 M) memiliki beberapa ¥izib yang kemudian diwariskan kepada murid-muridnya. Secara tekstual, ¥izib Asy-Syâ©il³ merupakan karya
sastra yang memiliki karakteristik kebahasaannya yang sangat khas yang membedakannya dari sesama teks doa lainnya. Banyaknya pola saja', jinâs dan iqtibas dalam ¥izib menunjukkan kuatnya unsur bunyi yang berfungsi
sebagai perekat unsur-unsur kesusatraan dalam membangun makna ¥izib itu sendiri. Dalam kurun waktu tertentu ¥izib-¥izib ini kemudian berkembang di
pesantren dan mengalami perubahan makna. ¦izib di pesantren tidak hanya berfungsi sebagai media berkomunikasi antara para sufi dan Allah swt ketika
bermunajat. Tetapi juga memiliki makna sebagai kalimat bertuah yang mengandung banyak fadilah dan faedah. Namun demikian banyak juga pesantren yang menganggap ¥izib sebagai do'a yang tidak memiliki dasar
hukum yang kuat, sebagaimana layaknya doa-doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw dan para nabi sebelumnya, sehingga mereka memilih untuk meninggalkannya. Demikianlah pemaknaan masyarakat pesantren terhadap ¥izib yang berbeda-beda karena perbedaan konteks sosial masing-masing pesantren sebagai ruang keberadaan ¥izib. Ruang sosial ini pula yang kemudian mempengaruhi fungsi ¥izib yang tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat pesantren, tetapi juga masyarakat di luar pesantren.

¦izib is a special prayer used by Sufis to pray unto Allah Almighty. As a founder of the Sufi orders of Asy-Sya©iliyah, Abu Hasan Asy-syâ©il³ (1195-1258 AD) has some ¥izibs which were then bequeathed to his students. Textually, ¥izib Asysyâ ©il³ is a literary work that has a very distinctive linguistic characteristic that distinguishes it from other prayer texts. In number of patterns saja', jinâs and
iqtibâs in ¥izib show the strength of the sound elements which serve as an adhesive element of other literatures in building the meaning of ¥izib itself.
Within a certain time, these ¥izibs developed in pesantren and gotten change the meaning. In pesantren, the function of ¥izib is not only as a medium of
communication between the sufis and Allah during supplication but also as a sentence that contains a lot of lucky fadilah and faedah. However, many pesantren consider ¥izib as a prayer does not have a strong legal basis. As befits the prayers taught by the Prophet Muhammad and the prophets before, so they
decided to leave it. Thus the meaning of pesantren’s people toward ¥izib which is different because of differences in the social context of each pesantren as a space where ¥izib belongs. This social space also affects the function of ¥izib that is utilized not only by pesantren, but also by people outside of pesantren.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Rudito
"Seperti yang sudah diuraikan dalam bab ini. Skripsi ini beusaha untuk menunjukkan salah satu aktivitas penyelenggaraan pendidikan pesantren, terutama dalam hal peranan individunya dalam rangka melaksanakan hak serta kewajibannya yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan di dalam lingkungn lembaga pesantren khususnya tim Assyafiiyah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S12686
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>