Ditemukan 369 dokumen yang sesuai dengan query
""Umat Hindu di Bali hampir setiap hari melaksanakan berbagai yadnya. Salah satu di antara yadnya yang"
"dilaksanakan terdapat upacara ngaben. Upacara ini diselenggarakan sebagai penghormatan keluarga kepada mendiang. Penghormatan dilakukan berdasarkan atas keyakinan bahwa orang yang meninggal atmanya tidak pemah mati, akan tetapi tetap hidup di alam yang tidak nyata. Di samping itu diyakini bahwa ji.ka leluhumya dalam keadaan bahagia, beliau juga akan berusaha membantu membahagiakan keturunannya yang masih hidup. Upacara ngaben terutama di Desa Pakraman Munggu Tabanan tidak bisa dipisahkan dengan berbagai perlengkapan sarana upacaranya. Salah satu di antara sarana yang unik, yaitu pertunjukkan Barong Kadengkleng.Barong ini selalu dipentaskan di desa pakraman ini ketika dilaksanakan ritual ngaben pada tingkatan madya ke atas. Bentuk sesolahan Barong Kadengkleng dalam ritual ngaben disertai dengan daeng dari pihak keluarga mendiang. Pertunjukkannya dilaksanakan sehari sebelum upacara ngaben dimu lai dari depan pintu masuk rumah mendiang kemudian dilanjutkan ke perbatasan jalan Desa Pakraman Munggu dan berakhir di depan bale adat tempat jenazah disemayamkan. Ditinjau dari fungsinya, sesolahan Barong Kadengklengmemiliki dua fungsi, yaitu fungsi religius dan fungsi pengawal. Dalam fungsi religius, yaitu setiap pertunjukkan Barong Kadengkleng menggunakan sesajen dan hanya dipertunjukkan berkaitan dengan ritual ngaben, sedangkan dalam fungsinya sebagai pengawal, yaitu membantu menangkal dan men gawal pengembalian unsur-unsur pancamahabhuta dan atma ke asalnya.""
780 MUDRA 31:1 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Hindus in Bali carry out various yadnya almost every day. One of the yadnya is cremation ceremony. The ceremony was held as a tribute to the deceased family. The tribute is conducted based on the belief that the souls of those who have passed away never die, but are still alive in the other unreal world. In addition, it is believed that if his ancestors are in happiness, they will also try to help and make their offspring who are still alive happy. Cremation ceremony especially in Munggu Pakraman Village Tabanan can not be separated from various equipment of ceremony. One among the unique equipments, namely the performance of Barong Kadengkleng. This Barong is always performed in this Pakraman village when there is a cremation ceremony at intermediate levels and above. The form of Barong Kadengkleng dance in the cremation ritual is accompanied by Daeng from the family at the late. The show was held the day before the cremation ceremony started from the fron entrance of the house of the late and then proceed to the border road of Munggu Pakraman Village and ended up in front of the bale adat where the body is laid. Judging from its function, the dance of Barong Kadengkleng has two functions, namely the religious function and escorting functions. In a religious function, ie every performance of Barong Kadengkleng uses offerings and performed only with regard to cremation ritual, while in its escorting function namely helping deter and escort the return of elements of pancamahabhuta and the soul to its origin."
MUDRA 31:1 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Masyarakat multikultur adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam perbedaan seperti suku bangsa, kebudayaan, agama, RAS dan lain sebagainya yang tinggal dalam sebuah permukiman tertentu. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultur dengan kemajemukan masyarakat serta mengakui adanya perbedaan dalam upaya mewujudkan persamaan dan kebersamaan dari masing-masing suku yang ada."
2014
902 JPSNT 21:2 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Daniel, Hawthorne
New York: G.P. Putnam's Sons , 1943
996.5 DAN i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
"Harmful Algal Bloom (HAB) incidences in Indonesian waters were increasingly accoured from time to time.Extensive and continous studies in this field are needed to be done in more areas in the country....."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"jakarta Bay has been known as one of the most polluted marine environment in Indonesia,with no exception by oil. Seribu Islands waters,located in the north of Jakarta Bay may have been impacted by this polluted condition...."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Aditya Bayu Perdana
"This article focuses on a Bugis nautical chart of Nusantara (the Malay Archipelago) from the early nineteenth century known as the Utrecht Map. There are only a few surviving copies of similar Bugis maps, all confiscated from local “pirates” during the colonial era. While graphical elements of the map undoubtedly point to prototypical European maps, careful analysis of its annotations reveals extensive linguistic modification better to reflect Bugis maritime knowledge. Not only are they completely written in Lontara’, the indigenous script of the Bugis, Euro-centric toponyms from contemporaneous maps are consistently replaced by locally derived toponyms from an oral and written tradition unknown to Europeans. In colonial frameworks, maps could be used as powerful instruments of control which eroded indigenous spatial knowledge. As part of an ongoing efforts to decolonize our understanding of maps, critique of western maps should be complemented by discussions of nonwestern maps which foreground indigenous knowledge or counter-mapping elements. The use of indigenous elements can be regarded as a fascinating case of counter-mapping and a decolonial effort initiated by the anonymous, everyday people of Nusantara"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
909 UI-WACANA 24:3 (2023)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Septi Dhanik Prastiwi
"Sungai-sungai yang membelah Pulau Kalimantan memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia sejak masa lalu. Sungai memiliki peran dalam dinamika peradaban dan evolusi lingkungan pada kehidupan manusia hingga sekarang. Namun seiring dengan pembangunan jalan darat, makna sungai bagi masyarakat tepian sungai mengalami perubahan. Kajian ini melihat bagaimana masyarakat Dayak Ngaju memaknai sungai dalam ruang hidup yang berubah dengan adanya pembangunan. Penelitian dilakukan pada dua desa dengan karakteristik lokasi, karakteristik masyarakat, dan laju pembangunan yang berbeda yaitu Desa Talingke yang berada di tepian Sungai Katingan dan Desa Pangi yang berada di tepian Sungai Kahayan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil dari kajian ini memperlihatkan bahwa karakteristik wilayah sungai, masyarakat dan laju pembangunan mempengaruhi masyarakat dalam memaknai sungai. Di satu sisi, masyarakat Pangi mulai meninggalkan aktivitas di sungai namun mereka masih memegang nilai-nilai sungai dalam kehidupannya. Sebaliknya, masyarakat Talingke masih memusatkan aktivitasnya di sungai namun tidak lagi sepenuhnya memegang nilai-nilai sungai dalam kehidupannya."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2021
900 HAN 5:1 (2021)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Numberi, Freddy
Jakarta: Gibon Books, 2009
598 NUM k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fox, James J., 1940-
Jakarta: Djambatan, 1986
499.270 FOX b
Buku Teks Universitas Indonesia Library