Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pandu Ervan Nugraha
"Lateks karet alam sudah dikembangkan sebagai aditif peningkat indeks viskositas minyak lumas. Kopolimer dari lateks karet alam sulit larut dalam minyak lumas sehingga diperlukan xilena sebagai pelarut antara. Pada penelitian ini, penggunaan xilena dihilangkan dengan menggunakan proses depolimerisasi. Kopolimerisasi dengan menggunakan stirena dilakukan untuk memperbaiki ketahanan oksidasi karet alam. Penurunan berat molekul yang dihasilkan mencapai 85%. Rasio grafting tertinggi didapat pada sampel LKA-d-S-KP6 sebesar 0,199. Hasil penelitian menunjukkan sampel HVI 160S dengan LKA-d-S-KP4 sebagai aditif memiliki indeks viskositas tertinggi dengan kenaikan sebesar 63%. Stabilitas oksidasi HVI 160S dengan penambahan kopolimer LKA-d-S-KP4 mengalami kenaikan hingga 0,08 jam dibandingkan HVI 160S dengan penambahan LKA-d.

Natural rubber latex has been developed as viscosity index improver base oil additive. Copolymer of natural rubber latex difficult to dissolve in base oil so it takes xylene as the solvent. In this research, the use of xylene is removed by using the depolymerization process. Styrene monomer is used in the copolymerization o improve the oxidation resistance of natural rubber. Molecular weight reduction reached 85%. The highest grafting ratio is 0,199 on LKA-d-S-KP6 sample. The research results show HVI 160S with LKA-d-S-KP4 as an additive has the highest viscosity index with percentage increase 63%. Oxidation stability of HVI 160S with the addition LKA-d-S-KP4 has increased up to 0.08 hours compared HVI 160S with the addition LKA-d."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harly Ilyasaakbar
"Karet alam merupakan komoditi yang melimpah di Indonesia dengan aplikasi produk olahan yang beragam. Salah satu aplikasi karet alam ialah pada bidang lubrikasi, yakni sebagai bahan dasar viscosity index improver (VII). VII merupakan aditif yang memiliki fungsi menaikkan kemampuan minyak lumas dasar (base oil) dalam mempertahankan viskositas kinematiknya terhadap perubahan temperatur. Pembuatan VII dengan menggunakan lateks karet alam terdepolimerisasi yang dikopolimerisasi tempel dengan stirena telah dilakukan sebelumnya dan menghasilkan indeks viskositas yang mencapai angka 152 setelah ditambahkan ke minyak HVI 160 dan stabilitas oksidasi yang ditentukan dengan waktu induksi sebesar 0.54 jam pada suhu 160oC dengan penambahan kopolimer sebesar 2.5%. Adapun pengukuran indeks viskositas tersebut dilakukan dengan metode ASTM D2270 dan waktu induksi dengan metode Rancimat.
Pada penelitian ini, akan digunakan inisiator reaksi kopolimerisasi berupa campuran tert-butyl hydroperoxide (TBHPO) dan tertraethylene pentamine (TEPA). Inisiator berupa campuran tert-butyl hydroperoxide (TBHPO) dan tertraethylene pentamine (TEPA) digunakan untuk menaikkan derajat grafting dari kopolimer sehingga diharapkan akan menaikkan indeks viskositas dan memperbaiki stabilitas oksidasi minyak lumas. Variasi waktu reaksi kopolimerisasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap bobot molekul dan rasio grafting. Kopolimer terbaik yang dihasilkan pada peneitian ini mampu menaikkan indeks viskositas minyak lumas HVI 160 dari 95 menjadi 146 dengan penambahan 2.5% kopolimer, memiliki bobot molekul sebesar 19142, mempunyai rasio grafting 0.24 (w stirena/w LKA depolimerisasi), serta stabilitas oksidasi yang dinyatakan dalam waktu induksi sebesar 0.28 jam pada suhu 160°C (masih lebih rendah dibandingkan minyak lumas dasar HVI 160 yang memiliki waktu induksi sebesar 0.81 jam).

Natural rubber is an abundant commodity in Indonesia with a lot of applications. One of them is the usage as raw material of viscosity index improver. VII is an additive that has a function to improve the ability of lubricant base oil in retaining its viscosity throughout the change of temperature. Synthesize of VII from depolymerized natural rubber latex that is grafted with styrene has been done previously which resulted in viscosity index number of 152 after added to HVI 160 and induction time to the number of 0.54 hours at 160oC by 15% addition of copolymer. The method used in viscosity index testing is based on ASTM D2270 whereas the induction time test is conducted by using the Rancimat method.
In this research, the usage of tert-butyl hydroperoxide (TBHPO) and tertraethylene pentamine (TEPA) as an activator is meant to get the high grafting ratio value of copolymer so that the viscosity index of base oil will increase and the oxidation stability of base oil will be better. The reacion time in copolymerisation is varied to get the corellation between reaction time and molecular weight as well as grafting ratio. The best copolymer produced is able to enhance the vicosity index of HVI 160 from 95 to 146, has molecular weight of 19142, has 2.5% of solubility in HVI 160 after 24 hours of dissolving, has grafting ratio of 0.24 (w styrene/w depolymerized NRL), and has oxidation stability of 0.28 hours at 1600C (lower than HVI 160 which induction time is 0.81 hours at 160°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Catur Andryanto
"Pada penelitian ini dilakukan pembuatan aditif peningkat indeks viskositas berbasis lateks karet alam (Deproteinized Natural Rubber) melalui reaksi kopolimerisasi lateks karet alam-stirena (LKA-Stirena) dengan menggunakan inisiator benzoil peroksida. Selanjutnya, LKA-Stirena yang terbentuk dilarutkan ke dalam xylena setelah dipisahkan dari homopolimer. Produk yang diperoleh diuji kemampuannya dalam meningkatkan indeks viskositas pada minyak lumas dasar HVI 160. Produk dilarutkan ke dalam pelarut untuk memperoleh aditif peningkat indeks viskositas. Sebanyak 5% aditif ditambahkan ke dalam minyak lumas HVI 160 untuk diukur indeks viskositasnya dengan menggunakan metode ASTM D2270. Penambahan aditif dapat meningkatkan indeks viskositas minyak lumas HVI 160 dari 98 menjadi 129,05.

In this research, preparation of viscosity index improver additive base of natural rubber latex (Deproteinized Natural Rubber) is done through copolymerization reaction to natural rubber latex-styrene (LKA-styrene) using benzoyl peroxide initiator. Furthermore, LKA-formed styrene dissolved into xylena after being separated from Homopolymers. Products obtained tested for its ability in improving the viscosity index lubricating oil base in HVI 160. Product was dissolved into the solvent to obtain a viscosity index improver additive. As many as 5% additives added to HVI 160 lubrication base oil for viscosity index measurement using ASTM method D2270. Additive derived can increase the viscosity index of lubricating oil HVI 160 from 98 to 129.05."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51680
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriani An Nisa As Salamah
"Aditif peningkat indeks viskositas minyak lumas berbahan dasar kopolimer Lateks Karet Alam-Stirena (LKA-Stirena) berbobot molekul rendah telah disintesis pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan aditif peningkat indeks viskositas yang mudah larut dalam minyak lumas, efektif dalam meningkatkan indeks viskositas serta memiliki stabilitas oksidasi yang baik. Kopolimer berbobot molekul rendah dibuat melalui kopolimerisasi tempel LKA depolimerisasi dengan stirena menggunakan inisiator hidrogen peroksida selama 5 jam pada suhu 60°C. Kopolimer lalu diuji bobot molekul, derajat grafting, kelarutan dalam minyak lumas, indeks viskositas dan stabilitas oksidasinya.
Hasil yang diperoleh menunjukkan semakin rendah bobot molekul LKA depolimerisasi yang digunakan semakin rendah bobot molekul kopolimer dan semakin besar derajat grafting yaitu dengan derajat grafting terbesar 10,1%. Kopolimer dengan bobot molekul 40,98 x103 dan 51,9 x 103 memiliki kelarutan terbesar yaitu 15% dalam minyak lumas. Kopolimer LKA-Stirena dengan bobot molekul 51,9 x 103, kelarutan 15%, serta derajat grafting 9,82% mampu meningkatkan indeks viskoistas minyak lumas dari 95 menjadi 150,02 dengan stabilitas oksidasi yang dinyatakan dalam waktu induksi lebih dari 20 jam pada 110 °C dan 0,54 jam pada suhu 160°C.

Viscosity index improver additive based on low molecular weight Natural Rubber Latex-Styrene (NRL-Styrene) copolymer was produced in this research. This research has purposes to produce viscosity index improver that soluble in lube oil, efective in increasing viscosity index, and good in oxidation stability. The copolymer was made from depolymerized latex through graft copolymerization with styrene using hydrogen peroxide as initiator for 5 hours at 60°C. The molecular weight (MW), grafting degree, solubility in lube oil,viscosity index and oxidation stability of the copolymer was determined.
The result of this research showed that the lower MW of NRL depolymerisation resulted lower MW and higher grafting degree of the copolymer. Copolymers with MW 40,98 x 103 and 51,9 x 103 have solubility of 15%. The copolymer (MW 51,9 x 103), 15% solubility, and 9,82 % grafting degree could enhance viscosity index of lube oil from 95 to 150,02 with induction time more than 20 hours at 110°C and 0,54 hours at 160°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43055
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Puspitasari
"Diversifikasi barang jadi karet alam sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan konsumsi domestik produksi karet alam nasional. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan karet alam termoplastik hasil kopolimerisasi cangkok emulsi lateks karet alam dengan monomer termoplastik sebagai bahan aditif jenis peningkat indeks viskositas minyak pelumas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari pengaruh penambahan berbagai dosis karet alam termoplastik (kopolimer dari karet alam - stirena) ke dalam minyak lumas dasar golongan parafinik HVI 60 dan HVI 650 terhadap nilai indeks viskositas minyak pelumas baru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi kopolimerisasi cangkok emulsi yang dijalankan pada rasio karet alam terhadap monomer stirena sebesar 85:15, pada suhu 65oC selama 7 jam, dengan penambahan 1% insiator amonium peroksidisulfat dan 2% surfaktan sodium dodesil sulfat mampu menghasilkan karet alam termoplastik (TPNR, kopoli NR-ST) dengan efisiensi cangkok 56,48%. Pada dosis 5% TPNR terhadap minyak lumas dasar berfungsi dengan baik sebagai peningkat indeks viskositas karena memenuhi persyaratan indeks viskositas standar sesuai Surat Keputusan Ditjen Migas Nomor 85K/34/DDJM/1998, dan dapat bersaing dengan minyak pelumas komersial tipe 20W-50, 10W-40 dan 15W-40.

Diversification of rubber goods are highly needed to enhance natural rubber domestic consumption. One of the efforts is by using thermoplastic natural rubber that is synthesized from emulsion graft copolymerization of natural rubber latex with thermoplastic monomer as index viscosity improver of lubricating oil. The research aimed to study the effect of thermoplastic natural rubber (natural rubber?styrene copolymer) addition, at various concentration, into base paraffinic lube oil (HVI 60 and HVI 650) on index viscosity value of lubricating oil.
The result showed that emulsion graft copolymerization at composition ratio of natural rubber to styrene monomer 85:15, at 65oC for 7 hours, with addition of 1% ammonium peroxidisulfate as initiator and 2% sodium dodecyl sulfate as surfactant produced thermoplastic natural rubber (TPNR, copoly NR-ST) with grafting efficiency of 56,48%. The TPNR can be functioned properly as index viscosity improver at 5% concentration to base paraffinic lube oil either HVI 60 or HVI 650. The obtaining new lubricating oils could fulfill the index viscosity standard requirement refered to Decree of Directorat General of Oil and Gas No 85K/34/DDJM/1998, and could compete with the commercial lubricating oil type 20W-50, 10W-40, and 15W-40.
"
Bogor: Pusat Penelitian Karet ; Institut Pertanian Bogor. Departemen Fisika, 2016
530 KKP 32:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nursiah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
T39804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Addy Perdana S.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S31582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti Anggraini
"Lateks Karet Alam yang merupakan poliisoprena diharapkan mampu untuk digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan aditif minyak lumas mengganti poliisoprena sintesis yang selama ini digunakan pada skala industri, terlebih karena Indonesia adalah negara penghasil karet terbesar di dunia. Lateks Karet Alam dicangkok dengan metil metakrilat (100: 50 massa) dengan menggunakan irradiasi sinar y dari Co-60 dengan dosis 10 kGy sehingga terbentuk Kopolimer LKA-g-MMA 50, KOLAM 50. Untuk membuat aditif peningkat viskositas indeks KOLAM 50 ini sebanyak 10% dilarutkan kedalam base oil HVI 60, waktu pelarutan 12 jam. Untuk memperkecil waktu pelarutan, KOLAM 50 diekstraksi menggunakan aseton dan kloroform baru kemudian dilarutkan dalam HVI 60. Selain itu dengan menggunakan campuran xilena dan HVI 60 sebagai pelarut. Aditif ini selanjutnya ditambahkan ke dalam base oil HVI 60 dan base oil HVI 95 dengan variasi konsentrasi 2% - 7%, lalu dilakukan pengukuran viskositas indeks, titik nyala, dan ketahanan stabilitas shear. Pada penelitian ini didapatkan, bahwa KOLAM 50 mampu meningkatkan viskositas indeks minyak lumas, mempunyai stabilitas shear yang sama baiknya dengan aditif lain dipasaran serta mempunyai titik nyala yang memenuhi standar. Campuran xi lena dan HVI 60 dapat digunakan sebagai pelarut yang baik."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sulasminingsih
"In order to find an alternative method for the physical properties improvement of rayon sheet, a chemically graft copolymerization of acrylamide to rayon sheet by using cerric ammonium nitrate as an initiator under nitrogen atmosphere had been, successfully, carried out. Several circumstances that influence the degree of grafting and physical properties of rayon sheet were studied at various concentration of initiator, concentration of monomer (acrylamide), period of pre-initiation time, temperature and time of grafting process. The occurrence of acrylamide grafted to rayon sheet was evaluated by measuring the increase in weight of the treated rayon sheet and by the appearance of specific IR spectrum. Moreover, mechanical and physical property e.g. tensile strength unit, rigidity unit, and color absorption of the original rayon and grafted rayon were also evaluated.
The results from the mentioned study, briefly, can be reported as follow. In general, the degree of grafting (%grafting) increases with the increasing or initiator concentration, monomer concentration, temperature and time period of grafting process. Coincidentally, in all cases the value of rigidity unit and the ability to absorb particular dyes increase in line with the increasing in the degree of grafting. The tensile strength unit of the grafted rayon, however, does not show the similar trend. It was observed that the tensile strength unit showed an improvement only up to certain value of the degree of grafting, then become worst on farther increasing in the degree of grafting.
The degree of grafting that result the best tensile strength unit (optimum) was found to be in the values in of 11 to 12 % . The experimental condition that results the mentioned degree of grafting can be achieved by combination of initiator concentration, acrylamide concentration, pre-initiation time, grafting process time, and grafting temperature at 0.5 %; 4%; 5minutes; 35 minutes; and 60° C, respectively. The occurrence of grafted acrylamide to rayon sheet was also evidenced by appearing IR signal at 1684 cm 1 (for the indication of the introduction of carbonyl group). Although not very clear, due to absorption band overlapping from hydroxyl group, the IR signal at 3362 cm-1 and 3373 cm " (for the indication of amide group introduction) provide another evidence for the successful of grafting process.

Pencangkokan akrilamida pada kain rayon secara kimiawi dengan menggunakan inisiator ceric ammonium nitrat didalam atmosfir nitrogen, sebagai upaya alternalif untuk memperbaiki sifat-sifat fisik rayon, telah berhasil dilakukan. Pengaruh beberapa faktor terhadap-besarnya kadar pencangkokan dan sifat-sifat fisik rayon dipelajari dengan memvariasikan, antara lain, konsentrasi inisiator, konsentrasi monomer, waktu pra inisiasi, temperatur dan waktu pencangkokan. Keberhasilan terjadinya pencangkokan akrilamida pada kain rayon ditandai atau diarnati dengan kenaikan berat rayon (persen pencangkokan) dan perubahan spesifik spektrum infra merahnya. Terhadap rayon asli dan rayon tercangkok dilakukan beberapa evaluasi sifat fisik yang meliputi uji kekuatan tarik, uji kekakuan, dan daya scrap terhadap zat warna.
Dari penelitian yang lelah dilakukan dapat dilaporkan bahwa harga persen pencangkokan semakin besar dengan semakin tingginya konsentrasi inisiator, konsentrasi monomer, temperatur dan waktu pencangkokan. Sementara itu dari uji sifat fisik ditemukan bahwa dengan semakin besarnya harga persen pencangkokan maka daya serap terhadap zat warna dan kekakuannya semakin besar. Namun tidak demikian dengan kekuatan dari kain rayon yang tercangkok. Ditemukan bahwa kekuatan tarik kain rayon naik sejalan dengan besarnya persen pencangkokan hanya sampai pada harga persen pencangkokan tertentu, kemudian turun lagi meskipun harga persen pencangkokannya bertambah hesar.
Besarnya persen pencangkokan tertentu tersebut, yang memberikan kekuatan tarik paling besar (optimum), dicapai pada persen pencangkokan sebesar 11 sampai dengan 12 %. Sedangkan kondisi-kondisi untuk memperoleh persen pencangkokan tersebut dapat dicapai dengan konsentrasi irisiator, konsentrasi monomer , waktu pra inisiasi, waktu pencangkokan, dan suhu pencangkokan masing masing sebesar 0,5 %, 4 %, 5 rnenit, 35 menit dan 60° C. Disamping itu dapat dilaporkan bahv,ra keberhasilan pencangkokan akrilamida pads kain rayon ditandai dengan munculnya puncak serapan 1R pada bilangan gelombang 1684 cm-' sebagai indikasi terintroduksikannya gugus karbonit [C=D] dan, meskipun tidak terlalu nyata karena adanya tumpang suh dengan pity serapan gugus hidroksi, kecenderungan adanya puncak serapan pada bilangan geloinbang 3362 cm"' dan 3373 cm-' sebagai indikasi terintroduksinya gugus amida pada kain rayon."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esza Hardiya
"Kitosan adalah polisakarida alami yang memiliki sifat yang ideal sebagai polimer nanopartikel karena mudah disintesis, murah, bikompetibel, biodegradable, non immunogenic dan tidak beracun sehingga dapat digunakan sebagai sistem penghantar obat. Nanopartikel kitosan dipreparasi menggunakan kalium persulfat (KPS) dan teknik microwave dengan variasi waktu, daya microwave dan berat kitosan. Daya microwave dan waktu optimum untuk penelitian ini adalah pada daya microwave low dengan waktu 5 menit yang diulang sebanyak 2 kali. Karakterisasi nanopartikel kitosan dengan PSA (Particles Size Analizer) menghasilkan distribusi ukuran partikel terkecil yaitu 480,1 nm dan karakterisasi dengan FE SEM menghasilkan ukuran partikel sebesar 12,25 - 18,59 nm pada berat kitosan sebanyak 2 gram dan 1,5 mmol KPS. Dalam penelitian ini juga dikaji mengenai interaksi nanokitosan dengan ion Sm3+, nanokitosan yang digunakan merupakan hasil nanokitosan dengan ukuran terkecil. Karakterisasi nanokitosan-Sm dilakukan dengan spektrofotometer flurosensi menghasilkan intensitas sebesar 585 (a.u).

Chitosan is a natural polysaccharide that has ideal properties as polymer nanoparticles synthesized as easy, cheap, bikompetibel, biodegradable, non- immunogenic and non-toxic so it can be used as a drug conductor system. Chitosan nanoparticles were prepared using potassium persulfate (KPS) and microwave techniques with time variation, temperature and weight of chitosan. Time and temperature optimum in this study is the low temperature with 5 minutes were repeated 2 times. Characterization of chitosan nanoparticles with PSA (Particles Size analyzer) produces the smallest particle size is 480.1 nm and characterization with FE SEM showed particles size between 12,25 - 18,59 nm chitosan on weight as much as 2 grams and 1.5 mmol of KPS. In this study also examined the interaction of chitosan nano with Sm3+ ions, nano chitosan used is the result of chitosan nano with the smallest size. Characterization of chitosan nano-Sm performed with a spectrophotometer flurosensi produces an intensity of 585 (au)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>