Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116175 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silvia Dwi Wardhani
"Kekeringan merupakan bencana alam yang terjadi akibat dari kemarau panjang yang tidak terlepas dari adanya pengaruh fenomena El Nino. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas wilayah Kabupaten Kebumen terhadap bencana kekeringan. Melalui perhitungan statistik dan pemetaan data spasial, penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat sensitivitas wilayah Kabupaten Kebumen terhadap bencana kekeringan baik berdasarkan kondisi iklim selama 30 tahun (1985-2014) ataupun pada tahun 2015 memiliki tingkat sensitivitas yang sama yaitu terdiri dari tingkat sensitivitas yang 'rendah' dan 'sedang'. Akan tetapi, tingkat sensitivitas wilayah Kabupaten Kebumen terhadap kekeringan yang 'sedang' jauh lebih luas pada tahun 2015 daripada tingkat sensitivitas wilayah Kabupaten Kebumen berdasarkan kondisi iklim selama 30 tahun (1985-2014). Sehingga adanya pengaruh fenomena El Nino di Kabupaten Kebumen pada tahun 2015 tergolong kuat. Sebaran wilayah yang memiliki tingkat sensitivitas yang 'rendah' umumnya terdistribusi di bagian tengah hingga utara Kabupaten Kebumen. Sedangkan, tingkat sensitivitas wilayah Kabupaten Kebumen terhadap kekeringan yang 'sedang' umumnya terdistribusi di bagian tengah hingga selatan terutama di daerah pesisir selatan Kabupaten Kebumen.

Drought is a natural disaster that occurred as a result of the long dry that can't be separated from the influence of El Nino phenomenon. This research aims to determine the region sensitivity of Kebumen Regency against drought. Through statistical calculations and mapping of spatial data, this research reveal that level of the region sensitivity of Kebumen Regency against drought is same between based on climatic conditions for 30 years (1985-2014) and 2015 that consists of region sensitivity level of 'low' and 'moderate'. However, the region sensitivity level of Kebumen Regency on drought 'moderate' is much wider in 2015 than the region sensitivity level of Kebumen Regency based on climatic conditions for 30 years (1985-2014). So, the effect of El Nino phenomenon in Kebumen Regency in 2015 relatively strong. Distribution of areas that have region sensitivity level 'low' is generally distributed from the middle to northern of Kebumen Regency. Meanwhile, the region sensitivity level of Kebumen regency 'moderate' is generally distributed from the middle to southern, especially in the southern coastal of Kebumen Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Kekeringan merupakan bencana alam yang terjadi secara perlahan-lahan hasil dari berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu yang lama. Bencana ini dapat berdampak sangat besar dan mencakup daerah yang luas. Mitigasi untuk menanggulangi bencana ini adalah dengan mengetahui karakteristik wilayah yang terpapar kekeringan, melalui indikator durasi, intensitas dan frekuensi kekeringan. Penilaian kekeringan menggunakan data curah hujan dari 32 stasiun hujan di Kabupaten Kebumen selama periode 1985 - 2015 menggunakan metode de Boer.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keterpaparan kekeringan tinggi di Kabupaten Kebumen cenderung berada di wilayah bagian tengah mengarah ke timur laut kabupaten, yang meliputi 15 kecamatan, yang sebagian besar berada di Kecamatan Karangsambung, Karanggayam, Alian, Pejagoan, Sruweng dan Kebumen. Wilayah yang paling terpapar kekeringan di Kabupaten Kebumen merupakan wilayah dengan penggunaan tanah sawah irigasi 2x padi/tahun, kepadatan penduduk 500-1249 jiwa/km2 dan kepadatan penduduk agraris 51-250 jiwa/km2.

Drought is natural disaster that occurs gradually, resulted from long term declines in rainfall rate. The disaster would not be realized at first, but the impacts caused could be severe. One example of countermeasure efforts is to understand the regional characteristics of the drought exposed regions. Indicators used to assess levels of exposure are the duration, intensity and frequency of droughts. Drought assessment used rainfall rate data from 32 rain stations in Kebumen during 1985-2015 period with de Boer method.
The results obtained from this study indicate that high level of exposures to drought in Kebumen are distributed in the center part to the northeast part of the region. The high level of exposures covered 15 districts, and concentrated in Subdistrict Karangsambung, Karanggayam, Alian, Pejagoan, Sruweng and Kebumen. In Kebumen, the region that most exposed to drought is attributed with the paddy rice fields land use that harvested 2 times a year, a population density of 500-1249 inhabitants/km2 and peasant population density of 51-250 inhabitants/km2.;
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Astariningsih Setyoputri
"

Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang memiliki perkembangan pesat. Daya tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri untuk menarik wisatawan melakukan perjalanan wisata. Daya tarik wisata pada umumnya berdasarkan adanya aksesibilitas yang tinggi dan fasilitas penunjang untuk melayani para wisatawan. Faktor penentu wisatawan memilih destinasi wisata adalah preferensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi wisatawan terhadap wisata pantai yang terletak di Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis spasial dan analisis statistik crosstab untuk menjawab pertanyaan preferensi wisatawan terhadap daya tarik wisata pantai. Obyek wisata pantai di Kabupetan Kebumen memiliki daya tarik yang beragam, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Atraksi berupa site attraction dan event attraction, fasilitas, dan aksesibilitas menjadi karakteristik pada obyek wisata dengan daya tarik rendah. Obyek wisata dengan daya tarik sedang memiliki atraksi berupa site attraction dan event attraction, serta fasilitas sebagai karakteristik obyek wisata. Obyek wisata daya tarik tinggi memiliki atraksi dan fasilitas sebagai karakteristiknya. Mayoritas obyek wisata di Kabupaten Kebumen memiliki daya tarik rendah. Berdasarkan hasil crosstab, obyek wisata dengan daya tarik tinggi memiliki jenis preferensi wisatawan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena preferensi wisatawan tidak hanya pada atraksi.


Tourism is one of the industrial sector growing rapidly. The tourist attraction has its strength to attract tourists traveling. Tourist attractions mostly based on high accessibility and facilities to serve the tourist. Preference is a determinant tourist to determine tourism destinations. The purpose of this research is to find out preference tourists for tourist attraction of beaches in Kebumen Regency. The method used to achieve the purpose of the research is spatial analysis and crosstab. Beach tourist objects have low, medium, and high-level attractions. Beach tourist objects that have low level have characteristics like site attractions, event attractions, facilities, and accessibility. The medium level one has characteristics like site attractions, event attractions, and facilities. The high-level one has characteristics like site attractions, event attractions, and facilities. The tourist objects in Kebumen majority have low level attractions. Based on crosstab, the tourist objects that first liked by respondents and have high-level attractions have different preferences type. Because preferences are not only by their attractions.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalifah Insan Nur Rahmi
"El-Nino tahun 2019 menyebabkan penurunan curah hujan hingga kekeringan lahan yang menyebabkan puso di lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan memodelkan kekeringan meteorologi, vegetasi, dan hidrologi di daerah terdampak kekeringan yaitu di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Kedua, memodifikasi model kekeringan dari Indeks Rawan Kekeringan (IRK) menjadi Indeks Rawan Kekeringan Regional (IRKR). Ketiga menganalisis spasial IRKR Kebumen dan membandingkannya degan hasil produksi padi. Tiga jenis kekeringan diekstraksi dari indeks penginderaan jauh yaitu Standardized Precipitation Index-3 (SPI-3), Vegetation Health Index (VHI), dan Soil Moisture Index (SMI) berbasis cloud computation Gooogle Earth Engine (GEE). Data yang digunakan adalah CHIRPS tahun 1981-2020, Landsat-8 tahun 2019 dan 2020, dan Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) Maxar 2019 dan 2020. Metodologi untuk mengkombinasikan tiga jenis kekeringan yaitu Multiple Criteria Analysis (MCA). Kekeringan meteorologi, vegetasi, dan hidrologi merepresentasikan kekeringan dari aspek curah hujan, stress vegetasi, dan kandungan air tanah dan permukaan. Model IRKR memodifikasi model IRK dalam hal data input, proses pengolahan, dan pembobotan variabel untuk level pemetaan kabupaten/kota dengan akurasi 84,6%. El-Nino menyebabkan kekeringan lebih luas mencapai 10.997 Ha di periode Nov-Des-Jan 2019 daripada 2020. Kekeringan mendominasi wilayah pesisir dengan bentuk lahan fluvio-marine pada sawah tadah hujan. Kekeringan menyebabkan penurunan luas panen tetapi tidak mempengaruhi hasil produksi padi.

The 2019 El-Nino caused a decrease in rainfall to land drought which caused puso in agricultural land. This study aims to model meteorological drought, vegetation, and hydrology in drought areas, namely in Kebumen Regency, Central Java. Second, modifying the drought model from the Drought Hazard Index (IRK) to the Regional Drought Hazard Index (IRKR). The third is to analyze the spatial IRKR of Kebumen and compare it with the yield of rice production. Three types of drought were extracted from the remote sensing index, namely Standardized Precipitation Index-3 (SPI-3), Vegetation Health Index (VHI), and Soil Moisture Index (SMI) based on cloud computing Gooogle Earth Engine (GEE). The data used are CHIRPS 1981-2020, Landsat-8 in 2019 and 2020, and Maxar High Resolution Satellite Imagery (CSRT) 2019 and 2020. The methodology for combining three types of drought is Multiple Criteria Analysis (MCA). Meteorological, vegetation, and hydrological droughts represent drought in terms of rainfall, vegetation stress, and soil and surface water content. The IRKR model modifies the IRK model in terms of data input, processing, and weighting variables for the district/city mapping level with an accuracy of 84.6%. El-Nino caused a wider drought reaching 10,997 Ha in the period Nov-Dec-Jan 2019 than 2020. Drought dominates coastal areas with fluvio-marine landforms in rainfed rice fields. Drought causes a decrease in harvested area but does not affect rice production.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramadhan
"Longsor merupakan bencana yag sering terjadi di Indonesia termasuk Kabupaten Kebumen. Sebaran potensi dan bahaya longsor dapat diidentifikasi dengan metode Indeks Storie. Tingkat potensi longsor Kabupaten Kebumen dikaji berdasarkan empat tipe curah hujan, kemiringan lereng, tekstur tanah, dan kerapatan sungai melalui penerapan metode indeks Storie dan bahaya longsor dengan penggunaan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi longsor di Kabupaten Kebumen terbagi menjadi tiga kelas, yaitu sangat rendah, rendah dan sedang. Wilayah potensi longsor sedang mendominasi daerah Kabupaten Kebumen sekitar 60 , tersebar di kecamatan kecamatan bagian tengah dari barat sampai timur. Bahaya longsor di Kabupaten Kebumen berada pada lima tingkat, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hampir separuh dari wilayah Kabupaten Kebumen tergolong sebagai wilayah bahaya longsor sangat tinggi, tersebar di kecamatan kecamatan bagian tengah dari barat sampai ke timur Kabupaten Kebumen.

Landslide is a frequent disaster in Indonesia including Kebumen Regency. Potential and hazard of landslide can be identified by the Storie Index method. The potential landslide level of Kebumen Regency is assessed based on four types of rainfall, slope, soil texture, and river density through the application of Storie index method and landslide hazard with land use. The results showed that the potential of landslides in Kebumen Regency is divided into three classes, namely very low, low and medium. Potential landslide areas are dominating the area of Kebumen Regency about 60 , spread in the middle from west to east. Hazard of landslide in Kebumen Regency is at five levels, which is very low, low, medium, high, and very high. Almost half of Kebumen Regency classified as a very high landslide hazard area, spread in the middle from west to east of Kebumen Regency."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deyana Lutfita Kanos
"ABSTRAK
Tanah longsor merupakan bencana geologi terbesar ke tiga dan seringkali terjadi di beberapa wilayah di Indonesia seperti Kabupaten Kebumen yang sering mengalami tanah longsor yakni memiliki 398 kejadian longsor selama 8 tahun terakhir dikarenakan letak geografis daerah tropis yang memiliki curah hujan tinggi hingga 4000 mm/tahun yakni pada 1984. Sehubungan dengan perubahan iklim, terdapat prediksi kecenderungan perubahan frekuensi curah hujan pemicu longsor terbagi dalam tiga kategori; 51-100 mm/hari, 71-140 mm/3 hari, 81-160 mm/5 hari, 101-200 mm/10 hari diperhitungkan menggunakan metode Mann-Kendall yang ditempatkan berdasarkan wilayah Poligon Thiessen. Keterkaitan antara kecenderungan perubahan frekuensi curah hujan yang di overlay dengan kejadian longsor merupakan tujuan dari penelitian ini sehingga dapat terlihat bagaimana kecenderungan curah hujan di masa mendatang pada wilayah rawan tanah longsor. Hasil analisis kecenderungan perubahan curah hujan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan frekuensi curah hujan yang signifikan di beberapa wilayah seperti Merden dan Mirit serta menurun seperti di Pudourip dan Rantewringin. Kejadian longsor tinggi didominasi pada bagian utara dan barat daya Kabupaten Kebumen dan pada wilayah meningkat signifikan jumlah kejadian longsor adalah rendah.

ABSTRACT
Landslide was the third greatest geological disaster often in some regions in Indonesia like in Kebumen Regency that often have landslide case and have 398 landslide case at last 8 years caused by tropical location which have high rainfall up to 4000 mm year like at 1984. In the connection with the climate changes, there is prediction about trend of the rainfall frequency landslide triggers divided in three class 51 ndash 100 mm day, 71-140 mm 3 days, 81-160 mm 5 days, and 101-200 mm 10 days that predicted by Mann Kendall methods located by Poligon Thiessen area. Spatial analysis used to describe linkages between trend of rainfall that overlayid with landslide case. Linkages between trend of rainfall frequency overlayid with landslide case was the aims of this research to see how the trend of rainfall frequency in future at prone of landslide. The result of the analysis trend of rainfall frequency show there was significant increase in some regions like Merden and Mirit and decrease of trend of rainfall frequency like in Pudourip and Rantewringin. High number of landslide case north and southwest area and at significant increase area dominant low number of landslide case."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Embriyowati Catiyas
"ABSTRAK
ISPA merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi dan penyebab kematian
balita di negara maju. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan
faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA di Wilayah Kecamatan Gombong
Kabupaten Kebumen Jawa Tengah tahun 2012. Penelitian ini menggunakan
desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua balita yang
berumur 0 ? 59 bulan dengan jumlah sampel 166 balita yang di ambil secara
systematic random sampling pada karakteristik balita, lingkungan rumah, sumber
pencemaran udara dalam rumah dan partikulat debu PM 2,5. Penelitian ini
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara ASI Eksklusif (2,19;1,15,-
4,16), status imunisasi (3,25;1,14-9,49), status gizi (4,18;1,12-15,59),
pencahayaan (2,32;1,10-4,85), kepadatan hunian (2,08;1,11-3,88), adanya
perokok (2,23;0,15-4,322) dan ada hubungan jarak rumah dari jalan raya yang
mengandung PM 2,5 (8,00;1,52-42,04) dengan kejadian ISPA pada balita.

Abstract
Acute Respiratory Infections (ARI) is an infectious disease it is the most common
cause of infant mortality in developing countries. This study aims is to find an
overview and factors related of the incidence of ARI in the Kebumen Region,
Gombong subdistric of Province Central Java in 2012. This study uses crosssectional
design. The population in this study were all children aged 0 days - 59
months with a sample of 166 children under five year old. This study sampling
taken by systematic random sampling on factor characteristics of infants, home
environment, sources of indoor air pollution and accidental sampling on factor
particulate dust PM of 2.5. The results of this study showed significant association
between the characteristics of a toddler: breastfeeding status (2,19;1,15 to 4,16),
immunization status (3,25;1,14 to 9,49), nutritional status (4,18;1,12to 5,59) home
environment factors: density residential (2,08;1,11-3,88), lighthing (2,32;1,10-
4,85), sources of pollution air in the house: the smokers (2,23;0,15-4,322) and
association between PM 2,5 of house distance from the main road (8,00;1,52-
42,04) with acute respiratory infection."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iif Afifatunnisa
"Stres merupakan hal yang lumrah dijumpai pada setiap individu. Petani seringkali mengalami tekanan akibat hasil panen yang diperolehnya. Tujuan skripsi ini untuk melihat hubungan tingkat stres dengan mekanisme koping pada petani yang mengalami gagal panen akibat bencana kekeringan. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan total responden 76 yang memiliki kriteria petani pernah mengalami gagal panen pada kurun waktu Juli hingga Oktober 2019, bersedia menjadi responden, bisa membaca, dan mampu berkomunikasi dengan baik. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Perceived Stress Scale yang terdiri dari 10 pernyataan untuk menilai tingkat stres dan kuesioner The Brief Cope Inventory yang terdiri dari 28 pernyataan untuk mengetahui mekanisme koping yang digunakan oleh petani. Penelitian ini dinyatakan lolos uji etik oleh komite etik Universitas Indonesia dengan nomor SK-115/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2020. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square. Dari hasil penelitian didapatkan 77,6% responden mengalami tingkat stres sedang, dan 68,4% responden yang memiliki mekanisme koping sedang. Hasil analisis statistik menunjukkan ada hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping pada petani yang mengalami gagal panen akibat bencana kekeringan di Provinsi Jawa Tengah dibuktikan dengan nilai p value 0,01 (p value<0,05). Peneliti  merekomendasikan kepada Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan untuk saling bekerja sama dalam meningkatkan derajat kesehatan mental petani.

Stress is a common thing found in every individual. Farmers are under pressure due to the yields they get. The purpose of this thesis is to see the relationship between stress levels and coping cases in farmers who experience crop failure due to drought. The study used a Cross Sectional design with a total of 76 respondents who had the criteria that farmers had experienced crop failure from July to October 2019, were willing to be respondents, could read, and were able to communicate well. The questionnaire used in this study is the Perceived Stress Scale which consists of 10 statements to assess stress levels and the Cope Inventory questionnaire which consists of 28 statements to see the coping indicators used by farmers. This study was declared to have passed the ethical test by the ethics committee of the Universitas Indonesia with the number SK-115 / UN2.F12.D1.2.1 / ETIK 2020. The analysis used in this study was univariate analysis and bivariate analysis using the chi square test. From the research results, it was found that 77.6% of respondents experienced moderate stress levels, and 68.4% of respondents who had moderate coping mechanisms. The results of statistical analysis showed that there was a relationship between stress levels and coping mechanisms in farmers who experienced crop failure due to drought in Central Java Province as evidenced by a p value of 0.01 (p value <0.05). Researchers recommend that the Local Government and the Health Office work together in improving the mental health status of farmers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Qamilah
"Pemanasan global telah menganggu sistem iklim global dan menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrim. Hujan ekstrim merupakan salah satu indikasi terjadinya kejadian iklim ekstrim. Dampak akibat terjadinya hujan ekstrim di sebagian wilayah Indonesia menimbulkan bencana alam, salah satunya bencana longsor. Indonesia yang sebagian wilayahnya berupa daerah perbukitan dan pegunungan, menyebabkan sebagian wilayah tersebut menjadi daerah yang rawan kejadian longsor. Kebumen merupakan salah satu wilayah yang dinyatakan termasuk wilayah dengan kejadian longsor tinggi. Berdasarkan banyaknya titik kejadian longsor membuktikan bahwa wilayah Kabupaten Kebumen merupakan salah satu wilayah yang tergolong rentan terhadap kejadian longsor. Melalui pendekatan Modeling GIS melalui Tools SINMAP diperoleh bahwa wilayah Kabupaten Kebumen yang berpotensi longsor terluas terdapat di Kecamatan Rowokele dengan luas 60% dari total wilayah yang berpotensi tinggi.
Hasil pemodelan SINMAP kemudian dilakukan validasi berdasarkan titik kejadian longsor yang ada dan selanjutnya wilayah yang potensi dianalisis dengan Analytical Hierarchy Process (AHP), sehingga diperoleh bahwa wilayah yang dinyatakan rentan tersebar pada 149 desa, dengan desa yang memiliki rentan tinggi tersebar di 6 desa yaitu Desa Kebakalan, Desa Kajoran, Desa Kalirejo, Desa Clapar, Desa Logandu, dan Desa Wadasmalang atau 4,02% dari total wilayah yang dinyatakan rentan terhadap longsor. Terkait dengan perubahan iklim, maka kerentanan wilayah terhadap longsor sehubungan dengan perubahan Iklim terbagi atas sebaran kerentanan longsor berdasarkan rerata frekuensi hujan ekstrim yang terus meningkat sepanjang tahun dengan intensitas hujan ekstrim >20 kejadian tersebar di Desa Sawangan. Untuk sebaran kerentanan longsor berdasarkan tren hujan ekstrim dengan tingkat rentan tinggi dan nlai tren mengalami kenaikan dengan r > 0,4 terdapat di Kecamatan Sempor.

Global warming disturbing the global climate system and causing increased frequency and intensity of extreme climate events. Extreme of rain is an indication the occurrence of extreme climate events. Impacts due to the occurrence extreme rainfall in some parts of Indonesia caused natural disasters, one of the landslides. Indonesia that partly in the form of hilly and mountainous regions, causing most of the territory into areas prone to landslide. Kebumen is one of the areas declared to including areas with a high incidence of landslides. Based on the number of points landslide prove that Kebumen district is one of the region that are vulnerable to landslide. Through the GIS Modeling approach of through Tools SINMAP obtained that the district of Kebumen potentially there are the largest landslide in the district with an area Rowokele 60% of the total area of high potential.
The modeling results SINMAP then validated by a point landslide existing and further areas of potential analyzed with Analytical Hierarchy Process (AHP), to obtain that areas declared to vulnerable scattered in 149 villages, the village has a vulnerable high spread in 6 villages namely Kebakalan, Kajoran Village, Village Kalirejo, Clapar Village, Village Logandu and Wadasmalang village with a total area 5.71% of the total areas declared to vulnerable landslides. Related climate change, the vulnerability of the region to landslides in connection with climate change consists of the distribution of landslide vulnerability based on the average frequency of extreme rainfall that is continued to increase throughout the year with extreme rainfall intensity> 20 events spread in the District Sawangan. For the distribution of landslide vulnerability by extreme rainfall trends with high levels of vulnerable and value of trend has increased with r> 0.4 there are in the district Sempor.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T45111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Berliana
"Perubahan iklim yang terjadi hingga saat ini dan berdampak pada kondisi fisik wilayah dan seluruh aspek kehidupan. Ancaman perubahan iklim membuat kondisi fisik wilayah menjadi rentan, salah satunya erosi yang membuat lahan menjadi terdegradasi dan tidak produktif lahan kritis, termasuk lahan kritis yang ada di Kabupaten Kebumen. Pemetaan untuk mengantisipasi ancaman perubahan iklim adalah dengan mengetahui persebaran keterpaparan lahan kritis terhadap perubahan iklim KLKPI. Penilaian KLKPI menggunakan data curah hujan harian dari 32 stasiun di Kabupaten Kebumen selama periode 1985-2015, dengan parameter frekuensi kejadian/tahun dan kecenderungan perubahan hujan normal 10-25mm/hari, hujan lebat 25-50 mm/hari dan hujan ekstrem >50mm/hari.
Analisis spasial menggunakan teknik overlay dan skoring menunjukan bahwa pola persebaran KLKPI di Kabupaten Kebumen memperlihatkan keterpaparan yang semakin meningkat dari barat menuju utara, terutama berada di wilayah kemiringan lereng lebih dari 40, ketinggian lebih dari 250 mdpl dan jenis batuan beku. Wilayah KLKPI kategori tinggi cenderung menghasilkan produktivitas padi lebih rendah dibandingkan wilayah KLKPI kategori sedang dan rendah. Ketela pohon yang dibudidayakan di wilayah KLKPI kategori tinggi menghasilkan produktivitas lebih tinggi, dibandingkan ketela pohon yang ditanam di wilayah KLKPI kategori sedang dan rendah.

Climate change is happening today and the impact on the physical conditions of the region and all aspects of life. The threat of climate change makes the physical condition of the area at risk, one of which erosion makes land becomes degraded and unproductive degraded land, including land degradation in Kebumen. Mapping to anticipate the threat of climate change is to know the distribution of critical land exposure to climate change KLKPI. Rate KLKPI used daily rainfall data from 32 stations in Kebumen during the period 1985 2015, the frequency of occurrence parameter year and the trend changes in the normal rainfall 10 25mm day, heavy rainfall 25 50 mm day and extreme rainfall 50 mm day.
Spatial analysis using the overlay technique and scoring showed that the pattern. Distribution KLKPI in Kebumen shows exposure increasing from west to north, mainly in the area of a slope of more than 40, a height of over 250 meters above sea level and type of igneous rock. KLKPI region of high category tends to produce rice productivity is lower than the area KLKPI medium and low categories. Cassava is grown in the high category KLKPI generate higher productivity, compared to cassava planted in the area KLKPI medium and low categories.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>