Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2530 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pramudya Ridho Pambudi
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudya Ridho Pambudi
"Restoran adalah tempat makan di luar yang menyediakan makanan dan tempat untuk beraktivitas. Kini untuk memenuhi kebutuhan akan aktivitas yang beragam, restoran menghadirkan suasana yang menarik yang juga bertujuan untuk menarik pengunjung lebih banyak. Restoran tematik adalah salah satu jenis restoran yang mana makanan dan arsitektur memiliki hubungan dalam penciptaan suasana ruang di dalam restoran. Suasana ruang di suatu restoran memiliki peran yang sangat penting karena akan menentukan perilaku pengunjung. Prioritas utama di restoran tematik adalah arsitektur pembentuk ruangnya, sedangkan makanannya mengikuti tema atau konsep yang dihadirkan. Dalam pembentukan suasananya, restoran tematik menggunakan elemen-elemen interior dan eksterior yang memiliki hubungan antara tema atau konsep restoran.

Restaurant is a place where people go out and indulge themselves with food and activities. To meet today?s diverse needs and activities, restaurants offer unique atmospheres to attract more consumers. Thematic restaurant is a type of restaurant in which food and architecture meets to create the restaurant?s atmosphere. Spatial atmosphere in thematic restaurants has an important role in determining consumer?s behaviour. The main priority of thematic restaurants is how architecture built the space and food follows the built the theme or concept. In forming the atmosphere, thematic restaurants uses interior and exterior elements to built the theme and concept of the restaurant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Arvanda
"ABSTRAK
Restoran dalam berbagai bentuknya merupakan bisnis yang bertumbuh pesat di
Indonesia. Salah satu bentuk restoran yang cukup berkembang, khususnya di kota
besar adalah restoran tematik dengan pembentukan lingkungan fisik dan
pelayanan sesuai tema tertentu. Skripsi ini membahas mengenai pengaruh
lingkungan fisik, interaksi pelayanan, nilai kecocokan terhadap emosi dan
kepuasan konsumen restoran tematik. Penelitian ini dilakukan pada 202 responden
yang merupakan konsumen dari restoran tematik yang berada di wilayah
Jabodetabek. Sebuah model penelitian dengan tujuh hipotesis untuk mengetahui
pengaruh antara variable independen, variabel intervening dan variable
dependennya. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi
berganda.

ABSTRACT
Restaurants in various forms is a business that is growing rapidly in Indonesia.
One form of restaurant which is quite developed, especially in big cities is a
thematic restaurant with the formation of the physical environment and service
according to a specific theme. This thesis deals with the influence of the
servicescape, service encounter, perceived congruency on consumer emotion and
satisfaction at thematic restaurants. This research was conducted on 202
respondents who were consumers of the thematic restaurant in Jabodetabek area.
A research model with seven hypotheses to find out the influence between
independent variable, intervening variable and dependent variable. Methods of
analysis used in this study is a multiple regression."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S53580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Pambudi
"Penelitian ini menguji intervensi norma sosial dan arsitektur pilihan untuk mengurangi penggunaan sedotan plastik di restoran. Penelitian ini terdapat dua tahap, yaitu studi baseline dan intervensi. Pada tahap studi baseline menerapkan metode wawancara, observasi dan kuesioner. Target responden baseline terdiri dari 106 kuesioner dan 12 responden wawancara. Selama studi baseline ditemukan bahwa alasan penggunaan sedotan pada pengunjung karena disediakan, kebiasaan, dan penggunaan praktis. Norma deskriptif yang tergambarkan adalah sebagian besar pengunjung menggunakan sedotan ketika meminum, dan untuk norma injungtif menyatakan bahwa pengunjung mempercayai tidak menggunakan sedotan salah satu cara mengurangi sampah plastik. Pada tahap intervensi menggunakan quasi-ekperimental selama lima hari di ketiga kelompok , yakni dua kelompok intervensi dan satu kelompok kontrol. Studi intervensi menguji pemberian teknik arsitektur pilihan dengan pesan norma sosial dibandingkan kelompok kontrol, pemberian intervensi arsitektur pilihan dengan kelompok kontrol, dan pembandingan pemberian intervensi berganda arsitektur pilihan dengan pesan norma sosial dengan intervensi tunggal arsitektur pilihan. Hasil uji dengan Kruskal-Wallis terdapat perbedaan signifikan dari ketiga kelompok (p<,05). Selanjutnya dilakukan pengujian Mann-Whitney antar kelompok dengan p<,0167. Sehingga disimpulkan bahwa penerapan intervensi dinyatakan terdapat perbedaan penggunaan sedotan dibandingkan kelompok kontrol, dan jika dibandingkan antar kelompok intervensi ditemukan bahwa penerapan intervensi berganda arsitektur pilihan dan pesan norma sosial lebih signifikan dibandingkan intervensi tunggal arsitektur pilihan saja.

This study examined social norm interventions and architectural choices to reduce the use of plastic straws in restaurants. This study had two stages, namely the baseline study and intervention. At the baseline study stage, the interview method, observation, and questionnaire were applied. The target of the baseline respondents consisted of 106 questionnaires and 12 interview respondents. During the baseline study, it was found that the reason visitors using staws were because the straws are provided, habits, and practical use. Descriptive norms illustrated that most visitors use straws when drinking, and while in injunctive norms stated that visitors believe that they do not use straws one way to reduce plastic waste. At the intervention stage using quasi-experimental for five days in the three groups, namely two intervention groups, and one control group. Intervention studies examined the administration of selected architectural techniques with social norm messages versus the control group, the choice of architectural intervention options with the control group, and a comparison of the provision of multiple intervention architectural choices with messages of social norms with a single intervention of choice architecture. The results of the Kruskal-Wallis test showed significant differences from the three groups (p <.05). The Mann-Whitney test was then carried out between groups with p <.0167. So it was concluded that the application of the intervention stated that there were differences in the use of straws compared to the control group, and when compared between intervention groups it was found that the application of multiple intervention architectural choices and messages of social norms was more significant than single-choice architectural interventions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cerver, Francisco Asensio
[Place of publication not identified]: Arco Editorial, 1995
725.98 CER n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Nourmasari
"Pada tahun 2013 akhir hingga awal 2014, Pemerintah Kota Bandung telah meresmikan 5 taman tematik, yakni Taman Jomblo, Taman Musik, Taman Fotografi, Taman Lansia, dan Taman Pustaka Bunga. Konsep yang berbeda membuat masing-masing taman memiliki temanya sendiri. Penamaan yang dipadupadankan dengan desain tempat membentuk identitas pada masing-masing taman. Penelitian ini akan menjabarkan bagaimana Pemerintah Kota Bandung mengemas taman sedemikian rupa sehingga tujuan dari pembuatan taman tematik ini bisa diterima oleh masyarakat. Lebih luas lagi, pembangunan taman tematik ini dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap masing-masing taman. Oleh sebabnya, dalam penelitian ini akan digunakan konsep framing yang dapat membantu kita menganalisis identitas taman. Pada analisis ini akan dijabarkan tentang 3 hal yang berperan dalam framing taman tematik. Pertama, aspek pemerintah yang berperan dalam pembuatan taman, meliputi penamaan dan tujuan khusus. Kedua, proses pengemasan taman sehingga sesuai dengan namanya, meliputi karakteristik fisik taman. Ketiga, dampak framing taman tematik yang meliputi persepsi pengunjung terhadap taman. Hasil dari penelitian ini adalah kesesuaian antara framing pada taman tematik dengan penamaan dan persepsi pengunjungnya.

In the end of 2013 up to early 2014, Bandung Government has built 5 thematic parks there are Taman Jomblo, Taman Musik, Taman Fotografi, Taman Lansia, and Taman Pustaka Bunga. Difference concepts of parks create their own theme. Name and design are combined to make identity which has uniqueness each others. This research will describe how the Government creates framing to each thematic park so that the civilization can support this program. Moreover, this framing can be able to change perception of civil to look at the parks. This research will use framing concept to analyze identity of the parks which describe 3 elements to create framing of thematic parks. First, in the Government side, we can see the name and the aim of the parks. Second is framing process which consists of physical characteristic of parks. Third is the framing impact of thematic parks which have difference perception from the civilization. The result of this research is seen by describing the process of framing to each park which has strength to change perception of civilization to look at thematic parks.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Lestari
"Kebutuhan untuk menyampaikan dan mendengar sebuah cerita adalah sebuah kebutuhan alamiah dan memiliki nilai yang penting dalam kehidupan manusia. Sebuah cerita diyakini mampu menambah suatu nilai kepada sebuah objek dan membuat orang lain tertarik. Pembahasan dalam skripsi ini bermula dari pencarian terhadap sebuah upaya untuk mencapai arsitektur yang bermakna. Arsitektur yang bermakna disini dapat dicapai melalui apresiasi manusia sebagai pengguna dari arsitektur tersebut.
Saat berusaha untuk mencapai apresiasi inilah dimana sebuah cerita kemudian memegang peran, sehingga munculah ruang yang bercerita. Pembahasan terhadap ruang bercerita ini akan menggunakan pendekatan ruang puitis seperti yang diungkapkan oleh Gaston Bachelard, dan pendekatan cerita sebagai panduan melalui keberadaan maps dan tours yang dijelaskan oleh Michel de Certeau. Kedua pendekatan ini menegaskan faktor manusia sebagai pengguna ruang yang menjadi aktor dalam cerita. Sebuah peranan yang turut menentukan apakah ruang tersebut mampu dinikmati layaknya manusia menikmati sebuah cerita.
Dalam proses analisis terhadap ruang yang kemudian dilakukan, ditemukan bahwa kedua aspek pendekatan tersebut hadir di dalam ruang dan menjadikannya memiliki identitas serta lebih dimengerti oleh penggunanya. Saat pengguna memahami sesuatu yang hadir melebihi sebuah bentuk fisik atau yang terlihat di permukaan, maka saat itulah tercapai arsitektur yang lebih bermakna.

The necessity to tell and hear stories is a natural need and essential to human life. A story was believed could add a value to a certain object and made it more appealing. This writing was inspired by the search for a means toward meaningful architecture. A state of architecture that can be achieved with the appreciation from human as the user of the product of architecture.
This is when a story has an advantage to create storytelling space, the kind of space that we require when there is a need for human appreciation. The course to discuss about this storytelling space, will divide into two approaches. The first is Gaston Bachelard?s poetic space and the second will be using maps and tours as explains by Michel De Certeau. These two approaches signify the importance of human as a user of the space which also made us an actor of the story. A role that plays part whether that space can be enjoyed as humankind enjoys a story or not.
Within the analyzing process afterwards, i discover that the two approaches happen inside the space. Moreover they identify it and made it more understandable for its user. When the user understands what is present beyond physical aspect or what appear on the surface, is when architecture develops into something more meaningful.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S48437
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Kustianingrum
"Arsitektur tradisional seringkali diidentikan dengan citra masa lalu yang negative sehingga dianggap tidak sesuai dengan citra modern pada sebuah kota besar. Pandangan ini mulai bergeser dengan maraknya fenomena penggunaan unsure arsitektur tradisional Jawa pada bangunan komersial di kota besar, khususnya restoran. Perkembangan gaya hidup pada masyarakat urban menyebabkan perubahan fungsi restoran menjadi salah satu bentuk pilihan tempat leisure. Penulisan ini mencoba mencari tahu sejauh mana penggunaan unsur-unsur tradisional pada bangunan restoran untuk dapat menghadirkan suasana tradisional serta perannya dalam pembentukan citra restoran. Berdasarkan kesimpulan, didapatkan bahwa penggunaan unsur-unsur arsitektur tradisional Jawa ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu elemen fisik, yang dihadirkan untuk membentuk pengalaman visual, serta kualitas ruang gelap untuk membentuk suasana ruang yang tenang dan syahdu. Suasana ruang inilah yang dianggap mampu menghasilkan suasana rileks, sebagai bentuk leisure pada restoran.

Traditional architecture is often link to a negative image of the past, thus considered inappropriate for the modern urban image. This view is now shifting due to the use of traditional architecture elements on commercial buildings, especially restaurants. The lifestyle in urban society today results in the use of restaurant as a place of leisure. This study focuses in finding out how far the uses of Javanese traditional architecture elements in restaurant buildings are able to create the traditional ambience. The conclusion will show that the use of these elements can serve two functions which are creating visual experience by the physical elements and creating the depth quality of space to make a quiet and calm atmosphere. This kind of atmosphere is considered capable to give a relaxing effect as a form of leisure in restaurant."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51578
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Chakim Muchlas
"Tesis ini membahas soal hubungan rasa dengan seni pertunjukan. Dalam cakupannya yang luas, seni pertunjukan memiliki kesamaan, yakni aktivitas yang mengandung interaksi. Di dalam interaksi pada seni pertunjukan, terdapat penampil dan audiens yang bersama-sama saling melibatkan diri dalam sebuah gelaran pertunjukan. Interaksi antara penampil dan audiens dalam tulisan ini dijelaskan melalui perspektif pertukaran emosi yang memperlihatkan komunikabilitas rasa.

This thesis examines the relationship between rasa theory and the performing arts. Beyond its vast plenitude, the performing arts has something in common, which is interractive activity. In that activity, there is always the audience and the performer engaging themselves into the performance. Here, using the rasa theory, the emotional communication and transformation were explained."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T43514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusydan Fathy
"Tesis ini bertujuan untuk memahami problematika dan potensi kampung tematik sebagai basis rumusan kebijakan smart city di Kota Malang. Kajian-kajian smart city terdahulu lebih menitikberatkan pada infrastruktur TIK dan IoT sehingga kurang menyorot aspek sosial-budaya kampung. Secara teoritik, tesis ini berupaya memahami problematika dan potensi kampung melalui proses produksi ruang serta pembentukan modal digital sebagai dasar bagi perumusan master plan smart city Kota Malang. Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan studi kasus. Secara garis besar, tesis ini menemukan bahwa: 1). Produksi ruang kampung tematik menghasilkan narasi negosiasi ruang ketimbang narasi-narasi yang cenderung eksploitatif maupun dominatif; 2). Narasi negosiasi ruang tersebut berimplikasi pada akumulasi modal sosial-budaya dan ekonomi kampung; 3). Perlunya pembentukan modal digital yang berakar pada kehidupan masyarakat; dan oleh sebab itu; 4). Smart city Kota Malang dapat mewujud secara kontekstual dan realistik dengan mengedepankan model Smart Kampung Berbasis Pariwisata

This thesis aims to understand the problems and potential of thematic kampong as the basis for formulating smart city policies in Malang City. Previous smart city studies focused more on ICT and IoT infrastructure so that they did not highlight the socio-cultural aspects of the kampong. Theoretically, this thesis seeks to understand the problems and potential of the kampong through the production of space and the formation of digital capital as the basis for the formulation of the Malang smart city master plan. This thesis uses a qualitative approach with a case study. This thesis finds that: 1). The production of space of the thematic kampong produces the narratives of the negotiation of space rather than narratives that tend to be exploitative and domineering; 2). The narrative of the negotiation of space has implications for the accumulation of socio-cultural and economic capital of the village; 3). The need for the formation of digital capital rooted in people's lives; and therefore; 4). Malang Smart city can be realized contextually and realistic by promoting Tourism-Based Smart Kampongs model."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>