Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisyah Tsabitah
"Bangunan Kura dari Jepang, seperti bangunan vernakular pada umumnya, memiliki rekam jejak performa yang baik dalam ketahanan terhadap gempa. Selain itu, bangunan Kura juga memiliki kelebihan tahan api, yang merupakan salah satu aspek penting dari bangunan tahan gempa. Namun, bangunan vernakular tidak dibangun oleh ahli bangunan dan belum teruji ketahanan gempanya dibanding kemajuan teknologi anti gempa sekarang, sehingga istilah bangunan vernakular tahan gempa masih banyak diragukan. Standar bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini dapat menentukan apakah bangunan Kura dapat dikategorikan bangunan tahan gempa.
Pada penulisan ini, dilakukan pembahasan mengenai ketahanan gempa bangunan Kura dengan mengkomparasi aspek-aspek bangunan Kura dengan poin-poin penilaian yang disusun dari beberapa standar bangunan tahan gempa. Standar yang digunakan adalah standar bangunan tahan gempa untuk bangunan dengan sistem struktur yang relevan dengan bangunan Kura yaitu struktur frame kayu dengan konstruksi dinding lumpur, serta standar bangunan tahan gempa untuk bangunan non-engineered, karena bangunan vernakular termasuk dalam kelompok bangunan ini yaitu bangunan yang tidak dibangun oleh ahli bangunan.
Penulisan ini menggunakan metode kuantitatif dan penulisan deskriptif. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa bangunan Kura memenuhi sebagian besar poin-poin standar bangunan tahan gempa, sehingga bangunan Kura dapat dikategorikan sebagai bangunan tahan gempa menurut standar bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini.

Kura building from Japan, like other vernacular buildings in general, has good records of performance on its resistance against an earthquake. In addition, the Kura also has fire retardant advantage which is an important aspect of earthquake-resistant building. However, vernacular buildings were not built by engineer and had not been tested on their earthquake-resistance compared with current earthquake-resistant technology advances, so the term ?earthquake-resistant vernacular buildings? is still largely doubted. Current earthquake-resistant building codes can determine whether the Kura can be categorized as an earthquake-resistant building.
This thesis discussed about Kura's earthquake-resistance by comparing the building aspects with assessment points compiled from several earthquake-resistant building codes. The standards used were earthquake-resistant building codes for buildings with structural system that are relevant to the Kura, which is wooden frame structure with earthen walls construction, and also earthquake-resistant building codes for non-engineered buildings, since vernacular buildings are included in non-engineered buildings which is buildings that were not built by engineer.
This thesis used quantitative method and descriptive writing. Result of the analysis showed that the Kura met most of the standards, that way the Kura can be categorized as an earthquake-resistant building according to earthquake-resistant building codes applied in the present.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinrizky Arintia
"Indonesia merupakan negara dengan tingkat bencana gema bumi yang tinggi. Banyak kerugian yang terjadi akibat gempa bumi, seperti kerugian materi dan korban jiwa. Terdapat beberapa metode untuk mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Pada penelitian ini dikaji tentang respon struktur dengan menggunakan base isolation. Untuk mengetahui respon struktur suatu bangunan digunakan persamaan diferensial dari persamaan gerak. Program yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Julia. Perbandingan hasil dari bangunan yang diberi base isolation menunjukan bahwa frekuensi dan kecepatan yang dialami struktur berkurang dibandingkan yang tidak dipasang base isolation. Perubahan tersebut dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang terjadi.

Indonesia is a country with a high level of earthquake disaster. Many losses occur due to earthquakes, such as material losses and fatalities. There are several methods to reduce the impact of damage caused by earthquakes. In this study, the structure response is based on base isolation. To find out the structural response of a building, a differential equation of motion equation is used. The program used is by using Julias programming language. Comparison of results from buildings given base isolation shows that the frequency and speed experienced by the structure is reduced compared to those without base isolation. These changes can reduce the impact caused by the earthquake that occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Rian Wulandari
"Negara Indonesia yang secara geografis terletak di wilayah ring of fire menjadikan wilayah yang tidak dapat dipisahkan dari fenomena alam gempa bumi dan aktivitas gunung berapi. Apalagi didukung dengan teknologi bangunan yang digunakan pada bangunan di Indonesia yang belum tahan gempa. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan pengetahuan konstruksi tahan gempa pada bangunan untuk meminimalkan kerugian dan memberikan keamanan lebih bagi penghuninya.
Tulisan ini mencoba untuk mengetahui konstruksi yang digunakan di Kepulauan Nias dalam menghadapi gempa. Kepulauan Nias berada di daerah rawan gempa karena berada pada pertemuan 2 lempeng yaitu lempeng Indo- Australia dan lempeng Eurasia. Metode yang digunakan adalah membuktikan bahwa konstruksi yang digunakan pada arsitektur tradisional Kepulauan Nias mengikuti prinsip konstruksi tahan gempa berdasarkan pedoman Dinas Pekerjaan Umum SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, dan RSNI T – 02 - 2003, Metode Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia adalah denah sederhana dan simetris, bahan bangunan harus seringan mungkin, sistem konstruksi yang memadai.
Hasil yang ditemukan dalam tulisan ini adalah arsitektur tradisional Kepulauan Nias menggunakan sambungan tanpa paku dan pondasi umpak sehingga memiliki kelenturan terhadap gempa. Selain itu, denah persegi dan lonjong yang sederhana dan simetris, bahan ringan terdiri dari dinding kayu dan atap daun sagu, serta sistem konstruksi asli dan unik, yaitu kayu diagonal yang dikenal sebagai ndriwa, yang mengikat pilar vertikal dari rumah panggung agar lebih kokoh. Kesimpulannya, arsitektur tradisional di Kepulauan Nias telah memenuhi standar untuk dijadikan contoh konstruksi tahan gempa yang dapat meningkatkan ketahanan bangunan atau perumahan saat ini.

The country of Indonesia, which is geographically located in the ring of fire, makes it an area that cannot be separated from natural phenomena of earthquakes and volcanic activity. Moreover, it is supported by the building technology used in Indonesian buildings that cannot yet withstand earthquakes. Therefore, it is very important to apply knowledge of earthquake-resistant construction in buildings to minimize losses and provide more security for the occupants.
This paper tries to find out the construction used in the Nias Islands in the face of earthquakes. The Nias Islands are located in an earthquake-prone area because they are located at the confluence of 2 plates, namely the Indo-Australian and the Eurasian plate. The method used is to prove that the construction used in the traditional architecture of the Nias Islands is following the principles of earthquake-resistant construction based on the guidelines of the Public Works Service SNI 03-1726-2002, Procedures for Planning Earthquake Resistance for Buildings, and RSNI T – 02 - 2003, Indonesian Timber Construction Planning Methods are simple and symmetrical plans, building materials must be as light as possible, adequate construction systems.
The results found in this paper are that the traditional architecture of the Nias Islands uses joints without nails and pedestal foundations (umpak) so that they have flexibility against earthquakes. In addition, the simple and symmetrical square and oval plans, the lightweight materials consist of wooden walls and sago leaf roofs, as well as the original and unique construction system, namely diagonal wood (bracing) known as ndriwa, which binds the vertical pillars of the stilt house to make it sturdier. In conclusion, traditional architecture in Nias Islands has met the standards to be used as examples of earthquake-resistant construction that can improve the resilience of current buildings or housing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujiana
"Indonesia adalah negara kepulauan dengan tingkat resiko terhadap gempa bumi yang cukup tinggi, hal ini disebabkan karena wilayah kepulauan Indonesia berada di antara 4 (empat) sistem tektonik yang aktif. Yaitu tapal batas lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Filipina dan lempeng Pasifik. Saat gempa bumi, bangunan mengalami gerakan vertical dan horizontal. Struktur umumnya jarang sekali runtuh akibat gaya gempa vertikal, Sebaliknya gaya gempa horisontal menyerang titik - titik lemah pada sruktur yang kekuatannya tidak memadai. Struktur umumnya akan mampu bertahan terhadap deformasi yang besar dengan menyerap energi melalui deformasi elastis jika memiliki kemampuan berubah bentuk (berdeformasi). Berdasarkan karakteristik ini dapat di simpulkan bahwa hal utama dalam perancangan struktur tahan gempa adalah struktur harus kuat dan mampu berubah bentuk. Material kayu merupakan material bangunan yang mampu berubah bentuk (deformasi) jika terjadi gempa bumi dan material kayu mampu bertahan sampai ratusan tahun. Bukan hanya indonesia yang menggunakan material kayu sebagai struktur bangunan, di seluruh belahan dunia juga menggunakan kayu sebagai struktur. Perumahan Amerika utara hampir identik dengan kayu - konstruksi rangka. Energi ringan dan tinggi kemampuan kayu menyerap sistem cukup kuat untuk menahan efek gempa bumi. Kayu memiliki kekuatan yang tinggi terhadap rasio berat, oleh karena itu bangunan kayu cenderung lebih ringan dari jenis bangunan lain.

Indonesia is an archipelagic nation with a level of earthquake risk is high enough, this was due to the Indonesian archipelago lies between 4 (four) of active tectonic system. Ie Eurasian plate boundary, the Indo-Australian Plate, Philippine Plate and Pacific Plate. When earthquakes, buildings have vertical and horizontal movement. Generally structures rarely collapse under vertical earthquake forces, contrary to attack the point of horizontal seismic forces - the weak point in the structure whose strength is not adequate. The structure will generally be able to withstand large deformation by absorbing energy through elastic deformation if it has the ability to change shape (deform). Based on these characteristics can be concluded that the main issues in the design of earthquake resistant structure is a structure must be strong and capable of changing shape. Wood materials are building materials that are capable of changing shape (deformation) in case of earthquakes and wood materials can survive for hundreds of years. It's not just Indonesia that use wood as a structural building material, in all parts of the world also use wood as a structure. Housing in North America are almost identical with the timber - frame construction. Lightweight and high energy absorbing timber capacity system strong enough to withstand the effects of earthquakes. Wood has a high strength to weight ratio, and therefore tend to be more lightweight wooden building from the other building types."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51559
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Frick, Heinz
Yogyakarta: Kanisius, 2006
693.852 FRI p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Apriani
"ABSTRAK
Pada umumnya Bangunan yang ada di Indonesia telah dibangun dengan
acuan pedoman SNI 1726-1989-F dan SNI 03-1726-2002, telah lahir peraturan
baru SNI 03-1726-2010. Bangunan yang telah ada boleh jadi tidak memenuhi
standar baru, sehingga harus diperkuat (retrofitting). untuk mendapatkan sistem
struktur dengan respon yang paling baik terhadap gempa dilakukan studi
pengembangan analisis mengenai perilaku BRB. Bresing tipe ini diaplikasikan
pada bangunan tinggi struktur beton bertulang. Penelitian terlingkup mengenai,
mekanisme, kinerja, dan parameter-parameter aktualnya terkait dengan adanya
pengaruh gempa rencana sesuai FEMA 356. Hal-hal tersebut diteliti dengan
membandingkan antara struktur eksisting, dengan struktur hasil retrofitting-nya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisa statik nonlinier (pushover
analysis) untuk struktur sistem ganda (DS) dengan BRBS sampai pada target
peralihan (performance point) yang dihitung berdasarkan FEMA 356 struktur
gedung yang didesain masih memiliki taraf kinerja Life safety.

ABSTRACT
In general, the existing building in Indonesia has been constructed with
reference to the guidelines SNI 1726-1989-F and SNI 03-1726-2002, along with
expanding knowledge of the new regulations have been born SNI 03-1726-2010.
Existing buildings may be not meeting the new standards, so the buildings are
vulnerable to safety and rigidity of the structure. To that end, should be
strengthened (retrofitting). To get the system structure with the best response to
the earthquake made the development of analytical studies on the behavior of
BRB. Bracing is applied to the type of reinforced concrete structures in tall
buildings. The study included about mechanisms, performance and actual
parameters associated with the influence of earthquake plans with FEMA 356.
Those things are investigated by comparing the existing structure with its
retrofitting the structure. The results showed that the results of nonlinear static
analysis (pushover analysis) for the structure of the dual system (DS) with BRBS
to the intermediate targets (performance point) are calculated based on FEMA
356, designed the building structure still has the Life Safety performance level.
This indicates that the building is designed according to the performance already
qualified FEMA 356 because the building is designed as an office building.

"
2012
T31210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Apriani
"ABSTRAK
Pada umumnya Bangunan yang ada di Indonesia telah dibangun dengan
acuan pedoman SNI 1726-1989-F dan SNI 03-1726-2002, telah lahir peraturan
baru SNI 03-1726-2010. Bangunan yang telah ada boleh jadi tidak memenuhi
standar baru, sehingga harus diperkuat (retrofitting). untuk mendapatkan sistem
struktur dengan respon yang paling baik terhadap gempa dilakukan studi
pengembangan analisis mengenai perilaku BRB. Bresing tipe ini diaplikasikan
pada bangunan tinggi struktur beton bertulang. Penelitian terlingkup mengenai,
mekanisme, kinerja, dan parameter-parameter aktualnya terkait dengan adanya
pengaruh gempa rencana sesuai FEMA 356. Hal-hal tersebut diteliti dengan
membandingkan antara struktur eksisting, dengan struktur hasil retrofitting-nya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisa statik nonlinier (pushover
analysis) untuk struktur sistem ganda (DS) dengan BRBS sampai pada target
peralihan (performance point) yang dihitung berdasarkan FEMA 356 struktur
gedung yang didesain masih memiliki taraf kinerja Life safety.

Abstract
In general, the existing building in Indonesia has been constructed with
reference to the guidelines SNI 1726-1989-F and SNI 03-1726-2002, along with
expanding knowledge of the new regulations have been born SNI 03-1726-2010.
Existing buildings may be not meeting the new standards, so the buildings are
vulnerable to safety and rigidity of the structure. To that end, should be
strengthened (retrofitting). To get the system structure with the best response to
the earthquake made the development of analytical studies on the behavior of
BRB. Bracing is applied to the type of reinforced concrete structures in tall
buildings. The study included about mechanisms, performance and actual
parameters associated with the influence of earthquake plans with FEMA 356.
Those things are investigated by comparing the existing structure with its
retrofitting the structure. The results showed that the results of nonlinear static
analysis (pushover analysis) for the structure of the dual system (DS) with BRBS
to the intermediate targets (performance point) are calculated based on FEMA
356, designed the building structure still has the Life Safety performance level.
This indicates that the building is designed according to the performance already
qualified FEMA 356 because the building is designed as an office building."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Purnama Sari
"Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang menimbulkan kerugian yang sangat besar di dunia. Berbagai metode dikembangkan untuk dapat meningkatkan kemampuan struktur dalam menerima beban gempa. Salah satu cara mengurangi energi gempa yang diterima oleh struktur yaitu dengan menggunakan sistem base isolation. Sistem ini memisahkan gedung dengan tanah sehingga mencegah ditransfernya sebagian gerakan horizontal dari tanah akibat beban gempa ke struktur bangunan.
Pada penelitian ini, base isolation menggunakan Low Damping Rubber Bearing yang digunakan sebagai peredam respon struktur. Sistem ini digunakan pada struktur bangunan bertingkat 5 lantai yang dianalisa secara linier dengan variasi beban gempa. Nilai kekakuan dari base isolation diambil dari nilai kekakuan struktur pada lantai di atas base isolation. Beban harmonik berupa percepatan berbentuk sinus dengan frekuensi dan amplitudo yang ditentukan, digunakan untuk pengecekan terhadap ketepatan kerja program yang dibuat. Dengan menggunakan program MATLAB akan didapatkan nilai perpindahan dari struktur awal dan struktur dengan base isolation akibat setiap beban gempa yang diberikan.
Dari hasil perbandingan ini, dapat dievaluasi keefektifan penggunaan sistem base isolation pada struktur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur yang menggunakan base isolation memiliki displascement yang sangat besar dibagian base isolation, sedangkan story drift yang terjadi pada lantai-lantai di atasnya kecil. Maka dapat disimpulkan bahwa base isolation dapat meredam respon struktur dari beban gempa. Sistem base isolation yang paling efektif digunakan pada studi kasus ini adalah base isolation yang memiliki nilai kekakuan seper lima puluh kekakuan pada lantai di atasnya.

Earthquake is one of natural disaster that caused huge loss. There are many researches that have been discovered and developed to strengthening the capability of structure when received the earthquake forces. One of the researches is base isolation system. This system separate the building and the ground motion, so that prevent the transfer of the ground motion by earthquake to upper structure.
In this research, low damping rubber bearing is used as a damper of structural response. This system is applied in five-story building which analyzed linearly with some earthquake load. The stiffness of the base isolation is similar with the floor stiffness above the base isolation system. A harmonic load sine-shaped form of the acceleration with specified frequency and amplitudo, is used to check the accuracy of the program. Matlab program can obtain the displacement of the fixed-base structure and the isolated structure due to earthquake loads.
The result of this comparison, can be evaluated effectiveness of the use of base isolation on the structure. The result shows that the base isolated structure have a very large displacement at the base isolation, while the story drift that occurred on the above floors is very small. So it can be concluded that the base isolation structure can be muted response from the burden of the earthquake. The effective base isolation that used in this research is the base isolation which stiffness is 2% from the floor above.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50510
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Bella Febrina
"Bangunan Masjid Manonjaya merupakan salah satu bangunan konservasi di Indonesia yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya. Akibat gempa yang terjadi di daerah tersebut (2 September 2009), bangunan ini tidak luput dari getaran selama gempa berlangsung. Secara struktural, elemen-elemen pada bangunan ini secara keseluruhan menggunakan material batu bata pada elemen dinding dan kolom serta material kayu jati pada struktur atap. Kegagalan-kegagalan yang terjadi secara struktural akibat gempa dapat disimulasikan melalui pemodelan sehingga dapat dianalisis hasil yang diperoleh dan dibandingan dengan di kenyataan. Pemodelan akan dilakukan dengan analisa riwayat waktu dengan menggunakan tiga jenis data gempa, yaitu Gempa Tasikmalaya Asli, Gempa Tasikmalaya Diskalakan, Gempa El-Centro Modifikasi. Penerapan variasi data waktu bertujuan untuk dilakukan perbandingan kegagalan-kegagalan yang seharusnya terjadi pada elemen-elemen struktur. Material yang digunakan pada struktur berpengaruh terhadap ketahanannya menahan gaya gempa sehingga setelah dilakukan analisa dapat diketahui penyebab kegagalan-kegagalan tersebut yang selanjutnya dapat dilakukan usulan perbaikan dan penambahan perkuatan secara struktural pada elemen-elemen yang lemah/gagal.

Manonjaya Mosque Building is one of Indonesia's conservation buildings that are located in Tasikmalaya regency. Caused by the earthquake that occurred in the area (2 September 2009), the building was not escaped from vibrations during the earthquake took place. Structurally, the elements in this building overall use brick materials on the wall and column and teak wood materials elements in the roof structure. Failures which occur structurally can be simulated through modeling, so that we can analyze the results obtained and compared with the reality. Modeling will be performed by time history analysis using three types of seismic data, i.e. Original Tasikmalaya Earthquake, Tasikmalaya Earthquake Scaled up, El-Centro Earthquake Modification. Application of the time variation of the data aims to compare the failures that should occur in structural elements. Materials used in the structure affect its resilience withstand earthquake forces so that after analysis can be known causes of such failures which then can be proposed improvements and additional reinforcement structurally to the weak / failed elements."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50585
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Edward Henri Palmart
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48206
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>