Ditemukan 233471 dokumen yang sesuai dengan query
Reski Hanafianto Putra
"Peti kemas adalah suatu alat transportasi logistik yang dirancang secara khusus agar bisa dipakai berulang kali. Di Indonesia peti kemas mulai berkembang penggunaannya karena dalam fungsinya untuk mengemas dapat dipakai berulang kali dan kemudahan dalam operasionalnya. Didalam menggunakan peti kemas maka diperlukan fasilitas penunjang yaitu terminal peti kemas yang berfungsi untuk pendistribusian dan juga untuk penampungan. Di dalam operasional terminal peti kemas risiko keselamatan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk mengendalikan risiko-risiko tersebut agar dapat dihindari atau dampaknya bisa diminimalisir. Manajemen risiko ini dimulai dengan mengidentifikasi secara umum risiko yang ada serta menganalisa dampak umum dan penyebab umum dari risiko tersebut. Standar khusus yang digunakan untuk manajemen keselamatan dalam kerja adalah standar internasional yaitu OHSAS. Di dalam peniliaian risiko ini digunakan sebuah metode yaitu menggunakan matriks risiko yang berisi nilai-nilai dari sebuah risiko itu sendiri. Risiko yang mendapatkan nilai tertinggi (berbahaya) dianalisis sebab terjadinya dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis sehingga bisa diminimalisir atau dihilangkan dampak negatifnya.
Container is a logistic transportation equipment designed especially to reuse overtime. Nowadays, in Indonesia used of container as a transport equipment has growth because it is simple and easy to use. President Joko Widodo embrace through sea toll program which planned to connected all the region in Indonesia through the sea. In usage of container, the most important thing besides container itself and ship is a container terminal. Every container operation need container terminals to stacking the container and distribute them. Every operational activity in container terminal contain much safety risk. A risk management is needed to prevent, decrease the damage of risk, even to make a risk disappear. First thing to do is identification risks and analyze what main cause and the effect. After risks identified we make a simple risks scoring with risk matrix. The highest risks then identified with Fault Tree Analysis method so we know what the root of this risk and make a simple rules to control the risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62708
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Haris Fernanda
"Di Indonesia peti kemas mulai berkembang penggunaannya karena dalam fungsinya untuk mengemas dapat dipakai berulang kali dan kemudahan dalam operasionalnya. Didalam menggunakan peti kemas maka diperlukan fasilitas penunjang yaitu terminal peti kemas yang berfungsi untuk pendistribusian dan juga untuk penampungan. Di dalam operasional terminal peti kemas risiko keselamatan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu diperlukan suatu manajemen risiko untuk mengendalikan risiko-risiko tersebut agar dapat dihindari atau dampaknya bias diminimalisir. Manajemen risiko ini dimulai dengan mengidentifikasi secara umum risiko yang ada serta menganalisis dampak umum dan penyebab umum dari risiko tersebut. Standar khusus yang digunakan untuk manajemen keselamatan dalam kerja adalah Standar IMO yaitu Formal Safety Assesment. Di dalam peniliaian risiko ini digunakan sebuah metode yaitu menggunakan matriks risiko yang berisi nilai- nilai dari sebuah risiko itu sendiri. Risiko yang mendapatkan nilai tertinggi (berbahaya) dianalisis sebab terjadinya dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis sehingga bisa diminimalisir atau dihilangkan dampak negatifnya.
Nowadays, in Indonesia used of container as a transport equipment has growth because it is simple and easy to use. In usage of container, the most important thing besides container itself and ship is a container terminal. Every container operation need container terminals to stacking the container and distribute them. Every operational activity in container terminal contain much safety risk. A risk management is needed to prevent, decrease the damage of risk, even to make a risk disappear. First thing to do is identification risks and analyze what main cause and the effect. After risks identified we make a simple risks scoring with risk matrix. The highest risks then identified with Fault Tree Analysis method so we know what the root of this risk and make a simple rules to control the risks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Suhindarto
"Tesis ini membahas mengenai bagaimana efisiensi dari 8 delapan pelabuhan petikemas yang ada pada daerah operasi PT. Pelindo II pada tahun 2013 hingga 2015 dengan menggunakan Data Envelopment Analysis Variable Return to Scale DEA-VRS orientasi output. Selain itu dilakukan juga perhitungan Skala Efisiensi, serta Malmquist Index untuk melihat perubahan efisiensi, perubahan teknologi, dan perubahan produktivitas dari tahun ke tahun. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada tahun 2013 pelabuhan yang efisien adalah Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Bengkulu, dan Pelabuhan Pangkal Balam. Selanjutnya pada tahun 2014 dan 2015 pelabuhan petikemas yang efisien adalah Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Pontianak, dan Pelabuhan Pangkal Balam. Perhitungan skala efisiensi menunjukkan bahwa hampir semua pelabuhan memiliki kondisi skala efisiensi increasing return to scale IRS , hanya Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2013 sampai 2015 dan Pelabuhan Pontianak pada tahun 2014 saja yang memiliki kondisi constant return to scale CRS . Kemudian berdasarkan perhitungan Malmquist Productivity Index, 6 pelabuhan mengalami peningkatan efisiensi di 2013-2014, namun kemudian 5 pelabuhan mengalami penurunan efisiensi pada 2014-2015. Selain itu penyebab menurunnya produktivitas pelabuhan-pelabuhan tersebut disebabkan oleh penurunan teknologi. Oleh karena itu diperlukan penggalakan perdagangan dalam negeri, mendorong ekspor komoditas unggulan melalui pelabuhan tersebut, dan pembaruan alat-alat serta teknologi agar pelabuhan menjadi lebih efisien dan produktif lagi.
This thesis discusses about the efficiency of 8 eight container ports in the operational area of PT. Pelindo II from 2013 to 2015 using Data Envelopment Analysis Variable Return to Scale DEA VRS with output orientation. Moreover, this research also used calculation of the efficiency scale and Malmquist Productivity Index to see the change in efficiency, technological changes, and productivity changes from year to year. The results shows that in 2013 Port of Tanjung Priok, Bengkulu Port, and Pangkal Balam Port are the efficient ones. Furthermore, in 2014 and 2015 the efficient ports are Tanjung Priok Port, Pontianak Port, and Pangkal Balam Port. The estimation of the efficiency scale shows that almost all of the container ports have an increasing return to scales IRS , only Port of Tanjung Priok in 2013 to 2015 and Pontianak Port in 2014 that has a condition of constant return to scale CRS . Then, based on the Malmquist Index Productivity, the efficiency change of 6 ports are increased in 2013 2014, but then in 2014 2015, efficiency change of 5 ports are decreased. Moreover, decreasing of technological change makes the productivity change become decreasing too. Therefore, the government needs to encourage of domestic trade, promote the export of competitive commodity, and renewal in loading and unloading equipment technology also needed to make the container ports become more efficient and more productive."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48878
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rizka Rhomadona
"Volume pengiriman peti kemas yang terus meningkat, mendorong pihak pelabuhan/terminal peti kemas untuk semakin meningkatkan performa. Ditambah lagi dengan semakin ketatnya persaingan antar terminal. Penerapan perencanaan yang optimal dapat membantu terminal peti kemas untuk menghadapi tantangan tersebut. Penelitian ini membahas proses optimasi perencanaan terintegrasi pada sebuah terminal peti kemas di Indonesia, dengan menggunakan dua fungsi tujuan dari segi waktu dan biaya operasional. Penelitian ini menghasilkan model dengan beberapa skenario yang telah disesuiakan dengan kondisi operasional terminal sehingga dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi pihak terminal untuk meningkatkan performa mereka, khususnya dalam perencanaan level taktis.
The increased number of container shipping nowadays, brought new challenges for container terminal to improve their operational performance. In addition with the increase of competition between ports. Optimal and integrated planning will help terminal to face those challenges. This research studied about optimizing an integrated planning of the container terminal in Indonesia, using a bi objective optimization method to minimize time violation, and also operational cost of terminal. The result of this research is a model with various scenarios which already adjusted with terminal's real operational condition, so it would be applicable and could be help terminal for increasing their performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67080
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Resna Hardianto
"Transportasi maritim sangat penting bagi perekonomian dunia, dan juga bagi perekonomian Indonesia. Penelitian ini melakukan perhitungan efisiensi relatif pada terminal kontainer di pelabuhan Tanjung Priok. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menganalisis relatif efisiensi operasional di terminal peti kemas pada pelabuhan Tanjung Priok di tahun 2012, dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan model CCR yang berorientasi input, dengan menggunakan enam input (jumlah head truck, jumlah chassis, jumlah crane, jumlah RTG, luas lapangan dan panjang dermaga) dan satu output (jumlah arus bongkar muat dalam TEUs). Unit analisis adalah 4 terminal kontainer yang ada di pelabuhan tanjung priok.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat tiga terminal yang efisien sebesar 100% dalam proses operasional bongkar muat dan hanya terdapat satu terminal yang inefisien sebesar 86,39 %. Faktor yang menjadi inefisien pada terminal tersebut yaitu pada luas lapangan penumpukan yang sudah tidak dapat menampung kontainer di lapangan penumpukan.
Maritime transport is very important for the world economy, and also to the Indonesian economy. This study calculating the relative efficiency of the container terminal at the port of Tanjung Priok. The purpose of this paper is to analyze the relative efficiency of operations at the container terminal at the port of Tanjung Priok in 2012, using the method of Data Envelopment Analysis (DEA) with the input-oriented CCR models, using six inputs (number of head truck, chassis number, number of cranes, RTG number, spacious grounds and a long dock) and one output (the amount of current loading and unloading in TEUs). The unit of analysis are the fourth container terminal at the port of Tanjung Priok. The analysis shows that there are three terminals at 100% efficient in the process of loading and unloading operations and there is only one terminal at 86.39% inefficient. Factor to be inefficient in the terminal that is on the already extensive stacking can not accommodate container yard."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36048
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Faril Ichfari
"Peningkatan emisi CO2 akibat dari aktivitas operasi pelabuhan terbukti menjadi penyebab perubahan iklim global, sehingga diperlukannya pemantauan emisi CO2 di pelabuhan untuk mengontrol kualitas udara sebagai penerapan konsep Green Port. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran emisi CO2 akibat dari operasional peralatan bongkar muat pada aktivitas stevedoring dan cargodoring di beberapa terminal peti kemas Indonesia yang dapat dijadikan data pendukung untuk mengontrol kualitas udara dengan mengurangi emisi CO2. Model perhitungan dalam penelitian ini menerapkan perhitungan bottom-up terhadap aktivitas operasional di terminal, yang menjadikan nilai konsumsi bahan bakar sebagai hasil perhitungan. Data yang digunakan sebagai variabel input yaitu data operasional terminal peti kemas pada tahun 2019 meliputi jumlah throughput, proses perpindahan peti kemas, modalitas transportasi, dan layout terminal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan TPK Banjarmasin, TPK Palaran dan TPK Teluk Bayur mengeluarkan total emisi CO2 selama satu tahun beruturut-turut sebesar 7.1 kiloton, 4.3 kiloton, dan 1.2 kiloton dan emisi CO2 per TEU’s nya sebesar 15.174 kg, 16.071 kg, dan 13.749 kg. Kontribusi emisi CO2 per peralatan bongkar muat pada TPK Banjarmasin ; QCC 48.37%, RTG 23.82%, TT 27.81%, pada TPK Palaran ; QCC 45.67%, RTG 22.32%, TT 31.99%, dan pada TPK Teluk Bayur ; QCC 54.20%, RTG 26.29%, TT 19.50%.
The increase in CO2 emissions as a result of port operating activities has proven to be the cause of global climate change, so it is necessary to monitor CO2 emissions at ports to control air quality as an application of the Green Port concept. This study aims to obtain an overview of CO2 emissions resulting from the operation of cargo handling equipment on stevedoring and cargodoring activities at several Indonesian container terminals which can be used as supporting data to control air quality by reducing CO2 emissions. The calculation model in this study applies a bottom-up calculation to operational activities at the terminal, which makes the value of fuel consumption as the result of the calculation. The data used as an input variable is the operational data of the container terminal in 2019 including the amount of throughput, the process of moving containers, transportation modalities, and terminal layout. The results of this study show that Banjarmasin Container Terminal, Palaran Container Terminal and Teluk Bayur Container Terminal emit a total of 7.1 kilotons, 4.3 kilotons, and 1.2 kilotons of CO2 emissions for one year respectively and their CO2 emissions per TEU's are 15,174 kg, 16,071 kg, and 13,749 kg. CO2 emission contribution cargo handling equipment at Banjarmasin Container Terminal; QCC 48.37%, RTG 23.82%, TT 27.81%, at Palaran Container Terminal; QCC 45.67%, RTG 22.32%, TT 31.99%, and at Teluk Bayur Container Terminal ; QCC 54.20%, RTG 26.29%, TT 19.50%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alvin Goputra
"Penyusunan kontainer (stacking rules) terminal pelabuhan Tanjung Priok yang memiliki 60 % dari total peti kemas Indonesia belum menggunakan metode stacking1 yang tepat sehingga menimbulkan inefisiensi pada aktivitas muat kontainer. Inefisiensi tersebut mempengaruhi produktivitas terminal pelabuhan dimana PT JICT Indonesia mencatat 3168 (dalam ribuan TEUS), sedangkan Westport Malaysia 6910 pada tahun 2012 berdasarkan Hutchison Whampoa Limited.
Tingkat efisiensi yang rendah (reshuffling1 yang besar) telah menimbulkan efek negatif pada penyusunan kontainer terminal pelabuhan yang berdampak kepada produktivitas terminal pelabuhan PT JICT.
Penelitian ini mencoba menguji penyusunan kontainer terminal pelabuhan dengan pendekatan discrete event simulation (DES) untuk mengatasi permasalahan.
Hasil dari riset terkait penyusunan kontainer ini merupakan angka reshuffling dari stacking crane dengan tiga aturan penyusunan kontainer yang berbeda. Angka reshuffling yang rendah tersebut akan meningkatkan efisiensi aktivitas muat kontainer dan berlanjut kepada peningkatan produktivitas terminal pelabuhan sehingga daya saing PT JICT Indonesia meningkat dalam dunia maritim internasional.
Container stacking rules in PT JICT that has 60 % of all Indonesia’s containers hasn’t used an appropriate stacking method, which impacts inefficiency in container stacking activity. The inefficiency affects port terminal productivity where PT JICT Indonesia got 3168 (in thousands TEUS), whereas Westport Malaysia got 6910 in 2012 based on Hutchison Whampoa Limited. Low efficiency level (much reshuffling1) has generated negative effect to port terminal productivity in PT JICT. This research tries to test container stacking rules in stacking activity by using discrete event simulation approach in order to solve the problem. Those results from the research are numbers of reshuffling from stacking crane with three different stacking rules. The low numbers will increase efficiency in container stacking activity and continue to upgrade port terminal productivity which enhance PT JICT competitiveness in international maritime world."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57694
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Guldogan, Evrim Ursavas
Saarbrücken: VDM Verlag Dr. Müller, 2010
387 GUL p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sulaeman
"Kalangan pelayaran intemasional sudah lama merasakan hambatan yang disebabkan oleh rendahnya kemampuan bongkar muat untuk muatan umum (general cargo). Hal tersebut mengakibatkan kapal akan berlabuh semakin lama, frelcuensi pelayaran dan produktivitas angkutan menjadi rendah. Sistem Container (petikemas) digunakan sebagai altematif untuk memecahkan masalah bongkar muat. Perubahan sistem bongkar muat ini telah rnenyebabkan texjadinya pembahan pada sistem angkutan, sistem bongkar muat serta fasilitas-fasilitas di darat yang menunjang transportasi muatan Ekspor dan Impor. Fasilitas yang memudahkan unluk kegiatan bongkar muat petilcemas adalah adanya Terminal Petikemas. Terminal Petikemas ini merupal-can pertemuan pelayanan penanganan petikemas ke kapal atau ke darat (ro fhe ship and Io the Iaf:dsia'e)_ Terminal Petikemas hams memiliki berbagai fasilitas untuk penanganan bongkar muat petikemas dengan pengaturan yang tepat dan ruang yang cukup untuk pengoperasian fasilitas tersebut. Fasilitas-fasilitas Terminal Petikemas yang menunjang lancarnya kegiatan bongl-car muat petikemas diantaranya : tempat bongkar muat petikemas (Apron), Container Crane, Lapangan Penumpukan Petikernas (Container Yard), Gudang Penyimpanan Muatan Petikemas (Container Freight Station) da.n Pintu Gerbang (Gate). Dalam operasional tenninal petikemas, setiap petikemas yang masuk dan keluar terminal petikemas hams dilakukan pengecekan kelengkapan dan keabsahan dokumen-dokumen barang dan penimbangan berat petikemas. J ika ada doku men yang belum lengkap atau hal lain yang menyebabkan petikemas tersebut harus tertahan, maka truk petikemas tersebut hams menunggu di tempat parkir yang telah disediakan sampai masalahnya terselesaikan. Pelabuhan Panjang di provinsi Lampung mempalcan pelabuhan yang tingkat peltumbuhan bongkar muat petilcemasnya cukup tinggi, alcan membuat pintu gerbang (gate) petikemas baru, dimana pintu gerbang (gate) ini merupakan pemindahan dari pintu gerbang (gate) petikemas lama yang kapasitasnya sudah tidak memadai lagi. Di dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisa menggunakan metode Teori Antrian (Queueing Theory) terhadap sejumlah parameter-parameter yang dimungkinkan berhubungan dengan tingkat kebutuhan jumlah pintu gerbang (gate) petikemas. Parameter-parameter tersebut diantaranya jurnlah lcedatangan truk petikemas (container) dan waktu pelayanan (service time) pada pintu gerbang. Dari parameter-parameter tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan jumlah pintu gerbang (gate) yang optimal. Sehingga diharapkan operasional Terminal Petikemas di Pelabuhan Panjang dapat berjalan lancar dan tidak menimbulkan antrian truk petikemas."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S38704
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lusyane Eko Tantri
"Tercatat hampir 70 persen perdagangan dunia berlangsung di kawasan Asia Pasifik dan 75 persen produk dan komoditas yang diperdagangkan itu dikirim melalui laut Indonesia. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa terminal peti kemas adalah bagian penting dalam upaya peningkatan perekonomian nasional. Masalah alokasi dermaga (berth allocation problem) adalah salah satu faktor kunci dari operasi terminal peti kemas.
Melalui simulasi visual operator terminal dan pihak pelayaran dapat lebih mudah memahami perilaku sistem terminal peti kemas. Untuk itu penelitian ini menggunakan model visual sebagai alat evaluasi metode-metode pengalokasian dermaga, yaitu first come first served (FCFS), berth closest to stack policy (BCSP), dan service priority (SP).
Dari simulasi, diketahui bahwa metode FCFS menghasilkan rata-rata waktu pelayanan kapal yang paling singkat. Namun untuk parameter produktivitas dermaga, metode BCSP menghasilkan jumlah pemindahan yang paling tinggi. Sedangkan metode SP akan efektif mengurangi waktu pelayanan pada jenis kapal yang diprioritaskan.
Almost 70 percent of world trade occurs in Asia Pacific and 75 percent of that trade sent by Indonesian sea. So, there is no doubt that container terminals is an important part in improving national economy. Berth allocation problem is one of key factors of container terminal operation. By visual simulation, terminal operator and shipping lines will understand system behavior of container terminal easier. Therefore, this research use visual model as a tool to evaluate berth allocation methods, namely first come first served (FCFS), berth closest to stack policy (BCSP), and service priority (SP). From the simulation, known that FCFS method resulting in shortest average service time. In the other hand, for berth productivity parameter, BCSP method resulting in highest number of movements. While SP method will efectively decrease service time of prioritized vessel type."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35226
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library