Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167719 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zephania Novia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan collaborative governance di Pemerintah Kota Depok melalui kelompok kerja (pokja) sanitasi dalam pengelolaan sanitasi dasar permukiman di Kecamatan Cipayung, Depok, Jawa Barat. Penelitian secara khusus mengamati pokja sanitasi dalam mengatasi masalah buang air besar sembarangan (BABS) di Kecamatan Cipayung. Teori yang digunakan adalah collaborative governance dan pengelolaan sistem sanitasi. Pendekatan penelitian ini adalah post-positivist dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pokja sanitasi di Kota Depok memenuhi empat dari enam kriteria collaborative governance, yaitu: the forum is initiated by public agencies/institutions (badan atau lembaga pemerintah mengambil inisiatif untuk mengadakan forum), participants engage directly in decision-making and are not merely ?consulted? by public agencies (partisipan terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan, tidak sekadar hadirin forum), the forum is formally organized and meet collectively (forum diadakan secara formal, terencana, dan kolektif), serta the focus of collaboration is on public policy or public management (fokus daripada kolaborasi ialah seputar kebijakan publik atau manajemen publik).

ABSTRAK
This research aims to describe collaborative governance in Depok City, West Java. The object of this research is working group on sanitation and how it manages and improves basic sanitation in the Cipayung District, Depok City, West Java. This research particularly focuses on how the working group eliminates open defecation in the Cipayung District. The theories used in this research are collaborative governance and sanitation system management. The post-positivist approach is used in this research, and data collection methods include in-depth interview and document/ literature study. The results show that the sanitation working group in Depok meets four out of six criterias required for collaborative governance: the forum is initiated by public agencies/institutions, participants engage directly in decision-making and are not merely ?consulted? by public agencies, the forum is formally organized and meet collectively, serta the focus of collaboration is on public policy or public management."
2016
S63139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monicha Putri
"Isu kemiskinan masih menjadi tantangan berbagai pemerintah di dunia, salah satunya di Indonesia dimana angka kemiskinan tergolong tinggi. Berangkat dari penerapan Sustainable Development Goal SDG terdapat arah penekanan kemitraan dalam usaha penanggulangan kemiskinan. Sehingga, atas arahan Presiden RI mengenai Sistem Keuangan Inklusif, diterapkan aspek penyaluran bantuan sosial menjadi non tunai. Oleh karena itu, Kementerian Sosial RI mensinergikan ketiga program unggulan bantuan sosialnya yakni: PKH, KUBE, dan BPNT melalui Program Bantuan Pengembangan Sarana Usaha Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan Program BPSU E-Warong KUBE PKH . Dasar hukum daripada program tersebut diatur di dalam Permensos RI No. 25 Tahun 2016 yang menekankan kemitraan di dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan unsur-unsur collaborative governance melalui kemitraan yang dilakukan dalam Program BPSU E-Warong KUBE PKH di Kota Depok sebagai usaha penanggulangan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan teori utama model collaborative governance oleh Ansell dan Gash 2008 yang terdiri dari empat dimensi yakni starting condition, institutional design, collaborative process dan facilitative dialogue. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dimana teori collaborative governance dijadikan dasar analisis temuan penelitian. Data yang diperoleh berasal dari wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur collaborative governance melalui program memiliki pemenuhan dimensi yang berbeda dimana dalam penerapannya terdapat dimensi facilitative leadership yang terlaksana dan beberapa indikator lain di dalam dimensi yang berbeda. Faktor determinan yang dimiliki program dalam kesuksesan pencapaian kolaborasi adalah faktor waktu.

Poverty issue is still a problem in many countries, one of them in Indonesia, where the poverty rate still categorized as high. Based on the implementation of Sustainable Developments Goal SDG, there is an emphasize in the partnerships as a poverty alleviation effort. Based on President RIs direction on Inclusive Financial System, one of the main aspects is the delivery of non cash social assistance. Therefore, Social Ministry as one of the main stakeholders in poverty eradication, synergize its three programs PKH, KUBE, and BPNT through Program Bantuan Pengembangan Sarana Usaha Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan BPSU E Warong KUBE PKH. The legal basis of this program is regulated in Permensos RI No. 25 Tahun 2016 which points out partnerships in its implementation. This research purpose is to describe collaborative governance elements through partnership which is being done from BPSU E Warong KUBE PKH Program in Depok City as a poverty eradication strategy. This research uses the main theory of collaborative governance model by Ansell and Gash 2008, that includes the four dimensions of starting condition, institutional design, collaborative process dan facilitative dialogue. This research uses post positivist approach in which collaborative governance theory is made as the basis of research finding analysis. The data was collected through interviews literature studies. The research results show that the implementation of the program have collaborative governance elements as a dimension, which is facilitative leadership and several other indicators although not make up into a dimension. Moreover, the determinant factors that this program have for collaboration to succeed is time. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Arsyina
"Air minum dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan manusia. Sesuai peraturan, di dalam air minum tidak boleh ditemukan E.coli (0 CFU/100 mL). Kontaminasi E.coli dalam air minum dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah faktor higiene sanitasi yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor higiene sanitasi yang dapat mempengaruhi kandungan E.coli dalam air minum rumah tangga. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Lokasi dari penelitian ini adalah 3 kecamatan di Kota Depok yaitu Kecamatan Sawangan, Bojongsari, dan Cipayung. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus-September 2019 dengan total sampel 300 rumah tangga. Hasil uji laboratorium menunjukkan 174 (58%) sampel air minum rumah tangga mengandung E.coli. Hasil analisis statistik menunjukkan faktor sanitasi yang berhubungan secara signifikan dengan kandungan E.coli dalam air minum rumah tangga adalah tempat penyimpanan air minum (OR=2,60; CI 95%: 1,18-5,71) dan perilaku cuci tangan pakai sabun (OR=1,65; CI 95%: 1,04-2,62). Sedangkan faktor yang dominan mempengaruhi kandungan E.coli dalam air minum rumah tangga adalah tempat penyimpanan air minum.

Drinking water can directly affect human health. Based on the national and international standards, the drinking water cannot contain Escherichia coli (0 CFU/100 ml) at all. However, several factors contributing to E. coli contamination in drinking water, one of them being identified as poor sanitation hygiene. This study aimed to investigate the sanitation hygiene factors which can affect the E. coli content in the household drinking water. We used a cross-sectional study design to collect the data from three districts in the city of Depok, i.e., Sawangan, Bojongsari, and Cipayung. We gathered in total 300 household water samples during August-September 2019. The laboratory tests showed that 174 (58%) household water samples contained E. coli. We found two sanitation hygiene factors that significantly affected the E. coli content in the household drinking water, i.e., the water container condition (OR=2,60; CI 95%: 1,18-5,71) and the handwashing practice with soap (OR=1,65; CI 95%: 1,04-2,62). The most dominant sanitation hygiene factor contributed to the E. coli content in the household drinking water was the condition of the water container."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahya Amaniy Daniya
"Foodborne disease saat ini masih menjadi masalah kesehatan global. Sebagian besar kasus foodborne disease disebabkan oleh makanan yang disajikan oleh berbagai penyedia fasilitas layanan makanan, seperti rumah makan dan restoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan higiene sanitasi di Tempat Pengelolaan Pangan rumah makan golongan A1 dan A2 serta restoran dan penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dalam tiap tahapan penyelenggaraan makanan. Penelitian dilakukan secara deskriptif menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara kepada seluruh penjamah makanan di Rumah Makan X (golongan A1), Rumah Makan Y (golongan A2), dan Restoran Z Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek yang paling banyak tidak terpenuhi adalah pada higiene bangunan, penanganan makanan, dan penggunaan pelindung saat menjamah makanan, dan Rumah Makan X (golongan A1) menjadi rumah makan yang paling memerlukan perhatian dan pembinaan lebih lanjut karena jumlah ketidaksesuaiannya paling besar pada seluruh aspek higiene sanitasi dan HACCP. Diharapkan kepada pemilik usaha untuk memperbaiki ketidaksesuaian pada aspek higiene sanitasi yang belum terpenuhi dan menerapkan prinsip HACCP pada tiap proses pengelolaan makanan di tempat usahanya.

Foodborne disease is currently still a global health problem. Most cases of foodborne disease are caused by food served by various food service providers, such as food stalls and restaurant. This research aims to provide an overview of the implementation of sanitation hygiene in Food Management Places in food stalls group A1 and A2 and restaurant and the application of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) in each stage of food management. The research was conducted descriptively using primary data collected through observation and interviews with all food handlers at Food Stall X (group A1), Food Stall Y (group A2), and Restaurant Z, Depok City. The results of the research show that the aspects that are most often not fulfilled are building cleanliness, food handling, and the use of protection when handling food, and Food Stall X (group A1) are the food stall that require the most attention and further development because the number of non-conformities is the largest in all aspects of hygiene sanitation and HACCP. It is hoped that all owners will correct any discrepancies in sanitation hygiene aspects that have not been fulfilled and apply HACCP principles in every food management process at their place of business."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Dwi Utari
"Skripsi ini membahas mengenai praktik kolaborasi dalam Program 1.000 Kios untuk UMKM di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat melalui model collaborative governance. UMKM di Kota Depok memiliki potensi yang besar untuk mendukung perkembangan Kota Depok itu sendiri. Pasalnya, pada tahun 2017, UMKM di Kota Depok dapat menyumbang sebesar 60% dari total PDRB yang dihasilkan Kota Depok. Meskipun demikian, permasalahan tak lantas menghindar dari sektor UMKM di Kota Depok. Saat ini, pemerintah sangat menyoroti permasalahan UMKM di bidang pemasaran. Oleh karenanya, melalui program Depok Sahabat UMKM, pemerintah Kota Depok menyelenggarakan Program 1.000 Kios untuk UMKM yang bertujuan untuk mendukung pelaku UMKM dalam bidang sarana dan prasarana serta pemasaran. Program ini ditekankan pada pelaksanaan kolaborasi dengan pihak non pemerintah. Di mana, untuk pemenuhan target kios di tahun 2017 hingga awal tahun 2018, pemerintah Kota Depok bekerjasama dengan 10 toko modern di Kota Depok. Dengan pelaksanaan program tersebut, terlihat adanya praktik collaborative governance, di mana konsep tersebut merupakan suatu tata kelola pemerintahan kolaboratif yang melibatkan pihak non publik dalam mengelola ataupun memecahkan suatu permasalahan publik dengan cara-cara khusus (Ansell dan Gash, 2008). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana implementasi Program 1.000 Kios untuk UMKM melalui pendekatan Collaborative Governance. Penelitian ini menggunaan pendekatan post-positivist dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat proses collaborative governance dalam Program 1.000 Kios untuk UMKM. Namun, terdapat perbedaan antara praktik kolaborasi pada Program 1.000 Kios untuk UMKM dengan model collaborative governance yang dikemukakan oleh Ansell dan Gash (2008).

This thesis discusses the implementation of 1,000 Stalls for MSMEs Programme in Depok City, West Java Province through collaborative governance approach. MSMEs in Depok City have enormous potentials for supporting the development of the city. This is based on the fact that back in 2017, MSMEs in Depok City successfully made a contribution of 60 percent to the total GRDP of Depok City. Despite that, problems did not necessarily stand aside from this city’s MSME sector. At the present time, the government pays a considerable attention to the problems faced by MSMEs in the marketing sector. In West Java, the MSMEs in Depok City are falling behind those in other regions in terms of popularity. Thus, through the Depok Befriends MSMEs (Depok Sahabat UMKM) Programme, the Government of Depok City launched the 1,000 Stalls for MSMEs (1.000 Kios untuk UMKM) Programme, aimed at supporting MSMEs in facilities and infrastructure provision. This programme emphasizes collaboration with non-governmental stakeholders. To meet the number of stalls targeted for the period 2017–early 2018, the Government of Depok City cooperated with 10 modern stores in Depok City. The practice of collaborative governance is showing in the implementation of the 1,000 Stalls for MSMEs Programme, where non-governmental parties are engaged in managing or solving public issues in particular fashion (Ansell and Gash, 2008). The aim of this research is to analyse the collaborative practice in the 1,000 Stalls for MSMEs Programme viewed from the collaborative governance concept. This research used post-positivist approach and descriptive design. Research results show the presence of collaborative governance process in the 1,000 Stalls of MSMEs Programme in accordance with the model proposed by Ansell and Gash (2008)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrien Mufidah
"Makanan menjadi salah satu media perkembangan bagi bakteri dan dapat menimbulkan penyakit. Salah satu populasi berisiko terjadinya penyakit bawaan makanan adalah anak-anak yang masih dalam proses pendidikan, sehingga penatalaksanaan makanan bagi sekolah harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya penyakit. Penelitian ini berfokus pada analisis higiene sanitasi dan Hazard Analysis Critical Control Point proses pengelolaan makanan di katering X tahun 2016. Penelitian ini mengacu pada persyaratan jasaboga yang tercantum pada Permenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang higiene sanitasi jasaboga. Desain penelitian yang digunakan adalah studi dekriptif dengan pengambilan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi dengan checklist, wawancara dengan kuesioner dan pengujian mikrobiologis. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa katering X sudah memenuhi persyaratan jasaboga golongan 2A, pengetahuan dan perilaku pejamah tergolong baik dan bobot uji kelaikan fisik mencapai 94.5%.

Food becomes a media for bacterial growth and can cause disease. One of the population at risk of foodborne illness are children who are still in the education process, food management for school must be taken to prevent the disease. This study focuses on the analysis of hygiene and sanitation and Hazard Analysis Critical Control Point food management processes in catering X 2016. This study refers to the requirements listed in Permenkes RI No. 1096 of 2011 on jasaboga hygiene sanitation. This study uses descriptive study with primary data and secondary data. Data is collected using the method of observation with checklist, interviews with questionnaires and microbiological testing. The results of this study found that the catering X is compliant jasaboga class 2A requirement, knowledge and behavior of food handler classified as good and result for physical test reached 94.5%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lola Mulyantika
"Upaya mewujudkan kesejahteraan anak penting untuk dilakukan karena anak merupakan generasi penerus bangsa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran aktor dalam mewujudkan kesejahteraan anak melalui Kota Layak Anak (KLA)di Kelurahan Cisalak, Kecamatan Sukmajaya dan Kelurahan Cipayung Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat. Aktor yang dimaksud adalah peran pemerintah, partisipasi masyarakat dan kontribusi dunia usaha dalam pengembangan KLA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Kelurahan Cisalak dalam pengembangan KLA terdapat sinergisitas dari peran pemerintah, partisipasi masyarakat dan kontribusi dunia usaha. Sinergisitas ini muncul karena ada peran pemerintah di dalam melakukan sosialisasi dan pembinaan terkait dengan KLA, ditambah dengan tingginya tingkat partisipasi masyarakat sehingga bisa bekerja sama dengan dunia usaha di dalam melakukan berbagai kegiatan untuk pemenuhan hak anak. Sementara itu, di Kelurahan Cipayung Jaya peran pemerintah kurang di dalam memberikan sosialisasi dan pembinaan terkait KLA, partisipasi masyarakat cenderung rendah dan belum ada keterlibatan dunia usaha dalam pengembangan KLA, sehingga kegitaan pemenuhan hak anak kurang berjalan dan hanya aktif di RW Ramah Anak percontohan. Oleh karena itu, untuk pengoptimalan pengembangan KLA perlu adanya peningkatan sinergisitas komitmen dan sumberdaya dari peran pemerintah, partisipasi masyarakat dan kontribusi dunia usaha.

Efforts to realize children's welfare are important because children are the nation's next generation. This study aims to describe and analyze the role of actors in realizing children's welfare through Child Friendly City (CFC) in Cisalak Village, Sukmajaya District and Cipayung Jaya Village, Cipayung District, Depok City, West Java. The actor in question are the role of the government, community participation and the contribution of the business world in developing CFC. This research uses qualitative methods with a descriptive approach. The results showed that in the Cisalak Village in the development of CFC there was a synergy of the role of government, community participation and contribution of the business world. This synergy arises because there are a role for the government in conducting socialization and coaching related to CFC, the high level of community participation so that they can cooperate with the business world in carrying out various activities to fulfill children's rights. Meanwhile, in Cipayung Jaya Village, the government's role is lacking in providing socialization and coaching related to CFC, community participation tends to be low and there is no involvement of the business world in developing CFC, so that the fulfillment of children's rights is not running well. Therefore, to optimize the development of CFC, it is necessary to increase the synergy of commitment and resources from the role of government, community participation and contribution of the business world"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Bayu Priyambodo
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan collaborative governance yang dilaksanakan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 (GTPPC-19) tingkat kelurahan dalam penanganan pandemi Covid 19 di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Kota Administrasi Jakarta Timur. Penelitian ini secara khusus mengamati Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 (GTPPC-19) Kelurahan Lubang Buaya dalam menangani permasalahan pandemi Covid 19 di wilayahnya. Teori yang digunakan adalah teori collaborative governance. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah post-positivist dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pihak kelurahan dan gugus tugas yang dibentuk dalam menghadapi pandemi COVID-19 mengalami sejumlah tantangan terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Kondisi ini mendorong pula upaya Pemerintah Kelurahan Lubang Buaya untuk menggandeng sejumlah pihak seperti Puskesmas Lubang Buaya, Kepolisian Sektor Cipayung, Koramil, Lubang Buaya, Satpol PP Kelurahan, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Penelitian ini menemukan sejumlah kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaan kolaborasi penanganan pandemi Covid-19 di level kelurahan.

This research aims to describe collaborative governance which is conducted by sub-district level of the Task Force for the Acceleration of Covid 19 Handling (GTPPC-19) in handling the Covid 19 pandemic in Lubang Buaya sub-district, Cipayung District, East Jakarta Administrative City. This research specifically observes the Task Force for the Acceleration of Handling Covid 19 (GTPPC-19) Lubang Buaya sub-district to handling the Covid 19 pandemic problem in its region. The theory used is the theory of collaborative governance. The research approach used was post-positivist with in-depth interviews and document study data collection techniques. This study found that the sub district or village level in addressing COVID-19 pandemic face several challenges in particularly in increasing ciizen awareness. This condition motivates the government to collaborate with other actors such as police, health faciliies, military, education sector, public figure, religious leaders, and public. This research found a number of advantages and weaknesses in the implementation of collaboration in handling the COVID-19 pandemic at the village level."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Saputra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya membangun collaborative governance dalam penataan ruang di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan metode pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data dengan: (1) data primer melalui wawancara mendalam dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Depok, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Depok, serta pihak pengembang perumahan atau stakeholders di Kota Depok yang terkait dengan permasalahan penelitian. Kemudian (2) data sekunder melalui literatur dan dokumentasi di lokasi penelitian.
Penelitian ini menunjukkan bahwa collaborative governance dalam penataan ruang di Kota Depok belum efektif, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) Tidak Adanya Insentif Stakeholders untuk Berpartisipasi; (2) Kepemimpinan Fasilitatif yang Tidak Efektif; (3) Desain Kelembagaan yang Kurang Inklusif; dan (4) Uncontrol Komersialisasi/ Privatisasi yang tinggi.
Untuk membangun collaborative governance dalam penataan ruang di Kota Depok sulit dilaksanakan, dikarenakan pemahaman stakeholders mengenai collaborative governance yang tidak merata. Upaya membangun kolaborasi dalam penataan ruang di Kota Depok dengan: (1) Melakukan dialog tatap muka secara berkala dan berkelanjutan setiap tahun untuk memastikan suara stakeholders terwakili dalam perumusan kebijakan; (2) Membangun kepercayaan antar stakeholders dengan adanya transparansi proses dari pemerintah maupun stakeholders, adanya sikap saling membutuhkan sehingga tidak ada yang terabaikan, serta sikap keprofesionalan dari stakeholders itu sendiri; (3) Membentuk komitmen pada proses kolaborasi dengan adanya kepercayaan antar stakeholders, sikap saling memiliki dan saling ketergantungan, adanya sikap saling menghormati hingga pemahaman bersama diantara stakeholders; (4) Dukungan politik menjadi sangat penting untuk melancarkan anggaran stakeholders dan pemerintah dalam mencapai tujuan bersama; (5) Dukungan masyarakat dengan  melibatkan dan memberdayakan masyarakat menjadi inti membangun kolaborasi; (6) Ketercukupan sumber daya menjadi objek yang krusial, tanpa sumber daya yang cukup, membangun kolaborasi susah terlaksana.

The aims of the study are to analyse efforts to build collaborative governance in spatial planning in the Depok city. This research used post-positivist approach with qualitative data collection method. The data consists of: (1) primary data were collected through in-depth interviews with Public Works and Spatial Planning Department, Development Planning Board, and the developer of housing or stakeholders in Depok related to the research problem, and (2) secondary data were collected through the literature and documentation at the research site.
This research indicates that the collaborative governance in Depoks spatial planning has not been built, which is influenced by several factors: there is no incentive for stakeholders to participate, ineffective facilitative leadership, not inclusive of institutional design, and the high of uncontrol commercialization.
To build a collaborative governance in spatial planning in Depok City is difficult to implement, it because understanding of stakeholders regarding collaborative governance is uneven. The efforts to build collaboration in spatial planning in Depok City can be done by: (1) Conducting regular and ongoing face-to-face dialogue for each stakeholder represented in policy formulation; (2) Building trust between stakeholders with the transparency of the parties concerned, interdependency behaviors so that none not neglected, and also professionalism of the stakeholders themselves; (3) Establish a commitment to the collaboration process with the existence of inter-stakeholders, mutual ownership and interdependence, mutual trust and mutual interest with stakeholders; (4) Political support becomes very important to strengthen stakeholders and government budgets in achieving common goals (5) Community support by involving and empowering the community becomes the core of building collaboration;  (6) The adequacy of resources becomes a crucial object, because without sufficient resources, building collaboration is difficult to implement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Permatasari
"Kota Depok menjadi lokus kegiatan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Pembahasan tentang penurunan angka kematian ibu juga diatur pada tujuan pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan realisasi kinerja dari program serta kegiatan yang mendukung penurunan angka kematian ibu, diperlukan adanya optimalisasi pada Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Melalui P4K dapat dilakukan peningkatan pelayanan bagi kesahatan ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif dari berbagai aktor. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa pada proses collaborative governance dimensi system context pada penurunan angka kematian ibu dalam implementasi SDg’s di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian post-positivist dan merupakan penelitian deskriptif. Data yang didapat dari penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan dalam penurunan angka kematian ibu di Kota Depok yang dilihat dari konsep system context Emerson & Nabatchi (2015) memiliki kesesuaian. Indikator dari system context terpenuhi, namun masih terdapat hambatan, seperti: kendala pada pendataan, kurangnya sosialisasi, kendala pemantauan ibu hamil, dan penghapusan anggaran tim pengawas. Selain itu, regulasi antar aktor yang berkolaborasi juga belum terintegrasi. Masih terdapat masyarakat yang menggunakan layanan dukun untuk bersalin dan masih ditemukan kehamilan beresiko yang disebabkan faktor ekonomi.

Depok city become one of locus of activities in reducing maternal mortality and infant mortality rates due to the high of number maternal mortality rate and infant mortality rate. Discussions on reducing maternal mortality are also regulated in the Sustainable Development Goals (SDg’s). Based on the performance of programs and activities that support the reduction of maternal mortality, it is necessary to optimize the Maternity Planning and Complications Prevention (P4K) Program. Through P4K, it is possible to improve services for the health of pregnant women and newborns by increasing the active role of various actor. The purpose of this research is to analyze the process of collaborative governance in system context dimension for reducing maternal mortality rate in the implementation of SDg’s in Depok City. This research is a qualitative research and using post-positivist. The data from this research is obtain from collecting through in depth interviews and from study literature. The results showed that the decrease in maternal mortality in Depok City which was seen from the concept of the Emerson & Nabatchi (2015) system context was compatible. The indicators from the system context was fulfilled, but there are obstacles, such as: constraints on data collection, lack of socialization, obstacles to monitoring pregnant women, and the abolishment of the budget for the supervisory team. In addition, regulations between collaborating actors are also not integrated. There are still people who use the services of traditional birth attendants and there are still risky pregnancies that are caused by economic factors."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>