Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55019 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Fatah Ismail
"Perilaku masyarakat dunia terhadap teknologi informasi menyebabkan terdorongnya para ilmuwan dan insinyur dalam mengembangkan permesinan dalam skala mikro, salah satunya adalah biomachining. Biomachining merupakan permesinan berskala mikro yang hemat energi dan ramah lingkungan karena menggunakan mikroorganisme sebagai cutting tool-nya.
Mikroorganisme yang digunakan merupakan bakteri aerob sehingga membutuhkan adanya aerasi untuk membantu respirasi dari bakteri tersebut. Salah satu manfaat agitasi adalah untuk meningkatkan laju aerasi sehingga dapat mempengaruhi kinerja bakteri dalam melakukan proses biomachining. Dengan menggunakan photolithography, benda kerja yang berupa tembaga akan memiliki pola yang nantinya menjadi pola pemakanan bakteri.
Pada penelitian ini, dilakukan proses biomachining menggunakan bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans dengan penambahan agitasi pada kecepatan 50 rpm, 100 rpm, dan 150 rpm. Parameter yang akan diukur adalah kekasaran permukaan, profil permukaan, MRR (material removal rate) dan SMRR (specific material removal rate).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan agitasi pada proses biomachining berpengaruh secara signifikan terhadap profil permukaan, MRR, dan SMRR. Hasil dari proses biomachining dengan kondisi 150 rpm memiliki nilai MRR, SMRR, kedalaman dan lebar pemakanan yang paling tinggi. Selain itu ditemukan bahwa penambahan agitasi tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap perbedaan nilai kekasaran.

The behavior of the society about information technology encourage scientists and engineers in developing micro-scale machining, one of which is biomachining. Biomachining is a micro-scale machining that use energy efficiently and environmental friendly because it uses microorganisms as its cutting tool.
Microorganisms which used is an aerobic bacterium that requires aeration to aid respiration. One of the benefits of agitation is to increase the rate of aeration so that it can affect the performance of the bacteria in the biomachining process. By using photolithography, the copper workpiece will have a pattern that would become a bacteria pattern feeds.
In this study, conducted biomachining process using bacteria acidithiobacillus ferrooxidans with the addition of agitation at a speed of 50 rpm, 100 rpm and 150 rpm. The parameters to be measured is the surface roughness, surface profile, MRR (material removal rate) and SMRR (specific material removal rate).
The results of this study show that the addition of agitation in the biomachining process affect significantly to surface profile, MRR, and SMRR. Biomachining‟s results on the condition of 150 rpm has the highest value of MRR, SMRR, depth and width of feeds. In addition it was found that the agitation was not give a significant effect on the roughness value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganang Adhitama
"Biomachining merupakan salah satu metode alternatif dalam dunia fabrikasi mikro, khususnya micromachining, yang ramah lingkungan dan dengan efisiensi yang cukup tinggi eco-efficient. Metode ini menggunakan bakteri Acidithiobacillus ferooxidans, yang dapat mengekstrak metal dengan menggunakan reaksi reduksi oksidasi sebagai bagian dari siklus hidupnya.
Pada penelitian-penelitian sebelumnya telah dilakukan karakterisasi dari proses biomachining untuk berbagai material, seperti tembaga Cu, nikel Ni, dan juga alumunium Al. Penelitian ini akan melakukan karakterisasi untuk material zinc Zn, dengan zinc dalam bentuk ingot dan lembaran.
Pembuatan pola dilakukan dengan metode visible light maskless photolithography, dan karakterisasi dilakukan dengan memvariasikan waktu pemakanan. Data profil permukaan diperoleh menggunakan SURFCOM dan mikroskop Dino-Lite.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan profil permukaan zinc hasil proses biomachining berbentuk cekungan kedalam seperti lembah, dan untuk kedalaman, dimensi, serta kekasaran permukaannya cenderung naik, sedangkan untuk nilai MRR dan SMRR cenderung turun seiring bertambahnya waktu pemakanan.

Biomachining is one of the alternative methods in the field of micro fabrication, especially micromachining, which is environmentally friendly and have high efficiency eco efficient. This method uses the Acidithiobacillus ferooxidans bacteria, which can extract the metal by using oxidation reduction reactions as a part of its life cycle.
Previous studies have characterized the biomachining process for various materials, such as copper Cu, nickel Ni, and aluminum Al. This study will characterize zinc Zn materials, with zinc in the form of ingot and sheet.
Pattern making was done by visible light maskless photolithography process, and characterization was done by varying the biomachining time. Surface profile data were obtained using SURFCOM and Dino Lite microscope.
The results of this study show the profile of the surface of biomachined zinc forms a valley shaped like, and for the depth, dimensions, and surface roughness tend to increase, while for the MRR and SMRR tend to decrease with increasing of biomachining time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Bahtiar
"Biomachining sebagai salah satu jenis mikrofabrikasi memiliki banyak potensi untuk terus dikembangkan. Metode ini telah terbukti mengungguli metode-metode lain pada bidang yang sama. Selain mampu menghasilkan panas yang lebih rendah sehingga tidak memberikan pengaruh termal pada benda kerja dan ramah lingkungan, dengan ukuran bakteri sebagai cutting tool yang berkisar antara 0.5 sampai 1 μm, metode ini mampu menghilangkan sebagian kecil bagian dari benda kerja. Didorong oleh keefisienannya tersebut, penulis melakukan penelitian yaitu memfabrikasi sumpu kapiler pada pipa kalor dengan metode biomachining. Pada selembar pelat tembaga dibuat pola dengan interval 1 mm, kemudian direndam pada kultur bakteri, divariasikan selama 24 jam dan 48 jam. Pelat ini lalu digulung dan dimasukkan ke dalam pipa tembaga berukuran 3/8 inchi.
Hasil pengujian terhadap sumbu kapiler tersebut didapatkan nilai t yang berkisar antara 0.368 s sampai 0.460 s, lebih kecil dari metode slip casting yang menandakan permeabilitas yang lebih baik. Namun, nilai coefficient capillary pumping rate-nya berkisar antara 0.294 g/s sampai 0.347 g/s, masih di bawah metode slip casting dan material koral, menandakan performanya sebagai sumbu kapiler yang masih kurang dibandingkan dengan metode slip casting dan material koral. Hasil tersebut tidak mustahil untuk lebih ditingkatkan di masa yang akan datang.

Biomachining as one type microfabrication has a lot of potential to be developed. This method has been proven to outperform other methods in the same plane. Aside from being able to produce a lower heat so there?s no thermal effect on the workpiece and environmentally friendly, with the size of the bacteria as a cutting tool that ranged from 0.5 to 1 μm, this method is able to eliminate a small part of the workpiece. Motivated by its efficiency, the author conducted a study that fabricate wick for heat pipe application using biomachining method. On the piece of copper plate created a pattern with intervals of 1 mm, and then soaked it in a bacterial culture, varied during 24 hours and 48 hours. This plate is then rolled up and inserted into 3/8 inch copper pipe.
The test results of the wick obtained by that method, t values ranged from 0.368s to 0.460s, lower than slip casting method indicating better permeability. However, the value of coefficient capillary pumping rate was ranged from 0.294 g /s to 0.347 g/s, still lower than slip casting method and coral material, indicating its performance as a capillary wick is still less compared with slip casting method and coral material. It's possible that the result can be improved in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Naufal Ananda Perdana
"Pemesinan mikro merupakan teknik fabrikasi lanjutan untuk produk berukuran mikro atau memiliki akurasi dalam level mikro. Material yang digunakan pun tidak jarang berupa material lanjutan yang memiliki kekuatan tinggi dengan massa yang ringan seperti Ti-6Al-4V. Sebagai akibatnya, material tersebut memiliki sifat keras, getas, dan sulit diproses melalui pemesinan. Penelitian terbarukan menunjukkan bahwa pemberian getaran mampu meningkatkan kualitas dan kemampuan pemesinan untuk material-material dengan sifat tersebut, salah satunya berupa pemberian getaran longitudinal dan torsional (longitudinal torsional vibration assisted micromilling/LT-VAM). Penelitian ini akan mengamati proses pemesinan mikro dengan sistem LTVAM secara simulasi 3D. Pemesinan akan dilakukan dengan kombinasi kondisi kecepatan pemesinan dan jenis horn untuk LTVAM. Melalui pengamatan dengan simulasi 3D, penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan sistem LTVAM dengan horn yang memiliki torsionality tinggi memiliki potensi mengurangi gaya pemesinan hingga 35%, temperatur pemesinan hingga 9%, dan kekasaran permukaan hingga 27%.

Micromachining is an advanced microfabrication technique for micro-sized or micro-accuracy products. The materials used in micromachining are as advanced as it is, providing high-strength material while keeping its mass low such as those found in Ti-6Al-4V material. As a result, those mentioned advantages make them hard, brittle, and difficult to machine. Recent research articles had shown that vibration induction to the machining process can give a better machining quality to hard and brittle materials, one of which is longitudinal torsional vibration assisted micromilling (LT-VAM). This research is intended to simulate an LT-VAM machining process and how it compares to conventional micromilling. Several horn designs for LTVAM and variable speed will be simulated. Through the usage of 3D simulation techniques, the effects of LTVAM can then be measured. It has been shown that the application of the LTVAM system using a horn that has a high level of torsionality has the potential to reduce up to 9% of cutting temperature, 35% of cutting force, and 27% of surface roughness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhowmik, Sumit
"This book presents some of the recent hybrid micro-machining processes used to manufacture miniaturized products with micro level precision. The current developed technologies to manufacture the micro dimensioned products while meeting the desired precision level are described within the text. The authors especially highlight research that focuses on the development of new micro machining platforms while integrating the different technologies to manufacture the micro components in a high throughput and cost effective manner."
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20508971
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"This book offers a comprehensive collection of micro electrical discharge machining (EDM) processes, including hybrid processes. It discusses the theory behind each process and their applications in various technological as well as biomedical domains, and also presents a brief background to various micro EDM processes, current research challenges, and detailed case studies of micro-manufacturing miniaturized parts. The book serves as a valuable guide for students and researchers interested in micro EDM and other related processes."
Singapore: Springer Nature, 2019
e20509241
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Akita Indianto
"Kebutuhan akan industri mikro semakin meningkat setiap tahunnya sehingga membutuhkan pengembangan dalam teknologi fabrikasinya,dengan biomachining menjadi salah satu alternatif yang low cost dan ramah lingkungan. Oksigen sangat berpengaruh terhadap metabolisme dari bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans sebagai cutting tool Biomachining. Pengaruhnya terlihat dari adanya perbedaan nilai material removal rate dalam setiap komposisi oksigen di setiap ketinggian penempatan sampel.
Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh tersebut dengan menyuplai udara dengan oksigen di dalamnya ke dalam proses dan melakukan karakterisasi terhadap proses biomachining dengan dan tanpa penambahan udara untuk melihat perbandingan pengaruhnya. Percobaan dilakukan dengan tiga ketinggian benda kerja yang berbeda dengan temperatur ruangan 23-25°C.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh penambahan udara terhadap nilai MRR dengan kenaikan sebesar 350-400%. Selain itu ditemukan bahwa perbedaan ketinggian tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap perbedaan nilai MRR. Nilai Ra yang terukur dalam percobaan dengan penambahan udara memiliki nilai yang lebih tinggi dari nilai Ra tanpa penambahan udara dengan kecenderungan yang menurun seiring bertambahnya waktu pemesinan.

Needs of micro product industry is increasing every year so the fabrication technology will need to be increased too with biomachining is one of the alternative that is low cost and environtmentally friendly. Oxygen has a big effect for metabolism of Acidithiobacillus ferrooxidans as biomachining cutting tool. The effect is seen in the difference value of Material Removal Rate in the difference composition of oxygen within the height of work piece's placement.
So this research is done to see how significant that effect by supplying air, with oxygen as its composition, to the process and do the characterization of biomachining process with and without the added air to see the comparison of the effect. The experiment is done with three different heights of work piece's placement and in the room temperature of 23-25°C.
The result shows that there is an effect of adding air to the value of material removal rate with the rise of 350- 400%. The difference of the height of work piece's effect has shown unsignificant effect to the performance of the bacteria. The measured Ra number of added air biomachining has a higher value than the Ra number of non added air with the trend of decreasing along with the increasing of machining time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Yunus
"Biomachining merupakan proses alternatif dalam fabrikasi mikro yang tergolong ramah lingkungan karena menggunakan bakteri sebagai cutting tool. Proses biomachining menghasilkan kualitas permukaan yang lebih baik karena tidak menghasilkan panas pada permukaan benda kerja dan berpotensi menghasilkan produk dengan skala mikro yang lebih kompleks. Dalam penelitian ini, proses biomachining mulai dikembangkan variasi teknologi pemakanan, yang bertujuan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh pemberian potensial listrik DC terhadap kinerja bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans NBRC 14262 yang bisa dilihat dari nilai material removal rate (MRR) dan dibandingkan dengan proses biomachining normal (tanpa perlakuan khusus). Hasil pengujian menunjukan bahwa MRR pada penambahan potensial listrik meningkat 15% pada waktu pemakanan 12 dan 24 jam, sedangkan pada waktu pemakanan 18 jam turun 15-20%.

Biomachining is an alternative process in the micro-fabrication categorized as environmental friendly because it uses bacteria as a cutting tool. Biomachining process produces a better surface quality because it does not generate heat on the surface of the workpiece thatpotentially developedto producemore complex microproducts.In this study, the process was developed variations biomachining technology of material removal rate (MRR), which aims to prove how much of the effect of DC electric potential on the performance of the bacteria Acidithiobacillus ferrooxidans NBRC 14262 which can be seen from the value of material removal rate (MRR) and compared with normal biomachining process (without special treatment). The test results showed that the MRR on the potential addition of electricity increased by 15% at the time of removal 12 and 24 hours, while the removal at 18 hours down 15-20%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Dwitama
"Biomachining merupakan salah satu proses alternatif dalam fabrikasi mikro. Beberapa keunggulan yang dimiliki dalam proses biomachining adalah ramah lingkungan, tidak terjadi thermal damage pada permukaan benda kerja, dan efisien energi. Dalam penelitian biomachining multi-axis sebelumnya inklinator sudah dikembangkan dengan menggunakan konsep sendi peluru pada fixture sehingga memiliki dua sumbu rotasi dan sudut inklinasi dapat dilakukan ke segala arah. Telah dilakukan percobaan biomachining pada permukaan benda kerja tembaga dimana tiap - tiap posisi diberi sudut inklinasi 20° dan 40°. Percobaan dilakukan dalam waktu 6 jam untuk tiap - tiap posisi inklinasi. Pada penelitian kali ini proses yang sama dilakukan pada benda kerja nikel. Percobaan dilakukan dengan temperatur ruangan 23 - 25°C. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat karakterisasi dan bentuk profil permukaan dari benda kerja nikel dengan perlakuan inklinasi sudut yang berbeda.
Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbandingan surface roughness dan bentuk profil permukaan dari benda kerja nikel dan tembaga yang telah melalui proses biomachining dengan sudut inklinasi yang sama. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan nilai material removal rate (MRR) dari benda kerja nikel dengan perlakuan inklinasi 20° dan 40° sebesar 0,102 mm3/jam dan 0,129 mm3/jam. Tingkat kekasaran yang paling rendah adalah nikel 40o dengan nilai rata-rata Ra 1,76 ± 0.31 µm dan diikuti oleh nikel 20o dengan nilai rata-rata Ra 2,41± 0.39 µm. Nilai rata-rata tingkat kekasaran benda kerja tembaga yang didapat dari penelitian sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan benda kerja nikel. Dari hasil perbandingan dengan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa benda kerja tembaga memiliki kedalaman permukaan lebih besar dibanding dengan benda kerja nikel.

Biomachining is one of the alternatives in the micro fabrication process. The advantages of biomachining is environmentally friendly, no effect of thermal damage on the workpiece surface, and energy efficient. Previously, the study of multi-axis biomachining inklinator have been developed using the concept of joint bullets on his desk so that it has two axes of rotation and the angle of inclination which can be done in any direction. Biomachining experiments have been conducted on the surface of the copper workpiece where each position given the angles of inclination of 20° and 40°. Experiments performed within 6 hours for each position of inclination. In the present study, the same process carried out on nickel workpiece. The experiments were performed with room temperature 23-25°C.
The purpose of this study is to look at characterization and profile shape of nickel with different inclination angles . In addition , this study aimed to compare the surface roughness and the shape of the workpiece surface profile nickel and copper that has been through the process biomachining with the same angle of inclination . Based on the results, the value of material removal rate ( MRR ) from nickel workpiece with inclination angle 20° and 40° are 0.102 mm3/hour and 0.129 mm3/hour . The lowest level of roughness (Ra) is nickel 40o with an average value 1.76 ± 0.31 µm and followed by nickel 20o with an average value 2.41 ± 0.39 µm. Average roughness of the copper samples were obtained from previous studies is greater than the nickel workpiece. From the comparison with previous research showing that copper workpiece surface has a depth greater than the nickel workpiece.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Putra
"Biomachining merupakan salah satu bentuk proses pemesinan dengan menggunakan bakteri lithotroph untuk menghilangkan material logam dari suatu komponen. Bakteri lithotroph sendiri merupakan jenis bakteri yang menggunakan material anorganik sebagai bagian dari metabolismenya dalam menghasilkan energi bagi siklus hidupnya. Jenis bakteri lithotroph yang dirujuk dalam penelitian ini adalah bakteri Acidithiobacillus ferrooxidans. Biomachining dapat dikategorikan sebagai bentuk dari pemesinan mikro serta dapat digunakan untuk meningkatkan kekasaran suatu permukaan logam. Tingkat kekasaran permukaan yang tinggi merupakan properti yang dapat dimanfaatkan dalam beberapa aplikasi teknologi. Salah satu bentuk aplikasi teknologi yang dapat memanfaatkan tingkat kekasaran yang tinggi adalah microchannel heat exchanger (MCHE). Peningkatan nilai kekasaran permukaan dari permukaan channel pada microchannel dapat meningkatkan performa dan koefisien perpindahan panas konveksi secara relatif signifikan. Hipotesa tersebut diuji dengan melakukan analisa numerik terhadap model microchannel yang memiliki nilai kekasaran permukaan yang dapat diproduksi melalui proses biomachining.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>