Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155605 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edi Rohendi
"ABSTRAK
Open reduction internal fixation (ORIF) pada fraktur ekstremitas bawah jumlahnya terus meningkat. Tingkat pengetahuan perawat yang baik dalam melakukan tindakan mobilisasi dini post ORIF sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan perawat tentang mobilisasi dini pada pasien post ORIF ekstremitas bawah di RSAL Dr. Mintohardjo. Penelitian menggunakan metode cross sectional, jumlah responden 54 orang dengan metode total sampling. Hasil penelitian menunjukan responden mayoritas memiliki pengetahuan kurang. Ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan mobilisasi dini (p=0,000; =0,05) dan hubungan yang bermakna antara pelatihan dengan tingkat pengetahuan tentang mobilisasi dini (p=0,008; =0,05). Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan landasan untuk memperkuat faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan perawat.

ABSTRAK
Open reduction internal fixation ( ORIF ) in the lower extremity fractures is steadily increasing. The level of knowledge of good nurses in action early mobilization post ORIF indispensable. This study aims to determine the factors that affect the nurse's knowledge about early mobilization in patients post ORIF lower extremities in RSAL Dr. Mintohardjo. Research using cross sectional method, the number of respondents 54 people with a total sampling method. The results showed a majority of respondents have less knowledge. Found a significant relationship between the level of education and level of knowledge of early mobilization (p= 0.000 ; = 0.05) and significant relationship between training and the level of knowledge about early mobilization (p = 0.008 ; = 0.05). This study is expected to be the basis for strengthening the factors that affect the nurse's knowledge.
"
2016
S64989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Riandhika
"Salah satu upaya pencegahan komplikasi pasien post operasi adalah mobilisasi dini paska operasi. Perawat berperan penting menilai kemampuan mobilisasi tersebut. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi dini pasien fraktur ekstremitas bawah post operasi ditujukan agar penilaian mobilisasi dapat komprehensif. Studi literatur terhadap penelitian-penelitian dengan topik tersebut bersumber dari platform publikasi internet dengan mencari berdasarkan kata kunci dan menentukan kriteria kelayakan berdasarkan populasi, intervensi, komparasi, dan outcomes. Sebanyak 11 artikel diperoleh dan dilakukan asesmen kualitas untuk melihat risiko bias hasil penelitian. Hasil studi mengidentifikasi 9 faktor internal dan 6 faktor eksternal yang mempengaruhi mobilisasi dini pasien. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi dini pasien diharapkan dapat meningkatkan edukasi pasien selama fase perioperatif.

One of the efforts to prevent complications in postoperative patients is early mobilization after surgery. The nurse have an important role in assessing the ability of this mobilization. Identifying the factors that influence early mobilization of postoperative lower limb fracture patients is intended for a comprehensive assessment of mobilization. Literature studies on research on these topics are sourced from internet publication platforms by searching based on keywords and determining eligibility criteria based on population, intervention, comparison, and outcomes. A total of 11 articles were obtained and quality assessment was carried out to see the risk of bias in the study results. The results of the study identified 9 internal and 6 external factors that influence the early mobilization of patients. Knowledge of the factors that influence early mobilization of patients is expected to improve patient education during the perioperative phase."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nayduch, Donna
Jakarta : Salemba Empat, 2014
610.73 NAY n (1);610.73 NAY n (2);610.73 NAY n (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Fauziah Fadhillah
"ABSTRACT
Banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana cara merawat luka yang baik dan benar. Sebagian besar masyarakat masih menggunakan cara tradisional yang dianggap dan dipercayai dapat menyembuhkan luka. Sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan tentang perawatan luka dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku dalam merawat luka pada keluarga di Kota Bogor. Penelitian menggunakan desain cross sectional kepada 107 responden yang diambil berdasarkan convenience sampling. Kriteria responden penelitian yaitu masyarakat Kota Bogor yang berusia ge; 17 tahun, pernah mengalami atau merawat salah satu atau lebih anggota keluarga dengan luka akut maupun kronik. Tingkat pengetahuan mengenai perawatan luka diidentifikasi menggunakan alat ukur berupa kuesioner pengetahuan, sedangkan perilaku dalam merawat luka diidentifikasi menggunakan kuesioner perilaku yang valid dan reliabel. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku dalam merawat luka p=0,776;or=1,204 . Penelitian ini merekomendasikan puskesmas serta fasilitas pelayanan kesehatan terkait agar dapat memaksimalkan upaya membangun perilaku yang baik dengan memberikan edukasi serta pelatihan perawatan luka yang memiliki standar dan dapat dievaluasi secara berkala.

ABSTRACT
Many people are unaware of how to correctly tend wounds. Most people still use traditional methods considered and believed as able to heal wounds. Hence, it is deemed necessary to conduct research on the level of knowledge on wound care from the smallest environment, namely family. This study aims to determine the correlation between the level of knowledge and behavior in treating wounds among families in Bogor City. This study used cross sectional design on 107 respondents taken based on convenience sampling. Criteria of respondents include people of Bogor City aged ge 17 years, have experienced or treated one or more family members with either acute or chronic injuries. The level of knowledge on wound care was identified using instrument of measure in the form of questionnaire of knowledge, whereas behavior in treating wounds was identified using a valid and reliable questionnaire of behavior. The result showed no significant correlation between level of knowledge and behavior in treating wounds p 0.776 or 1.204 . This research recommends primary health care and related health care facilities to maximize efforts in building good behavior by providing education and training on wound care with a predetermined standard and periodical evaluation."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Kurniawan Rizal
"ABSTRAK
Metode perawatan luka berkembang dari metode konvensional ke metode perawatan luka modern dressing. Perawatan luka dengan menggunakan modern dressing memiliki lebih banyak manfaat dibanding dengan menggunakan balutan konvensional. Modern dressing sangat baik digunakan untuk balutan luka kronik dikarenakan dapat mempercepat proses penyembuhan luka pasien. Namun, tidak semua perawat mengetahui modern dressing ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perawat dalam menggunakan modern dressing untuk perawatan luka, seperti faktor pengetahuan, pelatihan, kebijakan RS, SOP ruangan, akses, usia, tingkat pendidikan, dan rekomendasi dokter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perawat dalam menggunakan modern dressing untuk perawatan luka. Metode penelitian yang digunakan adalah simple random sampling. Data penelitian diuji menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini dilakukan di RSUP Persahabatan dengan jumlah sampel 82 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan, SOP ruangan, dan pelatihan mempengaruhi perawat dalam menggunakan modern dressing untuk perawatan luka. Hasil ini dapat memberikan manfaat bagi pelayanan keperawatan terkait penggunaan modern dressing sebagai balutan luka pasien.

ABSTRACT
Wound care methods progress from conventional methods to modern methods of wound care dressings. Using modern dressing has more benefits compared with using conventional dressings. Modern dressings very usefull for chronic wound because it can accelerate wound healing process of patients. However, not all nurses knowing about benefits of modern dressing. There are several factors that influence nurses in the use of modern dressing for wound care, as a factor of knowledge, training, hospital policies, SOP rooms, access, age, educational level, and the doctor's recommendation. The purpose of this study is to determine the factors that influence nurses in the use of modern dressings for wound care. The method of this study using simple random sampling. This study data was tested by Chi-Square test. This study was conducted in Persahabatan Hospital with total sample of 82 people. The results showed that knowledge, SOP room and training affect nurses in the use of modern dressing for wound care. This results can give benefits for nursing care about using modern dressing as wound dressing patients."
2016
S65123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Dewi Maharani
"Umumnya pasien post operasi ORIF setelah 24 jam bedrest sehingga dapat terjadinya keterbatasan aktivitas mobilisasi dini yang dilakukan oleh perawat di ruangan dapat memperbaiki sirkulasi mengurangi komplikasi imobilisasi post operasi mempercepat pemulihan peristaltik usus mempercepat pemulihan pasien post operasi Metode penelitian ini adalah deskriftif gambaran implementasi mobilisasi dini oleh perawat pada fraktur ektermitas bawah adalah pendidikan pengalaman kerja pelatihan orthopaedi mobilisasi dini dan sumber ilmu yang didapat tentang mobilisasi dini pada pasien Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling yaitu berjumlah 31 orang perawat
Dari hasil uji statistic univariat didapatkan bahwa implementasi mobilisasi dini oleh perawat pada pasien post ORIF fraktur ekstermitas bawah dominan perawat melakukan mobilisasi dini sebanyak 16 orang 51 6 dan tidak melakukan sebanyak 15 orang 48 4 dari hasil tersebut hanya selisih 1 yang berarti tingkat melakukan mobilisasi dini masih rendah Selanjutnya dapat dilakukan penelitian serupa dengan jumlah responden dari rumah sakit lainnya.

Generally post ORIF patient should be bedrest for 24 hours It cause activity limitation Early mobilizatio ndash that is performed by nurse ndash can improve circulation reduce complication of post operative immobilization accelerate intestinal peristalsis recovery accelerate the recovery of postoperative patients This research method is descriptive Description of the implementation of early mobilization by nurse on lower extremity fracture are education work experience training of orthopedic early mobilization and source of knowledge gained about early mobilization Sampling was done by total sampling of 31 nurses
From the results of univariat estatistical tests showed that the implementation of early mobilization by nurses on lower extremity fractures post ORIF patients dominan yearly mobilization perform by 16 nurses 51 6 and did not do early mobilizaton as many as 15 nurses 48 4 of these results only difference 1 nurse which means the rate of early mobilization is low Further research can be done similar with respondents from other hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Maryati
"Pasien yang dirawat diruang perawatan intensif banyak terpasang alat-alat invasif yang dapat membuat pasien merasa tidak nyaman, nyeri dan kadang gelisah. Kolaborasi pemberian sedasi merupakan salah satu intervensi yang dapat memberikan rasa nyaman. Perawat berperan penting dalam pemantauan sedasi sehingga perlu paham terkait manajemen sedasi di ruang rawat intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan praktik pemberian sedasi di ruang intensif di salah satu rumah sakit rumah sakit tipe A di Jakarta. Metode yang digunakan adalah cross sectional study dengan 80 responden, alat ukur yang digunakan adalah Nurses Knowledge of Sedatives, Sedation Assessment and Management Questionnaire dan Nurses Sedation Practice Scale Questionnaire. Hasil analisis one way anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata praktik pemberian sedasi oleh perawat menurut tingkat pengetahuan perawat dengan p Value = 0,000. Penelitian ini merekomendasikan bahwa peningkatan pengetahuan perawat dapat dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan terkait pengkajian dan manajemen sedasi.

Patients who are treated in intensive care unit are predominantly equipped by invasive devices which initiate discomfort, pain and restlessness to the patients. Collaboration in offering sedation is one of the intervention that can provide a feeling of comfort. Nurses play an important role in monitoring sedation hence they need to understand the sedation management in the intensive care unit. This study aimed to determine the correlation of nurses' knowledge with the practice of providing sedation in the intensive care unit in a type A hospital in Jakarta. The research methodology used a cross sectional study with 80 respondents and used the Nurses Knowledge of Sedatives, Sedation Assessment and Management Questionnaire and Nurses Sedation Practice Scale Questionnaire. The results of the one way anova analysis showed that there was a significant difference in the average sedation practice by nurses according to the level of knowledge of nurses with p Value = 0.000. This study recommends that increasing the knowledge of nurses can be done through education and training programs that aims to increase the knowledge related to sedation assessments and managements."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmy Damaryanti
"Salah satu pelayanan penunjang medik yang terpenting dalam proses pelayanan pasien adalah pelayanan farmasi, yang merupakan salah satu komponen biaya operasional yang besar dari seluruh biaya operasional rumah sakit, sehingga harus dikelola dengan efisien agar rumah sakit tidak mengalami kerugian. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pengawasan dan pengendalian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran bagaimana pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perbekalan farmasi di Departemen Farmasi RSAL Dr.Mintohardjo Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan content analysis, dengan menggali data dan informasi dari berbagai informan sebagai data primer, serta dokumen yang terkait sebagai data sekunder, untuk validasi data dilakukan triangulasi sumber dan metode.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perbekalan farmasi belum berjalan dengan optimal, hal ini disebabkan karena sarana pengawasan dan pengendalian (Organisasi, Kebijakan, Perencanaan, Prosedur, pencatatan dan pelaporan) yang diperlukan belum memadai. Selain itu juga disebabkan belum adanya Pemeriksa Intern.
Untuk memecahkan masalah penulis mengusulkan mengubah struktur organisasi dengan meletakkan Departemen Farmasi dibawah wewenang dan tanggung jawab Wakabin sebagai pengendali angggaran, membuat job description, sampai ke tingkat pelaksana, membentuk Tim pembelian dan Tim penerimaan agar ada pemisahan fungsi, membuat kebijakan 1 peraturan 1 prosedur tetap yang mengatur pelaksanaan pengelolaan bekal farmasi, membuat rencana pengadaan dan distribusi, membentuk KFT untuk mengawasi kelompok profesi, membentuk satuan pengawas intern sebagai alat bagi pimpinan untuk melaksanakan pengawasan dan pengendalian perbekalan farmasi, merekap isi resep sehingga dapat dipakai sebagai dasar perencanaan kebutuhan dan anggaran, serta memonitor pemakaian bekal farmasi oleh ruangan melalui pencatatan dan pelaporan, menggunakan sistem komputerisasi sebagai sarana dalam kegiatan pengelolaan pebekalan farmasi agar lebih efisien dan efektif.
Daftar bacaan : 26 (1982 - 2002 )

One of the most important medical support services in relation to patient services is the pharmacy service, which is one of the largest components of a hospital's operational budget. Pharmacy services must be managed efficiently to prevent any financial losses to the hospital. One method to ensure this is to conduct supervision and control.
The objective of this research was to obtain an illustration on how the Pharmacy Department of RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta conducted supervision and control of pharmaceutical supply.
This research utilized the qualitative method with content analysis gathered from various sources as primary data and other related documents as secondary data. Data validation was done using triangulation between source and method.
The research revealed that the supervision and control of the pharmacy supply was not conducted optimally due to the lack of provisions for supervision and control (organizational, policy, planning, procedural, recording and reporting). Besides that, the absence of an internal audit was also another reason why supervision and control of the pharmacceutical supply had not been carried out optimally.
This research proposed to change in the organizational structure by placing the Pharmacy Department under the authority and responsibility of the deputy director for development as the budget controller; to drafti job descriptions until the operational levels, to form of a separate purchasing team and a receiving team in order to separate their functions; to develop policies/regulations/procedures that will regulate the management of pharmacy supply; to plan supply and distribution; to build a Pharmacy and Therapy Committee to supervise professional groups, and an internal auditor as a means for the director to conduct supervision and control of pharmacy supply; to recapitulate of medical prescriptions as the basis for the planning of demand and budget, to monitor the use of pharmacy supplies by users through record keeping and reporting, to implement a computerized information system to ensure a more efficient and effective management of pharmacy supply.
List of references: 26 (1982 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Satya Nugraha
"Coronary Arteri Bypass Graft masih menjadi tindakan bedah jantung terbanyak yang dilakukan diseluruh dunia, Komplikasi yang terjadi paska prosedur CABG dapat dikategorikan menjadi dua yaitu mayor dan minor. Salah satu komplikasi mayor adalah infeksi daerah operasi. Factor preoperasi yang mungkin dapat memicu infeksi daerah operasi mulai dari usia, status gizi, DM, kebiasaan merokok, durasi operasi dan penggunaan benang penutup operasi menjadi factor pre operasi yang harus diperhatikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi daerah operasi pada pasien operasi coronary artery bypass graft di RS Jantung Jakarta. Penelitian ini menggunakan analitik observasional. Desain yang digunakan adalah case-control study. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien CABG di kamar bedah RS.Jantung Jakarta periode 2019-2021. Sampel yang dipeorleh yaitu 64 sampel, 32 kasus infeksi, 32 non infeksi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia, DM, riwayat merokok, status gizi, lama operasi dengan kejadian infeksi daerah operasi pada pasien pascaoperasi CABG di RS Jantung Jakarta. Dan tidak ada hubungan antara peggunaan benang penutup luka operasi dengan kejadian. Bagi pelayanan keperawatan diharapkan dilakukan skrining yang lebih yang lebih lengkap untuk pasien-pasien yang akan dilakukan operasi CABG.

Coronary artery bypass grafting is still the most common heart surgery performed worldwide. The complications occurring after the CABG procedure can be categorized into two types, namely major and minor complications. One of the major complications is infection at the surgical site. Age, nutritional status, diabetes mellitus, smoking habits, surgery duration, and the use of surgical sutures are all pre-operative risk factors that can lead to infection in the operating room. Those are preoperative risk factors that must be considered. The purpose of this study is to determine the factors that influence the incidence of surgical site infection in coronary artery bypass graft surgery patients at the Jakarta Heart Hospital. This study employs observational analytic techniques. The design research study is a case-control study. The population in this study were CABG patients in the operating room of the Jakarta Heart Hospital for the 2019–2021 period. 64 samples were collected, 32 of which were infected and 32 of which were not. The results showed that there is a relationship between age, diabetes mellitus, smoking history, nutritional status, the duration of surgery, and the incidence of surgical site infection in post-operative CABG patients at the Jakarta Heart Hospital. As a result, there is no link between the use of threads to cover surgical wounds and incidents. For nursing services, it is hoped that more comprehensive screening will be carried out for patients who will undergo CABG surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Budiarti
"Nyeri merupakan keluhan utama yang terjadi pada pasien pascapembedahan. Manajemen nyeri yang tidak efektif akan mempengaruhi kualitas pelayanan rumah sakit. Hal ini merupakan tantangan bagi rumah sakit untuk mempertahankan pencapaian kualitas pelayanan yang paripurna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi manajemen nyeri terhadap pasien pascapembedahan. Metode penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan dengan melibatkan 96 pasien pascapembedahan selama bulan Juni 2017. Kuesioner American Pain Society Patient Outcome Questionnaire Revised APSPOQR yang dimodifikasi Cronbach ?=0,720 digunakan untuk mengkaji pengalaman nyeri pasien. Kejadian nyeri pada pasien pascapembedahan adalah 86,5. Intensitas nyeri pada skala 1-10, terendah rata-rata pada skala 2,27, terberat rata-rata pada skala 4,35 ; dan berkurang dalam 24jam pertama sebesar 67,6. Pengaruh nyeri terhadap aktivitas, istirahat dan mood: ringan le;3,47 dari skala 1-10 ; efek samping obat: ringan le;1,54 dari skala 1-10 ; partisipasi dan kepuasan pasien dalam pengobatan berturut-turut 7,59 dan 7,92 dari skala 1-10 ; besar informasi pengobatan nyeri dapat membantu 7,01 dari skala 1-10 ; penggunaan manajemen nonfarmakologi sebesar 70,8.

Pain is a major problem post operative patients. Ineffective pain management may affect the quality of health care services in hospital. Thus, hospital management should address this challenge to provide better quality service. This study aimed to evaluate pain management given in post operative patients. The method of this study was a cross sectional study involving 96 post operative patients during June 2017. The modified American Pain Society Patient Outcome Questionnaire Revised APSPOQR Cronbach 0,720 was used to assess the patient 39 s pain experience. The incidence of pain in post operative patients was 86.5 In the first 24 hours, the pain was decreased 67.6 On a scale of 1 10, lowest pain 2.27, severe pain 4.35 the impact of pain on activity, sleep and emotion mild le 3,47 side effects of treatment mild le 1,54 ability to participate in pain treatment 7.59 Pain treatment information may be helpful 7.01 Patient satisfaction 7,92 use of nonpharmacological strategies 72,9.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S70056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>