Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119185 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andreas Edyanto
"ABSTRAK
Resistance spot welding (RSW) merupakan proses pengelasan yang sering digunakan untuk menyambung pelat logam umumnya pada industri otomotif dan penerbangan. Proses pengelasan RSW (Resistance Spot Welding) melibatkan fenomena kelistrikan, termal-mekanik, metalurgi, dan permukaan yang kompleks. Tidak seperti proses pengelasan lainnya, peristiwa terbentuknya sambungan las pada proses RSW terjadi sangat cepat (dalam mili-detik) dan mengambil tempat diantara benda kerja yang tumpang tindih satu sama lain. Simulasi pengelasan memungkinkan pemeriksaan visual terhadap sambungan las tanpa harus melakukan eksperimen yang mahal. Ukuran nugget las merupakan parameter yang paling penting dalam menentukan perilaku mekanik dari sambungan las RSW karena kualitas dan kekuatan sambungan las RSW secara dominan ditentukan oleh bentuk dan ukuran dari nugget las. Simulasi pemodelan proses pengelasan RSW dilakukan menggunakan modul ANSYS Parametric Design Language (APDL) berbasis metode elemen hingga (finite element method) yang tersedia, dalam ANSYS. Interaksi elektrikal dan termal dikembangkan untuk mempelajari pertumbuhan nugget pada pengelasan pelat aluminium A1100 dengan ketebalan masing-masing 0.4 mm. Dengan menggunakan pendekatan model simulasi ini, ukuran diameter nugget dapat diprediksi dengan baik melalui distribusi temperatur yang terbentuk selama proses pengelasan berlangsung. Pengelasan dilakukan dengan membuat variasi pada pemberian kuat arus (1kA dan 2kA) dan waktu pengelasan untuk masing-masing kuat arus yaitu 0.5, 1.0, dan 1.5 CT (cycle time). Diamater nugget untuk masing-masing parameter pengelasan yang didapat melalui simulasi pemodelan adalah, 4.276 mm, 4.372 mm, 4.668 mm, 5.616 mm, dan 5.896 mm. Pada spesimen dengan kuat arus 2 kA dan waktu pengelasan 1.5 CT, weld expulsion terjadi dan ditandai dengan menurunnya kekuatan tarik-geser dari spesimen tersebut dalam eksperimen.

ABSTRAK
Resistance spot welding (RSW), generally which is one of the most often used to joint metal plate in the automotive and aviation industries. RSW welding process involves electrical, thermal-mechanical, metallurgy, and complex surface phenomenon. Unlike the other welding processes, weld joint formation in RSW process occurs very quick (in milli-seconds) and took place between the workpieces overlap each other. Welding simulation allows visual examination of the weld joint without having to perform an expensive experiment. Weld nugget size is the most important parameter in determining the mechanical behavior of welded joints in RSW process. The quality and strength of the weld joint in RSW process is predominantly determined by the shape and size of the weld nugget. Simulation modeling of RSW process performed using ANSYS Parametric Design Language (APDL) module based on the finite element method (FEM), embedded in ANSYS Workbench. Electrical and transient-thermal interaction was developed to study the weld nugget growth on resistance spot welding of aluminum A1100 metal plate with a thickness of 0.4 mm respectively. Weld nugget diameter can be well predicted by using this simulation model from the temperature distribution during the welding process. Welding is performed by varying the weld current (1 kA and 2 kA) and the welding time for each electric current which are start from 0.5, 1.0, and 1.5 cycle time. Nugget diameter for each of the welding parameters from the simulation modelling were 4,276 mm, 4,372 mm, 4,668 mm, 5,616 mm and 5,896 mm. Weld expulsion occurred for the specimen with welding current 2 kA and welding time 1.5 cycle time, characterized by the decreasing of the tensile-shear strength of the specimen."
2016
S63626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Shafwan Muldya
"Micro Resistance Spot Welding (MRSW) merupakan metode pengelasan yang banyak digunakan di industri manufaktur dikarenakan prosesnya yang cepat, efisien secara ekonomi, dapat diotomatisasi, dan dapat digunakan untuk pelat dengan ketebalan rendah. Pelat paduan aluminium dan brass, yaitu AA 1100 dan CuZn30 dengan ketebalan rendah merupakan bahan yang dewasa ini banyak digunakan dalam industri manufaktur dikarenakan sifatnya yang ringan dengan kekuatan mekanis yang baik. Belum terdapat penelitian yang membahas mengenai parameter optimum dari mRSW untuk pengelasan AA 1100 dan CuZn30. Dalam penelitian ini, dilakukan pengelasan terhadap pelat AA 1100 dan CuZn30 dengan dimensi 19 mm x 76 mm x 0,4 mm menggunakan instrumen pengelasan micro resistance spot welding (MRSW) otomatis dengan variabel cycle time pengelasan secara berturut-turut sebesar 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 siklus. Karakterisasi hasil las dilakukan lewat analisis pengujian tarik. Pengujian tarik menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai shear stress pada siklus/cycle time yang lebih besar.

Micro Resistance Spot Welding (MRSW) is a welding method that is widely used in the manufacturing industry due to its fast, economically efficient, automable process and can be used for low thickness plates. Aluminum and brass alloy plates, namely AA 1100 and CuZn30 with low thickness are materials that are currently widely used in the manufacturing industry due to their lightweight nature with good mechanical strength. There are no studies that discuss the optimum parameters of micro resistance spot welding (MRSW) for welding AA 1100 and CuZn30. In this study, welding was carried out on the AA 1100 and CuZn30 plates with dimensions of 19 mm x 76 mm x 0.4 mm using an automatic mRSW welding instrument with a variable welding cycle time respectively 3, 4, 5, 6, 7, 8, , 9, 10 cycles. The characterization of welds was carried out through tensile testing. The tensile test shows that there is an increase in the value of shear stress at a greater cycle / cycle time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Arivia
"Resistance upset butt welding (RUW) merupakan metode pengelasan yang umum digunakan pada industri penyambungan batang logam. Pada penelitian ini metode RUW digunakan untuk pengelasan batang aluminium AA6201 dan EC 1350-H14 dengan variasi kekasaran permukaan grit 300, grit 600, grit 1000. Kekasaran permukaan yang berbeda-beda akan menghasilkan wetting contact yang berbeda dan akan berpengaruh pada struktur mikro yang dihasilkan serta berpengaruh pula pada kekuatan tarik yang dihasilkan. Kekasaran permukaan akan berpengaruh pada luas bidang kontak untuk perpindahan panas saat proses pengelasan. Pengelasan dengan aluminium yang berbeda dapat menghasilkan struktur mikro sambungan yang berbeda. Hal tersebut dapat terjadi karena AA6201 termasuk pada heat treatable aluminum alloy dan EC 1350-H14 termasuk pada non-heat treatable aluminum alloy. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada kekasaran permukaan yang paling halus (grit 1000) memiliki kekuatan tarik yang paling rendah, sedangkan pada kekasaran permukaan grit 300 dan grit 600 memiliki kekuatan tarik yang bedanya tidak signifikan. Hasil penyambungan yang dilakukan menghasilkan aluminium oksida (Al2O3) yang dapat berpengaruh pada kekuatan tarik hasil sambungan.

Resistance upset butt welding (RUW) is a welding method commonly used in the metal bar joining industry. In this study, the RUW method was used for welding aluminum rods AA6201 and EC 1350-H14 with variations in surface roughness of grit 300, grit 600, grit 1000. Different surface roughness will produce different wetting contacts and will affect the microstructure produced and also affect the tensile strength produced. Surface roughness will affect the contact area for heat transfer during the welding process. Welding with different aluminum can produce a different microstructure of the joint. This can happen because AA6201 is included in the heat treatable aluminum alloy and EC 1350-H14 is included in the non-heat-treatable aluminum alloy. The results of the research show that the smoothest surface roughness (grit 1000) has the lowest tensile strength, while at the surface roughness grit 300 and grit 600 the tensile strength is not significant. The results of the splicing carried out produce aluminum oxide (Al2O3) which can affect the tensile strength of the joint."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Rajendra
"Micro Resistance Spot Welding mRSW merupakan metode pengelasan yang banyak digunakan di industri manufaktur dikarenakan prosesnya yang cepat, efisien secara ekonomi, dapat diotomasi, dan dapat digunakan untuk pelat dengan ketebalan rendah. Pelat paduan aluminium, khususnya AA 1100 dengan ketebalan rendah merupakan salah satu bahan yang dewasa ini banyak digunakan dalam industri manufaktur dikarenakan sifatnya yang ringan dengan kekuatan mekanis yang baik. Belum terdapat penelitian yang membahas mengenai parameter optimum dari mRSW untuk pengelasan AA 1100.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengelasan terhadap pelat AA 1100 dengan dimensi 19 mm x 76 mm x 0,4 mm menggunakan instrumen pengelasan mRSW otomatis dengan variabel yaitu diameter tip elektroda dan cycle time pengelasan secara berturut-turut sebesar 2, 4, 6 mm dan 5, 7,5, 10 siklus. Karakterisasi hasil las dilakukan lewat analisis makrostruktur dan pengujian tarik.
Hasil observasi makrostruktur menunjukkan adanya peningkatan diameter weld nugget seiring dengan penggunaan tip dengan diameter lebih besar. Pengujian tarik menunjukkan bahwa diameter tip berbanding lurus dengan tensile load yang terjadi pada hasil las, sementara terjadi penurunan nilai tensile load pada siklus/cycle time yang lebih besar.

Micro Resistance Spot Welding mRSW is commonly used in the manufacturing industry due to its time and economic efficiency, easily automated, and its ability to be used in welding of thin plates. Al alloy plates, such as AA 1100 alloy plates with low thickness are currently utilized in manufacture industries considering its lightweight and good mechanical properties. However, there are no sufficient studies that investigate the optimum mRSW parameters in AA1100 welding.
In this reserach, AA1100 alloys specimens in 19 mm x 76 mm x 0.4 mm dimension were welded using automatic mRSW method with variations on the electrode tip diameter and welding cycle time. Diameters of the electrode tip were 2, 4, and 6 mm, respectively, while welding cycle time were varied for 5, 7.5, and 10 cycles. Characterizations of welded plates were done through macrography observation and tensile testing.
Results of macrography shows that diameter of weld nuggest increase along with bigger electrode tip diameter. Tensile testing results, indicates that larger tip diameter resulted in higher tensile load. On the other hand, more cycle time applied during welding procedure resulted in lower tensile load of produced weld.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adika Fawaz Safitra
"ABSTRAK
Friction Stir Spot Welding merupakan pengelasan pada solid state welding yang
mampu mencegah terjadinya kerusakan pada plat tipis, karena prosesnya tidak
memerlukan temperatur yang tinggi. Two Stage Refilled Friction Stir Spot Welding
( TFSSW ) adalah pengelasan tahap kedua yang berfungsi untuk mengisi lubang
yang terbentuk pada pengelasan Single Stage FSSW. Penilitan ini mencari pengaruh
posisi pengelasan chain straight dan zig zag terhadap kekuatan tekuk dan geser
produk struktur ringan corrugated core sandwich panels pada masing masing jenis
pengelasan Single Stage FSSW dan Two Stage FSSW. Material yang digunakan
yaitu Plat Alumunium AA 1100 dengan ketebalan 0.43 mm. Pengelasan
menggunakan pin diameter 2-4 mm ( pin-shoulder ) pada pengelasan tahap
pertama, dan pin flat 6 mm pada pengelasan tahap kedua. Diperoleh bahwa
Pengelasan Two Stage FSSW menghasilkan kekuatan tekuk dan kekuatan geser
yang lebih baik dibanding pengelasan Single Stage FSSW. Variasi posisi pengelasan
zig zag memiliki kekuatan tekuk yang lebih baik dibanding posisi pengelasan chain
straight. Kekuatan geser pada kedua variasi posisi pengelasan relatif sama.
Pengujian tekuk dan pengujian geser menggunakan standar ASTM C393 dan
ASTM C273."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simare-Mare, Filipus
"Aluminium AA1100 banyak diaplikasikan seperti peralatan dalam proses kimia, reflektor cahaya, dan lainnya. Pengelasan aluminium rentan akan cacat pengelasan karena termasuk material lunak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masukan panas pada pengelasan AA1100 terhadap kekerasan, penetrasi, dan struktur mikro, serta dilihat pula pengaruh masukan panas pada kekerasan di HAZ. Pada penelitian ini dilakukan pengelasan dengan metode Autogenous Tungsten Inert Gas, yang berarti tanpa menggunakan logam pengisi, dengan material yang digunakan adalah aluminium paduan seri 1, yaitu AA1100 dengan dimensi 120x50 mm tebal 3 mm menghasilkan lasan bead on plate, gas argon sebagai shielding gas atau gas pelindung. Pada pemvariasian masukan panas, divariasikan kecepatan serta arus pengelasan. Setelah proses pengelasan dilakukan pengujian metalografi, pengujian kekerasan, serta pengukuran geometri las. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa, seiring meningkatnya masukan panas, mempengaruhi bentuk geometri hasil lasan, yaitu meningkatkan penetrasi dan rasio lebar banding kedalaman menurun. Tingkat porositas menurun seiring peningkatan masukan panas. Wilayah HAZ dan logam las mengalami penurunan kekerasan seiring peningkatan masukan panas akibat pertumbuhan butir yang meningkat seiring meningkatnya nilai masukan panas.

Aluminum AA1100 has many applications, such as equipment in chemical processes, light reflectors, etc. Aluminum welding is prone to welding defects because it is a soft material. This study aims to determine the effect of heat input on AA1100 welding on hardness, penetration, and microstructure and to see the effect of heat input on hardness in HAZ. In this study, welding was carried out using the Autogenous Tungsten Inert Gas method, which means without using filler metal, with the material used is series one aluminum alloy, namely AA1100, with dimensions of 120x50 mm 3 mm thick to produce bead on plate welds, argon gas as shielding gas or protective gas. In the variation of heat input, the speed and current of welding are varied. After the welding process, metallographic testing, hardness testing, and welding geometry measurements are carried out. The results show that, as the heat input increases, the geometric shape of the weld results is affected, i.e., the penetration increases and the width to depth ratio decreases. The degree of porosity decreases with increasing heat input. The HAZ region and the weld metal experience a decrease in hardness with increasing heat input due to grain growth which increases with increasing heat input values."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatahillah Putra Kustiawan
"Stainless Steel merupakan logam yang banyak digunakan untuk keperluan industri karena stainless steel memiliki ketahanan korosi yang baik dan tahan terhadap temperatur tinggi. Pada umumnya, penggunaan stainless steel membutuhkan teknik penyambungan yang salah satunya adalah pengelasan. Pemilihan parameter yang tepat sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil pengelasan yang optimal. Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk mengetahui hubungan kuat arus, heat time, dan hold time terhadap kekuatan tarik yang dihasilkan dengan menggunakan teknik pengelasan RSW. Mesin las yang digunakan adalah WIMTOUCH 1800 tipe JPC 35. Kuat arus yang digunakan adalah 7000 A, 7700 A, dan 8400 A; heat time yang digunakan adalah 5 cycle, 10 cycle, dan 15 cycle; dan hold time yang digunakan adalah 5 cycle, 10 cycle, dan 15 cycle. Karakterisasi hasil las dilakukan melalui analisis diameter weld nugget dengan menggunakan mikroskop digital dan pengujian kekuatan tarik. Dari hasil penelitian yang didapatkan, diketahui bahwa semakin besar kuat arus dan heat time maka diameter weld nugget yang dihasilkan akan semakin besar sedangkan trendline dari hold time pada penelitian ini tidak dapat terlihat. Nilai kekuatan tarik maksimum yang didapatkan adalah 11,3 kN dengan parameter pengelasan arus 7700 A, heat time 15 cycle, dan hold time 10 cycle.

Stainless Steel is a metal that is widely used for industrial purposes because stainless steel has good corrosion resistance and resistance to high temperatures. In general, the use of stainless steel requires a technique of connection one of which is welding. Selection of appropriate parameters is needed to obtain optimal welding results. In this experiment, the experiment was conducted to find out the relationship of current strength, heat time, and hold time to the tensile strength produced by using RSW welding technique. The welding machine used is WIMTOUCH 1800 type JPC 35. The current strength used is 7000 A, 7700 A, and 8400 A the heat time used is 5 cycles, 10 cycles, and 15 cycles and hold time used is 5 cycles, 10 cycles, and 15 cycles. The characterization of the welding results is done by analyzing the diameter of the weld nugget by using digital microscope and tensile strength test. From the results obtained, it is known that the greater the current strength and heat time then the diameter of the weld nugget generated will be greater while the trendline of hold time in this study can not be seen. The maximum tensile strength value obtained is 11.3 kN with welding parameters 7700 A, heat time 15 cycles, and hold time 10 cycles. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Haryanto Soleh Atmaja
"Penelitian ini mengintegrasikan dua pendekatan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proses pengelasan logam. Studi pertama mengeksplorasi Micro Friction Stir Spot Welding (mFSSW) dengan fokus pada pengaruh profil alat terhadap hasil pengelasan menggunakan paduan aluminium AA1100 berketebalan 0,42 mm. Model Artificial Neural Network dilatih dengan konfigurasi bentuk dan ukuran pahat sebagai inputnya, dan hasil uji tarik sebagai output utamanya menggunakan Rapidminer. Studi kedua membandingkan teknik pengelasan hibrida Resistance Spot Welding (RSW) dan Micro Friction Stir Spot Welding (mFSSW) serta pendekatannya dalam metode hibrida RSW-mFSSW. Evaluasi parameter seperti arus pengelasan, waktu siklus, dan kedalaman plunging menunjukkan bahwa kombinasi arus 8 kVA dengan waktu siklus 4 dan kedalaman plunging 200-400 mikrometer memberikan kekuatan tarik tertinggi. Pendekatan hybrid RSW-mFSSW menunjukkan peningkatan signifikan dalam kekuatan sambungan. Perluasan pengetahuan melalui penggunaan Neural Network dalam optimasi parameter pengelasan dan penelitian awal pengelasan hibrida RSW-mFSSW ini mengkonfirmasi potensi Neural Network sebagai alat yang efektif dalam mendukung inovasi dan peningkatan kualitas dalam proses pengelasan logam.

This research integrates two approaches to enhance the efficiency and quality of metal welding processes. The first study explores Micro Friction Stir Spot Welding (mFSSW), focusing on the influence of tool profiles on welding outcomes using AA1100 aluminum alloy with a thickness of 0.42 mm. An Artificial Neural Network (ANN) model was trained with tool shape and size configurations as inputs and tensile test results as the primary output using RapidMiner. The second study compares hybrid welding techniques: Resistance Spot Welding (RSW) and Micro Friction Stir Spot Welding (mFSSW), and their approach in the hybrid RSW-mFSSW method. Evaluations of parameters such as welding current, cycle time, and plunging depth revealed that the combination of 8 kVA current with a 4-second cycle time and a plunging depth of 200-400 micrometers yielded the highest tensile strength. The hybrid RSW-mFSSW approach demonstrated a significant improvement in joint strength. The expansion of knowledge through the use of Neural Networks in welding parameter optimization and the preliminary research on hybrid RSW-mFSSW welding confirms the potential of Neural Networks as an effective tool in supporting innovation and quality enhancement in metal welding processes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathnan Fat-Ham Mubiina
"Resistance spot welding (RSW) merupakan metode pengelasan yang sudah banyak digunakan dalam dunia industri terutama industri otomotif. RSW menggabungkan dua pelat metal menggunakan panas yang berasal dari arus elektrik. Untuk mengurangi biaya yang digunakan untuk melakukan eksperimen secara langsung, simulasi RSW mulai dikembangkan. Simulasi RSW membutuhkan Initial Value dari electric contact resistance yang terdapat pada RSW. Penelitian ini bertujuan untuk mencari Initial Value tersebut agar simulasi dapat dilaksanakan. Initial value yang ditemukan akan digunakan untuk simulasi selanjutnya. Penelitian dilakukan menggunakan eksperimen dan juga simulasi untuk dapat membandingkan hasil dari dua metode tersebut. Pada eksperimen RSW, parameter yang divariasikan adalah cycle time. Cycle Time divariasikan sebanyak 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 . Pada simulasi RSW, parameter yang divariasikan adalah waktu pengelasan yaitu selama 20ms, 40ms, 60ms, 80ms, 100ms, 120ms, 140ms, 160ms, 180ms, dan 200ms. Hasil las berupa ukuran nugget dari dua metode tersebut akan dibandingkan. Perbandingan hasil menunjukkan bahwa simulasi dengan initial value 200 memiliki ukuran nugget yang paling mendekati rata-rata ukuran nugget eksperimen.

Resistance spot welding (RSW) is a commonly used welding method in industry, especially in automotive industry. RSW joins two metal plates using heat generated from electric current. To reduce the experiment cost, RSW simulation developed. RSW simulation needs Initial Value from electric contact resistance that consists on RSW. This research is conducted to find the initial value needed for RSW simulation. The initial value will be used for the next simulation Both experiments and simulations will be conducted in this research to compare the results. In RSW experiment, the variated parameter is cycle Time. The cycle time is variated as 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10. In RSW simulation, the variated parameter is welding Time as 20ms, 40ms, 60ms, 80ms, 100ms, 120ms, 140ms, 160ms, 180ms, and 200ms. The welding result of the nugget size of the two methods above will be compared. Comparison results show that simulation with initial value of 200 has the closest nugget diameter result with experiment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Riyanto
"Friction Stir Welding FSW merupakan teknik yang relatif baru dalam pengelasan logam. FSW menawarkan beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan pengelasan konvensional, terutama pada pengelasan aluminium dimana didapatkan kualitas hasil pengelasan yang lebih baik dan juga rendah distorsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari diameter pahat dan kedalaman tusuk pahat terhadap lebar diameter sambungan dan sifat mekanik hasil lasan pada penyambungan plat tipis aluminium AA1100 dengan menggunakan teknik pengelasan Micro Friction Stir Spot Welding MFSSW. Dalam penelitian ini, digunakan pahat berupa pahat permukaan datar tanpa shoulder-pin berbahan material HSS. Aluminium AA1100 dengan ketebalan 0.42 mm digunakan sebagai benda kerja uji pengelasan.
Parameter yang divariasikan dalam penelitian ini adalah lebar diameter pahat 2 mm, 4 mm, dan 6 mm, dan kedalaman tusuk 300 mikron, 400 mikron, dan 500 mikron. Dimana variasi dari parameter-parameter ini akan mempengaruhi sifat mekanik dari lasan sebagai responnya yaitu beban geser. Response Surface Methods RSM digunakan untuk menganalisis pengaruh parameter-parameter tersebut terhadap beban geser dari lasan. Uji makro dilakukan untuk mengetahui profil dan lebar diameter sambungan. Hasil patahan uji geser juga dianalisis untuk mengetahui jenis patahannya, serta hasil uji makro membantu untuk meprediksi patahan.
Dari hasil percobaan dan analisis diketahui bahwa diameter pahat dan kedalaman tusuk berbanding lurus terhadap beban puncak atau gaya geser maksimum. Dari hasil uji makro, diketahui bahwa variasi lebar diameter pahat berpengaruh terhadap bentuk atau profil lasan dan juga lebar diameter sambungan, yang mana hal ini berpengaruh terhadap gaya geser maksimum lasan. Sementara itu, kedalaman tusuk pahat berpengaruh terhadap struktur sambungan dimana semakin besar kedalaman tusuknya, strukturnya semakin kuat dan dapat dilihat dari kekuatannya yang lebih besar, serta memiliki cacat retak yang lebih kecil.

Technology of Friction Stir Welding FSW is a relatively new technique for joining metal. In some case on Aluminum joining, FSW gives better results compared with the arc welding processes, including the quality of welds and less distortion. The purpose of this study is to analyze the diameter tools effect and insertion depth effect on Micro Friction Stir Spot Welding to the width of joints diameter and the shear load of Welds. In this case, Aluminum AA1100 with thickness of 0.42 mm was used. Tools of HSS material with Flat Surface was used.
The parameter variations used in this study were the diameter of the tools 2 mm, 4 mm, 6 mm, and the variable of plunge depth 300 m, 400 m, and 500 m. Where the variation of these parameters will affect to the mechanical properties of welds as response was the shear load. Response Surface Methods RSM was used to analyze MFSSW parameters with the shear load of welds. The fracture of the shear test results was also analyzed to determine the type of fracture, as well as the macro test to predict the fracture. Macro test also used to know the width of joint diameter.
From the result of experiment and analysis, it is shown that the width of the tools diameter and the plunge depth is directly proportional to the load of the shear test results. From macro test, it is known that the variation of tools diameter affecting on profile and width diameter of joint. Meanwhile, the insertion depth affecting on the strength of joints.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>