Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166873 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febita Ramadhani Nadiza
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketakutan terhadap kegagalan dan perilaku kecurangan akademik. Responden penelitian ini berjumlah 368 orang mahasiswa yang didapatkan melalui metode pengambilan data accidental sampling. Alat ukur yang digunakan adalah PFAI (Performance Failure Appraisal Inventory) yang dikonstruk oleh Conroy (2002) dengan lima konsekuensi aversif yaitu (1) ketakutan mengalami penghinaan dan rasa malu, (2) ketakutan akan penurunan etimasi diri, (3) ketakutan akan ketidakpastian masa depan, (4) ketakutan akan hilangnya pengaruh sosial, serta (5) ketakutan akan mengecewakan orang terdekat.
Kecurangan akademik diukur dengan kuesioner kecurangan akademik yang dibuat berdasarkan tiga teori yaitu Pavela (1978), McCabe dan Trevino (1997), serta Newstead, Stokes, dan Armstead (1996). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ketakutan terhadap kegagalan dan kecurangan akademik (r = 0,004, p>0,05, two tailed). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ketakutan terhadap kegagalan pada mahasiswa, maka tidak mempengaruhi banyaknya perilaku kecurangan akademik yang dilakukannya selama menjadi mahasiswa.

This study aimed to find the correlation between fear of failure and academic dishonesty. Respondents are 368 undergraduate students which obtained by accidental sampling method. The test are PFAI (Performance Failure Appraisal Inventory) constructed by Conroy (2002) with five aversive consequence: 1) experiencing shame and embarrassment experiences, 2) devaluing one‟s self-estimate, 3) having an uncertain future, 4) losing social influence, and 5) upsetting important others.
Academic dishonesty measured by Kuesioner Kecurangan Akademik which constructed from three perspective theory that is Pavela (1978), McCabe dan Trevino (1997), and Newstead, Stokes, and Armstead (1996). The result shows there were no significant correlation between fear of failure and academic dishonesty (r = 0,004, p>0,05, two tailed). That indicates the higher level of fear of failure on college students are not impacting the quantity of academic dishonesty behavior during they are being a student.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurnahdiyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pride dengan kecurangan akademik pada mahasiswa. Pride merupakan salah satu dari emosi moral yang berperan dalam mempengaruhi hubungan antara standar moral dan perilaku moral (Tangney, et al., 2007). Pride memiliki dua faset yaitu authentic pride dan hubris pride. Menurut Tracy dan Robins (2007) kedua faset memiliki perbedaan berdasarkan atribusi penyebab dari sebuah pencapaian. Atribusi authentic pride berasal dari penyebab yang bersifat internal, tidak stabil dan terkontrol seperti usaha dan kerja keras. Sedangkan atribusi hubris pride berasal dari penyebab yang bersifat internal, stabil dan tidak terkontrol seperti bakat dan intelegensi. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online dan offline. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pride dengan kecurangan akademik.

This research aims to find out the correlation between pride and academic dishonesty among undergraduate students. Pride is a part of moral emotions which plays a role in affecting the relation between moral standard and moral behavior (Tangney, et al., 2007). Pride is divided into two facets, authentic pride and hubris pride. According to Tracy and Robins (2007), those two facets have distinctions based on the cause of attribution from an achievement. Authentic pride attribution comes from internal causes, unstable and controlled, like an effort and a hard work. On the other hand, hubris pride attribution comes from internal causes, stable and uncontrolled, like talent and intelligence. The participants in this research were undergraduate students in Indonesia. The data of this research was accumulated through the distribution of questionnaire, online and offline. The main result of this research shows that there is no significant correlation between pride and academic dishonesty.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amni Syarifah
"Fenomena kecurangan akademik seperti menyontek saat ujian dan plagiarisme dari tahun ke tahun semakin mengacaukan dunia pendidikan. Penelitian akan menyelidiki kasus kecurangan akademik dari perspektif penalaran moral yang digunakan individu. Peneliti ingin melihat hubungan antara three moral codes (the ethic of autonomy, the ethic of community, dan the ethic of divinity) dan kecurangan akademik pada mahasiswa program sarjana di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pertama berisi item-item yang mengukur three moral codes dan bagian kedua berisi item-item yang mengukur kecurangan akademik.
Penelitian ini menggunakan alat ukur Ethical Value Assessment (EVA) dari Padilla-Walker dan Jensen (2015) dan alat ukur kecurangan akademik dari Septiana (2016). Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 471 mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan sarjana di Indonesia dengan rentang usia 18- 25 tahun. Data yang diperoleh kemudian dihitung secara statistik dengan menggunakan teknik pearson correlation.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif dan signifikan antara the ethic of autonomy dan kecurangan akademik, terdapat hubungan negatif dan signifikan antara the ethic of community dan kecurangan akademik, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara the ethic of divinity dan kecurangan akademik.

The academic dishonesty phenomenon, like cheating during exams and plagiarism, is increasingly causing disruption to education from year to year. This research will investigate academic dishonesty cases from someone's moral reasoning. Reaseacher wants to see if there is any relationship between three moral codes (the ethic of autonomy, the ethic of community, dan the ethic of divinity) and academic dishonesty among undergraduate college students in Indonesia.
This research uses a quantitative approach with correlational study design. Data collection was done using questionnaire which divided in two parts, first part consist of items measuring three moral codes and second part consist of items measuring the academic dishonesty.
This research uses the Ethical Value Assessment (EVA) from Padilla-Walker and Jensen (2015) and academic dishonesty measurement from Septiana (2016). Participants involved in this research are 471 college students who are attending their undergraduate program in Indonesia, from age 18-25 years old. The collected data were then measured statistically using the pearson correlation technique.
The result of this study shows that there is a negative significant correlation between the ethic of autonomy and academic dishonesty, also a negative significant correlation between the ethic of community and academic dishonesty, but that there is no significant correlation between the ethic of divinity and academic dishonesty.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S65853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Izzati Ghassani Avmeilputri
"Nilai Indeks Prestasi Akademik (IPK) seringkali dijadikan patokan dalam kesuksesan individu. Namun, untuk mendapatkan nilai IPK yang tinggi membutuhkan kerja keras sehingga banyak mahasiswa yang memilih cara instan dengan melakukan kecurangan akademik. Salah satu fakor yang dapat memengaruhi kecurangan akademik adalah trait kepribadian.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya ditemukan hubungan kecurangan akademik dengan beberapa trait kepribadian. Namun, hasilnya masih sangat beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trait kepribadian dengan kecurangan akademik pada mahasiswa di Indonesia. Sebanyak 558 mahasiswa terlibat dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan alat ukur kecurangan akademik (Septiana, 2016) dan Mini IPIP (Donelland, dkk, 2006).
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara trait kepribadian extraversion dengan kecurangan akademik. Selain itu ditemukan juga bahwa trait kepribadian conscientiousness memiliki hubungan yang signifikan negatif dengan kecurangan akademik. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tambahan mengenai hubungan antara trait kepribadian dengan kecurangan akademik terutama di Indonesia.

GPA is often used as a measurement of an individual?s academic success, but the process of earning and maintaining GPA itself requires hard work. However, it is also not uncommon for students to opt for the instant way of showing their academic success, that is by participating in academic dishonesty. One of the factors that affecting academic dishonesty is personality trait.
Previous research indicates that there is a correlation between academic dishonesty and personality traits, however the result still varies. This research is intended to further understand the correlation between personality traits and academic dishonesty in Indonesia. This research involved 558 students, and exerts academic dishonesty measurement (Septiana, 2016) and Mini IPIP (Donelland, et al. 2006).
The result of this research indicates that there is a significant positive correlation between extraversion and tendencies for academic dishonesty. It is also discovered that conscientiousness has negative correlation with academic dishonesty. This research aims to provide additional knowledge on the relations between personality traits and academic dishonesty, especially in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S36316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Ria Fuzy Oktavia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tipe nilai dan kecurangan akademik pada mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan alat ukur Portrait Value Questionnaire (PVQ) dari Schwartz (1992) untuk mengukur nilai dan menggunakan alat ukur kecurangan akademik dari Lin dan Wen (2000) untuk mengukur perilaku kecurangan akademik. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian pada 179 mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara tiga tipe nilai yaitu tipe nilai self direction, conformity, universalism, dengan kecurangan akademik. Dengan kekuatan korelasi yang cukup lemah self direction (r= -.193; n= 179; p <0,001, one tail), conformity (r =-.198; n= 179; p <0,001, one tail) dan universalism (r= -.0148; n= 179; p <0,001, one tail). Karena lemahnya korelasi antara kedua variabel, maka terdapat beberapa saran yang direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya mengenai kecurangan akademik dan nilai.

This research is using Portrait Value Questionnaire (PVQ) from Schwartz (1992) for measuring values, and using academic dishonesty questionnaire from Lin and Wen (2000) for measuring academic dishonesty behavior. This research is conducted to describe correlation between type of values and academic dishonesty in University of Indonesia students. This study is a correlation study with quantitative approach. A sample of 179 college students was used to investigate the relationship between values and academic dishonesty behavior. The result indicate that there is a relationship between three type of values self direction, conformity, and universalism with academic dishonesty behavior. With weak correlation self direction (r= -.193; n= 179; p <0,001, one tail), conformity (r =-.198; n= 179; p <0,001, one tail) dan universalism (r= -.0148; n= 179; p <0,001, one tail) . Based on the advice given in the thesis, further research is needed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David P.
"Salah satu proses evaluasi yang dilakukan untuk menentukan kelulusan siswa SMA di Indonesia adalah melalui ujian nasional (UN) dan ujian sekolah berbasis nasional (USBN). UN maupun USBN tidak terlepas dari berbagai kecurangan akademik. Dari berbagai penelitian terdahulu, sebagian besar siswa pernah melakukan kecurangan akademik dalam berbagai bentuk. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi perilaku kecurangan akademik diantaranya adalah academic self-efficacy dan takut akan kegagalan. Academic self-efficacy merupakan salah satu prediktor dan memiliki hubungan negatif dengan kecurangan akademik. Di sisi lain, takut akan kegagalan memiliki hubungan positif dengan perilaku kecurangan akademik. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh keduanya secara bersama-sama pada perilaku kecurangan akademik. Partisipan dalam penelitian berjumlah 875 siswa SMA kelas 12 dari 146 sekolah, 56 kota dan 22 provinsi di Indonesia. Analisis dilakukan dengan uji multiple regression dan factorial anova. Diketahui bahwa academic selfefficacy dan takut akan kegagalan memiliki pengaruh signifikan yang bertolak belakang terhadap perilaku kecurangan akademik. Takut akan kegagalan ditemukan cenderung memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan academic self-efficacy terhadap perilaku kecurangan akademik. Kolaborasi dukungan guru serta orang tua untuk meningkatkan academic self- efficacy dan menurunkan derajat takut akan kegagalan diharapkan dapat mengurangi potensi perilaku kecurangan akademik pada siswa SMA kelas 12.

One of the evaluation processes carried out to determine high school student graduation in Indonesia is through national examination (UN) and national based school examination (USBN). Both of them are inseparable from possibilities of academic dishonesty behavior. From previous studies, most student had committed academic dishonesty in various forms. There are many factors that influence academic dishonesty including academic self-efficacy and fear of failure. Academic self-efficacy is a predictor and has a negative relation with academic dishonesty. On the other hand, fear of failure has a positive relation with academic dishonesty. The purpose of this study is to find out the effect of both variables collectively on academic dishonesty. Participant in this study were 875 12 grade high school students from 146 schools, 56 cities and 22 provinces in Indonesia. The analysis was performed using multiple regression and factorial anova test. Result showed that academic self-efficacy and fear of failure have a significant and opposite effect on academic dishonesty. Fear of failure tends to have more dominant influence than academic self-efficacy on academic dishonesty behavior. Collaboration of support from teachers and parent to improve academic self-efficacy and reduce fear of failure is expected to minimize the academic dishonesty behavior potential in 12 grade high school student."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Susanti
"Kecurangan akademik telah menjadi masalah utama dalam pendidikan hingga saat ini. Penelitian ini mencoba untuk meneliti kecurangan akademik pada mahasiswa pascasarjana. Terdapat dua macam faktor yang mendorong mahasiswa pascasarjana untuk menyontek. Pertama, faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh siswa, seperti kurangnya persiapan sebelum ujian, kelelahan, atau kurangnya waktu untuk belajar. Kedua, faktor-faktor yang berada di luar kendali siswa, seperti masalah kesehatan, tugas atau ujian yang terlalu sulit, atau kecurangan akademik yang dilakukan teman sesama mahasiswa. Peneliti menduga bahwa self-regulated learning dan muraqabah dapat menjadi solusi untuk menghadapi faktor-faktor ini.
Dalam self-regulated learning, siswa dapat mengatur pembelajaran mereka secara efektif sehingga terhindar dari masalah kurangnya persiapan sebelum ujian, kelelahan, atau kurangnya waktu belajar. Jadi, dengan self-regulated learning, mahasiswa semestinya dapat mengatasi faktor kecurangan akademik yang dapat dikendalikan tersebut. Sementara itu, muraqabah, yang didefinisikan sebagai kesadaran akan pengawasan Tuhan, diduga dapat mengatasi faktor kecurangan akademik yang di luar kendali mahasiswa. Meskipun mengalami kesulitan selama ujian atau melihat temannya menyontek, mahasiswa yang percaya bahwa mereka sedang diawasi oleh Tuhan semestinya menahan diri untuk tidak melakukan kecurangan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden yang terlibat adalah mahasiswa pascasarjana Muslim yang dipilih melalui teknik convenience sampling. Empat instrumen digunakan dalam penelitian ini: Kuesioner Self-Regulated Learning, Kuesioner Muraqabah, Kuesioner Kecurangan Akademik, dan adaptasi Social Desirability Scale. Data dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif dan korelasi parsial.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara self-regulated learning dengan kecurangan akademik pada mahasiswa pascasarjana. Sementara itu, tidak ada korelasi yang signifikan antara muraqabah dengan kecurangan akademik mahasiswa pascasarjana.

Academic dishonesty has become a major problem in education to date. This recent study tries to examine the academic dishonesty on graduate students. The factors encouraging graduate students to cheat can be classified into two types. The first one is the factors that can be controlled by students, such as lack of preparation, fatigue, or lack of study time. The second type is the factors that are beyond the students' control, such as health problems, complicated tasks or exams, or seeing other students cheat. Researcher predicts that self-regulated learning and muraqabah can be solutions to deal with these factors.
In self-regulated learning, students can manage their learning effectively so as to avoid problems of lack of preparation, fatigue, or lack of study time. Thus, by improving their self-regulated learning, students should overcome the controllable factors of academic dishonesty. Meanwhile, muraqabah, defined as awareness of God's supervision, should be able to overcome the uncontrollable factors of academic dishonesty. Despite having difficulties during the exam or seeing other students cheat, the students who believe that they are being watched by God should refrain from cheating.
This study used quantitative approach. The participants were Muslim graduate students who were selected through convenience sampling technique. Four instruments were used in this study: self-regulated learning questionnaire, muraqabah questionnaire, academic dishonesty questionnaire, and social desirability scale. The data was analyzed using descriptive statistics and partial correlation analysis technique.
This study found that there is a significant negative correlation between self-regulated learning and academic dishonesty in graduate students. Meanwhile, there is no significant correlation between muraqabah and academic dishonesty in graduate students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tracy Maria Putri Nauli
"Mahasiswa yang diharapkan memiliki penalaran moral yang baik pada kenyataannya sering melakukan kecurangan akademik dalam kehidupan seharihari. Blasi (1993; 2004) mengatakan bahwa penalaran moral saja tidak cukup untuk memotivasi perilaku moral. Dibutuhkan peran diri melalui identitas moral untuk memotivasi perilaku moral. Identitas moral akan memunculkan tanggung jawab pribadi untuk melakukan putusan moral dan kebutuhan psikologis untuk tetap konsisten melakukan prinsip moral. Seseorang yang memiliki identitas moral yang kuat seharusnya tidak terlibat dalam kecurangan akademik karena hal tersebut akan mengkhianati dirinya sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin melihat apakah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara identitas moral dengan kecurangan akademik pada mahasiswa. Partisipan penelitian ini terdiri dari 568 mahasiswa yang tersebar pada 54 universitas di Indonesia. Kecurangan akademik diukur menggunakan Kuesioner Kecurangan Akademik yang dikembangkan oleh Septiana tahun 2016, sedangkan identitas moral diukur dengan Moral Identity Questionnaire yang dikembangkan oleh Black dan Reynolds tahun 2016. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara identitas moral dengan kecurangan akademik pada mahasiswa di Indonesia (r = -0.245, n = 568, p< 0.001, one tailed). Namun, angka korelasi antara identitas moral dan kecurangan akademik tergolong rendah. Pembahasan dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.

College student who are expected to have good morality, in fact often engage in academic dishonesty on daily basis. Blasi (1993; 2004) argues that moral reasoning is not enough to motivate moral behavior. It requires the role of self through moral identity to motivate moral behavior. Moral identity will bring sense of responsibility to do what someone decides as moral and the psychological needs to make one?s actions consistent with one's ideals. Individual who has strong moral identity should not commit academic dishonesty because it would betray their self. The purpose of this study is to see if there is a significant negative relationship between moral identity and academic dishonesty of college students. Participants of this study consisted of 568 college student spread in 54 universities in Indonesia. Academic dishonesty
is measured using Academic Dishonesty Questionnaire developed by Septiana (2016), while moral identity is measured by Moral Identity Questionnaire developed by Black and Reynolds (2016). Result of this study show that there is significant negative relationship between moral identity and academic dishonesty of college student (r = -0.245, n = 568, p <0.001, one tailed).
However the correlation score is low. Discussion and suggestion for future research are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Monica
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara prokrastinasi akademik dan optimisme pada mahasiswa di Universitas Indonesia. Prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai penundaan yang disengaja dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan akademis dan mungkin disebabkan oleh takut akan kegagalan, kecenderungan untuk menunda pengerjaan tugas yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan, pengelolaan waktu yang buruk, atau ketidaksukaan terhadap tugas tertentu. Optimisme didefinisikan sebagai keyakinan secara umum akan adanya hasil yang baik. Pengukuran prokrastinasi akademik menggunakan alat ukur Procrastination Assessment Scale for Students (PASS) yang disusun oleh Solomon dan Rothblum (1984). Pengukuran optimisme menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised (LOT-R) yang disusun oleh Carver dan Scheier (1994). Partisipan penelitian berjumlah 669 mahasiswa di Universitas Indonesia. Melalui teknik statistik Pearson Correlation, diketahui bahwa terdapat hubungan negatif antara prokrastinasi akademik dan optimisme yang signifikan. Melalui teknik statistik one way anova, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat prokrastinasi akademik berdasarkan semester, namun terdapat perbedaan tingkat prokrastinasi akademik berdasarkan fakultas. Tidak terdapat perbedaan tingkat optimisme berdasarkan semester ataupun fakultas.

This research was conducted to find the correlation between academic procrastination and optimism among students in University of Indonesia. Academic procrastination defined as intentional delay in completing academic-related tasks and may result from a fear of failure, a tendency to postpone tasks necessary to achieve a specific goal, poor time management, or task aversiveness. Optimism defined as expectations that good things will happen. Academic procrastination was measured using an instrument named Procrastination Assessment Scale for Students (PASS) made by Solomon and Rothblum (1984). Optimism was measured using Life Orientation Test-Revised (LOT-R) made by Carver and Scheier (1994). Participants of this research were 669 students in Universitas Indonesia. The Pearson Correlation indicates negative significant correlation between academic procrastination and optimism. The One Way Anova analysis indicates no differences in academic procrastination based on semester, but there is differences in academic procrastination based on faculty. There is no differences in optimism based on semester and faculty."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Shiddiq
"Fenomena kecurangan akademik di tingkat perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia ternyata masih terjadi dengan data yang menunjukkan mahasiswa Universitas Indonesia melakukan kecurangan akademik. Hal ini dilakukan oleh mahasiswa karena berbagai faktor, salah satunya adalah memiliki nilai/prestasi akademik yang tinggi. Dengan berubahnya situasi pembelajaran ke pembelajaran jarak jauh online, diperlukan kemampuan adaptasi akademik yang baik agar mereka dapat memiliki prestasi akademik yang baik dan terhindar dari perilaku menyontek akademik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh moderasi adaptasi akademik terhadap hubungan prestasi akademik dengan kecurangan akademik pada 350 mahasiswa program sarjana di 14 fakultas di Universitas Indonesia selama masa pembelajaran jarak jauh (PJJ). Penelitian ini dilakukan secara online dengan menggunakan Kuesioner Kecurangan Akademik, Indeks Prestasi Semester selama pelaksanaan PJJ (Genap TA 2019/2020), dan Kuesioner Penyesuaian Akademik. Hasil analisis Pearson Correlation dan regresi Hayes PROCESS Model 1 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dengan kecurangan akademik (r = 0,265; p < 0,01, dua sisi), dan adaptasi akademik berpengaruh signifikan dalam memperkuat hubungan antara dua variabel ( R2 = 0,0997, p = 0,001). Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat umum mengenai kecurangan akademik di Universitas Indonesia dan pengembangan penelitian terkait topik pendidikan tinggi di Indonesia.

The phenomenon of academic cheating at the university level such as the University of Indonesia is still happening with data showing University of Indonesia students committing academic fraud. This is done by students due to various factors, one of which is having high academic grades/achievements. With the change in the learning situation to online distance learning, good academic adaptability is needed so that they can have good academic achievements and avoid academic cheating behavior. This study aims to examine the moderating effect of academic adaptation on the relationship between academic achievement and academic cheating on 350 undergraduate students in 14 faculties at the University of Indonesia during the distance learning period (PJJ). This research was conducted online using the Academic Cheating Questionnaire, Semester Achievement Index during the implementation of the PJJ (Even FY 2019/2020), and the Academic Adjustment Questionnaire. The results of the Pearson Correlation and Hayes PROCESS Model 1 regression analysis showed a significant relationship between academic achievement and academic cheating (r = 0.265; p < 0.01, two-sided), and academic adaptation had a significant effect on strengthening the relationship between the two variables (R2 = 0.0997, p = 0.001). This research is expected to add insight to the general public regarding academic fraud at the University of Indonesia and the development of research related to the topic of higher education in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>